Home / Romansa / Diceraikan Setelah Keguguran / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Diceraikan Setelah Keguguran : Chapter 41 - Chapter 50

64 Chapters

Menghadapi Wanita Licik

"Bagaimana kalau nenek suapi?" tanya Emeliana sambil menatap lembut kearah Ethan.Ethan menggelengkan kepalanya, "Ethan sudah besar nenek. Ethan bisa makan sendiri.""Anak pintar. Tapi, kali ini saja nenek ingin menyuapi-mu. Boleh kan?" Emiliana memohon dengan raut wajah yang memelas.Ethan menarik nafas dalam, lalu mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak mau mengecewakan neneknya. Emiliana langsung menyuapi Ethan dengan semangat dan gembira. Aurora memperhatikan interaksi hangat antara ibunya dan Ethan. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba melupakan rasa tidak nyaman di hatinya. Sesaat kemudian. "Ethan, Mama sudah siapkan bekalmu. Mama akan mengganti pakaian dulu baru berangkat," kata Aurora setelah melihat Ethan selesai sarapan."Oke, Ma," jawab Ethan tanpa menoleh kearah Aurora. Setelah itu, Aurora meninggalkan Ethan yang tengah asyik ngobrol dengan neneknya.Aurora berganti pakaian. Ia memilih baju berwarna pastel, berusaha terlihat elegan namun tidak terlalu mencolok. Ia mena
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Ancaman Dibalas Ancaman

"Jangan merasa hebat dulu karena satu kemenangan. Aku akan pastikan kalau hidupmu hancur untuk kesekian kalinya. Mudah bagiku kalau aku ingin menyingkirkan kamu dari Maverick Group lewat Tante Amanda, Ibu dari Presiden Maverick!" kata Clara sambil tersenyum angkuh, berusaha keras untuk menunjukkan dominasi.Aurora terdiam sejenak, mengingat pesan ibunya tentang Tante Amanda. Senyum sinis terkembang di bibirnya."Bukan aku yang akan hancur, tapi kamu yang akan hancur sampai ke akar-akarnya akibat ulahmu sendiri,"ucap Aurora pelan, tetapi suaranya beresonansi dengan kekuatan yang tak terduga. "Ingat, aku memegang kartu asmu. Dengan itu, aku bisa membuat keluarga Smith menyingkirkan kamu. Dan percayalah, mereka tidak suka sampah."Kata-kata Aurora bagaikan panah yang menusuk hati Clara. Amarah menguasainya sepenuhnya, matanya menyala membara. Ia ingin mendorong Aurora, membalas perkataannya yang menyakitkan. Sebelum tangannya mencapai bahu Aurora, ia sudah menghindar dengan cepat. Clara
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Fitnah Yang Memakan Tuannya

"Ini videonya," kata Archen sambil menyerahkan ponselnya pada satpam.Satpam menerima ponsel itu dan memperlihatkan video tersebut pada Clara dan Aurora. Video itu menunjukkan dengan jelas bagaimana Clara yang duluan ingin mendorong. Aurora hanya menghindar dan Clara malah terjatuh sendiri.Clara mencoba mengelak, "Itu editan. Bukan aku yang mendorong wanita ini, tapi dia yang sudah mendorongku!""Tidak bisa dibantah, vidio ini asli dan. menunjukkan dengan jelas kejadian sebenarnya," ujar satpam dengan tegas. "Saya meminta anda berhenti memfitnah orang, apalagi ini masih di lingkungan sekolah sekolah. Tidak baik jika ada. anak yang melihatnya."" lanjut satpam itu sambil menatap Clara dengan sinis. Clara langsung terdiam malu. Ia menatap tajam kearah Archen karena sekali lagi rencana jahatnya terbongkar oleh Archen. "Kenapa kamu selalu mencampuri urusan kami?"Archen tersenyum sinis, "Karena aku tidak suka melihat orang baik dirugikan oleh orang licik sepertimu!"Clara mencibir dan
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Menunjukkan Kemesraan

Sinar matahari pagi menerobos jendela kaca besar, menyorot meja kayu di sudut Restaurant. Archen, dengan kemeja berwarna hitam, rapi dan senyum manis yang terukir di wajahnya, menatap Aurora dengan tatapan yang penuh kelembutan. Kecanggungan masih terasa di udara, seperti asap tipis yang mengepul dari cangkir kopi di hadapan mereka.“Kamu mau pesan apa, Sayang?” tanya Archen, suaranya lembut seperti alunan melodi yang menenangkan.Aurora, dengan rambutnya yang panjang terurai di bahu dan mata yang berkilauan seperti embun pagi, mengelus menu di tangannya. "Nasi goreng seafood saja, minumnya air putih saja," jawabnya, matanya berbinar-binar. "Kalau kamu mau pesan apa? Biar sekalian aku pesankan?"Archen mengangguk dengan senyum yang tulus. "Samakan saja denganmu!"Aurora mengerutkan keningnya, jari-jarinya bertaut di bawah meja. Sekilas ia merasa Archen amat berbeda-beda hari ini, sedikit berlebihan.“Baiklah, nasi goreng seafood dua!” setelah membuat pesanan, Aurora kembali merasa
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Menegangkan

Jonny menarik Aurora ke mobilnya dengan kasar, tangannya mencengkeram lengannya erat. Aroma parfum Jonny yang kuat menusuk hidung Aurora, mengingatkannya pada masa lalu yang penuh dengan dominasi dan ketakutan. Dia berusaha melepaskan diri, namun Jonny lebih kuat. Dia membanting pintu mobil dan melaju kencang, meninggalkan tempat kejadian yang sunyi."Kemana kamu akan membawaku, Jonny? " tanya Aurora dengan kesal, suaranya bergetar karena marah. Ia menatap Jonny dengan tatapan penuh amarah. "Lepaskan aku!""Sebagai mantan suamimu, aku perlu mengingat kamu agar tidak menjadi wanita murahan. Bermesraan di depan umum, sungguh membuatku malu!" jawab Jonny, suaranya dingin. Matanya tajam dan terfokus di jalan, seolah-olah ingin menghancurkan setiap kendaraan yang menghalangi jalannya."Dia suamiku, Jonny!" bantah Aurora dengan tegas."Aku tidak perduli. Tapi, kamu harus tetap menjaga nama baik mantan suamimu. Tidakkah kamu tahu kalau aku adalah Presiden SM Fashion yang terkenal dengan cit
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Merasa Aman

Archen menarik Aurora ke mobilnya, matanya tajam menatap Jonny yang masih berdiri terpaku di tempat. "Jangan ganggu Aurora lagi. Jika tidak, kamu akan berhadapan denganku!"desis Archen, nada suaranya dingin dan penuh ancaman.Jonny menggeram sambil mengacungkan telunjuknya, "Hanya seorang supir, berani sekali kamu mengancam-ku. Akan aku pasti kalau kamu segera di pecat!"Archen mengabaikan perkataan Jonny, ia menutup pintu mobil dan melaju kencang. "Aku takut sekali tadi," bisik Aurora dengan suara yang bergetar. Archen mengelus rambut Aurora dengan lembut, "Selama ada aku, tidak ada yang perlu kami takutkan, sayang! Karena aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi. Kau aman bersamaku."Aurora mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia masih teringat bagaimana Jonny menyeretnya ke dalam mobil dengan kasar, bagaimana Jonny mengancamnya dengan penuh amarah. Namun, kini ia merasakan ketenangan di samping Archen, perasaan aman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Archen," Aur
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Merasa Kesal

"Tante Emiliana adalah orang yang bijak, tak mungkin dia akan marah karena keputusanku ini." Kata Archen, suaranya lembut, namun di balik kelembutannya tersirat tekad yang kuat. "Jadi, kami pamit. Kami akan datang ke rumah secara resmi untuk membahas rencana pernikahan kami." Archen menunduk sedikit, lalu berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan.Amanda terpaku di tempat, matanya melotot tak percaya. Gigi-giginya terkatup erat, tangannya terkepal kuat, mengamati punggung Archen dan Aurora yang menjauh. "Anak ini begitu kaku dan keras kepala!" desisnya, "Kalau saja Papa masih hidup, pasti sudah lama dia diberi pelajaran!"Emiliana kembali dari toilet, menemukan Amanda yang tengah berdiri di dekat jendela, wajahnya dipenuhi amarah. "Amanda, ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat kesal?" tanya Emiliana cemas.Amanda menoleh, berusaha menyembunyikan emosinya. "Tidak apa-apa, Em. Hanya sedikit lelah," jawabnya, menarik napas dalam-dalam. "Archen sedang ada urusan mendadak, jadi dia tidak
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Penuh Pertanyaan

Udara dingin pagi Jakarta masih terasa menusuk kulit. Aurora segera masuk ke dalam taksi, meninggalkan Archen yang masih terpaku di sana. Aroma aspal dan bau kendaraan yang baru mulai beraktivitas tercium menyengat di udara. Aurora menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri."Mau kemana, Nona?" tanya supir taksi itu, suaranya sedikit serak karena asap rokok."Bawa saya ke Santoso Fashion. Cepat, ya Pak!" jawab Aurora dengan terburu-buru, matanya masih tertuju ke arah Archen yang perlahan menghilang di balik deretan mobil.Supir taksi itu mengangguk, lalu menjalankan mobilnya dengan gesit.Sementara itu, Archen yang tidak bisa menahan rasa penasarannya, buru-buru menghubungi Roni."Ada apa, Bos? Ada masalah apa?"tanya Roni, suaranya sedikit cemas."Cari tahu masa lalu Aurora dan Jonny. Bagaimana mereka dulu saat masih bersama. Dan kenapa mereka bercerai?" Archen langsung memerintah, suaranya dingin."Bersama? Apa mungkin Tuan Jonny adalah mantan suami Nyonya Aurora?" Roni
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Diremehkan

Mata Aurora membulat heran, tatapannya terpaku pada dua wanita yang berdiri di hadapannya itu. Niken, dengan senyuman yang sombong menatap Aurora. Di sebelahnya, Delina, mantan mertua Aurora sekaligus ibu Niken, terlihat meremehkan Aurora."Bagaimana mungkin Niken bisa mendapatkan kontrak itu?" bisik Aurora, suaranya berbisik penuh ketidakpercayaan. "Bukankah dia hanya model kelas B yang selalu bersembunyi di balik nama keluarganya?"Ekspresi Delina berubah seketika. Sorot matanya tajam, mengukir garis-garis amarah di wajahnya. "Beraninya kamu meremehkan Niken?" ucapnya, suaranya dingin. "Apa kamu bosan hidup?"Aurora tersenyum kecil mendengar ancaman Delina. Ia lalu menantang tatapan Delina sembari berkata, "Percaya atau tidak, aku bisa menghancurkan karir Niken dalam sekejap mata!" "Hahaha ....,"Tawa renyah memenuhi ruangan. Niken dan Delina tertawa bersama. "Kamu memang wanita gila yang suka berkhayal," ucap Delina, matanya menyorot ke arah Aurora dengan sinis. "Sebaiknya kamu
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Perintah Aurora

Aurora mengerutkan kening, mata kirinya menyipit tajam ke arah sang Satpam. "Cukup baik dan tidak begitu buruk," katanya dengan nada sarkastik, "Tapi, seharusnya Satpam model begini harus segera dipecat. Menilai orang hanya dari penampilannya saja, sungguh keterlaluan!"Silvia mengangguk setuju, tatapannya dingin menusuk ke arah Satpam yang masih berdiri kaku seperti patung. "Silahkan ke bagian keuangan," katanya, suaranya berwibawa, "Ambil gajimu dan pergi dari sini!"Satpam itu terpaku, wajahnya pucat pasi. "Bu Silvia, kenapa saya dipecat?" tanyanya, suaranya gemetar."Karena kamu bodoh!" jawab Silvia, suaranya dingin menusuk. "Kamu hampir membuat perusahaan ini bangkrut dengan menyakiti tangannya yang berharga. Dia adalah orang yang tidak seharusnya kamu singgung, jadi segera pergi sebelum aku melaporkan kamu ke polisi!"Satpam itu terkesiap. "Maaf, Bu Silvia!" teriaknya panik. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan besar. Dengan langkah gontai, ia berlalu menuju bagian keuangan."Se
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status