Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Istri Figuran Presdir Arogan: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Bab 51 - Aplikasi Pengintai

“Jadi Anda salah satu korban diledakan kapal saat itu? Saya hanya mendengar sedikit ada kecelakaan di pelabuhan. Tak menyangka kalau keluarga dari staff di rumah sakit saya turut menjadi korban,” ucap Damian datar.Melihat kakaknya tak merespon, hanya menatap Damian. Shiena pun langsung memecah ketegangan. “Kak, ini Tuan Damian. Kepala rumah sakit tempatku bekerja.” Sebuah kehormatan atas datangnya orang tertinggi di tempatnya bekerja.Sebab, selama ini Damian tak pernah hadir di acara duka maupun acara pesta keluarga staff medis. Jadi Shiena tidak mau meninggalkan kesan buruk untuk Damian.“Terimakasih atas kedatangan Anda, Tuan.”Ben mengulurkan tangan, tapi tidak Damian sambut. Pria yang berdiri menjulang tinggi itu hanya menurunkan kepalanya sedikit. “Saya turut berduka cita.”“Tidak, sopan!” gumam Ben lirih sambil menundukkan kepalanya.Shiena lantas menyentuh lengan kanan Karissa dan menunjukkan pada Ben."Aku belum pernah cerita ke kakak. Dia ini Karissa, sahabat sekaligus reka
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 52 - Diajak Menginap

Suara Karissa membuat Damian mengangkat pandangannya. Dilirik lagi layar ponsel di genggamannya, loading 98%, bersamaan dengan langkah kaki Karissa yang makin mendekat.“Kamu sangat mencurigakan,” ucap Karissa lagi dari belakang.Dalam satu gerakan, Damian melepas boxspy dan melempar ponsel Ben ke tong sampah tepat di samping kaki kanannya.Berbalik dengan tenang sembari memasukkan dua tangan ke dalam saku celana sekaligus benda kecil dalam genggamannya tadi, Damian menatap wajah cantik Karissa dengan alis tebalnya yang menukik samar."Kenapa? Kamu takut aku menghilang?"“Memangnya siapa yang berani menculik seorang Damian Morgan? Aku hanya khawatir kamu melakukan hal aneh.”Damian tiba-tiba maju satu langkah, lalu satu tangannya menarik pinggang sang istri. “Aneh seperti ini?” bisiknya.Karissa yang panik seketika mendorong dada bidang Damian. “Aku menyesal bertemu denganmu di sini.” Wanita cantik bergaun hitam tersebut memilih buru-buru masuk ke toilet wanita yang ada di sebelah kiri
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 53 - Berciuman di Tempat Umum

Sekelebat bayangan hitam membuat sudut mata tajam Damian melirik ke kanan, hanya saja dia tidak menghentikan langkahnya menuju mobil.“Waspada ke arah jam tiga,” ucap Damian pada pengawal yang ada di belakangnya, tanpa menoleh.Meski banyak mobil di parkiran, tapi instingnya terlalu kuat untuk memastikan ada yang sedang mengintainya terlalu dekat.Pengawal itu pun segera memberi kabar pada anak buah lain di area sana melalui earpiece yang menempel di masing-masing anak buah.Tak lama, sebelum pintu mobil dibuka, anak buahnya sudah mendekat lalu menunjukkan foto yang dikirim oleh anak buah yang lain.“Siapa?” gumamnya sembari memperbesar gambar di layar.Dari postur tubuh tinggi besar, memastikan kalau yang sedang mengawasinya adalah seorang pria. Dia memakai topi dan masker. Lalu coat tebal dengan warna serba hitam.Damian jadi ingat, Tony pernah melaporkan ada seseorang yang memberikan Karissa ice cream tiba-tiba. Dia pun mengetuk sekali kaca mobil. Tony yang di dalam pun segera kelua
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 54 - Bubuk Berbahaya

Kini Damian akan mengetahui siapa yang sudah menguntit Karissa akhir-akhir ini.Hampir saja Damian menarik masker pria itu, lebih dulu ada sebuah pukulan dari benda berat menghantam belakang kepalanya dengan hebat.“Aggh!”Dengan rasa sakit yang luar biasa itu Damian masih sempat berbalik ke belakang untuk melawan. Sialnya, musuh dengan wajah tertutup masker itu langsung melempar bubuk bius ke wajah Damian.Meski Damian langsung menutup hidung dengan tangan, tetap saja sudah ada bubuk dosis tinggi yang terhirup. Membuat tenaga pria itu perlahan meredup. Kaki yang biasa kuat, kini hanya bisa sempoyongan saat berusaha menggapai orang itu.Sampai pandangan matanya memudar. Tak lama, Damian pun ambruk tak sadarkan diri.***Sementara di rumah duka, entah kenapa Karissa tersentak karena belakang kepalanya mendadak berdenyut.“Kamu kenapa, Karissa?” tanya Ben yang ada di samping perempuan itu.Karissa m
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 55 - Gagal Menjaga

Ben menatap Karissa dengan mata berkilat. Senyum liciknya juga melengkung samar ketika perempuan di depannya mulai meminum jeruk hangat yang dia buat.“Habiskan, Karissa. Jika kurang, aku bisa membuatkannya lagi,” ucap Ben, kemudian dia meminum minumannya sendiri dengan tenang.“Kak ....” Panggilan dari kamar menarik atensi mereka berdua.Karissa yang sudah menghabiskan setengah gelas berniat beranjak.“Biar aku saja. Kamu habiskan makanan dan minumannya,” cegah Ben.Baiklah, Karissa menurut. Dia kembali memakan sup sambil sesekali melihat ke arah pintu. Sangat berharap Shiena tidak kenapa-kenapa di sana.“Aku jadi rindu Daddy,” gumamnya.Dia ingat ibunya yang telah tiada, jadinya ingat sang ayah di sana. Apa kabar ayahnya? Sejak dia mengirim uang 2 milyar, Darla tak pernah lagi menghubunginya. Vincent pun hanya mengabarkan seperlunya.Lalu Damian.Entah mengapa sejak dia merasa kepala tiba-tiba pusing, hatinya terus merasa resah dan terus memikirkan suaminya itu.“Untuk apa aku mengkh
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 56 - Pesan Menakutkan

“Damian sudah pulang?” tanya Karissa pada pengawal yang berjaga di depan kamarnya.“Belum, Nyonya,” jawab salah satu dari dua orang di sana.Karissa baru saja selesai mengurus Aiden. Sejak dia pulang ke mansion pagi tadi, Aiden sering rewel menanyakan Damian. Tidak biasanya. Sampai sekarang, pukul 10 malam akhirnya Aiden bisa tidur setelah minum obat. Itu pun sangat sulit membujuk.“Ada yang Anda butuhkan, Nyonya?” tanya penjaga karena Karissa masih diam berdiri di lorong antara kamar utama dan kamar Aiden.“Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Damian? Kalian tidak mungkin tidak tau apa-apa.” Karissa memperhatikan gelagat dua pria itu. sayangnya mereka justru bingung.“Kami tidak mendengar apapun, Nyonya. Kami hanya tau Tuan Damian pergi bekerja seperti biasa.”Apa yang dikatakan penjaga ini tidak ada yang salah. Lagi pula sudah biasa kan Damian pulang malam, bahkan tak pulang berhari-hari. Hanya saja, kenapa Karissa merasa tak tenang. Ditambah Aiden yang seolah ikut merasakan ada sesu
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 57 - Damian?

[Damian, katamu ingin ke kantor sipil untuk mengurus perceraian. Tapi kenapa kamu justru menghilang? Kamu mau jadi pengecut?][Apa kamu mendengar apa yang terjadi kemarin malam? Kamu benar tak peduli lagi padaku?][Damian, aku terus memikirkan teror itu. Balas pesanku sekali saja. Atau aku benar-benar marah padamu!]Tak hanya tiga, ada banyak pesan yang Karissa kirim. Banyak pula panggilan yang masuk dari kontak yang sama ke ponsel Damian sejak kemarin.Sayangnya, pemilik benda itu tak ada di tempat. Benda pipih yang tergeletak di meja kerja hanya bisa Sergio lihat tanpa berani membuka.Sang asisten menghela napas panjang. Dia melihat jam di tangan, pukul sepuluh pagi tapi dia belum mendengar kabar apapun dari anak buah Damian.“Jadi benar Damian menghilang?” Suara lantang itu mengejutkan Sergio yang baru saja meletakkan berkas di atas meja.Begitu mendapati Hector datang, Sergio segera membungkuk hormat. “Tuan.”Hector berjalan lebar dengan tongkat kokoh memasuki ruangan. Emosi di wa
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 58 - Pengkhianat

“Buru-buru kemana? Kamu dikejar musuh?”Karissa memperhatikan Damian yang menatapnya sabar sambil mengarahkan tangan kanan padanya. Ah, ini bukan tipe Damian sekali. Mana pernah Damian menunggu, yang ada suaminya itu langsung menarik kasar atau bahkan menggendongnya.“Menyelamatkanmu,” jawab pria bermata teduh itu.“Dari siapa? Musuh? Musuhku satu-satunya hanya kamu,” canda Karissa.“Aku serius, Sayang ....”Demi apa mendengar nada lembut yang tak pernah lagi Damian ucapkan setelah mereka menikah, membuat Karissa merinding. Bukankah malah bangus kalau pria dingin itu kini sudah kembali mencair seperti dulu? Namun, Karissa justru merasa aneh kalau Damian mode begini.“Sebentar saja. Aku mau buang air kecil.” Karissa berbalik menuju toilet.“Nyonya,” sapa Tony baru saja tiba membawa paper bag di tangan kanannya.Karissa pun menghentikan langkah. “Ah, kamu sudah datang.” Dia maju dua langkah untuk menerima paper bag itu buru-buru.“Damian, aku –“ Ucapan perempuan itu terhenti ketika tak l
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 59 - Pelarian

[Tuan Luciano, saudara Anda sudah muncul di hadapan Nyonya Karissa]Sebuah pesan yang tertulis di kertas kecil di antara gundukan nasi putih itu berhasil Luciano baca. Mata tajamnya berpindah ke depan, sebuah pintu besi dengan sekotak tralis di atasnya. Satu-satunya sumber cahaya dari luar yang menerangi ruangan gelap nan lembab itu.Penjara bawah tanah Klan Luther. Lebih tepatnya di markas utama milik musuh utama Klan Blackwood, di sinilah Damian disembunyikan.“Beginikah caramu menyapaku, Damian?”Luciano tersenyum kecut. Pria itu entah harus senang atau sedih, setelah mengetahui kalau saudara kembarnya masih hidup. Bahkan Damian yang disangka sudah meninggal itu, kini nampak begitu sehat dan kuat untuk mengibarkan bendera perang padanya.Malam saat di rumah duka, Luciano begitu cepat mendapatkan banyak informasi dari ponsel Ben yang dia sadap. Setelah gagal membuka identitas Damian saat adegan kejar-kejaran, Luciano sengaja menyerahkan diri. Menunjukkan dia begitu lemah tak sadarkan
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 60 - Kerinduan yang Menyakitkan

Luciano tersenyum kecut begitu melihat Damian berdiri di lantai dua. Ini adalah pertemuan pertama setelah tiga tahun lebih terpisah.Seharusnya mereka saling berpelukan, bukan? Saling menanyakan kabar dan bercerita apa yang telah terjadi. Namun, sayangnya kerinduan Luciano terhadap Damian dibayar dengan ekspresi datar dari pria dengan wajah yang sangat mirip itu. Damian di sana hanya diam, menautkan kedua tangannya ke belakang.Seolah pemandangan Luciano yang terkepung dibawah sana adalah sesuatu yang sudah ditunggu olehnya.“Angkat kedua tangan Anda!” teriak musuh perlahan mendekat tanpa menurunkan senjatanya dan tetap waspada.Luciano menurut tanpa melepas tatapannya dari Damian. Dia mengangkat kedua tangannya perlahan.“Kami akan membawa Anda ke Tuan Jacob!”Belum sampai musuh bergerak terlalu dekat. Asap tebal berisi gas air mata mendadak muncul dari empat titik pintu masuk. Kabutnya begitu cepat menutup area pandang aula hingga menimbulkan kekacauan.“Aarrgh! Pedih!”“Tangkap mus
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status