Semua Bab Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: Bab 311 - Bab 320

343 Bab

Bab 311. Kepedulian Orang Tua Asher pada Aleena

Setelah kondisi Theo membaik, Asher dan Aleena pun berpamitan kembali pulang ke Murniche lagi. Tepat hari ini sekolah Theo mengadakan pariwisata dan Theo sudah tidak tertarik lagi. Anak itu lebih memilih di rumah menonton kartun kesukaannya setelah dia mengatakan takut pusing dan sakit kembali. Sedangkan Aleena duduk diam di samping Theo, menemani putra kecilnya. "Sambil makan ya, Sayang," bujuk Aleena. "Theo susah sekali makannya, nanti kalau perutnya sakit, bagaimana?" Anak itu menggeleng-gelengkan kepala sambil menutup mulutnya. "Theo masih tidak lapar, Ma." Aleena menyergah napasnya panjang. "Ya ampun, Sayang. Mama sudah masak kesukaan Theo padahal..." Tetap saja, Theo menolaknya dan anak itu memilih diam bermain. Terkadang Aleena merasa jenuh dengan kesehariannya. Ia ingin pergi jalan-jalan bersama Asher seperti pasangan-pasangan lainnya. Tetapi Asher sangat sibuk hingga Aleena mengalah demi kesibukan suaminya. Saat Aleena sedang melamun sedih, tiba-tiba saja terdengar su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 312. Istriku yang Manja

Beberapa Bulan Kemudian...Hari demi hari terus silih berganti. Waktu berjalan cepat, sering berjalannya waktu sudah tiga bulan berlalu. Waktu yang cepat itu dirasakan oleh Aleena dan Asher. Termasuk Aleena yang sedang hamil dan kini sudah memasuki bulan ke lima, ditemani oleh suaminya yang selalu ada di sampingnya, tapi tidak dengan beberapa hari ke depan ini. Malam ini, Aleena tampak mendengar perbincangan suaminya dengan rekannya yang mengatakan kalau mereka akan pergi dalam waktu cepat. "Aku akan mengurus tiket pesawatnya segera. Kemungkinan besar, aku juga tidak bisa terlalu lama di sana. Istriku sedang hamil, kasihan istriku bila aku meninggalkannya terlalu lama." Suara Asher terdengar jelas. Aleena diam di dekat pintu menatap ke dalam di mana sang suami kini menatapnya. Laki-laki itu menggeram ponsel di telinganya. "Baiklah, Graham. Nanti aku kabari lagi saat aku akan berangkat. Oke, sampai bertemu." Asher menutup panggilannya dan laki-laki itu meletakkan ponselnya. Kini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 313. Kedua Mertuaku yang Menyayangiku

"Ma, kita mau ke mana? Kenapa kita bawa tas berisi baju-baju?" Theo mendongakkan kepalanya menatap Aleena, anak itu duduk di samping sang Mama di dalam mobil. Aleena menatap Theo dan tersenyum lembut. "Kita akan tinggal di tempat Oma dan Opa selama beberapa hari, Sayang. Papa akan ke luar negeri, jadi kita tunggu sampai Papa pulang, baru kita kembali lagi ke rumah." Mendengar penjelasan sang Mama, lantas wajah Theo menjadi muram dan sedih. "Yahh ... tapi kan sebenarnya kita bisa di rumah saja, Ma," ujar anak itu cemberut. "Di rumah sama siapa? Bibi Julien akan pulang ke luar kota beberapa hari, Theo. Kalau Mamamu merawat Theo seorang diri, pasti kewalahan. Theo sudah besar dan banyak maunya. Kasihan Mama," ujar Asher. Anak itu cemberut mendengar apa yang Papanya katakan barusan. Theo tidak suka tinggal di tempat Oma dan Opanya, anak itu tidak betah di sana, entah kenapa. "Papa tidak boleh pergi lama-lama, harus cepat pulang," ujar Theo. "Hanya satu minggu saja, Nak ... kau in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 314. Menantu Kesayanganku

Satu hari tinggal bersama Mama dan Papa mertuanya, ternyata tidak seburuk seperti yang Aleena bayangkan. Camelia dan Darren begitu perhatian padanya. Bahkan Camelia tahu kalau Aleena setiap tengah malam selalu makan, hingga wanita itu menemaninya di dapur seperti malam ini. Aleena tampak membuka lemari es, dan Camelia tengah membuat teh dan segelas susu untuk Aleena. "Ingin makan dengan apa, Aleena? Biar Mama masakkan," ujar Camelia. Aleena menoleh dan menggelengkan kepalanya, tentu saja ia merasa tidak enak hati. "Tidak perlu, Ma. Aleena hanya ingin makan roti selai saja," jawab Aleena tersenyum tipis. "Ya sudah, bawa kemari, biar Mama hangatkan rotinya," pinta Camelia mengulurkan tangannya pada Aleena. Aleena pun mendekat, ia memberikan roti lapis itu pada Mama mertuanya. "Selainya ada di lemari kaca sebelah lemari piring, Nak," ujar Camelia. "Baik, Ma." Setelah itu, Aleena mengambil selai stroberi dan ia meletakkannya di atas meja pantry dapur. Camelia juga ikut duduk be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 315. Menantuku Seperti Anak Kandungku Sendiri

Asher telah sampai di Lotster pada pukul dua dini hari. Dan pagi ini, sebelum meeting dimulai, Asher menyempatkan menghubungi Aleena karena semalam pesan yang ia kirimkan pada sang istri belum juga dibalas. Kini, Asher berdiri di lorong sebuah lantai dua puluh di dalam perusahaan besar milik rekannya. Asher berdiri menatap dinding kaca dengan ponsel yang masih setia ia letakkan di dekat telinganya. "Ke mana Aleena?" gumam Asher. "Kenapa belum juga menjawab panggilan dariku?" Asher menyergah napasnya panjang, satu, dua, panggilannya tidak dijawab oleh Aleena. Asher pun kembali menghubunginya, ia tidak pantang menyerah begitu saja. Sampai akhirnya panggilannya pun dijawab oleh sang istri di seberang sana. "Halo, Sayang..." "Asher, maaf baru menjawab panggilanmu, aku baru saja ikut Mama berbelanja di mall," ujar Aleena, suaranya tampak sangat ceria. "Sepagi ini?!" seru Asher. "Ya. Mama mengajakku ke taman, ke mall, dan kami berbelanja." Asher mengusap keningnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 316. Aku Sangat Merindukanmu

Sudah tiga hari lamanya Asher disibukkan dengan pekerjaan yang sangat banyak di negeri seberang. Bahkan saat ini, pukul delapan malam ia masih berada di kantor milik rekannya. Di dalam ruangan luas dan praktis itu, terdapat empat orang di dalam sana, termasuk Asher dan Jordan. "Sudah pukul delapan, Asher. Sisanya biar asistenku yang mengerjakan beberapa berkas yang harus diketik ulang," ujar Graham. "Aku pastikan besok pagi selesai." Ungkapan rekannya itu membuat Asher dan Jordan menoleh cepat ke arah seorang wanita cantik berambut panjang lurus sepinggang yang pendiam dan lugu. Asisten Graham itu pun tertunduk. Dan dia tidak menjawab apapun. "Bukannya ini sudah malam? Dia mau pulang jam berapa kalau kau menyerahkan pekerjaan sebanyak ini padanya?" sahut Asher. Rekannya itu menarik napas panjang dan melirik ke arah asistennya yang tampak diam tertekan. "Emmm ... bahkan dia bersedia meskipun dari pagi hingga pagi lagi di sini, bukan begitu, Gissela?" sahut Graham.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 317. Nyonya Muda Keluarga Benedict

"Aleena, hari ini teman-teman Mama arisan Mama akan datang ke sini. Nanti, kau ikut Mama menyambut kedatangan mereka, ya..." Camelia mendekati Aleena yang tengah bersama Theo di taman rumahnya. Menantunya itu tampak kikuk, Aleena kemarin bertemu dengan beberapa teman Camellia dan ia hanya bisa diam karena Aleena belum terbiasa. "Tapi Ma, Aleena tidak tahu harus berbicara apa saat bersama mereka. Seperti yang kemarin-kemarin, nanti Mama malu kalau Aleena hanya diam saja," ujar Aleena ragu. Camelia tersenyum, wanita itu mengusap pundak Aleena dengan lembut. "Jangan khawatir, mereka tidak akan berbicara atau berpikir yang tidak-tidak padamu, Nak." "Hm. Baiklah kalau begitu, Ma," jawab Aleena sambil tersenyum. "Ayo, bantu Mama di rumah. Biar Theo diawasi Zayn," ujar Camelia. Aleena kembali menoleh pada si kecil yang tampak bermain dengan kelinci peliharaan barunya yang dibelikan oleh Opanya. "Sayang, Mama masuk ke dalam dengan Oma, ya ... Theo di sini sama Paman Zayn," ujar Aleen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 318. Pelukan yang Kurindukan

Beberapa hari kemudian...Hari ini hari keenam Asher di luar negeri. Besok laki-laki itu akan pulang, entah kenapa Aleena merasa sangat-sangat merindukan Asher saat ini. Apalagi malam ini, Aleena tidak kunjung tidur. Sampai pukul sebelas malam, Aleena masih terjaga. "Kenapa aku tidak bisa tidur? Padahal aku sudah makan satu jam yang lalu," gumamnya. "Tidak mungkin aku terserang insomnia lagi, kan?" Gadis itu mengusap wajahnya pelan. Aleena meringkuk memeluk bantalnya. Malam ini ia tidur sendiri karena Theo meminta tidur dengan Opanya. Aleena meraih ponsel miliknya dan ia mengirim pesan pada Asher. Pesannya tidak dibaca, bahkan tampaknya Asher tidak memegang ponsel saat ini. "Dia ke mana? Kenapa tidak membaca pesan-pesanku? Apa dia sudah tidur?" Bibir Aleena cemberut. Wanita itu memejamkan kedua matanya pelan. "Aku ingin tidur dipeluk Asher," gumam Aleena mengeratkan pelukannya pada bantal. "Kenapa hari ini aku sangat merindukannya, padahal kemarin-kemarin tidak begini. Asher ..
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 319. Papa, Theo Rindu...

Keesokan harinya, Theo begitu heboh dengan kepulangan Papanya. Anak itu sangat merindukan Asher hingga kini memeluk Papanya dan tidak melepaskannya. Setelah pagi ia datang ke kamar Mamanya, Theo kaget melihat Papanya ada di sana. Hingga anak itu kini memeluk sang Papa yang masih berbaring di atas ranjang. "Papa, kenapa tidak bangunin Theo kalau Papa pulang?!" pekik Theo yang kini memeluk Papanya dengan sangat erat. Asher tersenyum dan mendekap si kecil. "Kenapa juga Papa harus bilang Theo, tidak jadi surprise nantinya," ujar Asher. "Hmmm ... Papa! Theo kangen, tahu!" seru anak itu semakin mengencangkan pelukannya. "Papa juga kangen sekali dengan Theo," ujar Asher mengusap bagian belakang kepala si kecil. Theo tersenyum lebar, anak laki-laki itu menoleh dan menatap Mamanya yang diam menatapnya dengan cemberut. "Mama, ini Papanya Theo," ujar anak itu, mengecupi pipi Papanya. "Mama tidak usah ditemani, Pa. Mama biar sama adik." Asher tertawa. "Iya, biar saja Mama sama adik. Nanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 320. Seorang Asisten Baru

Asher dan Aleena pun kembali ke rumahnya lagi. Asher juga sudah beraktivitas seperti biasanya dan meninggalkan istrinya untuk bekerja di pagi hari, lalu pulang di sore hari. Seperti pagi ini, Asher berangkat cukup pagi setelah Jordan harus pergi lagi ke luar negeri. Selama beberapa bulan Jordan akan di sana mengurus beberapa pekerjaan dengan Graham. Aleena menjadi sedikit sedih karenanya. Wanita cantik itu kini berdiri di anak tangga paling bawah, diam menatap suaminya yang tengah bersiap-siap. "Kalau Jordan ke luar negeri, Devon ada di Palonia, dan Stefan ada di Lamberg, berarti kau di sini sendirian dong, Sayang?" tanya Aleena menatap suaminya dengan tatapan sendu. Asher mengangguk sambil memasang tuxedo hitamnya. "Tidak, Sayang. Hari ini ada interview, aku mencari asisten selama di kantor," jawab Asher. Mendengar hal itu, Aleena tersenyum kecil dan berjalan mendekati suaminya. "Baiklah kalau begitu." Asher mengembuskan napasnya pelan dan laki-laki itu mendekati Aleena menge
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
303132333435
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status