Beranda / Romansa / Diceraikan Setelah Keguguran / Fitnah Yang Memakan Tuannya

Share

Fitnah Yang Memakan Tuannya

Penulis: Kim_Nana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 23:56:06

"Ini videonya," kata Archen sambil menyerahkan ponselnya pada satpam.

Satpam menerima ponsel itu dan memperlihatkan video tersebut pada Clara dan Aurora. Video itu menunjukkan dengan jelas bagaimana Clara yang duluan ingin mendorong. Aurora hanya menghindar dan Clara malah terjatuh sendiri.

Clara mencoba mengelak, "Itu editan. Bukan aku yang mendorong wanita ini, tapi dia yang sudah mendorongku!"

"Tidak bisa dibantah, vidio ini asli dan. menunjukkan dengan jelas kejadian sebenarnya," ujar satpam dengan tegas. "Saya meminta anda berhenti memfitnah orang, apalagi ini masih di lingkungan sekolah sekolah. Tidak baik jika ada. anak yang melihatnya."" lanjut satpam itu sambil menatap Clara dengan sinis.

Clara langsung terdiam malu. Ia menatap tajam kearah Archen karena sekali lagi rencana jahatnya terbongkar oleh Archen. "Kenapa kamu selalu mencampuri urusan kami?"

Archen tersenyum sinis, "Karena aku tidak suka melihat orang baik dirugikan oleh orang licik sepertimu!"

Clara mencibir dan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Diana
next bom updet lagi thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Menunjukkan Kemesraan

    Sinar matahari pagi menerobos jendela kaca besar, menyorot meja kayu di sudut Restaurant. Archen, dengan kemeja berwarna hitam, rapi dan senyum manis yang terukir di wajahnya, menatap Aurora dengan tatapan yang penuh kelembutan. Kecanggungan masih terasa di udara, seperti asap tipis yang mengepul dari cangkir kopi di hadapan mereka.“Kamu mau pesan apa, Sayang?” tanya Archen, suaranya lembut seperti alunan melodi yang menenangkan.Aurora, dengan rambutnya yang panjang terurai di bahu dan mata yang berkilauan seperti embun pagi, mengelus menu di tangannya. "Nasi goreng seafood saja, minumnya air putih saja," jawabnya, matanya berbinar-binar. "Kalau kamu mau pesan apa? Biar sekalian aku pesankan?"Archen mengangguk dengan senyum yang tulus. "Samakan saja denganmu!"Aurora mengerutkan keningnya, jari-jarinya bertaut di bawah meja. Sekilas ia merasa Archen amat berbeda-beda hari ini, sedikit berlebihan.“Baiklah, nasi goreng seafood dua!” setelah membuat pesanan, Aurora kembali merasa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Menegangkan

    Jonny menarik Aurora ke mobilnya dengan kasar, tangannya mencengkeram lengannya erat. Aroma parfum Jonny yang kuat menusuk hidung Aurora, mengingatkannya pada masa lalu yang penuh dengan dominasi dan ketakutan. Dia berusaha melepaskan diri, namun Jonny lebih kuat. Dia membanting pintu mobil dan melaju kencang, meninggalkan tempat kejadian yang sunyi."Kemana kamu akan membawaku, Jonny? " tanya Aurora dengan kesal, suaranya bergetar karena marah. Ia menatap Jonny dengan tatapan penuh amarah. "Lepaskan aku!""Sebagai mantan suamimu, aku perlu mengingat kamu agar tidak menjadi wanita murahan. Bermesraan di depan umum, sungguh membuatku malu!" jawab Jonny, suaranya dingin. Matanya tajam dan terfokus di jalan, seolah-olah ingin menghancurkan setiap kendaraan yang menghalangi jalannya."Dia suamiku, Jonny!" bantah Aurora dengan tegas."Aku tidak perduli. Tapi, kamu harus tetap menjaga nama baik mantan suamimu. Tidakkah kamu tahu kalau aku adalah Presiden SM Fashion yang terkenal dengan cit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Aman

    Archen menarik Aurora ke mobilnya, matanya tajam menatap Jonny yang masih berdiri terpaku di tempat. "Jangan ganggu Aurora lagi. Jika tidak, kamu akan berhadapan denganku!"desis Archen, nada suaranya dingin dan penuh ancaman.Jonny menggeram sambil mengacungkan telunjuknya, "Hanya seorang supir, berani sekali kamu mengancam-ku. Akan aku pasti kalau kamu segera di pecat!"Archen mengabaikan perkataan Jonny, ia menutup pintu mobil dan melaju kencang. "Aku takut sekali tadi," bisik Aurora dengan suara yang bergetar. Archen mengelus rambut Aurora dengan lembut, "Selama ada aku, tidak ada yang perlu kami takutkan, sayang! Karena aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi. Kau aman bersamaku."Aurora mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia masih teringat bagaimana Jonny menyeretnya ke dalam mobil dengan kasar, bagaimana Jonny mengancamnya dengan penuh amarah. Namun, kini ia merasakan ketenangan di samping Archen, perasaan aman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Archen," Aur

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Kesal

    "Tante Emiliana adalah orang yang bijak, tak mungkin dia akan marah karena keputusanku ini." Kata Archen, suaranya lembut, namun di balik kelembutannya tersirat tekad yang kuat. "Jadi, kami pamit. Kami akan datang ke rumah secara resmi untuk membahas rencana pernikahan kami." Archen menunduk sedikit, lalu berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan.Amanda terpaku di tempat, matanya melotot tak percaya. Gigi-giginya terkatup erat, tangannya terkepal kuat, mengamati punggung Archen dan Aurora yang menjauh. "Anak ini begitu kaku dan keras kepala!" desisnya, "Kalau saja Papa masih hidup, pasti sudah lama dia diberi pelajaran!"Emiliana kembali dari toilet, menemukan Amanda yang tengah berdiri di dekat jendela, wajahnya dipenuhi amarah. "Amanda, ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat kesal?" tanya Emiliana cemas.Amanda menoleh, berusaha menyembunyikan emosinya. "Tidak apa-apa, Em. Hanya sedikit lelah," jawabnya, menarik napas dalam-dalam. "Archen sedang ada urusan mendadak, jadi dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Penuh Pertanyaan

    Udara dingin pagi Jakarta masih terasa menusuk kulit. Aurora segera masuk ke dalam taksi, meninggalkan Archen yang masih terpaku di sana. Aroma aspal dan bau kendaraan yang baru mulai beraktivitas tercium menyengat di udara. Aurora menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri."Mau kemana, Nona?" tanya supir taksi itu, suaranya sedikit serak karena asap rokok."Bawa saya ke Santoso Fashion. Cepat, ya Pak!" jawab Aurora dengan terburu-buru, matanya masih tertuju ke arah Archen yang perlahan menghilang di balik deretan mobil.Supir taksi itu mengangguk, lalu menjalankan mobilnya dengan gesit.Sementara itu, Archen yang tidak bisa menahan rasa penasarannya, buru-buru menghubungi Roni."Ada apa, Bos? Ada masalah apa?"tanya Roni, suaranya sedikit cemas."Cari tahu masa lalu Aurora dan Jonny. Bagaimana mereka dulu saat masih bersama. Dan kenapa mereka bercerai?" Archen langsung memerintah, suaranya dingin."Bersama? Apa mungkin Tuan Jonny adalah mantan suami Nyonya Aurora?" Roni

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diremehkan

    Mata Aurora membulat heran, tatapannya terpaku pada dua wanita yang berdiri di hadapannya itu. Niken, dengan senyuman yang sombong menatap Aurora. Di sebelahnya, Delina, mantan mertua Aurora sekaligus ibu Niken, terlihat meremehkan Aurora."Bagaimana mungkin Niken bisa mendapatkan kontrak itu?" bisik Aurora, suaranya berbisik penuh ketidakpercayaan. "Bukankah dia hanya model kelas B yang selalu bersembunyi di balik nama keluarganya?"Ekspresi Delina berubah seketika. Sorot matanya tajam, mengukir garis-garis amarah di wajahnya. "Beraninya kamu meremehkan Niken?" ucapnya, suaranya dingin. "Apa kamu bosan hidup?"Aurora tersenyum kecil mendengar ancaman Delina. Ia lalu menantang tatapan Delina sembari berkata, "Percaya atau tidak, aku bisa menghancurkan karir Niken dalam sekejap mata!" "Hahaha ....,"Tawa renyah memenuhi ruangan. Niken dan Delina tertawa bersama. "Kamu memang wanita gila yang suka berkhayal," ucap Delina, matanya menyorot ke arah Aurora dengan sinis. "Sebaiknya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Perintah Aurora

    Aurora mengerutkan kening, mata kirinya menyipit tajam ke arah sang Satpam. "Cukup baik dan tidak begitu buruk," katanya dengan nada sarkastik, "Tapi, seharusnya Satpam model begini harus segera dipecat. Menilai orang hanya dari penampilannya saja, sungguh keterlaluan!"Silvia mengangguk setuju, tatapannya dingin menusuk ke arah Satpam yang masih berdiri kaku seperti patung. "Silahkan ke bagian keuangan," katanya, suaranya berwibawa, "Ambil gajimu dan pergi dari sini!"Satpam itu terpaku, wajahnya pucat pasi. "Bu Silvia, kenapa saya dipecat?" tanyanya, suaranya gemetar."Karena kamu bodoh!" jawab Silvia, suaranya dingin menusuk. "Kamu hampir membuat perusahaan ini bangkrut dengan menyakiti tangannya yang berharga. Dia adalah orang yang tidak seharusnya kamu singgung, jadi segera pergi sebelum aku melaporkan kamu ke polisi!"Satpam itu terkesiap. "Maaf, Bu Silvia!" teriaknya panik. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan besar. Dengan langkah gontai, ia berlalu menuju bagian keuangan."Se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Sebuah Rencana Yang Sempurna

    “Belum waktunya untuk tampil dengan identitas asliku,” Aurora berujar, suaranya dingin seperti embun pagi. "Aku hanya ingin membuat mereka merasakan rasa sakit dan kehilangan secara perlahan sampai waktu untuk membayar atas kesalahan mereka, tiba." Senyum tipis mengembang di bibirnya, matanya berkilauan seperti pecahan kaca saat menatap tangannya yang sedikit lebam.Silvia menghela napas panjang, ia tahu kalau Aurora tidak akan pernah mundur dari tekadnya. Cahaya redup menembus jendela-jendela tinggi di ruangan itu, membiaskan warna abu-abu pada dinding-dindingnya. Hanya suara gemerisik buku desain di atas meja yang terdengar, memecah keheningan yang menegangkan.“Oh iya, bukankah kamu mengatakan ada hal penting? Apa itu?” tanya Aurora, suaranya terdengar pelan namun penuh penekanan.Silvia duduk di kursi yang berada di seberang Aurora, matanya berbinar penuh teka-teki. Ia menyerahkan dokumen yang berisi kontrak. "Apa ini?" tanya Aurora, suaranya sedikit meninggi.“Ini adalah sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Untuk beberapa saat, suasana hening, hanya desiran angin yang menembus celah kaca dan suara mesin mobil yang menjadi teman perjalanan mereka. Delina menatap keluar jendela, wajahnya muram. Tatapannya kosong, pikirannya masih terpaku pada sosok Ethan yang mirip dengan Jonny."Mama, tenanglah. Ethan itu bukan anakku. Dia anak Archen dan Aurora. Mama harus percaya padaku," kata Jonny pelan, berusaha menenangkan ibunya. Ia bisa merasakan kecemasan yang merayap di hati ibunya.Delina menoleh ke arah Jonny, matanya berkaca-kaca. "Bagaimana mungkin Jonny? Anak itu sangat mirip denganmu! Bahkan anak itu lebih mirip daripada Adrian."Jonny menghela napas. "Mama, memang benar, Ethan mirip denganku. Tapi itu hanya kebetulan. Tidak mungkin Aurora punya anak dariku. Dia keguguran. Sedangkan Adrian, lebih mirip Clara, jadi itu wajah, " jawab Jonny, suaranya bergetar."Tapi ...," Delina terdiam, kata-kata yang ingin diucapkannya terhenti. Hatinya masih dipenuhi keraguan dan kebingungan.Di sisi l

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Yakin

    Delina menahan napas, matanya tak lepas dari Ethan. Jantungnya berdebar kencang, keringat dingin menetes di pelipisnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, mendesak untuk terjawab. "Apakah anak ini ... anakmu?" tanyanya pelan, jari-jarinya dengan ragu menyentuh pipi Ethan. Kegentingan dan keraguan terpancar dari matanya.Ethan menepis tangan Delina dengan kasar. "Mama, ayo kita pulang!" raungnya, matanya menatap ibunya dengan amarah.Aurora mengangguk sembari memegang tangan putranya. Ia lalu menatap Delina kembali sembari berkata, "Maaf, Nyonya Smith. Kami harus segera pulang!" katanya, menghindar tatapan Delina yang tajam.Delina yang keras kepala tidak mau menyerah, ia memegang erat pergelangan tangan Aurora. "Jawab dulu pertanyaanku!"Aurora mengerutkan kening, ia tahu betul bagaimana kerasnya mantan ibu mertuanya itu."Dia..." Aurora tidak melanjutkan ucapannya saat Archen menyela."Dia adalah putraku!" kata Archen mendahului Aurora.Delina terdiam sesaat, bagaimana mung

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terungkapnya Identitas Asli

    "Beraninya kau menyebut dia penipu!" Suara Roni menggelegar, menusuk keheningan ruangan seperti petir yang menggelegar di tengah malam. Roni berdiri tegak di pintu sebelah kanan panggung, sosoknya menjulang bak patung marmer yang siap melepaskan amarah. Semua mata tertuju padanya. Orang-orang saling berbisik, mencoba memahami makna di balik kemunculan Roni. Clara tersenyum kecil, namun matanya berkilat tak menentu. Ia yakin Roni akan mendukungnya, karena ia adalah asisten Presiden Maverick. "Mati kalian berdua, Pak Roni tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berpura-pura menjadi bosnya,"gumam Clara.Roni melangkah tegap menghampiri Archen dan Aurora. Ia berdiri di samping mereka, tatapannya tajam menyapu semua orang. "Perkenalkan," Roni berucap dengan suara berat, "Yang di samping saya ini adalah Presiden Direktur Maverick Group, Archen Ludwig Maverick. Salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini." Ia menunjuk Archen dengan tegas.Niken terpaku. Mulutnya menganga, matanya

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Berdebar

    Archen, dengan senyum yang memikat, menyerahkan sebuket mawar merah kepada Aurora. "Selamat atas terpilihnya kamu, Aurora. Maverick Fashion beruntung mendapatkan desainer seberbakat seperti kamu."Jantung Aurora berdebar kencang, ia menerima bunga itu dengan tangan gemetar. Aroma mawar itu seperti membuai indranya, namun di balik itu, ada rasa gugup yang menggerogoti hatinya. "Terima kasih, Presedir Archen," ucapnya, suara serak menahan debaran.Archen mengangguk pelan sembari menatap lembut kedalam mata wanita yang ia cintai itu. Seketika, Aurora menjadi salah tingkah.Ethan menurunkan kaca matanya, ia mendongak menatap Archen dan Aurora dengan seksama. "Kenapa aku merasa Ayah dan Ibu canggung? Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Ethan, matanya mengerut heran."Kenapa kamu membawa Ethan?" bisik Aurora setelah mencuri pandang kearah anaknya. Ia khawatir Ethan akan memanggilnya Ibu, sedangkan ditempat itu ada Jonny dan keluarganya. Ia takut identitas Ethan akan terungkap.Archen me

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tampil Memukau

    Tanpa ragu, Aurora menarik kain sutra itu. Dengan gesit, ia segera mengubah desain gaunnya. Ia menggunakan teknik lipatan dan jahitan yang rumit untuk menyatukan kain sutra itu dengan bagian gaun yang masih utuh.Aurora mengatur lipatan kain itu dengan teliti, menciptakan pola yang baru dan lebih berani. Warna biru pastel berpadu harmonis dengan ornamen bunga emas yang masih menempel pada gaun itu.Seiring dengan berjalannya waktu, gaun itu berubah menjadi sebuah karya seni yang indah dan luar biasa unik. Lebih daripada sekedar gaun, itu merupakan pernyataan tekad, kreativitas, dan keindahan yang menakjubkan. Mereka yang menyaksikan terpesona saat melihatnya."Wow, terlihat lebih bagus dari sebelumnya,"kata staf itu dengan takjub. Aurora tersenyum lebar, ia sangat bangga pada dirinya. "Tapi, siapa yang akan menggunakannya?"Aurora terdiam sesaat sembari mengamati gaun itu. Tiba-tiba lampu menyala di kepalanya. Aurora tersenyum sembari melirik staf itu, "Ukuran gaun ini pas dengan tub

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Jakarta Fashion Week

    Keesokan Paginya, Acara Jakarta Fashion Week dimulai dengan meriah. Aurora mengabaikan kejadian semalam, ia sengaja mematikan ponselnya agar ia bisa fokus pada acara hari ini. "Aku harus menyelesaikan acara hari ini dengan baik, setelah itu, baru berurusan dengan Archen," gumam Aurora sembari menatap jalanan yang ramai dari balik jendela mobil.Lampu sorot menyinari panggung megah di ballroom mewah hotel bintang lima di Jakarta. Ballroom dihiasi dengan dekorasi elegan bertema "Garden of Eden", mencerminkan keindahan alam dengan tanaman hijau rimbun, air mancur yang menari, dan cahaya redup yang romantis. Aroma bunga lili putih memenuhi udara, menyegarkan dan menarik perhatian.Para model berlenggak-lenggok dengan anggun, menampilkan koleksi busana terbaru dari desainer-desainer ternama Indonesia. Deretan kursi VIP dipenuhi oleh para selebriti, pebisnis, dan penggemar mode, semuanya terkesima dengan pesona busana yang ditampilkan.Di antara kerumunan itu, terlihat Aurora yang sedang

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Terima Dibohongi

    Emiliana mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya. "Iya, dia putriku satu-satunya. Seorang desainer muda dan pewaris Santoso Group."Archen menoleh ke arah Aurora yang berdiri terpaku di sana, matanya masih berkedip-kedip seakan belum mencerna informasi baru ini. Senyum lembut terukir di wajah tampannya, namun ada secercah kegelisahan yang mengintip dari baliknya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa wanita yang di jodohkan dengannya adalah istri dari pernikahan kilatnya."Berarti, kita tetap menjadi besan. Karena mereka sudah menikah tanpa perlu kita paksa lagi," kata Amanda, suaranya bersemangat. Dia menebarkan senyum lebar, matanya berbinar-binar bak anak kecil yang mendapat hadiah.Emeliana mengangguk setuju. "Ya, takdir memang sudah menuntun mereka, tanpa perlu kita paksa lagi.""Tunggu dulu!" Suara Aurora memotong kegembiraan mereka, tajam seperti pecahan kaca."Ada apa sayang?" tanya Emeliana, nada suaranya berubah lembut, penuh kekhawatiran.Aurora menatap Archen, ta

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kesalah Pahaman

    Amanda berjalan menghampiri Aurora dan Emiliana dengan langkah pelan dan anggun."Lia, ini siapa?" tanya Amanda setelah duduk di samping Emeliana.Emiliana mengerutkan keningnya saat melihat Aurora menghadap lain. "Jasmine, kenapa kamu memalingkan wajahmu? Ayo kenalan dengan Tante Amanda!" kata Emeliana.Amanda langsung mengukir senyum termanisnya, namun dalam hatinya, ia merasa geli. Wanita yang akan dijodohkan dengan putranya, ada di depan matanya."Halo Jasmine, akhirnya kita bisa bertemu!" Amanda menyapa dengan suara yang lembut.Emeliana menarik tangan Aurora sembari membujuknya untuk segera menoleh. Merasa terpojok, Aurora akhirnya menoleh dengan gugup. "Halo Tante, saya Jasmine!" kata Aurora sembari menjulurkan tangan kanannya.Mata Amanda membulat sempurna saat melihat wajah Aurora. Ia masih sangat kesal dengan wanita yang dipilih putranya. Dan wanita itu berada di hadapannya sekarang."Kamu?" Amanda menunjuk Aurora dengan kesal. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Emeliana menge

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kekhawatiran Aurora

    Sore menjelang malam, Aurora terlihat letih saat keluar dari kantor Maverick Fashion. Namun, matanya berbinar-binar ketika melihat Archen sudah menunggu di depan kantor, senyum lebar terukir di wajahnya."Apakah semua pekerjaannu sudah elesai?" tanya Archen, matanya memancarkan kelembutan.Aurora mengangguk, "Sudah selesai. Aku sudah siap untuk acara Jakarta Fashion Week. Semua tim juga bersemangat dan tidak sabar untuj acara itu."Archen meraih tangannya, "Aku tahu kalau kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa mengalahkan disain Jasmine. Bahkan mungkin kamu bisa lebih dari dia!""Ukhuk ... Ukhuk ... "Aurora langsung terbatuk mendengar ucapan Archen. Bagaimana mungkin ia bersaing dengan dirinya sendiri?"Apa kamu baik-baik saja?" Archen menjadi khawatir melihat Aurira terbatuk.Aurora langsung mengangguk, "Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera menemui Mama. Aku khawatir Mama akan benar-benar marah jika aku terlambat pulang!"Archen menghela nafas lega. "Baiklah, ayo berangkat."kata Arch

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status