Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Chapter 101 - Chapter 105

All Chapters of Istri Figuran Presdir Arogan: Chapter 101 - Chapter 105

105 Chapters

Bab 101 - Mendahului

“Istrimu sangat bodoh. Aku membiarkannya kabur dari kamar dengan mudah, supaya dia juga lancar menyerahkan diri ke maut.”Sebab, kalau musuh sengaja masuk ke area mansion tentu sangat tidak mungkin.Sang mata-mata itu sudah lima jam mendapat siksaan di ruang bawah tanah. Kedua tangannya diborgol ke kursi besi, tubuhnya dipenuhi luka pukulan dari para penjaga. Darah juga sudah mengalir dari pelipis dan sudut bibit. Bukannya takut, dia justru membalas tatapan Luciano dengan sorot mengejek.Sang mafia itu berdiri di depan mata-mata tersebut. Terlihat tenang, tapi mematikan.“Jacob,” tebak Luciano melihat ada logo Klan Luther di bahu musuh karena kemeja yang tersingkap.Elman mendengus, kemudian terkekeh pelan. Ia menyingkap bagian atas bajunya, memperlihatkan tato kepala serigala di dada. Logo klan Luther."Kau bisa bunuh aku sekarang, aku tidak peduli. Tapi kau tidak akan pernah bisa menebus keterlambatanmu, Tuan Luciano. Hahahaha!"Mata-mata itu dikirim ke mansion tentu bersiap akan ma
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 102 - Hanya Wanita Biasa

“Kau bisa membawanya setelah Luciano masuk ke perangkap.” Jacob mendorong botol obat penggugur kandungan itu pada Damian.“Masuklah selayaknya Luciano yang menyusup dan melawan penjaga di sana. Pastikan wanita itu meminum obatnya sebelum pergi. Aku ingin Luciano menderita sebelum ajal menjemput,” lanjutnya.Damian mengepal melihat botol di sana. Harusnya dia tega-tega saja, kan? Namun, kenapa tiba-tiba hatinya berat. Apalagi kandungan Karissa sudah besar begitu.“Bukankah itu terlalu menunda waktu? Ingat, bergerakan Luciano cukup cepat,” jawab Damian.Jacob menyeringai sambil memiringkan kepalanya. “Dan kau kira aku sepercaya itu padamu, Damian Morgan Wilbert?”Pria itu lalu berdiri, meraih belati di atas meja. “Aku sedang tidak melakukan penawaran. Aku hanya memberimu kesempatan menyelamatkan wanita yang kau cintai.”Setelahnya Jacob pergi membiarkan Damian berpikir. Baginya, dengan ataupun tanpa pergerakan Damian, itu tak berpengaruh pada rencana utama Jacob. Yaitu membawa Luciano m
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 103 - Luciano Menemukannya

Suara ledakan pertama yang menghantam gerbang tebal markas Luther membuat Jacob tersenyum licik. Dia mengangkat gelas berisi wine kemudian berjalan ke jendela kaca ruangannya di lantai tiga.“Benar dugaanku, dia terlalu mencintai istrinya sampai bertindak brutal tanpa tawar menawar,” ujarnya lalu menelan satu tegukan minuman beralkohol itu.Dua pengawal yang ada di ruangan pun ikut menyeringai.Musuh masuk perangkap!“Bagaimana pergerakan Damian?” Jacob bertanya tanpa menoleh ke belakang.“Tuan Damian sudah masuk ke penjara bawah tanah,” jawab salah satu diantara mereka.Di sana Jacob masih menonton aksi Luciano yang membawa puluhan anak buah untuk bisa menerobos masuk melawan penjaga.“Kabarnya, Tuan Damian masih di dalam. Belum sempat membawa tahanan,” ujar penjaga lagi.Jacob menarik napas panjang lalu membuangnya tenang. “Belum sempat kabur pun tak masalah. Aku justru senang melihat perang saudara. Aku jadi tidak perlu susah payah membunuh mereka, karena mereka sendiri yang akan sa
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 104 - Tidak Nyaman

“KARISSA!”Napas Luciano terengah-engah, berdiri di ambang pintu sambil memegang lengan bekas satu tembakan dari musuh di belakang.Saat dia baru bergerak selangkah –SLEB!Satu panah menancap di punggungnya. Karena belum tumbang, panah kedua kembali menusuk di area yang sama.Luciano terduduk dengan lutut menyangga tubuhnya. Dari balik semak yang menjulang tinggi, dia bisa melihat Karissa yang sempat menoleh ke arahnya. Sebelum akhirnya Damian membawa pergi lebih jauh lagi, tak terlihat.“K-Karissa ....” Dengan sisa tenaga, Luciano mencoba untuk berdiri. Tangannya menepal di atas satu lutut supaya tubuhnya terangkat. Matanya memerah dan basah, giginya pun menggertak menahan rasa sakit luar biasa dari punggung yang menjalar ke seluruh sendi tubuhnya.Itu bukan panah biasa. Benda yang menancap itu beracun, melumpuhkan kekuatan yang seharusnya masih ada.Dan akhirnya, Luciano kembali bersimpuh lemah.“Hahahahahaha!”Suara tawa Jacob menggema di lorong. Rasanya puas sekali melihat musuhny
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 105 - Sentuhan yang Hampa

Lelaki itu menatap Karissa dengan senyum lembut. Senyum yang terasa asing, ah bukan menyebalkan. Justru ini terlalu manis.Luciano tidak pernah tersenyum seperti ini, kecuali saat bercinta. Itu pun senyuman nakal, penuh hasrat, dan dominan.“Kau sedang mengingat ciuman pertama kita?” Damian mengangkat tangan kanan untuk mengusap pipi Karissa dengan jemarinya.Wanita itu reflek meremas sisi bajunya. Sentuhan Damian kenapa membuatnya merinding. Biasanya sentuhan suaminya membuatnya panas dingin.“Di bawah pohon oak, tepi danau. Setelah kamu resmi menjadi kekasihku. Kamu lah yang pertama meminta ijin untuk menciumku.” Damian terkekeh ringan ingat hal indah itu.“Kau ingat?” Mata Karissa bergerak bingung.Selama ini suaminya mengatakan hilang ingatan sebagian pasca kecelakaan. Itu sebabnya tidak ada masa lalu yang diingat.“Sangat ingat.” Kini jemari Damian serta tatapannya beralih ke bibir ranum Karissa. “Ciuman semanis madu, mana mungkin aku lupa.”Karissa menahan napas ketika jemari it
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1
...
67891011
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status