"Sebenarnya apa kamu sedang hamil, Mbak? Kalau darah haid kenapa banyak, takutnya malah darah keguguran." Dibantu Widi masuk kamar mandi, Jenar coba membersihkan dan memakai pembalut dengan rasa sakit yang masih menyiksanya. Jujur saja dia tidak tahan dengan rasa sakitnya, namun dia tak mungkin merepotkan lebih pada Widi. "Sepertinya tidak, Mbak, aku pernah seperti ini sebelumnya. Biarkan saja, Mbak, biar nanti Mas Damar yang membersihkannya. Maaf merepotkan Mbak." "Kamu ini bilang apa, Mbak. Sudah sebaiknya berbaring dulu, biar aku buatkan teh hangat. Atau mau ke rumah sakit saja?" tanya Widi. "Tidak, Mbak. Aku coba tidur saja, padahal aku juga meminum obat penghilang rasa sakit, tapi tetap saja tidak nyaman." "Sebaiknya Mbak coba tidur sambil menunggu Pak Danyon." Jenar tidak enak saja karena sejak tadi sudah merepotkan Widi, belum lagi tanpa rasa jijik, dia membersihkan darah yang ada di lantai dan juga seprei yang terkeba bercak darah. Dikantornya, Damar baru menyelesaikan m
Last Updated : 2025-02-20 Read more