Namira memeluk tubuh Daniel semakin erat. Ia benar-benar takut kehilangan sosok seperti Daniel. Baginya, lelaki itu adalah pelindungnya. Tempat ia berlindung di saat hatinya merasa takut dan bersedih. "Aku mau ngabisin susu dulu," kata Namira melepaskan pelukan. Menyeka air mata dengan kasar, lalu meneguk susu hingga habis. Gelas diletakkan kembali ke tempat semula. Kemudian, Namira memandang perutnya yang belum membuncit sambil mengelus lembut. "Kelak, dia akan menyayangi kita, Mas. Aku ingin, kita membesarkannya bersama-sama. Apa kamu gak mau?" Namira menoleh, menatap lekat Daniel yang memerhatikannya. Daniel tersenyum, menyentuh perut Namira. "Aku mau, Sayang." Daniel agak membungkuk, mencium perut Namira dengan lembut, penuh cinta. Namira mengusap rambut suaminya. "Nak, kamu harus sehat, jangan nakal. Jangan bikin Mamihmu kesakitan," bisik Daniel pada janin yang masih berada di dalam rahim Namira. "Sayang, malam ini kamu mau makan di luar gak? Atau masih capek?" tanya Daniel
Last Updated : 2024-12-14 Read more