Home / Romansa / Diceraikan Setelah Keguguran / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Diceraikan Setelah Keguguran : Chapter 11 - Chapter 20

64 Chapters

Bersikap Sombong

"Apa kamu tahu siapa Presiden Direktur Maverick Group?" tanya Archen, matanya menyipit tajam, menatap Jonny dengan tatapan sinis yang membuat bulu kuduk Jonny berdiri.Aurora sedikit berdebar, karena ia dengar kalau Presiden Maverick sangat dingin dan kejam. Itulah sebabnya ia tidak mau di jodohkan dengannya.Ada Rumor mengatakan, kalau Presiden Maverick Group itu terlalu introvert sehingga ia tidak suka di sorot kamera atau berada di keramaian sehingga tidak ada yang tahu pasti seperti apa wajahnya. "Tentu saja aku kenal baik dengannya. Maverick Group menjadi yang nomer dua di dunia karena sentuhan tangan dinginnya. Hanya orang-orang sepertiku yang bisa bertemu dengannya!" jawab Jonny dengan percaya diri, senyum lebar mengembang di wajahnya, berusaha menyembunyikan sedikit kegugupan di matanya.Archen terkekeh pelan, "Oh, begitu? " gumamnya, alisnya terangkat sinis.Archen benar-benar geli mendengar kebohongan dan sikap percaya diri Jonny. Bagaimana mungkin ia kenal baik dengan Pres
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Lelaki Aneh

Aurora terkejut, ia tidak menyangka kalau Archen akan menganggap serius ucapannya. "Aku cuma bercanda, terima kasih atas bantuannya!""Kau sudah mengakui aku sebagai pasanganmu, dua kali?" Archen mendekat, matanya menatap dalam ke mata Aurora. "Bagaimana kamu bisa bercanda disaat aku menganggapnya serius?"Aurora tertegun. Pikirannya berputar cepat. Ia belum siap untuk menjalani hidup baru lagi, apalagi dengan pria yang baru ia kenal. Namun, tatapan Archen menunjukkan kepastian dan keinginan yang kuat. Apakah ia akan menolak lelaki yang sudah membantunya?"Begini," akhirnya Aurora angkat bicara, suaranya berbisik pelan, "Aku butuh waktu untuk berpikir. Aku tidak bisa memutuskan begitu saja. Apalagi aku ini seorang Ibu tunggal!""Anakmu akan menjadi anakku. Jadi, aku akan menunggu kamu di depan kantor catatan sipil, besok!"tegas Archen tanpa ekspresi.Aurora tersentuh sekaligus heran. Archen mau menerimanya dengan satu anak. Ethan sudah lama menginginkan seorang Ayah, tapi apakah ini w
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Putra Kesayangan

Tepat saat itu, Aurora tersentak dari lamunannya saat ia melihat Silvia sudah berada di ruang makan."Selamat pagi, buk Bos!"ucap Silvia sambil tersenyum lebar.Aurora menarik nafas dalam lalu berjalan pelan menghampiri meja makan bersama Ethan."Selamat pagi juga Silvia!"sahut Aurora setelah ia duduk di seberang kursi Silvia bersama Ethan."Selamat pagi Tante Asisten!"ucap Ethan dengan suaranya yang menggemaskan."Pagi juga Ethan sayang!" Silvia melebarkan senyumnya kearah Ethan yang membuatnya gemas itu.Mereka bertiga langsung menyantap makanan yang sudah tersedia di meja makan.Setelah selesai sarapan, Silvia menyerahkan beberapa dokumen kepada Aurora. "Apa ini?"tanya Aurora sembari mengerutkan keningnya."Karena kamu belum memeriksa email-mu, makanya aku berikan dokumen ini. Salah satunya adalah kontrak kerjasama dari SM Group. Mereka ingin kita memasukkan merek untuk mendobrak pasar yang lebih luas lagi.!'jelas Silvia.Aurora tersenyum sinis. "Kalian akan merasakan akibatnya. Ter
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Tidak Bisa Dibantah!

Archen mengerutkan kening, menunjuk Aurora dengan dagunya, "Kenapa kamu diam?" Sorot mata Archen terasa tajam, membuat Aurora merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia mengatupkan bibir, matanya tak lepas dari Archen yang duduk di sofa ruang tamu, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Olivia dan Ethan juga memandang Aurora dengan bingung. Mereka belum mengerti apa yang dibahas."Apakah Mama sakit?" Ethan khawatir melihat ibunya hanya diam.Aurora tersadar dari lamunannya, ia mengabaikan Archen lalu tersenyum kearah Ethan."Mama tidak apa-apa sayang. Hanya saja, Mama sedang memikirkan sesuatu tadi!" kata Aurora dengan lembut.Ethan mengedipkan-ngedipkan matanya sambil mengangguk walaupun ia tidak mengerti apa yang ada di pikiran ibunya.Aurora menoleh kearah Silvia. "Bisakah kamu membantu Ethan untuk bersiap ke sekolah? Ini hari pertamanya masuk ke sekolah baru!" kata Aurora."Tapi, aku mau disini untuk menjaga Mama!" kata Ethan dengan tegas.Aurora menarik nafas dalam, ia ta
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Kebersamaan Keluarga Smith

Roni menelan ludah, keringatnya dingin membasahi telapak tangan. Bonus sebesar itu, bonus yang cukup untuk menutupi semua hutang dan menuntaskan impiannya menikahi kekasihnya tahun depan, tidak boleh hilang begitu saja. Roni sangat takut. Bayangan Singa yang garang dengan tatapan mengintimidasi masih jelas terukir di benaknya. "Lebih baik aku diam saja!" gumamnya lirih, berusaha mengendalikan rasa panik yang menggerogoti dirinya.Setelah itu, Roni memilih diam dan fokus menyetir. Dia tidak ingin membuat Singa dibelakangnya itu murka.Di rumah kediaman Smit, suasana sarapan pagi terasa menegangkan. Jonny, dengan senyum hangat, berusaha menutupi kegelisahan yang tersembunyi di balik matanya. "Sayang, tugas sekolahmu sudah selesai?" tanyanya kepada Adrian, putra satu-satunya.Adrian mengangguk sambil mengunyah rotinya. "Apakah Papa akan mengantar aku hari ini?""Tentu saja, hari ini Papa yang mengantarmu karena Mama harus sampai kantor lebih awal!" Jonny berusaha bersikap biasa saja, me
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Merasa Terancam

Namun, bayangan kembalinya Aurora tetap menghantuinya. Tidak hanya mengancam rumah tangganya, melainkan pekerjaannya sebagai desainer utama Maverick Group yang terkenal. "Aku harus menyingkirkannya," batin Clara. "Dia tidak boleh menghancurkan hidupku!"Setelah selesai sarapan, Clara langsung berangkat ke kantor. Ia sengaja datang lebih awal untuk memastikan bahwa Aurora benar-benar bekerja diterima kerja. Begitu Clara tiba di kantor, matanya langsung tertuju pada seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam yang sedang menggambar sesuatu meja kerjanya. Wanita itu mengenakan blazer hitam yang pas di tubuhnya dan rok pensil yang memperlihatkan kakinya yang jenjang."Aurora? Dia benar-benar diterima kerja oleh Pak Roni," bisik Clara, suaranya dingin menusuk. Clara menghampiri Aurora dengan langkah sombong. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan nada dingin."Ya, untuk bekerja. Apa kamu lupa?" jawab Aurora, matanya menyipit tajam ke arah Clara. "Dan aku juga diizinka
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Merasa Dekat

"Ah, maafkan Paman. Oh iya, apa kamu sekolah di sini juga?" tanya Jonny dengan suara yang lembut."Seperti yang paman lihat. Ada masalah kah?" jawab Ethan dengan ketus."Bagus kalau begitu. Anak paman juga sekolah disini. "kata Jonny, ia lalu memperkenalkan putranya kepada Ethan. "Ini Adrian, anak paman. Semoga kalian bisa menjadi teman baik!"Ethan menatap Adrian dengan seksama, ia memperhatikannya dari atas hingga bawah. "Maaf, aku tidak berteman dengan anak yang manja."Adrian menjadi kesal, ia merengek pada ayahnya. Kesabaran Jonny menjadi hilang, ia tidak menyukai anak yang nakal. Tapi, ia berusaha menahan emosinya di depan anaknya. "Ethan, jangan berkata begitu. Adrian adalah anak yang baik. Pasti kamu senang berteman dengannya,"ucap Jonny, ia merasa sedikit terkecewa dengan sikap Ethan."Saya tidak perlu teman,"kata Ethan dengan tajam."Lagipula, dia anak dari orang yang mau merebut gaun yang ingin aku belikan untuk ibuku." Ethan menatap Jonny dengan tatapan benci.Jonn
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Rumor

"Ada apa ini?" batin Aurora, dia merasa ada yang salah, namun dia tidak tahu apa penyebabnya. "Kenapa ada begitu banyak masalah di hari pertama ini. Pasti ini ulah Clara!"Aurora menarik nafas dalam, jantungnya berdebar kencang. Ia sudah menduga kalau hal-hal seperti ini akan terjadi padanya. Clara selalu iri padanya, sejak mereka masih di bangku kuliah. Clara selalu berusaha menjatuhkannya dengan mencuri disainnya. Clara juga merebut suaminya, seakan tidak rela melihat kebahagiaan Aurora.Saat makan siang, Aurora bergegas keluar dari ruangannya. Dia harus menepati janjinya dengan Archen. Namun, di lorong, Aurora mendengar bisik-bisikan berbisik di belakangnya."Lihat tuh, Aurora. Si penggoda. Berani banget merebut suami Disainer utama kita! Nggak lama lagi dia pasti dipecat!""Iya, semoga aja cepat dipecat. Jangan sampai dia menggoda suami kita!"Mendengar bisik-bisik rekan kerjanya, Aurora tersenyum tipis. "Clara, sebegitu takutnya kamu padaku. Tunggu saja, aku punya kejutan untukmu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Dibuat Semakin Marah

"Siapa kamu sampai berani menghalangi aku? Tidakkah kamu tahu siapa aku?"teriak Niken."Aku tidak perduli siapa kamu!" kata lelaki itu sembari melempar tangan Niken dengan kasar."Archen? Kenapa dia ada sini? Bukankah kami janjian di kantor catatan sipil?" Aurora tercengang. Pikirannya berputar, tak percaya melihat Archen di tempat itu. Ia mengingat janji mereka akan bertemu di kantor catatan sipil bukan di kantor. Niken sangat marah, ia menunjuk kearah Archen. "Aku adalah calon istri Presiden Maverick Group! Berani kamu menyinggungku, kamu bisa diusir dari kota ini!" Wajah Niken memerah menahan amarah, tangannya mengepal kuat.Archen mengerutkan keningnya. "Sejak kapan kamu menjadi calon istrinya Presiden Maverick? Apakah kamu sedang bermimpi?" tanyanya."Kau berani sekali mengatakan aku sedang bermimpi? Siapa kau?""Wajar dia mengatakan kalau kamu sedang bermimpi. Sebab dia yang paling tahu kehidupan Presiden Maverick. Karena dia adalah supir pribadinya!" kata Aurora mewakili Arc
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Gugup

"Apakah aku tampan sehingga kamu terlihat begitu terpesona?" tanya Archen, suaranya rendah dan lembut, sehalus beludru. Tatapannya intens, membuat Aurora sulit menghindar.Aurora tersentak, pipinya memerah. Ia mengalihkan pandangan, tak berani menatap mata Archen. "Iya. Ah, tidak, aku hanya...," jawabnya gugup.Archen terkekeh pelan, mendengar kekakuan dalam suara Aurora. "Aku memang tampan!"Archen merasa lucu melihat Aurora yang grogi. Kesadaran bahwa dia bisa dengan mudah membuat wanita ini gugup membuatnya merasa sedikit bangga, tapi dia menahan senyumnya.Sedangkan Aurora merasa geli dengan kenarsisan Archen. Namun, ia tidak bisa membohongi dirinya kalau Archen memang tampan. Memikirkan hal itu, jantung Aurora berdebar lebih cepat. Tangannya gemetar, ingin rasanya ia berada dalam pelukan Archen yang hangat, namun ia urungkan niatnya. Ia masih terlalu takut, takut akan reaksi Archen, takut akan perasaan yang mulai tumbuh dalam dirinya."Apa yang kamu pikirkan sampai pipimu memer
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status