Beranda / Romansa / Diceraikan Setelah Keguguran / Kebersamaan Keluarga Smith

Share

Kebersamaan Keluarga Smith

Penulis: Kim_Nana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 14:25:35

Roni menelan ludah, keringatnya dingin membasahi telapak tangan. Bonus sebesar itu, bonus yang cukup untuk menutupi semua hutang dan menuntaskan impiannya menikahi kekasihnya tahun depan, tidak boleh hilang begitu saja.

Roni sangat takut. Bayangan Singa yang garang dengan tatapan mengintimidasi masih jelas terukir di benaknya. "Lebih baik aku diam saja!" gumamnya lirih, berusaha mengendalikan rasa panik yang menggerogoti dirinya.

Setelah itu, Roni memilih diam dan fokus menyetir. Dia tidak ingin membuat Singa dibelakangnya itu murka.

Di rumah kediaman Smit, suasana sarapan pagi terasa menegangkan. Jonny, dengan senyum hangat, berusaha menutupi kegelisahan yang tersembunyi di balik matanya. "Sayang, tugas sekolahmu sudah selesai?" tanyanya kepada Adrian, putra satu-satunya.

Adrian mengangguk sambil mengunyah rotinya. "Apakah Papa akan mengantar aku hari ini?"

"Tentu saja, hari ini Papa yang mengantarmu karena Mama harus sampai kantor lebih awal!" Jonny berusaha bersikap biasa saja, me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Terancam

    Namun, bayangan kembalinya Aurora tetap menghantuinya. Tidak hanya mengancam rumah tangganya, melainkan pekerjaannya sebagai desainer utama Maverick Group yang terkenal. "Aku harus menyingkirkannya," batin Clara. "Dia tidak boleh menghancurkan hidupku!"Setelah selesai sarapan, Clara langsung berangkat ke kantor. Ia sengaja datang lebih awal untuk memastikan bahwa Aurora benar-benar bekerja diterima kerja. Begitu Clara tiba di kantor, matanya langsung tertuju pada seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam yang sedang menggambar sesuatu meja kerjanya. Wanita itu mengenakan blazer hitam yang pas di tubuhnya dan rok pensil yang memperlihatkan kakinya yang jenjang."Aurora? Dia benar-benar diterima kerja oleh Pak Roni," bisik Clara, suaranya dingin menusuk. Clara menghampiri Aurora dengan langkah sombong. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan nada dingin."Ya, untuk bekerja. Apa kamu lupa?" jawab Aurora, matanya menyipit tajam ke arah Clara. "Dan aku juga diizinka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Dekat

    "Ah, maafkan Paman. Oh iya, apa kamu sekolah di sini juga?" tanya Jonny dengan suara yang lembut."Seperti yang paman lihat. Ada masalah kah?" jawab Ethan dengan ketus."Bagus kalau begitu. Anak paman juga sekolah disini. "kata Jonny, ia lalu memperkenalkan putranya kepada Ethan. "Ini Adrian, anak paman. Semoga kalian bisa menjadi teman baik!"Ethan menatap Adrian dengan seksama, ia memperhatikannya dari atas hingga bawah. "Maaf, aku tidak berteman dengan anak yang manja."Adrian menjadi kesal, ia merengek pada ayahnya. Kesabaran Jonny menjadi hilang, ia tidak menyukai anak yang nakal. Tapi, ia berusaha menahan emosinya di depan anaknya. "Ethan, jangan berkata begitu. Adrian adalah anak yang baik. Pasti kamu senang berteman dengannya,"ucap Jonny, ia merasa sedikit terkecewa dengan sikap Ethan."Saya tidak perlu teman,"kata Ethan dengan tajam."Lagipula, dia anak dari orang yang mau merebut gaun yang ingin aku belikan untuk ibuku." Ethan menatap Jonny dengan tatapan benci.Jonn

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Rumor

    "Ada apa ini?" batin Aurora, dia merasa ada yang salah, namun dia tidak tahu apa penyebabnya. "Kenapa ada begitu banyak masalah di hari pertama ini. Pasti ini ulah Clara!"Aurora menarik nafas dalam, jantungnya berdebar kencang. Ia sudah menduga kalau hal-hal seperti ini akan terjadi padanya. Clara selalu iri padanya, sejak mereka masih di bangku kuliah. Clara selalu berusaha menjatuhkannya dengan mencuri disainnya. Clara juga merebut suaminya, seakan tidak rela melihat kebahagiaan Aurora.Saat makan siang, Aurora bergegas keluar dari ruangannya. Dia harus menepati janjinya dengan Archen. Namun, di lorong, Aurora mendengar bisik-bisikan berbisik di belakangnya."Lihat tuh, Aurora. Si penggoda. Berani banget merebut suami Disainer utama kita! Nggak lama lagi dia pasti dipecat!""Iya, semoga aja cepat dipecat. Jangan sampai dia menggoda suami kita!"Mendengar bisik-bisik rekan kerjanya, Aurora tersenyum tipis. "Clara, sebegitu takutnya kamu padaku. Tunggu saja, aku punya kejutan untukmu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Dibuat Semakin Marah

    "Siapa kamu sampai berani menghalangi aku? Tidakkah kamu tahu siapa aku?"teriak Niken."Aku tidak perduli siapa kamu!" kata lelaki itu sembari melempar tangan Niken dengan kasar."Archen? Kenapa dia ada sini? Bukankah kami janjian di kantor catatan sipil?" Aurora tercengang. Pikirannya berputar, tak percaya melihat Archen di tempat itu. Ia mengingat janji mereka akan bertemu di kantor catatan sipil bukan di kantor. Niken sangat marah, ia menunjuk kearah Archen. "Aku adalah calon istri Presiden Maverick Group! Berani kamu menyinggungku, kamu bisa diusir dari kota ini!" Wajah Niken memerah menahan amarah, tangannya mengepal kuat.Archen mengerutkan keningnya. "Sejak kapan kamu menjadi calon istrinya Presiden Maverick? Apakah kamu sedang bermimpi?" tanyanya."Kau berani sekali mengatakan aku sedang bermimpi? Siapa kau?""Wajar dia mengatakan kalau kamu sedang bermimpi. Sebab dia yang paling tahu kehidupan Presiden Maverick. Karena dia adalah supir pribadinya!" kata Aurora mewakili Arc

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Gugup

    "Apakah aku tampan sehingga kamu terlihat begitu terpesona?" tanya Archen, suaranya rendah dan lembut, sehalus beludru. Tatapannya intens, membuat Aurora sulit menghindar.Aurora tersentak, pipinya memerah. Ia mengalihkan pandangan, tak berani menatap mata Archen. "Iya. Ah, tidak, aku hanya...," jawabnya gugup.Archen terkekeh pelan, mendengar kekakuan dalam suara Aurora. "Aku memang tampan!"Archen merasa lucu melihat Aurora yang grogi. Kesadaran bahwa dia bisa dengan mudah membuat wanita ini gugup membuatnya merasa sedikit bangga, tapi dia menahan senyumnya.Sedangkan Aurora merasa geli dengan kenarsisan Archen. Namun, ia tidak bisa membohongi dirinya kalau Archen memang tampan. Memikirkan hal itu, jantung Aurora berdebar lebih cepat. Tangannya gemetar, ingin rasanya ia berada dalam pelukan Archen yang hangat, namun ia urungkan niatnya. Ia masih terlalu takut, takut akan reaksi Archen, takut akan perasaan yang mulai tumbuh dalam dirinya."Apa yang kamu pikirkan sampai pipimu memer

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Mendapatkan Buku Nikah

    Tidak butuh waktu lama, pintu ruang tunggu terbuka dan wanita resepsionis memanggil mereka. "Archen dan Aurora?" tanyanya.Archen berdiri dan menarik tangan Aurora. "Ya, kami," jawabnya."Silakan ikut saya," kata wanita itu, lalu menuntun mereka menuju sebuah ruangan kecil. Suasana di ruangan kecil itu terasa hening dan serius, membuat Aurora semakin gugup.Di dalam ruangan itu, sudah ada seorang petugas yang mengenakan seragam resmi."Selamat datang," kata petugas itu, tersenyum ramah. "Silakan duduk!"Archen dan Aurora duduk berhadapan dengan petugas tersebut. Petugas itu mulai membacakan syarat dan ketentuan pernikahan."Apakah Anda berdua sudah memahami syarat dan ketentuan ini?" tanya petugas itu."Ya, kami sudah memahaminya," jawab Archen dan Aurora serentak.Petugas itu mengangguk. "Baiklah, sekarang silakan kita mulai!" "Baik!" jawab Aurora dan Archen serentak.Archen terlihat begitu serius saat mengucapkan janji pernikahan. Entah kenapa hati Aurora berdebar hebat saat mende

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Godaan Archen

    Aurora tersentak, matanya terbelalak saat melihat Archen duduk di sisinya. Tatapan lembut Archen membuatnya langsung mencengkeram selimut, menariknya hingga menutupi tubuhnya. "Di mana kita? Apakah kita..." suaranya terengah-engah, "Apakah kita sudah..."Kata-kata Aurora terhenti, ketakutan dan kebingungan terpancar di wajahnya.Archen menyeringai, tatapannya tajam menusuk Aurora. "Kita di villa ku, di puncak Bogor. Dan kamu, ternyata kamu sangat luar biasa tadi," bisiknya, suara Archen bercampur dengan nada menggoda.Wajah Aurora berkerut, matanya berkilat amarah. "Astaga! Kami sudah melakukan semuanya, tapi aku tak merasakan apa-apa! Tidak adil! Seharusnya aku bisa merasakan sensasi tubuhnya yang kekar. Aku sudah lima tahun tidak merasakannya!" gumam Aurora dengan kesal."Hahaha..." tawa Archen bergema di ruangan, membuat Aurora mengerutkan kening. "Ada apa, kenapa kau tertawa?" tanyanya, bingung.Archen mencubit hidung Aurora dengan lembut, "Aduh, sakit!" rintih Aurora sambi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Panggil Aku Ayah!

    Aurora mencium pipi Ethan berkali-kali saking gemasnya. Setelah itu, ia menatap lembut putra satu-satunya itu. "Sayang! Kenapa kamu ada disini? Kapan kamu datang? Jangan-jangan kamu datang tadi siang, apa mungkin kamu bolos dari sekolah?" tanya Aurora. melihat Ethan membuat Aurora melupakan sejenak ketegangan yang sedang melanda hatinya. Raut wajahnya menunjukkan kasih sayang tulus pada putranya."Enggak, Ma! Aku udah sekolah sampai selesai," jawab Ethan sambil menggeleng cepat, matanya berbinar ceria. "Pas pulang sekolah, teman Om Archen jemput aku sama Tante Silvia. Terus, pas Mama tidur, Om Archen ajak aku main game. Seru banget, Ma!" lanjut Ethan dengan suara gembira.Aurora mengerutkan kening. Ia tahu betul watak anaknya yang sangat sulit didekati oleh orang baru. Tapi, kenapa sama Archen, dia malah kegirangan? Ia seperti sedang melihat anaknya versi yang lain."Ethan, bagaimana kalau kamu panggil aku Papa Archen? " tanya Archen sambil tersenyum, tatapannya penuh harapan.Etha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Untuk beberapa saat, suasana hening, hanya desiran angin yang menembus celah kaca dan suara mesin mobil yang menjadi teman perjalanan mereka. Delina menatap keluar jendela, wajahnya muram. Tatapannya kosong, pikirannya masih terpaku pada sosok Ethan yang mirip dengan Jonny."Mama, tenanglah. Ethan itu bukan anakku. Dia anak Archen dan Aurora. Mama harus percaya padaku," kata Jonny pelan, berusaha menenangkan ibunya. Ia bisa merasakan kecemasan yang merayap di hati ibunya.Delina menoleh ke arah Jonny, matanya berkaca-kaca. "Bagaimana mungkin Jonny? Anak itu sangat mirip denganmu! Bahkan anak itu lebih mirip daripada Adrian."Jonny menghela napas. "Mama, memang benar, Ethan mirip denganku. Tapi itu hanya kebetulan. Tidak mungkin Aurora punya anak dariku. Dia keguguran. Sedangkan Adrian, lebih mirip Clara, jadi itu wajah, " jawab Jonny, suaranya bergetar."Tapi ...," Delina terdiam, kata-kata yang ingin diucapkannya terhenti. Hatinya masih dipenuhi keraguan dan kebingungan.Di sisi l

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Yakin

    Delina menahan napas, matanya tak lepas dari Ethan. Jantungnya berdebar kencang, keringat dingin menetes di pelipisnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, mendesak untuk terjawab. "Apakah anak ini ... anakmu?" tanyanya pelan, jari-jarinya dengan ragu menyentuh pipi Ethan. Kegentingan dan keraguan terpancar dari matanya.Ethan menepis tangan Delina dengan kasar. "Mama, ayo kita pulang!" raungnya, matanya menatap ibunya dengan amarah.Aurora mengangguk sembari memegang tangan putranya. Ia lalu menatap Delina kembali sembari berkata, "Maaf, Nyonya Smith. Kami harus segera pulang!" katanya, menghindar tatapan Delina yang tajam.Delina yang keras kepala tidak mau menyerah, ia memegang erat pergelangan tangan Aurora. "Jawab dulu pertanyaanku!"Aurora mengerutkan kening, ia tahu betul bagaimana kerasnya mantan ibu mertuanya itu."Dia..." Aurora tidak melanjutkan ucapannya saat Archen menyela."Dia adalah putraku!" kata Archen mendahului Aurora.Delina terdiam sesaat, bagaimana mung

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terungkapnya Identitas Asli

    "Beraninya kau menyebut dia penipu!" Suara Roni menggelegar, menusuk keheningan ruangan seperti petir yang menggelegar di tengah malam. Roni berdiri tegak di pintu sebelah kanan panggung, sosoknya menjulang bak patung marmer yang siap melepaskan amarah. Semua mata tertuju padanya. Orang-orang saling berbisik, mencoba memahami makna di balik kemunculan Roni. Clara tersenyum kecil, namun matanya berkilat tak menentu. Ia yakin Roni akan mendukungnya, karena ia adalah asisten Presiden Maverick. "Mati kalian berdua, Pak Roni tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berpura-pura menjadi bosnya,"gumam Clara.Roni melangkah tegap menghampiri Archen dan Aurora. Ia berdiri di samping mereka, tatapannya tajam menyapu semua orang. "Perkenalkan," Roni berucap dengan suara berat, "Yang di samping saya ini adalah Presiden Direktur Maverick Group, Archen Ludwig Maverick. Salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini." Ia menunjuk Archen dengan tegas.Niken terpaku. Mulutnya menganga, matanya

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Berdebar

    Archen, dengan senyum yang memikat, menyerahkan sebuket mawar merah kepada Aurora. "Selamat atas terpilihnya kamu, Aurora. Maverick Fashion beruntung mendapatkan desainer seberbakat seperti kamu."Jantung Aurora berdebar kencang, ia menerima bunga itu dengan tangan gemetar. Aroma mawar itu seperti membuai indranya, namun di balik itu, ada rasa gugup yang menggerogoti hatinya. "Terima kasih, Presedir Archen," ucapnya, suara serak menahan debaran.Archen mengangguk pelan sembari menatap lembut kedalam mata wanita yang ia cintai itu. Seketika, Aurora menjadi salah tingkah.Ethan menurunkan kaca matanya, ia mendongak menatap Archen dan Aurora dengan seksama. "Kenapa aku merasa Ayah dan Ibu canggung? Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Ethan, matanya mengerut heran."Kenapa kamu membawa Ethan?" bisik Aurora setelah mencuri pandang kearah anaknya. Ia khawatir Ethan akan memanggilnya Ibu, sedangkan ditempat itu ada Jonny dan keluarganya. Ia takut identitas Ethan akan terungkap.Archen me

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tampil Memukau

    Tanpa ragu, Aurora menarik kain sutra itu. Dengan gesit, ia segera mengubah desain gaunnya. Ia menggunakan teknik lipatan dan jahitan yang rumit untuk menyatukan kain sutra itu dengan bagian gaun yang masih utuh.Aurora mengatur lipatan kain itu dengan teliti, menciptakan pola yang baru dan lebih berani. Warna biru pastel berpadu harmonis dengan ornamen bunga emas yang masih menempel pada gaun itu.Seiring dengan berjalannya waktu, gaun itu berubah menjadi sebuah karya seni yang indah dan luar biasa unik. Lebih daripada sekedar gaun, itu merupakan pernyataan tekad, kreativitas, dan keindahan yang menakjubkan. Mereka yang menyaksikan terpesona saat melihatnya."Wow, terlihat lebih bagus dari sebelumnya,"kata staf itu dengan takjub. Aurora tersenyum lebar, ia sangat bangga pada dirinya. "Tapi, siapa yang akan menggunakannya?"Aurora terdiam sesaat sembari mengamati gaun itu. Tiba-tiba lampu menyala di kepalanya. Aurora tersenyum sembari melirik staf itu, "Ukuran gaun ini pas dengan tub

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Jakarta Fashion Week

    Keesokan Paginya, Acara Jakarta Fashion Week dimulai dengan meriah. Aurora mengabaikan kejadian semalam, ia sengaja mematikan ponselnya agar ia bisa fokus pada acara hari ini. "Aku harus menyelesaikan acara hari ini dengan baik, setelah itu, baru berurusan dengan Archen," gumam Aurora sembari menatap jalanan yang ramai dari balik jendela mobil.Lampu sorot menyinari panggung megah di ballroom mewah hotel bintang lima di Jakarta. Ballroom dihiasi dengan dekorasi elegan bertema "Garden of Eden", mencerminkan keindahan alam dengan tanaman hijau rimbun, air mancur yang menari, dan cahaya redup yang romantis. Aroma bunga lili putih memenuhi udara, menyegarkan dan menarik perhatian.Para model berlenggak-lenggok dengan anggun, menampilkan koleksi busana terbaru dari desainer-desainer ternama Indonesia. Deretan kursi VIP dipenuhi oleh para selebriti, pebisnis, dan penggemar mode, semuanya terkesima dengan pesona busana yang ditampilkan.Di antara kerumunan itu, terlihat Aurora yang sedang

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Terima Dibohongi

    Emiliana mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya. "Iya, dia putriku satu-satunya. Seorang desainer muda dan pewaris Santoso Group."Archen menoleh ke arah Aurora yang berdiri terpaku di sana, matanya masih berkedip-kedip seakan belum mencerna informasi baru ini. Senyum lembut terukir di wajah tampannya, namun ada secercah kegelisahan yang mengintip dari baliknya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa wanita yang di jodohkan dengannya adalah istri dari pernikahan kilatnya."Berarti, kita tetap menjadi besan. Karena mereka sudah menikah tanpa perlu kita paksa lagi," kata Amanda, suaranya bersemangat. Dia menebarkan senyum lebar, matanya berbinar-binar bak anak kecil yang mendapat hadiah.Emeliana mengangguk setuju. "Ya, takdir memang sudah menuntun mereka, tanpa perlu kita paksa lagi.""Tunggu dulu!" Suara Aurora memotong kegembiraan mereka, tajam seperti pecahan kaca."Ada apa sayang?" tanya Emeliana, nada suaranya berubah lembut, penuh kekhawatiran.Aurora menatap Archen, ta

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kesalah Pahaman

    Amanda berjalan menghampiri Aurora dan Emiliana dengan langkah pelan dan anggun."Lia, ini siapa?" tanya Amanda setelah duduk di samping Emeliana.Emiliana mengerutkan keningnya saat melihat Aurora menghadap lain. "Jasmine, kenapa kamu memalingkan wajahmu? Ayo kenalan dengan Tante Amanda!" kata Emeliana.Amanda langsung mengukir senyum termanisnya, namun dalam hatinya, ia merasa geli. Wanita yang akan dijodohkan dengan putranya, ada di depan matanya."Halo Jasmine, akhirnya kita bisa bertemu!" Amanda menyapa dengan suara yang lembut.Emeliana menarik tangan Aurora sembari membujuknya untuk segera menoleh. Merasa terpojok, Aurora akhirnya menoleh dengan gugup. "Halo Tante, saya Jasmine!" kata Aurora sembari menjulurkan tangan kanannya.Mata Amanda membulat sempurna saat melihat wajah Aurora. Ia masih sangat kesal dengan wanita yang dipilih putranya. Dan wanita itu berada di hadapannya sekarang."Kamu?" Amanda menunjuk Aurora dengan kesal. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Emeliana menge

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kekhawatiran Aurora

    Sore menjelang malam, Aurora terlihat letih saat keluar dari kantor Maverick Fashion. Namun, matanya berbinar-binar ketika melihat Archen sudah menunggu di depan kantor, senyum lebar terukir di wajahnya."Apakah semua pekerjaannu sudah elesai?" tanya Archen, matanya memancarkan kelembutan.Aurora mengangguk, "Sudah selesai. Aku sudah siap untuk acara Jakarta Fashion Week. Semua tim juga bersemangat dan tidak sabar untuj acara itu."Archen meraih tangannya, "Aku tahu kalau kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa mengalahkan disain Jasmine. Bahkan mungkin kamu bisa lebih dari dia!""Ukhuk ... Ukhuk ... "Aurora langsung terbatuk mendengar ucapan Archen. Bagaimana mungkin ia bersaing dengan dirinya sendiri?"Apa kamu baik-baik saja?" Archen menjadi khawatir melihat Aurira terbatuk.Aurora langsung mengangguk, "Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera menemui Mama. Aku khawatir Mama akan benar-benar marah jika aku terlambat pulang!"Archen menghela nafas lega. "Baiklah, ayo berangkat."kata Arch

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status