Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Figuran Presdir Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

102 Chapters

Bab 61 - Sentuhan Perkenalan

“D-Damian?” bisik Karissa menatap tak percaya ada pria itu di sana.Tubuhnya masih bergetar karena melihat mayat dan darah yang terus mengucur. Hanya saja, kenapa rasa rindunya pada sang suami lebih mendominasi?Padahal kemarin dia baru bertemu kan?Jemari lentik itu saling memilin, jantungnya pun berdebar kencang ketika melihat Luciano berjalan ke arahnya dengan ekspresi datar seperti biasa. Seolah rasa rindu itu terbalas, Karissa melihat langkah suaminya makin melebar kemudian menariknya ke dalam pelukan hangat.“Karissa,” lirih Luciano serak, memeluk erat sampai perut istrinya nyaris terjepit.“Damian, perutku,” cicit Karissa.Pria itu segera melepas. Dia menahan kedua lengan Karissa dan meneliti wanita cantik itu dari atas sampai bawah. “Dia menyentuhmu?”Karissa menggeleng kaku dengan netra tak lepas dari wajah yang nampak sedikit berantakan kali ini. Meski begitu ketampanan suaminya tak pernah pudar.“Kau dari mana? Lama tak pulang.”Luciano tersenyum samar, nyaris tak terlihat.
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 62 - Hot Daddy

“Bahkan rasa lidah dan aroma napasku, kamu harus menghapalnya,” bisik Lucian tepat di telinga Karissa. Membuat bulu halus wanita hamil itu menegang akibat sapuan aroma mint membelai manja di sekitar area sensitif belakang telinganya.Hidung mancung Lucian mulai bergerak samar menyentuh kulit pipi, membentuk garis lurus menuju bibir. Demi apa, jantung Karissa berdebar, pikirannya berubah liar dan hasrat yang lama tidur mulai menggelepar. Dia menanti setiap detiknya tentang apa yang akan suaminya lakukan selanjutnya.Hingga satu kecupan mendarat di bibir peach itu sesaat. “Kau menunggu?”Karissa menatap tegang mata hitam Luciano yang berjarak tak sampai satu satu telapak. Detik selanjutnya, pria itu sudah langsung melumat tanpa ragu. Apalagi saat Karissa membuka, dia langsung membelit dan menyesap, mengais, menikmati meski sang istri membalasnya dengan kaku dan canggung.“Bagaimana rasanya?” bisik Luciano saat menjeda ciuman itu sejenak.Mata sayu Karissa reflek menjawab, “Panas.”Bibir
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 63 - Bercinta Setiap Hari

“Damian?” panggilnya mengangkat sedikit tubuhnya sambil melihat sekitar.Sepi.Hanya tersisa aroma parfum maskulin khas sang penguasa itu. “Dia meninggalkanku usai bercinta?” gumamnya sedikit kecewa.Namun, begitu netranya mendongak menatap jam di dinding, bola matanya terbuka. “Jam sepuluh? Yang benar saja!”Mungkin jamnya rusak. Wanita itu beralih meraih ponsel di nakas samping ranjang. Benar. Padahal selelah-lelahnya Karissa, alam bawah sadarnya pasti membangunkannya kurang dari jam tujuh pagi.Dia menghela napas lalu menjatuhkan lagi kepalanya ke bantal. “Pantas saja dia sudah berangkat.”Selama seminggu ini, setiap kali suaminya di rumah sudah pasti menggoda dan lagi-lagi menaklukkan dengan sentuhan panasnya. Sialnya Karissa tak pernah sanggup menolak sentuhan itu. Sentuhan yang memabukkan. Dan sepertinya kali ini sudah di ambang batas tenaga Karissa. Jadi dia tidur cukup lama usai lelaki itu menggempurnya semalam.“Aku ada jadwal ke rumah sakit.”Karissa beranjak dari ranjang, me
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 64 - Tidak Lagi Pura-Pura

“Apa yang sudah ada di tanganku, tidak akan pernah aku lepas,” jawab Luciano pasti.Rosetta menarik napas panjang lalu membuangnya. “Kalau begitu pertemukan mama dengan istrimu.”Luciano tersenyum smirk. Dia memilih duduk di sofa single, kemudian melipat kaki kanannya, bertumpu di atas lutut kaki kiri. Kedua tangannya pun bersandar di atas bahu sofa kanan dan kiri.“Mama sepertinya sudah sangat sehat untuk berdebat,” ucap Luciano yang langsung mengikuti seperti apa lawan bicaranya. Tidak pura-pura lembut, tidak pula mengkhawatirkan kondisi kesehatan ibunya.Ya, setidaknya sekarang dia tidak perlu menyamar lagi. Dia akan kembali menjadi diri sendiri yang dominan dan tak bisa diatur oleh siapapun.“Bertemu istrimu kamu bilang berdebat?”“Urus saja anak mama. Dia baru kembali, kan? Perkara perhiasan yang mama beri, tenang saja. Aku tidak akan membuangnya. Benda itu sudah berada di tangan yang tepat.”Rosetta terdiam sejenak menatap putranya ini. “Kamu cemburu pada saudaramu?”Lagi-lagi L
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 65 - Saling Jambak

“Aku akan adukan perbuatanmu pada Damian,” ancam Aubrie menaikkan dagunya seolah menantang.Bukan hanya Karissa, tapi Aiden juga ikut bereaksi ketika nama ayahnya disebut.“Aunty,” panggil Aiden menarik ujung jas putih Karissa. “Dia siapa?”“Aku? Aku kekasih Damian, pemilik rumah sakit ini,” jawab wanita dengan lipstik merah tajam itu.Tak ingin keributan ini ditonton oleh anak kecil, Karissa pun sedikit membungkuk untuk berinteraksi dengan si kecil. “Aiden, kamu sama Bibi Martha pergi ke ruang Pak Dokter, ya? Aunty nanti menyusul.”Martha mengerti. Dia membujuk Aiden, barulah mereka pergi dari sana.“Bahkan kamu tidak mengajarkan kata maaf darinya setelah melakukan kesalahan,” sinis Aubrie.Karissa yang semula sedang memperhatikan kepergian Aiden pun menoleh. Dia teliti wanita di depannya dari atas sampai bawah. Tinggi mereka kurang lebih sama. Bedanya, Aubrie memakai sepatu hak tinggi dan tubuhnya lebih ramping.“Karissa, apa yang baru kamu berbuat? Kamu cari gara-gara dengan nona i
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 66 - Mirip Seseorang

Mata Karissa melebar ketika cengkeraman di rambut Aubrie terlepas lalu tubuhnya terhuyung ke belakang akibat dorongan Hannah.“Aaakh!” pekiknya saat dia benar-benar hilang keseimbangan.Namun, seseorang tiba-tiba menangkapnya dari belakang. Meski orang itu juga ikut sedikit oleng, setidaknya tubuh Karissa tidak jadi menghantap lantai marmer rumah sakit.Karissa buru-buru membetulkan posisinya untuk kembali berdiri sempurna dan berbalik. Dia mendapati seorang wanita paruh baya berpakaian rapi dan mahal berdiri di hadapannya.“Nyonya! Maaf!” Karissa membungkuk dua kali. “Juga terimakasih,” lanjutnya setelah menegakkan posisinya lagi.Belum sempat wanita itu menjawab, Aubrie sudah lebih dulu bicara.“Tante ....” Nada manja itu membuat netra wanita paruh baya itu bergeser.Dilihatnya rambut perempuan itu yang berantakan dan kacau.“Harusnya tante tidak menolong jalang itu!” tunjuk Aubrie kesal.“Apa yang terjadi sampai kamu bertengkar dengan ibu hamil? Dan –“ Perempuan bernama Carmela mel
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 67 - Ingin Menggigit Damian

Sergio, pria dengan rambut coklat itu tersenyum tipis ketika menemukan sosok yang dicarinya.“Dia tersenyum padaku?” bisik Shiena penuh percaya diri ada orang ganteng mencarinya.“Nyonya,” sapa Sergio pada Karissa.Shiena memperhatikan dua orang itu bergantian. “Kamu mengenalnya?”“Dia asisten Tuan Damian,” jawab Karissa.Shiena pun segera menjepit bibirnya rapat, tak berani berkomentar lagi. Dia bahkan menggeser tubuhnya satu langkah menjauh, memberi akses untuk dua orang itu bicara.“Nyonya, apa Anda sudah selesai praktek? Tuan Damian –““Aiden? Aku diminta menjaganya?” Karissa melirik ke kanan dan kiri, di mana ada beberapa tenaga medis di sana. Salah bicara saja bisa-bisa gosip makin menggila.Sergio tersenyum lagi dan mengangguk. “Ada yang ingin saya sampaikan.”“Shiena, sebentar ya.” Karissa mencolek pinggang sahabatnya ketika dia pergi menjauh.Setelah berada di lokasi aman, barulah dia mempersilahkan Sergio bicara.“Tuan Damian meminta saya menemani Anda pergi ke butik dan mem
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 68 - Bawa Saja

“Aaakh!”Karissa nyaris melempar botol vitamin ibu hamil di tangan, karena terkejut pada sosok tinggi besar yang tiba-tiba berdiri tepat di saat dia berbalik. Rasanya melihat hantu saja karena memang Karissa buru-buru pulang sebab ingin kabur dari Sergio.“Tuan Damian!”“Damian!”Shiena dan Karissa memanggil bersamaan. Hanya saja penyebutan dan nadanya berbeda. Satu bernada kesal satunya bernada hormat. Hingga keduanya pun saling melirik.“T-Tuan Damian.” Karissa pun segera meralat panggilannya sambil membungkuk samar sebagai tanda hormat.Hening beberapa detik, lelaki di sana mengamati Karissa yang sedang menunduk. Dan Shiena pun memahami sesuatu.“Kau pulang dengannya?” tanya Luciano datar.Karissa mengangguk cepat. “Iya, saya –““Tidak!” Lagi-lagi jawaban Shiena berbeda. Dia meringis lebar. “Tidak, Tuan Damian. Dia bohong. Jika ada urusan, bawa saja teman saya ini. Bawa.” Gadis itu sambil mendorong ringan punggun Karisssa supaya mendekati lelaki gagah itu.Karissa menoleh sambil me
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 69 - My Hot Husband

“D-Damian ....” Tangan Karissa berpegangan pada kaca di ruang ganti, sedangkan tatapan sayunya melihat apa yang sedang suaminya lakukan padanya.“Kau lupa? Aturan mainnya, jangan sebut nama itu saat kita sedang bercinta.”“My hot husband ....”Luciano menyeringai senang. Terserah memanggil apapun, asal jangan sebut Damian di saat mereka sedang menikmati penyatuan.Sejak saudara kembarnya mengibarkan bendera perang, Luciano bertekad. Di mana pun dan kapanpun, pria itu akan memperbanyak memori panas di ingatan Karissa.“Aku pastikan kamu tidak akan pernah bisa melupakanku, Karissa ....”Semua yang telah berada di genggaman seorang Luciano King Wilbert, kepemilikannya adalah mutlak! Kecuali memang dia sendiri yang membuang.***Suara risleting terdengar pelan di telinga Karissa ketika Luciano membantunya memakai salah satu gaun yang dipilih.“Aku mau yang ini,” ucap pria itu seraya mengecup bahu terbuka Karissa.“Kamu gila!” gerutu Karissa teringat bagaimana Luciano benar-benar memakanny
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 70 - Bukan Pelakor

"Aubrie memang paling cocok untuk Tuan Damian,” bisikan pertama sudah langsung di dengar oleh wanita bergaun merah marun.Aubrie berjalan di samping ayahnya memasuki area pesta. Tubuh seksinya diperlihatkan dengan pakaian ketat nan seksi. Rambut panjangnya tergerai indah dan senyumnya memesona setiap orang yang menatapnya.Ruang VVIP sebuah restoran bintang lima itu nampak itu berkilauan, dihiasi lampu kristal yang memantulkan cahaya emas di langit-langit. Lantunan musik klasik mengalun lembut, berpadu dengan suara gelas beradu dengan tawa para tamu.Seperti biasa. Pesta para kalangan atas seperti ini bukan sekadar pertemuan bisnis, tetapi juga ajang unjuk gengsi. Sebagian besar dari mereka sengaja membawa putra atau putrinya supaya bisa saling mengenal, saling memamerkan keturunan. Atau mungkin, bisa menjalin hubungan dengan orang yang memiliki status sosial yang setara.Termasuk seorang pebisnis di dunia entertainment yang membawa putrinya hadir di sana. Aubrie, wajah cantik dan tub
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status