Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

Bab 21A. Kangen

Senyum Bianca mengembang saat dirinya duduk di balik kemudi. Hatinya benar-benar bahagia karena diberi izin pergi ke supermarket dengan Bi Rusmi. Biasanya Daniel selalu mengikuti kemanapun Bianca pergi. Sekarang tidak lagi semenjak menikah dengan Namira. "Non, tumben Pak Daniel gak ikut?" tanya Bi Rusmi heran. Setahunya, Daniel biasanya ikut kemanapun Bianca pergi. Tetapi, hari ini kenapa hanya ia dan Bianca? "Papah kan lagi jagain Namira, Bi. Oh iya, Bibi belum tau, ya? Kalau Mamihku sekarang lagi hamil." Bianca berkata sangat riang. Dia benar-benar bahagia. Ternyata dugaannya benar. Kalau Daniel punya istri baru dan punya anak, perhatiannya akan terbagi. Tidak untuk dirinya saja. "Beneran, Non?" Bi Rusmi terkejut, kedau matanya membeliak sempurna. Bibir tua itu menyunggingkan senyum. Bahagia karena dugaannya benar. "Benar dong, Bi. Tadi kami ke rumah sakit. Pas di USG katanya baru 3 Mingguan. Makanya Mamihku gak boleh capek, gak boleh banyak pikiran," ujar Bianca sumringa
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 21B. Kangen

Sudah sore, Bianca dan Bi Rusmi belum juga pulang. Namira dan suaminya kini tengah berada di ruang keluarga. Mereka nonton televisi sambil menunggu Bianca dan Bi Rusmi pulang. "Nomor hape Bianca gak aktif, Sayang. Mas khawatir dia kenapa-napa. Apalagi ini udah sore. Ck!" Daniel sangat resah menunggu anak kandungnya. Sedari tadi mondar-mandir menunggu Bianca pulang ke rumah. "Mas Ayang, duduk dulu. Nanti juga Bianca dan Bi Rusmi pulang. Mungkin mereka lagi kejebak macet, Mas." Namira berusaha membuat suaminya tenang, menunggu Bianca yang sampai saat ini sulit dihubungi. "Kalau macet, kenapa lama begini, Sayang? Mas benar-benar khawatir." Daniel menghempaskan b0kongnya ke sofa samping kanan Namira. Raut wajahnya sangat gelisah, berulang kali melihat pintu depan. Apa Bianca sudah pulang atau belum? "Kalau Mas khawatir, cari saja di Mall," kata Namira tanpa memandang wajah suaminya. Ia takut kalau akhirnya Daniel justru menyalahkannya karena melarang ikut belanja. Daniel m
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 22A. Sangat Cantik

Setelah membaca pesan dari Ferry, Bianca langsung menelepon. Ia tidak mau bertemu Ferry atau melihat lelaki itu datang ke rumahnya. "Hai, Bi. Gimana? Kamu mau ketemu di mana?" Suara Ferry langsung terdengar.Awalnya Bianca memang sempat suka pada Ferry tetapi setelah melihat sikap Ferry yang terkesan memaksa, dia jadi tidak suka. Mengatakan cinta begitu cepat padahal sebelumnya Ferry sangat menyukai Namira. Setelah tahu Namira sudah menikah, tiba-tiba saja Ferry bilang cinta padanya. Seperti Bianca tempat pelampiasan saja."Aku minta maaf. Aku gak mau ketemu sama kamu atau aku gak mau kamu datang ke rumahku," tandas Bianca tegas. Senyum Ferry yang sebelumnya mengembang, seketika sirna. Ia tidak menyangka Bianca menolak keinginannya padahal Ferry sangat yakin kalau Bianca juga suka padanya. "Kenapa, Sayang? Emang kamu gak kangen sama aku?" Muak! Bianca sangat muak mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Ferry. Lelaki mur4han. Mudah sekali mengungkapkan kata cinta pada wanita. "
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 22B. Sangat Cantik

Namira memeluk tubuh Daniel semakin erat. Ia benar-benar takut kehilangan sosok seperti Daniel. Baginya, lelaki itu adalah pelindungnya. Tempat ia berlindung di saat hatinya merasa takut dan bersedih. "Aku mau ngabisin susu dulu," kata Namira melepaskan pelukan. Menyeka air mata dengan kasar, lalu meneguk susu hingga habis. Gelas diletakkan kembali ke tempat semula. Kemudian, Namira memandang perutnya yang belum membuncit sambil mengelus lembut. "Kelak, dia akan menyayangi kita, Mas. Aku ingin, kita membesarkannya bersama-sama. Apa kamu gak mau?" Namira menoleh, menatap lekat Daniel yang memerhatikannya. Daniel tersenyum, menyentuh perut Namira. "Aku mau, Sayang." Daniel agak membungkuk, mencium perut Namira dengan lembut, penuh cinta. Namira mengusap rambut suaminya. "Nak, kamu harus sehat, jangan nakal. Jangan bikin Mamihmu kesakitan," bisik Daniel pada janin yang masih berada di dalam rahim Namira. "Sayang, malam ini kamu mau makan di luar gak? Atau masih capek?" tanya Daniel
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 23. Dihadang

Bianca yang tengah mengunyah mendongak, menatap tak suka pria gondrong yang berdiri di depannya. Bianca menghela napas berat, lalu melanjutkan makannya, tak peduli dengan kehadiran Ferry. Senyum Ferry sirna melihat Bianca tak peduli dengan kehadirannya. Bi Rusmi mengerutkan kening, menatap lekat lelaki yang beberapa hari lalu pernah datang ke rumah Daniel. "Ehm, Bi. kalau tau kamu mau ke sini, tadi aku jemput aja. Jadikan, kamu gak perlu makan bakso ditemenin pembantumu." Tanpa permisi, Ferry duduk di kursi yang ada di sampingnya. Bianca menyudahi makan baksonya, meski masih ada beberapa butir lagi. Ia menegak air mineral hingga setengah. "Suruh siapa kamu duduk di sini? Pergi sana!" Sangat ketus, Bianca berkata. Ferry yang sedari tadi memamerkan senyumnya, langsung meredup. Ia menghela napas, agar tidak terpancing emosi. "Aku mau temenin kamu, Bi. Masa gak boleh?""Emang gak boleh," balas Bianca cepat. Ferry tersinggung, mulutnya langsung terdiam beberapa menit. Ferry melihat
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 24A. P3rkasa

"Bi, pegangan yang kuat. Aku mau kabur!" titah Bianca pada asisten rumah tangganya yang duduk di jok sebelah. "I-iya, Non." Bianca menginjak rem, melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Kedua matanya sangat tajam, menatap lurus ke depan. Dua orang duduk di atas motor yang menghadang mobil Bianca terkejut melihat Bianca nekat ingin menabrak. Dua orang itu lari menghindar. Dengan kecepatan yang tinggi, Bianca menyerempet motor itu. Bianca menoleh ke belakang, melihat motor lainnya yang mengejar. "Non, mereka ngejar kita! Astaghfirullahalazim ... ya Allah lindungi kami ya Allah." Bi Rusmi memanjatkan doa. Ia berharap kalau motor-motor itu berhenti mengejar. Bianca menoleh ke belakang sekilas, lalu menancapkan gas lebih kencang lagi. Memasuki komplek perumahan tempat tinggalnya, motor-motor yang mengejarnya sudah tidak terlihat. Bianca bernapas lega, terlepas dari kejaran orang yang tak dikenal. "Alhamdulillah mereka udah gak ngejar kita lagi, Non," ucap Bi Rusmi penuh rasa
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

24B. P3rkasa

"Boleh. Tanya apa, Mas Ayang?" jawab Namira mengeratkan genggaman tangannya. "Apa yang membuatmu mencintaiku? Mau jadi istriku?" Senyum yang sebelumnya mengembang di bibir Namira seketika sirna. Ia tak menyangka kalau Daniel mempertanyakan masalah itu. Tanpa ragu, Namira pun menjawab, "Karena kamu lelaki yang setia, lelaki yang baik, lelaki yang perhatian, lelaki yang penyabar dan lelaki yang ---" Namira menggantung kalimat, tapi bibirnya mengulum senyum. Ia merunduk, tersipu malu.Berbeda dengan Daniel, lelaki itu justru penasaran. Ingin mendengar kalimat berikutnya. "Yang apa?" Daniel penasaran. Bukannya menjawab, Namira justru menggigit bibir bagian bawah. Daniel semakin penasaran, menc1um lembut punggung tangan Namira dan kembali bertanya. "Jawab, Sayang. Yang apa?" Suara Daniel terdengar parau. Namira salah tingkah, ia mengalihkan pandangan ke arah lain, kemudian dengan suara yang pelan, Namira akhirnya menjawab, "Yang ... hm ... perkakas!" Namira menarik tangannya dari gen
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 25. Cakeeeeppp

Waktu aku dan papahmu keluar rumah, apa kamu ikut keluar juga?""Maksudmu ngikutin kalian? Enggaklah ...," jawab Bianca cuek, sesantai mungkin. "Bukan ngikutin tapi kamu keluar aja.""Aku baru bangun tidur, Na. Kamu ini malah nanya kayak gitu. Cerita dong, gimana dinner pertamamu? Menyenangkan gak?" Bianca sengaja mengalihkan pertanyaan. Dia tidak ingin berkata jujur atau membohongi Namira. "Menyenangkan banget. Pokoknya, so sweet. Romantis, sangat romantis.""Huh, genit!" Bianca mencubit pipi ibu sambungnya gemas. Namira cemberut, mengusap-usap bekas cubitan Bianca. "Beneran tau! Ngomong-ngomong, besok ada kelas gak? Aku kok males banget kuliah, ya? Maunya tuh di rumah terus sama papahmu. Hahaha ...." Namira tertawa lepas, malu sendiri dan tentunya sangat bahagia. Bianca menggelengkan kepala mendengar ucapan ibu sambungnya. "Males terooos ... kamu kan emang gak mau kuliah tadinya. Mau di rumah aja, bantuin Bi Rusmi.""Lah emang iya. Makanya aku males apalagi sekarang aku udah ni
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 26A. Tidak Tahu

Tiba di kampus, Bianca dan Namira berjalan beriringan. Sebelum masuk kelas, Bianca meminta Namira mengantarnya ke parkiran khusus sepeda motor. Entah mengapa, ia sangat mencurigai Ferry sebagai dalang dari penghadangan semalam. "Ngapain sih ke parkiran motor, Bi?" protes Namira mensejajari langkah Bianca yang cepat. "Jangan banyak tanya dulu. Nanti aku cerita.""Iya dah."Di area parkir, pandangan Bianca memerhatikan satu persatu motor yang berjajar rapi. Dia juga memerhatikan motor yang baru datang. Meskipun semalam tidak terlalu jelas melihat kendaraan yang ditumpangi para penghadang itu, tetapi jika Bianca melihat lagi, ia yakin masih mengenalinya. "Bi, nyariin motor siapa?" Lagi, Namira penasaran. Bianca tak menjawab, ia tetap memerhatikan satu persatu motor yang masuk ke dalam area parkir. Mereka berdua berdiri di dekat kantin yang lokasinya memang tak jauh dari parkiran sepeda motor mahasiswa. Bianca menarik napas panjang. Ia merasa kalau dugaannya mungkin salah besar. "Ya
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 26B. Tidak Tahu

Selesai kelas, Ferry datang menemui Bianca dan Namira. Ia berniat mengajak dua gadis itu untuk melihat rekaman CCTV. "Enggak usah. Aku minta maaf udah nuduh kamu. Sorry," ujar Bianca saat Ferry mengajaknya melihat rekaman CCTV. "Jangan gitu dong, Bi. Aku mau ngajak kamu ke sana cuma lihat CCTV. Kamu bisa lihat aku di sana, sampe jam berapa di kedai. Aku gak mau, kamu berpikir buruk tentangku, Bi." Ferry berusaha meyakinkan Bianca. Namun, gadis itu tetap bersikukuh tidak ingin melihat rekaman CCTV tersebut. "Enggak. Aku gak menilaimu buruk lagi. Aku cuma minta sama kamu, tolong jangan ganggu aku lagi. Itu aja!"Bianca berkata sangat tegas. Kemudian, ia menarik lengan Namira agar menjauh dari lelaki yang sempat menyukainya. Tidak berselang lama, kendaraan yang dikemudikan Daniel sudah datang. Namira dan Bianca bergegas masuk ke dalam mobil mewah. Mereka tak ada yang bicara sepanjang jalan menuju rumah. Daniel yang duduk di balik kemudi merasa heran. Ada apa dengan istri dan anaknya?
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status