Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Figuran Presdir Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

Bab 71 - Pengumuman Hubungan

Langkah sepatu kulit yang berat menggema di lantai marmer, memecah kesunyian. Luciano berjalan memasuki kerumunan dengan aura gelap yang begitu kuat.Begitu sampai, mata tajamnya langsung tertuju pada Karissa.Wanita yang dia minta menunggu sebentar di pintu karena dia menerima telefon penting, kini justru sudah mendapat perlakuan tak baik. Dia berdiri dengan gaun berantakan.“Damian, kita pulang,” lirih Karissa enggan ada keributan apapun. Energinya mudah terkuras dengan kejadian singkat yang baru dia dapati.Alih-alih menurut, rahang Luciano justru makin mengeras melihat tangan Karissa nampak sedikit bergetar karena luka dari pecahan kaca. Dia alihkan pandangan ke Aubrie dan sekitar.“Ada yang bisa menjelaskan?” suaranya datar, tetapi justru karena itu suasana menjadi semakin mengerikan.Sejenak mereka terdiam sampai ada yang memiliki ide supaya selamat dari kejadian ini.“Tuan, kami hanya membantu Anda mengurus wanita pengganggu ini,” ucap salah satu wanita berharap dia mendapat ni
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 72 - Informasi Baru

“Kenapa bongkar identitas hubungan kita?”Itu adalah pertanyaan pertama setelah Luciano menurunkan Karissa di samping mobil. Tak ada jawaban, yang ada justru netra tajam Luciano memberi gerakan mata ke pintu mobil yang sudah dibukakan oleh supir.Baiklah, ibu hamil dengan gaun yang sudah kotor itu masuk ke dalam. Lagi pula dia sudah tidak nyaman berada di sini.Begitu Luciano sudah masuk dan duduk di sampingnya, Karissa langsung bertanya lagi. “Apa yang kamu rencanakan?”Dia benar-benar penasaran kenapa suaminya sekarang nampak berubah. Bukankah ini baik? Ya, hanya Karissa merasa sikap pria ini terlalu cepat perubahannya. Meski tetap dingin dan kaku.“Setidaknya kamu tau, baru sehari saja kamu dikenal sebagai wanita yang dekat denganku. Mereka mulai menyerang.”“Kau mengkhawatirkanku selama ini?” Pertanyaan polos Karissa membuat Luciano menoleh.Dia diam sejenak, barulah menjawab dengan datar. “Jangan tinggi hati. Aku tidak mau rutinitasku terganggu oleh perlakuan mereka terhadapmu.”
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 73 - Ingin Kepala Luciano

Satu tangan Luciano tiba-tiba menelusup ke bawah lehernya, supaya bisa dijadikan bantalan. Kemudian satu tangan lainnya menarik pinggangnya sampai menempel ke dada pria itu.“Hanya malam ini,” ucap Luciano.Lagi-lagi pria itu berhasil membuatnya tersenyum. Karissa tak menjawab. Dia bergerak sedikit untuk membetulkan posisinya, lalu menempatkan telapak tangan Luciano di perut buncitnya.Refleks telapak itu mengusap pelan beberapa kali.“Besok akhir minggu, aku ajarkan kamu menembak. Coba konsultasikan dengan dokter kandungan,” kata pria yang mulai memejamkan matanya.“Untuk apa?”Tak ada jawaban.Sampai detik berikutnya Karissa bisa mendengar suara napas teratur di atas kepalanya. Elusan di perut juga berhenti. Pertanda Luciano akhirnya terlelap.Ketika Karissa juga makin mengantuk, ponsel yang sejak siang dia abaikan nampak bergetar di nakas samping ranjang. Karena posisinya dekat, wanita itu sedikit memajukan tubuhnya untuk mengambil benda pipih itu.Ada satu pesan dari Shiena. Sebua
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 74 - Siasat Dua Pria

“Bukankah ini memang konsekuensi karena berani menyentuh Tuan King Wilbert?” Damian menatap mata Jacob yang tengah berapi-api dengan tenang.“Meski aku sudah melakukan perhitungan dengan matang, ini pertanda, kalau memang benteng pertahanan penjaramu yang terlalu lemah.”Jacob menyipitkan mata. Langkahnya pelan saat dia mendekat membawa tekanan yang mencekik seluruh ruangan."Perhitungan matang, katamu?"Nada suaranya meninggi sedikit. "Kekacauan ini sama sekali tidak mencerminkan perhitungan, Damian! Yang aku lihat, hanya ketidakmampuan mengendalikan situasi."“Kau –“ Jacob mencengkeram krah kemeja pria yang tingginya sejajar dengannya. “Kau telah aku percayakan menjaga markas selama aku pergi. Rupanya kamu tidak memiliki kemampuan apapun!”Tanpa melepas cengkeramannya, Jacob tersenyum miring penuh ejekan. “Pantas saja sejak dulu kamu diasingkan oleh keluargamu. Ternyata memang kembaran Luciano sebodoh ini!”Damian melepas cengkeraman Jacob tanpa terlihat kasar. Bibirnya tersenyum tip
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 75 - Melihat Kemiripan

“Wajahnya mengingatkanku pada Eleanor,” gumam Carmela ketika melihat sebuah figura kecil yang tersusun rapi di ruang tengah mansion milik keluarga Luther. Lalu dia bandingkan pada wajah perempuan yang pagi tadi bertengkar dengan Aubrie di rumah sakit.Wanita paruh baya itu adalah ibu kandung Jacob. Carmela lebih sering tinggal di luar negeri, berpindah tempat untuk bersenang-senang. Kali ini dia pulang ke Inggris untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara rutin dengan dokter khusus yang biasa mengurusnya.“Ada hal penting?” Suara bariton dari pintu membuat Carmela menoleh.Wanita itu mendekat sembari merentangkan tangan pada putra tunggalnya lalu memeluk rindu. Di kecupnya pipi kanan dan kiri, tak peduli dengan ekspresi datar Jacob.“Bulu jambangmu nampak lebat. Sibuk sekali?” tanyanya peduli.Jacob melepas kedua tangan Carmela lalu dia duduk di sebuah sofa dengan ukiran kayu jati. “Katakan, aku sedang banyak kerjaan.”Carmela menghela napas panjang melihat putranya yang nampak t
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 76 - Melihat Logo Luciano

“Biarin aja, Sa. Dia sudah berlaku kurang baik sebagai tenaga medis!” ucap Shiena tajam melihat Hannah memohon di kaki Karissa.Sejujurnya Shiena juga kaget bukan main melihat berita yang beredar sejak tengah malam. Dia sampai coba menghubungi Karissa tapi tidak aktif nomor sahabatnya itu.Kini, bukan hanya Hannah. Sophie dan Anna juga melakukan hal yang sama. Mereka memohon supaya Karissa memaafkannya.“A-Aku tidak tau sama sekali. Damian tidak mengatakan apa-apa padaku.” Karissa mundur dua langkah supaya Hanna melepas pelukan di kakinya.Shiena mendekat, melipat kedua tangan di depan dadanya sambil memperhatikan wajah-wajah pembuat onar itu. “Saat kalian melakukan kejahatan dengan fitnah-fitnah jahat kalian, apa tidak berpikir kalau kejadian ini akan kalian alami, hm? Sekalipun Karissa bukan istri pemilik rumah sakit ini, karma itu tidak akan salah orang!”Wajah Hannah sudah basah. Dia abaikan ucapan Shiena lalu fokus pada Karissa. “Karissa, kita rekan sesama tenaga medis. Kamu tahu
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 77 - Hati yang Terbakar

“Damian, jawab jujur. Luciano itu siapa?”Satu pertanyaan langsung Luciano terima ketika dia baru saja masuk ke dalam ruangan. Dilihatnya Karissa mengangkat sebuah berkas, menunjukkan lembar tanda tangan ke arahnya.Mata tajam pria itu menatap sesaat, lalu beralih pada wajah serius Karissa. Dia belum menjawab, dan justru berjalan santai sambil melepas satu kancing jas hitamnya.“Ini logo kepala serigala, sama seperti tato di perutmu.” Kini dia sedikit kasar meletakkan berkas di meja.Luciano mengambil berkas, lalu melihat apa yang ada di sana. Ini adalah berkas laporan Klan Blackwood. Siapa sangka Karissa datang dan melihatnya.“Apa yang kamu pikirkan.” Damian menutup lembaran tanda tangan kemudian maju menarik tangan Karissa untuk berdiri di depannya.“Kamu anak buah Luciano?” tebak Karissa siap-siap kecewa kalau memang benar suaminya ikut jadi bawahan si mafia itu.“Anak buah Luciano?” Pria itu tersenyum samar. “Wajah sepertiku apakah pantas menjadi anak buah orang lain?”Karissa me
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 78 - Kecemburuan

“Sayang ... please, stop!”Permintaan Karissa tidak Luciano penuhi. Pria itu justru tersenyum puas melihat istrinya yang kelelahan sampai tubuh mereka penuh dengan keringat.Hingga langit sudah menggelap, kegiatan tak terduga itu akhirnya selesai.“Mau makan di rumah atau di resto?” tanya Luciano setelah dia berhasil memakaikan Karissa baju dan beralih mengancing kemeja putihnya sendiri.“Menurutmu, dengan penampilanku yang seperti ini masih ada nafsu bertemu dengan orang lain?” jawab Karissa masih tegeletak lesu di sandaran sofa.Pria itu terkekeh ringan lalu membungkuk untuk mengecup perut buncit istrinya. “Jelas sekali dia anakku. Sangat kuat dan bisa diajak bekerjasama.”Karissa berdecih lalu memejamkan matanya yang mengantuk dan lelah. Jadi dia pasrah saja ketika Luciano menyelimutinya dengan jas lalu mengangkat tubuhnya untuk digendong.Kantor sudah sepi. Hanya ada security yang berjaga. Ketika keduanya sampai di lantai dasar, seorang penjaga datang mendekat dan membungkuk sopan
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 79 - Latihan Menembak

“Damian, kamu benar-benar akan menikah dengan wanita itu?”Sudah lebih dari tiga tahun, tapi Damian ingat sekali tangisan Emma ketika mendengar kabar pernikahan tunangannya bersama wanita lain.“Kau janji akan berjuang, Damian. Kau janji akan menikahiku setelah hukuman pengasinganmu berakhir. Tapi kenapa kamu justru jatuh cinta pada gadis di sana?!”Damian menarik Emma ke dalam pelukannya, membiarkan wanita itu menangis. Dua tahun Damian dihukum oleh Hector. Dia diasingkan ke sebuah pedesaan di negara Inggris. Emma sebagai tunangannya tentu tetap setia menunggu Damian untuk kembali ke Italia.Meski tanpa restu karena Emma hanyalah anak dari pengawal keluarga Wilbert, tapi Damian terus berjanji akan memperjuangkan hubungan mereka nanti. Siapa sangka, kabar rencana pernikahan yang Emma dengar dari orang lain membuatnya hancur.“Maaf,” lirih Damian sambil terus mengusap punggung Emma yang masih bergetar.“Lalu bagaimana dengan anak di perutku ini?”Damian terkesiap mendengar pengakuan Em
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 80 - Pencetak Anak

“Damian, aku dengar ponselku berbunyi.”Suara Karissa terdengar di punggung Luciano, membuat pria berkemeja hitam itu melirik tipis.“Aku sedang menunggu chat dari Shiena, katanya – akh!”Belum sampai dia menyentuh benda pipih yang tergeletak di meja, Karissa memekik karena Luciano tiba-tiba menembak ponselnya.“Damian, apa yang kamu lakukan?!” teriaknya sedikit syok.“Aku lihat ada lalat hijau di sana,” jawab Luciano santai meletakkan pistol di box khusus.Karissa masih tak percaya. Alat komunikasi yang sudah lama menemani hari-harinya itu bisa-bisanya dimusnahkan karena lalat. “Lalat? Mana ada lalat! Kalau iya, tidak seharusnya –““Kita pergi membeli ponsel terbaru yang kamu inginkan.”Karissa menatap punggung Luciano yang menjauh dengan tajam juga dada naik turun karena emosi.“Kau tidak tau, aku sedang menunggu kabar dari Shiena! Aku juga harus menghubungi Daddy! Damiaaaan! Kenapa kamu masih suka bertindak seenaknya sendiriiii!” teriak Karissa sampai menghentakkan kakinya berulang
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status