All Chapters of Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: Chapter 321 - Chapter 330

343 Chapters

Bab 321. Kecemburuan yang Tak Pernah Ada Habisnya

Jam menunjukkan pukul sebelas siang, Asher baru saja keluar dari dalam ruangan meeting diikuti oleh Levi di belakangnya yang membawakan beberapa berkas. Asher berjalan sambil mengecek beberapa pesan di ponselnya. Pesan-pesan dari Aleena, juga pesan pekerjaan lainnya. "Levi," panggil Asher pada asistennya. "Iya, Pak?" "Aku harus pulang sebentar lagi. Hasil dari meeting tadi bisa kau rangkum ulang, dan berkas-berkas yang sudah dikumpulkan oleh semua anggota rapat bisa kau taruh di rak lemari kaca sebelah utara," ujar Asher menjelaskan. "Sebentar lagi, ada Grayson rekanku yang datang dan akan memberikan pengarahan kerja padamu." Wanita itu mengangguk. "Baik Pak. Apakah nanti Pak Asher akan ke sini lagi?" "Hm. Aku akan ke sini lagi pukul tiga." "Baiklah kalau begitu, Pak." Levi menundukkan kepalanya saat Asher bergegas pergi melewati ruangannya dan meninggalkan wanita itu. Asher melangkah ke depan, ia melihat rekannya baru saja datang. Grayson berjalan ke arahnya sambil membawa b
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 322. Papa Jangan Sakiti Mamaku!

Asher tampak memasang wajah sebalnya. Ia yang tadi berkata akan kembali setelah jam tiga sore, ternyata tak lama dari ia pulang, kini laki-laki itu sudah kembali ke kantornya lagi. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya di mana Grayson dan Levi menatapnya. Ekspresi dingin Asher yang tengah kesal bisa terbaca oleh Grayson yang mengenalnya setiap hari. "Kenapa lagi? Baru juga pulang sudah kembali lagi," sindir temannya itu. Asher mendengus pelan. "Tidak apa-apa." "Ribut dengan istrimu?" tanya Grayson menebak dengan tepat. "Ayolah Bung! Kau jangan egois seperti biasanya, apa kau tidak kapok dia sudah pernah meninggalkanmu? Apa ... kau ingin ditinggalkan lebih lama dan lebih jauh lagi?" "Tutup mulutmu, Sialan!" Asher mengumpat pelan dan mendongakkan kepalanya dengan kedua mata terpejam. Ia tidak mau bercerita apapun saat ini. Mengingat rasa kesal yang ia rasakan. Hingga tiba-tiba suara dentingan di ponsel Asher berbunyi. Asher melihat pesan yang Aleena kirimkan padanya, hingga sebua
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 323. Siapa Wanita yang Bersamamu

Beberapa hari kemudian, Asher dan Aleena sudah berbaikan setelah perkara kemarin. Tetapi, rasanya masih tidak menyenangkan di hati Aleena mengingat amukan Asher karena hal yang sangat sepele. Pagi ini, Aleena duduk di ruang tamu menemani suaminya yang hendak berangkat bekerja satu jam lagi. Tampak Asher sibuk sekali dengan laptop yang kini tengah ia pangku. "Sayang, apa hari ini kau pulang lebih awal?" tanya Aleena. "Hari ini ada jadwal cek up ke rumah sakit. Katanya kau ingin melihat si kembar laki-laki atau perempuan." Asher menoleh dan tersenyum tipis, sebelum kembali menatap laptopnya. "Aku sibuk, Sayang. Ada banyak urusan penting hari ini. Memangnya jam berapa ke rumah sakit?" tanya Asher. "Jam satu siang," jawab Aleena sedikit kecewa. "Aku mungkin masih ada meeting di jam-jam itu," jawab Asher. Semuanya tidak harus dipaksakan. Aleena tahu itu, ia diam dan tidak mau memaksakan Asher untuk pergi menemaninya. Tetapi, sebagai seorang Istri, Aleena merasa sedikit kecewa. Bahk
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 324. Tangisan Emosi

Melihat Asher di rumah sakit dengan seorang perempuan, tentu saja hal itu membuat Aleena terkejut setelah mati. Aleena mengajak Theo untuk mendekati Asher yang kini berdiri di depan ruangan bersama seorang wanita yang tengah menangis. Theo, anak laki-laki yang melihat Papanya di sana pun ikut kaget. Karena tadi Aleena mengatakan pada Theo kalau Papanya sambat sibuk hingga mereka harus pergi berdua saja. "Ma ... itu Papa!" seru Theo menunjuk ke arah Asher. Di lorong itu, Asher menoleh saat mendengar suara Theo. Laki-laki itu terkejut melihat istri dan anaknya berada di sana. Aleena menatap Asher dengan tajam penuh sakit hati. Asher benar-benar sangat terkejut. "Aleena, Theo..." Asher begegas mendekati anak dan istrinya, namun Aleena lebih dulu menarik lengan Theo untuk menjauh. "Ayo Sayang, ayo kita pulang!" seru Aleena. Theo tidak melawan dan anak itu berlari kecil mengimbangi langkah Mamanya yang berusaha dilebarkan. "Aleena ... Sayang, tunggu!" pekik Asher mengejar mereka.
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 325. Sayang, Maafkan Aku

Setelah Aleena menangis ditemani Asher. Wanita itupun tertidur pulas dipeluk oleh Asher meskipun berulang kali menolak dan mendorongnya. Asher semakin sadar dengan sikapnya yang keterlaluan. Saat menatap wajah sembab Aleena, wanita yang tengah tertidur lelap itu, rasa bersalah semakin merayapi hati Asher saat ini. "Maafkan aku, Sayang," bisik Asher mengecup pipi dan kening Aleena. Setelah itu, Asher menyelimuti tubuh Aleena dan laki-laki itu melangkah keluar dari dalam kamar. Asher mencari Theo di kamarnya dan anaknya itu tidak ada. "Ke mana, Theo?" gumam Asher. Saat Asher melangkah turun lantai dua, ia mendengar suara Theo menangis di lantai satu.Anak itu tampak tengah bercerita sambil menangis pada seseorang. "Papa nakal, Oma, Opa. Papa tidak mau antarkan Mama ke rumah sakit, terus hiks ... terus Theo ke rumah sakit sama Mama. Papa sama Tante-tante di sana, Mama marah, Mama sedih, Oma. Kasihan Mamanya Theo hiks ... padahal Mama dan Theo mau kasih tahu Papa kalau adiknya Theo
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 326. Kemarahan Aleena pada Levi

Beberapa hari kemudian...Asher tidak pergi ke kantor lagi selama lima hari ini. Bahkan pagi ini laki-laki itu merawat Theo dan mengantarkan putranya ke kantor. Aleena yang berada di rumah, ia sengaja bersikap dingin pada Asher agar suaminya itu sadar. Bagaimana rasanya dicemburui, sebagaimana Asher selalu cemburu pada Aleena yang bahkan hanya sekedar berbicara dengan laki-laki lain. Pagi ini, Aleena tengah bersama Bibi Julien di ruang makan. Aleena berdiri sambil mengaduk segelas susu miliknya. "Nyonya, saya perhatian dua hari ini Nyonya makannya tidak banyak. Kenapa?" tanya Bibi Julien. "Jangan sampai menjelang melahirkan, berat badan Nyonya malah turun banyak." Aleena menoleh dan tersenyum pada wanita setengah baya yang tengah membersihkan meja ruang makan. "Tidak apa-apa, Bi. Hanya ada masalah kecil saja." "Dengan Tuan, ya?" tanya wanita itu. "Saya perhatikan, Nyonya dan Tuan tidak seperti biasanya." Mendengar hal itu, Aleena diam merenung. Bahkan diam dan acuhnya Aleena p
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 327. Asher Melindungi Aleena

"Aleena, ada apa, Sayang?!"Asher bergegas masuk ke dalam rumah dan mendekati Aleena dengan ekspresinya yang amat terkejut, pasalnya Asher tidak pernah melihat Aleena semarah ini. Pandangan Asher teralih pada Levi yang diam memegang pipinya yang tampak memerah. "Wanita ini ... wanita ini sudah kurang ajar!" pekik Aleena berkaca-kaca. "Wanita ini adalah sahabatnya Marsha, Asher! Dia ... dia tidak tahu apapun tentang kita, tapi seolah-olah dia tahu semuanya!" Asher menatap tajam pada Levi. "Apa yang kau katakan, heh?!""Tidak, Pak. Sepertinya Nyonya Aleena salah paham. Saya tidak berkata apapun. Nyonya Aleena—""Dia juga bilang kalau ke rumah sakit kemarin kau yang menawarkan tawaran itu padanya! Bukan dia yang mengajakmu?! Yang mana yang benar, Asher?!" pekik Aleena mencekal erat lengan suaminya dan menatapnya tajam-tajam. Aleena menggelengkan kepalanya. "Kau tahu kan, Asher ... aku tidak mau dan aku suka cara seperti ini!" Asher merangkul Aleena dan memeluk istrinya. Laki-laki itu
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 328. Asher yang Siap Siaga

Usai keributan Aleena beberapa hari yang lalu dengan Levi, sekarang Aleena jatuh sakit dan tidak memungkinkan bagi Asher untuk pergi ke kantor. Karena kondisi inilah, Camelia dan Darren pun sampai datang berkunjung dengan sangat cemas melihat menantunya sakit dalam keadaan hamil yang ke tujuh bulan."Bagaimana Aleena bisa sakit, Asher? Sejak kapan Aleena sakit? Kenapa tidak menghubungi Mama dan Papa?" Camelia menatap putranya sambil duduk di tepi ranjang dan mengusap-usap lengan Aleena yang tengah berbaring. "Sejak tiga hari yang lalu, Ma. Tapi demamnya sejak semalam, panasnya juga sudah turun," ujar Asher. "Sudah turun apanya, masih panas begini kau bilang masih turun," omel Camelia. Wanita itu meraih handuk kecil basah dan ia mengompres lengan kiri Aleena yang benar-benar terasa sangat panas. "Ya ampun, Nak ... cepat sembuh, Aleena," bisik Cemelia lirih. "Perutmu sudah sebesar ini, Aleena. Mama tidak tega melihatnya." Aleena merasa pusing, ia tidak membuka mata dan masih tertid
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 329. Tinggal Menghitung Hari

Beberapa Bulan Kemudian... Terlepas dari semua masalah pekerjaan yang selalu datang, Theodore yang semakin hari semakin aktif bertingkah ini dan itu layaknya anak seusianya, juga Aleena yang kini sudah mengandung ke sembilan bulan. Hari demi hari dihitung oleh Aleena. Wanita itu terus berdoa sepanjang hari menunggu hari kelahiran si kembar. Bahkan dokter sudah memberikan jadwal untuk Aleena melahirkan si kembar secara operasi yang kurang tiga hari lagi lantaran kondisi Aleena yang tidak memungkinkan. Namun, entah kenapa Aleena takut saat ia membayangkannya hingga tiga hari ini ia banyak diam dan termenung. Asher yang selalu menemaninya, ia paham dengan kekhawatiran yang dialami oleh sang istri. "Aleena..." Asher mendekatinya dan laki-laki itu meletakkan sebotol susu hangat di pipi Aleena. Wanita cantik yang tengah memandangi salju itu pun menoleh cepat. Aleena tersenyum tipis pada Asher. "Emm, kau ini mengejutkanku saja," ujar Aleena menepuk pelan lengan Asher. L
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 330. Teman Kesayangan Theodore

Keesokan harinya, Aleena dan Asher pagi ini bersiap pergi ke rumah sakit. Hari ini adalah hari yang ditentukan oleh dokter untuk jadwal operasi Aleena untuk melahirkan besok. Theo menatap Mamanya yang masuk ke dalam mobil bersama sang Papa. Sedangkan anak itu tampak lesu dan sedih karena ia harus sekolah, tidak bisa menemani sang Mama. "Theo berangkat dengan Paman Jordan ya, Sayang," ujar Aleena pada Theo yang sedang digendong oleh Jordan."Iya, Mama. Mama hati-hati, nanti pulang sekolah Theo jenguk Mama," jawab anak itu melambaikan tangannya. Aleena dan Asher tersenyum. "Iya, Sayang." Barulah Jordan membawa Theo masuk ke dalam mobil satunya dan bergegas berangkat ke sekolah. Di dalam mobil, sepanjang perjalanan Theo mencebikkan bibirnya sebal dan tampak badmood. "Calon kakak tidak boleh cemberut terus, Boss..." Jordan menyenggol pelan lengan kecil Theo. Sejauh ini, Jordan dan Theo memang seperti musuh. Tapi hanya Jordan yang bisa memahami perasaan Theo, putra atasannya tersebu
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more
PREV
1
...
303132333435
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status