Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Figuran Presdir Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

95 Chapters

Bab 31 - Fakta Lainnya

Emma menaikkan satu alisnya, menatap wanita yang sudah lama ingin tau identitas asli Aiden.“Aiden anak biologis Damian,” jawabnya tanpa basa basi.Kedua mata Karissa yang mulai berembun, bergerak meneliti setiap mimik wajah yang Emma tampilkan. Jelas sekali ada pancaran emosi di sorot mata wanita itu. Namun, dia harus ingat, Emma bukan kah pernah memanipulasi keadaan sebelumnya. Jadi bukan tak mungkin wanita ini melakukannya lagi.“Kau bohong.” Karissa coba terkekeh hambar. “Damian bisa saja membunuhmu kalau kau berbohong.”Sayangnya, wajah Emma menunjukkan keseriusan. Bahkan, rahang wanita itu nampak mengeras.“Aku bersumpah demi Dewa Zeus!” tegasnya mengepalkan kedua tangan. “Aiden adalah darah daging Damian Morgan!”Tenggorokan Karissa rasanya langsung kering. Begitupun dadanya yang terasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum dalam satu waktu.“Kami sudah berencana menikah.” Emma menjeda untuk mengusap cepat air mata yang mendadak jatuh ke pipi tanpa permisi. Bahkan dia sampai melupa
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 32 - Menyerang Musuh

Kumulus awan kelabu yang menggantung di angkasa perlahan kini meluruhkan muatannya. Butiran air jatuh, menghempaskan hawa dingin yang menusuk. Pun dengan gemuruh petir yang saling menyahut keras bagai pertarungan pada goresan sunyi.Seorang pria berkemeja serba hitam berdiri menghadap jendela kaca yang buram, penuh dengan jejak tetesan hujan yang menerjang jelang dini hari ini.Sorot mata elangnya tertuju pada sebuah kotak beludru yang tergeletak di meja dari pantulan kaca meski penerangan di ruangan serba abu-abu ini sangatlah minim."Jadi, dia istrinya Damian?" gumam Jacob yang sesaat setelahnya menarik sebelah ujung bibirnya.Dengan seringai miring di wajahnya, kedua tangan Jacob lantas menelusup di balik saku celana hitamnya itu. "Hmmm ... Ini suatu kebetulan yang sangat menarik."Sudah lama dia mencurigai dokter di rumah sakit itu ada hubungan dengan musuhnya. Sampai suatu kebetulan, ada yang mengaku membutuhkan uang dengan nama Karissa Asterin. Jacob pun tak menolak, bahkan dia
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 33 - Insiden di Pelabuhan

"Di mana Karissa? Apa dia belum bangun?" Damian menghampiri meja makan dan singgah dengan gagah pada kursi paling ujung.Tangan Martha yang tengah menuangkan sup krim ayam brokoli ke mangkuk kaca itu refleks mengalihkan atensinya. Tundukan hormat dilayangkan Martha setelahnya."Sudah bangun, Tuan. Tapi tadi Nyonya Karissa hanya mengambil semangkuk sup lalu kembali lagi ke kamarnya. Sebab hari ini beliau berangkat praktek siang," jawab Martha apa adanya.Damian menyeruput kopi tanpa ekspresi. Hanya saja keningnya sedikit berkerut. “Dia selalu merajuk,” lirihnya.Ringisan kecil tercetak di wajah Martha yang tampak sungkan. Namun posisinya saat ini tentu harus menjelaskan se-transparan mungkin pada Tuan-nya."Tuan maaf, sepertinya suasana hati Nyonya sedang tidak baik perihal kamar untuk Tuan Muda Aiden. Padahal sebelumnya, Nyonya sudah lebih dulu merencanakan ruangan itu untuk kamar putra Anda kelak."Ungkapan jujur Martha kini bisa dimengerti dengan mudah oleh Damian yang seketika berd
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 34 - Hukuman Lagi?

Karissa memekik karena tiba-tiba rahangnya dicengkeram oleh pria tinggi besar yang kini ada di depan wajahnya."Kenapa? Lebih suka jika Jacob yang datang?"Damian menyorot tajam ke arah Karissa yang masih terbelalak kaget melihat kemunculannya yang sangat mendadak ini.“D-Damian ada apa datang?”Damian melepas cengkeramannya. Meski begitu dia tak bisa lepas dari sorot tajam suaminya."Siapa yang mengajarimu berbohong, Karissa?" Damian maju sedikit yang refleks membuat kaki Karissa yang rasanya sudah bak jelly ini mundur ketakutan menyentuh sisi meja."B-Bukan begitu maksudku, Damian. A-Aku."“Bertemu dengan pria lain di luar jam 11 malam?”Karissa menelan ludahnya susah payah. Demi Tuhan, dia tidak menduga kalau Damian akan menjemputnya ke sini. Dan parahnya lagi, kenapa mulutnya spontan asal ceplos nama Jacob saat Damian muncul tadi?"Ayo pulang!"“T-Tunggu.” Karissa menggeleng cepat. “Sebentar lagi. A-Aku sedang –““Ini?” Damian menunjukkan cincin di tangannya.Karissa tak hanya mel
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 35 - Tangisan Berisik

“Mommy ... aku mau mommy ....”Suara tangisan Aiden terdengar ketika Karissa membuka pintu kamar untuk menerima secangkir jahe hangat dari pelayan. Memikirkan Damian yang tidak tidur di kamar ini semalam membuat perutnya mual pagi-pagi.Tidak, bukannya ingin tidur dipelukan lelaki itu. Melainkan luka di tangan Damian akibat memukul dinding terlalu keras. Padahal biasanya pria itu pasti melampiaskan marah padanya, tapi semalam Damian benar-benar pergi dan belum kembali.“Ada lagi yang dibutuhkan, Nyonya?”Alih-alih menjawab, Karissa justru menoleh ke kamar Aiden yang terbuka sedikit. Hingga suara dari dalam jelas sekali terdengar.“Dia sejak kemarin menangis?” tanyanya. Walau dia benci dengan Emma, tapi tetap saja dia kasihan kalau mendengar suara tangisan itu terus menerus.“Tuan Muda terus merengek ingin menghubungi ibunya, Nyonya,” jawab si pelayan dengan hati-hati.“Damian di sana?”“Tuan ada di ruang lantai dua sejak semalam dan belum keluar.”Karissa menaikkan satu alisnya. “Tida
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 36 - Rencana Usai Bercerai

[Ibumu sudah pingsan 3x di atas makam suaminya. Cepat datang, dia terus memanggil nama anak-anaknya.]Pesan dari Hector membuat Damian terdiam sesaat, mengabaikan rengekan Aiden yang belum mau makan walaupun pengasuh membujuk. Dia hampir saja lupa kalau hari ini adalah hari peringatan ke-lima tahun kematian ayahnya. Biasanya Damian akan ke italy sedari kemarin sebelum ibunya merasa sedih. Namun, sekarang untuk meninggalkan Karissa rasanya tidak se-enteng itu.“Aku mau mommy! Aku mau makan sama mommy!” teriaknya.Selain teriakan, suara sendok dilempar membuat Damian mengangkat pandangannya.“Aiden!” tegasnya tak suka dengan keributan ini.Pria kecil itu memang diam, tapi kini Aiden justru menahan tangisannya dengan menunduk takut.Damian menarik napasnya kemudian meletakkan ponsel di meja. "Dimakan, Aiden. Itu makanan kesukaanmu kan?" Dia mencoba menaikkan tingkat kesabarannya.Menggeleng pelan, Aiden tetap menunduk. Dia terisak lalu mengusap mata dengan punggung tangan kecilnya.Berula
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 37 - Tanah Kelahiran

“Tuan, sebentar lagi pesawat landing,” lapor pramugari di pesawat jet pribadi milik Damian.Dua jam perjalanan udara, membawa seorang lelaki bertubuh tinggi atletis akhirnya menginjakkan kaki di tanah Italia, tanah kelahirannya. Hanya 20 menit dari bandara, mobil itu akhirnya memasuki gerbang mansion yang menjulang tinggi dan kokoh. Bangunan ini jauh lebih besar dibanding mansion milik Damian di Inggris. Penjagaan juga lebih ketat dengan anak buah di mana-mana.Salah seorang anak buah langsung membukakan pintu mobil, barulah deretan pengawal lain membungkuk serentak.Langkah besar Damian mulai memasuki ruang demi ruang dalam mansion ini yang sengaja didesain klasik dengan sentuhan warna gelap di tiap sudutnya.Begitu mata elangnya menangkap satu spot ruang dengan hiasan kepala serigala hitam yang bertengger kokoh di sana, Damian seketika menghentikan langkah kakinya.“Di mana mama?” tanya Damian pada tiga orang pelayan yang baru membungkuk padanya."Nyonya Besar sudah menunggu di belak
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 38 - Alergi

“Jangan pernah berpikir kamu lemah karena penyakit genetik dan merasa tersingkirkan sebab opa pernah menghukummu ke tempat pengasingan. Kami semua sayang padamu, Damian."Rosetta menjeda sejenak untuk mengurus sayuran yang sedang dia potong. Baru kemudian melanjutkan ceritanya. "Dan apa kamu ingat, Nak. Dulu papamu dan —""Sebenarnya apa yang kamu bicarakan?" Hector tiba-tiba datang, memotong cerocosan Rosetta yang belum selesai.Rosetta mengangkat pandangannya, menatap sang ayah dengan kening menyerngit. "Aku hanya sedang bernostalgia dengan putraku. Kenapa? Ada yang salah? Apa aku tidak boleh mengingat momen bahagia bersama Damian-ku?"Membuang napas dengan kasar, Hector menghampiri kursi kosong di sebelah Damian. "Kamu ini selalu membicarakan Damian. Tidak ingatkah kamu kalau ada putramu yang lain? Bagaimana kalau mereka mendengar ceritamu tadi yang terlalu berpihak pada satu anak saja?"Berdecak pelan, Rosetta kini memandang sang ayah dengan berkacak pinggang. "Ya karena yang di d
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 39 - Bertemu Seseorang

“Damian ke rumah sakit siang tadi?” beo Karissa ketika seorang petugas laboratorium berbisik padanya.“Emh, aku tidak melihat langsung. Tapi Dokter Forensik yang mengurus. Aku melihat data masuk di ruangan.” Petugas wanita itu melihat ke kanan kiri, sengaja supaya tak ada yang mendengar.“Tuan Damian coba melakukan tes DNA, mencocokkan dengan DNA milik Aiden. Apa itu artinya gosip itu benar kalau Tuan Damian dan asistennya ada hubungan? Aku mengatakan ini karena sekarang kamu yang dekat dengannya sebagai dokter khusus Aiden.”Karissa tak terkejut dengan pemikiran petugas itu. Dia hanya bingung, bagaimana bisa Damian ke rumah sakit siang tadi, sebab suaminya sudah pamit pergi sejak pagi. Apa mungkin kepergian ke Italia ditunda? Atau memang Damian berbohong, sebenarnya tidak ada urusan ke Italia?“Ah, sudahlah! Kamu ini tidak pandai mengambil kesempatan. Pasti di mansion Tuan Damian kamu tidak pernah meneliti soal hubungan mereka ya?” kesal petugas wanita itu sebab Karissa justru diam m
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 40 - Pria Misterius

Jantung Karissa rasanya berdegup kencang menatap punggung lebar di hadapannya. Sementara tangannya masih menahan tangan pria tak dikenal itu.“K-Kamu memberikan pesananmu. Jadi –“ Karissa sedikit tercekat ketika punggung tangannya di ditarik lembut oleh telapak dingin itu supaya cengkeramannya terlepas.Belum sempat Karissa bereaksi, orang itu sudah berjalan cepat.“Hei!”“Nyonya!”Tony buru-buru turun dari mobil berjalan cepat menghampiri Karissa yang nyaris berlari. “Ada apa, Nyonya?”Karissa hanya menatap bingung ke arah pria tadi pergi. “Aku seperti melihat Damian,” jawabnya.Dahi Tony berkerut melihat ke trotoar di depan sana yang sudah sepi.“Anda merindukan Tuan Damian?” tebak Tony. “Barusan saya mendapat kabar kalau Tuan Damian sudah sampai di bandara. Beliau ingin Nyonya Karissa sudah lebih dulu tiba di mansion.”Seolah tak mendengar perkataan Tony, sebab Karissa masih sibuk memikirkan pria tadi. Dia justru mengangkat bungkusan di tangannya. “Ada orang memberikan ini padaku.”
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status