Share

Penuh Pertanyaan

Penulis: Kim_Nana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 23:58:56

Udara dingin pagi Jakarta masih terasa menusuk kulit. Aurora segera masuk ke dalam taksi, meninggalkan Archen yang masih terpaku di sana. Aroma aspal dan bau kendaraan yang baru mulai beraktivitas tercium menyengat di udara. Aurora menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.

"Mau kemana, Nona?" tanya supir taksi itu, suaranya sedikit serak karena asap rokok.

"Bawa saya ke Santoso Fashion. Cepat, ya Pak!" jawab Aurora dengan terburu-buru, matanya masih tertuju ke arah Archen yang perlahan menghilang di balik deretan mobil.

Supir taksi itu mengangguk, lalu menjalankan mobilnya dengan gesit.

Sementara itu, Archen yang tidak bisa menahan rasa penasarannya, buru-buru menghubungi Roni.

"Ada apa, Bos? Ada masalah apa?"tanya Roni, suaranya sedikit cemas.

"Cari tahu masa lalu Aurora dan Jonny. Bagaimana mereka dulu saat masih bersama. Dan kenapa mereka bercerai?" Archen langsung memerintah, suaranya dingin.

"Bersama? Apa mungkin Tuan Jonny adalah mantan suami Nyonya Aurora?" Roni
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
iinfadilah415
entah sampe kpn aurora seneng menyiksa diri mulu... gemes lama². uda jelas² dkasi kenyamann sbg jasmine dg bodohnya msih saja lbih milih jd aurora. g masuk akal bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diremehkan

    Mata Aurora membulat heran, tatapannya terpaku pada dua wanita yang berdiri di hadapannya itu. Niken, dengan senyuman yang sombong menatap Aurora. Di sebelahnya, Delina, mantan mertua Aurora sekaligus ibu Niken, terlihat meremehkan Aurora."Bagaimana mungkin Niken bisa mendapatkan kontrak itu?" bisik Aurora, suaranya berbisik penuh ketidakpercayaan. "Bukankah dia hanya model kelas B yang selalu bersembunyi di balik nama keluarganya?"Ekspresi Delina berubah seketika. Sorot matanya tajam, mengukir garis-garis amarah di wajahnya. "Beraninya kamu meremehkan Niken?" ucapnya, suaranya dingin. "Apa kamu bosan hidup?"Aurora tersenyum kecil mendengar ancaman Delina. Ia lalu menantang tatapan Delina sembari berkata, "Percaya atau tidak, aku bisa menghancurkan karir Niken dalam sekejap mata!" "Hahaha ....,"Tawa renyah memenuhi ruangan. Niken dan Delina tertawa bersama. "Kamu memang wanita gila yang suka berkhayal," ucap Delina, matanya menyorot ke arah Aurora dengan sinis. "Sebaiknya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Perintah Aurora

    Aurora mengerutkan kening, mata kirinya menyipit tajam ke arah sang Satpam. "Cukup baik dan tidak begitu buruk," katanya dengan nada sarkastik, "Tapi, seharusnya Satpam model begini harus segera dipecat. Menilai orang hanya dari penampilannya saja, sungguh keterlaluan!"Silvia mengangguk setuju, tatapannya dingin menusuk ke arah Satpam yang masih berdiri kaku seperti patung. "Silahkan ke bagian keuangan," katanya, suaranya berwibawa, "Ambil gajimu dan pergi dari sini!"Satpam itu terpaku, wajahnya pucat pasi. "Bu Silvia, kenapa saya dipecat?" tanyanya, suaranya gemetar."Karena kamu bodoh!" jawab Silvia, suaranya dingin menusuk. "Kamu hampir membuat perusahaan ini bangkrut dengan menyakiti tangannya yang berharga. Dia adalah orang yang tidak seharusnya kamu singgung, jadi segera pergi sebelum aku melaporkan kamu ke polisi!"Satpam itu terkesiap. "Maaf, Bu Silvia!" teriaknya panik. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan besar. Dengan langkah gontai, ia berlalu menuju bagian keuangan."Se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Sebuah Rencana Yang Sempurna

    “Belum waktunya untuk tampil dengan identitas asliku,” Aurora berujar, suaranya dingin seperti embun pagi. "Aku hanya ingin membuat mereka merasakan rasa sakit dan kehilangan secara perlahan sampai waktu untuk membayar atas kesalahan mereka, tiba." Senyum tipis mengembang di bibirnya, matanya berkilauan seperti pecahan kaca saat menatap tangannya yang sedikit lebam.Silvia menghela napas panjang, ia tahu kalau Aurora tidak akan pernah mundur dari tekadnya. Cahaya redup menembus jendela-jendela tinggi di ruangan itu, membiaskan warna abu-abu pada dinding-dindingnya. Hanya suara gemerisik buku desain di atas meja yang terdengar, memecah keheningan yang menegangkan.“Oh iya, bukankah kamu mengatakan ada hal penting? Apa itu?” tanya Aurora, suaranya terdengar pelan namun penuh penekanan.Silvia duduk di kursi yang berada di seberang Aurora, matanya berbinar penuh teka-teki. Ia menyerahkan dokumen yang berisi kontrak. "Apa ini?" tanya Aurora, suaranya sedikit meninggi.“Ini adalah sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Makan Siang.

    "Aurora," suara Archen lembut, menarik Aurora kembali ke dunia nyata. Ia tersenyum tipis. "Terima kasih sudah menjemput Ethan." kata Aurora dengan tulus.Archen mengangguk, mata hazelnya berbinar-binar. "Sudah menjadi tugasku. Bagaimana kalau sekarang kita makan siang dulu?"Ethan, si bocah kecil cerdas, langsung menimpali, "Iya, Ma! Aku lapar banget!"Aurora terdiam sesaat, ia berfikir kalau Ethan hanya ingin makan siang bersama orang tua lengkap bukan karena lapar. "Mama, kenapa diam saja?" desak Ethan tidak sabaran.Aurora menatap Ethan dengan lembut sembari berkata, "Tapi, Mama harus bekerja sayang, biar bos Mama tidak marah. Jadi, kamu makan siang berdua saja ya sama Ayah Archen!"Ethan cemberut, matanya berkaca-kaca. Makan siang bersama keluarga yang lengkap adalah impiannya, dan sekarang impian itu nyaris sirna."Jangan khawatir, sudah jam makan siang. Kau tidak akan dianggap malas!" kata Archen, seolah membaca pikiran Aurora.Ethan langsung menggoyangkan tangan kiri Aur

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kesimpulan Yang Salah

    Udara di restauran itu tiba-tiba terasa dingin, seiring dengan tatapan tajam Jonny yang menusuk ke arah Aurora. Jari-jari Aurora menggenggam erat tas tangannya, tubuhnya menegang seperti seekor rusa yang terjebak di lampu sorot. "Ada apa, Pak Jonny?" tanyanya, suara yang biasanya lembut kini bergetar, tertelan rasa takut yang mulai merayap di hatinya."Apakah anak laki-laki ini benar-benar anakmu? Berapa usianya?" tanya Jonny, suara yang biasanya tenang kini dipenuhi kecurigaan. Raut wajahnya, yang dulu pernah membuatnya luluh, kini menunjukkan bayangan kekecewaan dan amarah.Aurora terdiam, senyum tipis terukir di bibirnya, pahit dan hampa. Ia tidak tahu harus berkata apa, pikirannya berputar mencari jalan keluar dari jebakan ini."Dia anak kami. Usianya baru saja lima tahun," kata Archen, muncul dari balik tubuh Aurora, tangannya meraih bahu Aurora, seakan ingin menenangkannya. Nada bicaranya tenang, namun matanya tajam, memancarkan aura protektif yang kuat.Aurora menatap tajam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Malam Penuh Gairah

    Setelah mencium bibir Aurora, Archen mendekatkan wajahnya ke telinga Aurora, napasnya hangat membelai kulit lehernya. "Aku ingin memilikimu sepenuhnya, istriku," bisiknya, suaranya sangat lembut.Aurora tersentak, matanya terpejam erat. Ia tak bisa menolak sentuhan Archen, tubuhnya bergetar di bawah sentuhannya karena ia sudah lama merindukan kehangatan tubuh laki-laki, sentuhan yang membuat dirinya merasa bahagia."Aurora..." bisik Archen, matanya menatap lekat ke arah Aurora. Jari-jarinya bergerak pelan, membuka kancing baju Aurora satu persatu.Aurora menahan napas, jantungnya berdebar kencang. Ia meraba tubuh Archen yang kekar dan maskulin,"Archen..." gumamnya, suaranya nyaris tak terdengar.Archen tersenyum tipis, matanya berkilauan. Ia meraih tubuh Aurora, membawanya ke kamar tidur. Aurora terpaku, terhanyut dalam aliran perasaan yang tak terkendali.Di dalam kamar, Archen melepaskan pakaiannya. Aurora menatapnya dengan tatapan yang penuh gairah. Tubuh Archen yang tegap dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Akan Selalu Berada Di Sisimu

    "Jangan banyak alasan, sekarang juga kamu harus pulang, Mama tunggu!" Suara Emeliana terdengar dingin, menusuk telinga Aurora.Aurora terdiam sesaat, heran dengan nada bicara ibunya. Kenapa Emeliana memanggilnya "Aurora"? Biasanya ia dipanggil "Jasmine". Seolah ada yang tak beres, sebuah rasa gelisah mulai mencengkeram hatinya."Mama, maafkan aku!" ucap Aurora, suaranya sedikit gemetar."Kalau kamu mau Mama maafkan, maka kamu harus cepat pulang!" Emeliana langsung memutus sambungan telepon setelah mengatakan itu dengan tegas.Aurora menatap layar ponselnya, keningnya berkerut. Entah kenapa, firasat buruk mulai menggerogoti hatinya."Sayang." Suara Archen, lembut dan penuh perhatian, membuyarkan lamunan Aurora. Ia menoleh, senyum tipis mengembang di bibirnya. "Ada apa?" tanya Archen lagi."Mama telepon, dia marah karena aku nggak pulang pulang semalam, " jawab Aurora, suaranya terdengar lesu."Bagaimana kalau aku akan antar kamu pulang dan jelaskan semaunya tentang kita? Aku yakin Mama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kekhawatiran Aurora

    Sore menjelang malam, Aurora terlihat letih saat keluar dari kantor Maverick Fashion. Namun, matanya berbinar-binar ketika melihat Archen sudah menunggu di depan kantor, senyum lebar terukir di wajahnya."Apakah semua pekerjaannu sudah elesai?" tanya Archen, matanya memancarkan kelembutan.Aurora mengangguk, "Sudah selesai. Aku sudah siap untuk acara Jakarta Fashion Week. Semua tim juga bersemangat dan tidak sabar untuj acara itu."Archen meraih tangannya, "Aku tahu kalau kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa mengalahkan disain Jasmine. Bahkan mungkin kamu bisa lebih dari dia!""Ukhuk ... Ukhuk ... "Aurora langsung terbatuk mendengar ucapan Archen. Bagaimana mungkin ia bersaing dengan dirinya sendiri?"Apa kamu baik-baik saja?" Archen menjadi khawatir melihat Aurira terbatuk.Aurora langsung mengangguk, "Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera menemui Mama. Aku khawatir Mama akan benar-benar marah jika aku terlambat pulang!"Archen menghela nafas lega. "Baiklah, ayo berangkat."kata Arch

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Untuk beberapa saat, suasana hening, hanya desiran angin yang menembus celah kaca dan suara mesin mobil yang menjadi teman perjalanan mereka. Delina menatap keluar jendela, wajahnya muram. Tatapannya kosong, pikirannya masih terpaku pada sosok Ethan yang mirip dengan Jonny."Mama, tenanglah. Ethan itu bukan anakku. Dia anak Archen dan Aurora. Mama harus percaya padaku," kata Jonny pelan, berusaha menenangkan ibunya. Ia bisa merasakan kecemasan yang merayap di hati ibunya.Delina menoleh ke arah Jonny, matanya berkaca-kaca. "Bagaimana mungkin Jonny? Anak itu sangat mirip denganmu! Bahkan anak itu lebih mirip daripada Adrian."Jonny menghela napas. "Mama, memang benar, Ethan mirip denganku. Tapi itu hanya kebetulan. Tidak mungkin Aurora punya anak dariku. Dia keguguran. Sedangkan Adrian, lebih mirip Clara, jadi itu wajah, " jawab Jonny, suaranya bergetar."Tapi ...," Delina terdiam, kata-kata yang ingin diucapkannya terhenti. Hatinya masih dipenuhi keraguan dan kebingungan.Di sisi l

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Yakin

    Delina menahan napas, matanya tak lepas dari Ethan. Jantungnya berdebar kencang, keringat dingin menetes di pelipisnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, mendesak untuk terjawab. "Apakah anak ini ... anakmu?" tanyanya pelan, jari-jarinya dengan ragu menyentuh pipi Ethan. Kegentingan dan keraguan terpancar dari matanya.Ethan menepis tangan Delina dengan kasar. "Mama, ayo kita pulang!" raungnya, matanya menatap ibunya dengan amarah.Aurora mengangguk sembari memegang tangan putranya. Ia lalu menatap Delina kembali sembari berkata, "Maaf, Nyonya Smith. Kami harus segera pulang!" katanya, menghindar tatapan Delina yang tajam.Delina yang keras kepala tidak mau menyerah, ia memegang erat pergelangan tangan Aurora. "Jawab dulu pertanyaanku!"Aurora mengerutkan kening, ia tahu betul bagaimana kerasnya mantan ibu mertuanya itu."Dia..." Aurora tidak melanjutkan ucapannya saat Archen menyela."Dia adalah putraku!" kata Archen mendahului Aurora.Delina terdiam sesaat, bagaimana mung

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terungkapnya Identitas Asli

    "Beraninya kau menyebut dia penipu!" Suara Roni menggelegar, menusuk keheningan ruangan seperti petir yang menggelegar di tengah malam. Roni berdiri tegak di pintu sebelah kanan panggung, sosoknya menjulang bak patung marmer yang siap melepaskan amarah. Semua mata tertuju padanya. Orang-orang saling berbisik, mencoba memahami makna di balik kemunculan Roni. Clara tersenyum kecil, namun matanya berkilat tak menentu. Ia yakin Roni akan mendukungnya, karena ia adalah asisten Presiden Maverick. "Mati kalian berdua, Pak Roni tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berpura-pura menjadi bosnya,"gumam Clara.Roni melangkah tegap menghampiri Archen dan Aurora. Ia berdiri di samping mereka, tatapannya tajam menyapu semua orang. "Perkenalkan," Roni berucap dengan suara berat, "Yang di samping saya ini adalah Presiden Direktur Maverick Group, Archen Ludwig Maverick. Salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini." Ia menunjuk Archen dengan tegas.Niken terpaku. Mulutnya menganga, matanya

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Berdebar

    Archen, dengan senyum yang memikat, menyerahkan sebuket mawar merah kepada Aurora. "Selamat atas terpilihnya kamu, Aurora. Maverick Fashion beruntung mendapatkan desainer seberbakat seperti kamu."Jantung Aurora berdebar kencang, ia menerima bunga itu dengan tangan gemetar. Aroma mawar itu seperti membuai indranya, namun di balik itu, ada rasa gugup yang menggerogoti hatinya. "Terima kasih, Presedir Archen," ucapnya, suara serak menahan debaran.Archen mengangguk pelan sembari menatap lembut kedalam mata wanita yang ia cintai itu. Seketika, Aurora menjadi salah tingkah.Ethan menurunkan kaca matanya, ia mendongak menatap Archen dan Aurora dengan seksama. "Kenapa aku merasa Ayah dan Ibu canggung? Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Ethan, matanya mengerut heran."Kenapa kamu membawa Ethan?" bisik Aurora setelah mencuri pandang kearah anaknya. Ia khawatir Ethan akan memanggilnya Ibu, sedangkan ditempat itu ada Jonny dan keluarganya. Ia takut identitas Ethan akan terungkap.Archen me

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tampil Memukau

    Tanpa ragu, Aurora menarik kain sutra itu. Dengan gesit, ia segera mengubah desain gaunnya. Ia menggunakan teknik lipatan dan jahitan yang rumit untuk menyatukan kain sutra itu dengan bagian gaun yang masih utuh.Aurora mengatur lipatan kain itu dengan teliti, menciptakan pola yang baru dan lebih berani. Warna biru pastel berpadu harmonis dengan ornamen bunga emas yang masih menempel pada gaun itu.Seiring dengan berjalannya waktu, gaun itu berubah menjadi sebuah karya seni yang indah dan luar biasa unik. Lebih daripada sekedar gaun, itu merupakan pernyataan tekad, kreativitas, dan keindahan yang menakjubkan. Mereka yang menyaksikan terpesona saat melihatnya."Wow, terlihat lebih bagus dari sebelumnya,"kata staf itu dengan takjub. Aurora tersenyum lebar, ia sangat bangga pada dirinya. "Tapi, siapa yang akan menggunakannya?"Aurora terdiam sesaat sembari mengamati gaun itu. Tiba-tiba lampu menyala di kepalanya. Aurora tersenyum sembari melirik staf itu, "Ukuran gaun ini pas dengan tub

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Jakarta Fashion Week

    Keesokan Paginya, Acara Jakarta Fashion Week dimulai dengan meriah. Aurora mengabaikan kejadian semalam, ia sengaja mematikan ponselnya agar ia bisa fokus pada acara hari ini. "Aku harus menyelesaikan acara hari ini dengan baik, setelah itu, baru berurusan dengan Archen," gumam Aurora sembari menatap jalanan yang ramai dari balik jendela mobil.Lampu sorot menyinari panggung megah di ballroom mewah hotel bintang lima di Jakarta. Ballroom dihiasi dengan dekorasi elegan bertema "Garden of Eden", mencerminkan keindahan alam dengan tanaman hijau rimbun, air mancur yang menari, dan cahaya redup yang romantis. Aroma bunga lili putih memenuhi udara, menyegarkan dan menarik perhatian.Para model berlenggak-lenggok dengan anggun, menampilkan koleksi busana terbaru dari desainer-desainer ternama Indonesia. Deretan kursi VIP dipenuhi oleh para selebriti, pebisnis, dan penggemar mode, semuanya terkesima dengan pesona busana yang ditampilkan.Di antara kerumunan itu, terlihat Aurora yang sedang

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Terima Dibohongi

    Emiliana mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya. "Iya, dia putriku satu-satunya. Seorang desainer muda dan pewaris Santoso Group."Archen menoleh ke arah Aurora yang berdiri terpaku di sana, matanya masih berkedip-kedip seakan belum mencerna informasi baru ini. Senyum lembut terukir di wajah tampannya, namun ada secercah kegelisahan yang mengintip dari baliknya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa wanita yang di jodohkan dengannya adalah istri dari pernikahan kilatnya."Berarti, kita tetap menjadi besan. Karena mereka sudah menikah tanpa perlu kita paksa lagi," kata Amanda, suaranya bersemangat. Dia menebarkan senyum lebar, matanya berbinar-binar bak anak kecil yang mendapat hadiah.Emeliana mengangguk setuju. "Ya, takdir memang sudah menuntun mereka, tanpa perlu kita paksa lagi.""Tunggu dulu!" Suara Aurora memotong kegembiraan mereka, tajam seperti pecahan kaca."Ada apa sayang?" tanya Emeliana, nada suaranya berubah lembut, penuh kekhawatiran.Aurora menatap Archen, ta

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kesalah Pahaman

    Amanda berjalan menghampiri Aurora dan Emiliana dengan langkah pelan dan anggun."Lia, ini siapa?" tanya Amanda setelah duduk di samping Emeliana.Emiliana mengerutkan keningnya saat melihat Aurora menghadap lain. "Jasmine, kenapa kamu memalingkan wajahmu? Ayo kenalan dengan Tante Amanda!" kata Emeliana.Amanda langsung mengukir senyum termanisnya, namun dalam hatinya, ia merasa geli. Wanita yang akan dijodohkan dengan putranya, ada di depan matanya."Halo Jasmine, akhirnya kita bisa bertemu!" Amanda menyapa dengan suara yang lembut.Emeliana menarik tangan Aurora sembari membujuknya untuk segera menoleh. Merasa terpojok, Aurora akhirnya menoleh dengan gugup. "Halo Tante, saya Jasmine!" kata Aurora sembari menjulurkan tangan kanannya.Mata Amanda membulat sempurna saat melihat wajah Aurora. Ia masih sangat kesal dengan wanita yang dipilih putranya. Dan wanita itu berada di hadapannya sekarang."Kamu?" Amanda menunjuk Aurora dengan kesal. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Emeliana menge

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kekhawatiran Aurora

    Sore menjelang malam, Aurora terlihat letih saat keluar dari kantor Maverick Fashion. Namun, matanya berbinar-binar ketika melihat Archen sudah menunggu di depan kantor, senyum lebar terukir di wajahnya."Apakah semua pekerjaannu sudah elesai?" tanya Archen, matanya memancarkan kelembutan.Aurora mengangguk, "Sudah selesai. Aku sudah siap untuk acara Jakarta Fashion Week. Semua tim juga bersemangat dan tidak sabar untuj acara itu."Archen meraih tangannya, "Aku tahu kalau kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa mengalahkan disain Jasmine. Bahkan mungkin kamu bisa lebih dari dia!""Ukhuk ... Ukhuk ... "Aurora langsung terbatuk mendengar ucapan Archen. Bagaimana mungkin ia bersaing dengan dirinya sendiri?"Apa kamu baik-baik saja?" Archen menjadi khawatir melihat Aurira terbatuk.Aurora langsung mengangguk, "Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera menemui Mama. Aku khawatir Mama akan benar-benar marah jika aku terlambat pulang!"Archen menghela nafas lega. "Baiklah, ayo berangkat."kata Arch

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status