Beranda / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 316. Aku Sangat Merindukanmu

Share

Bab 316. Aku Sangat Merindukanmu

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 12:05:40
Sudah tiga hari lamanya Asher disibukkan dengan pekerjaan yang sangat banyak di negeri seberang. Bahkan saat ini, pukul delapan malam ia masih berada di kantor milik rekannya.

Di dalam ruangan luas dan praktis itu, terdapat empat orang di dalam sana, termasuk Asher dan Jordan.

"Sudah pukul delapan, Asher. Sisanya biar asistenku yang mengerjakan beberapa berkas yang harus diketik ulang," ujar Graham. "Aku pastikan besok pagi selesai."

Ungkapan rekannya itu membuat Asher dan Jordan menoleh cepat ke arah seorang wanita cantik berambut panjang lurus sepinggang yang pendiam dan lugu.

Asisten Graham itu pun tertunduk. Dan dia tidak menjawab apapun.

"Bukannya ini sudah malam? Dia mau pulang jam berapa kalau kau menyerahkan pekerjaan sebanyak ini padanya?" sahut Asher.

Rekannya itu menarik napas panjang dan melirik ke arah asistennya yang tampak diam tertekan.

"Emmm ... bahkan dia bersedia meskipun dari pagi hingga pagi lagi di sini, bukan begitu, Gissela?" sahut Graham.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rekatrin Bubudan
up,lg...lama banget up nya ni...
goodnovel comment avatar
Rani putri
kok lum up lg kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 317. Nyonya Muda Keluarga Benedict

    "Aleena, hari ini teman-teman Mama arisan Mama akan datang ke sini. Nanti, kau ikut Mama menyambut kedatangan mereka, ya..." Camelia mendekati Aleena yang tengah bersama Theo di taman rumahnya. Menantunya itu tampak kikuk, Aleena kemarin bertemu dengan beberapa teman Camellia dan ia hanya bisa diam karena Aleena belum terbiasa. "Tapi Ma, Aleena tidak tahu harus berbicara apa saat bersama mereka. Seperti yang kemarin-kemarin, nanti Mama malu kalau Aleena hanya diam saja," ujar Aleena ragu. Camelia tersenyum, wanita itu mengusap pundak Aleena dengan lembut. "Jangan khawatir, mereka tidak akan berbicara atau berpikir yang tidak-tidak padamu, Nak." "Hm. Baiklah kalau begitu, Ma," jawab Aleena sambil tersenyum. "Ayo, bantu Mama di rumah. Biar Theo diawasi Zayn," ujar Camelia. Aleena kembali menoleh pada si kecil yang tampak bermain dengan kelinci peliharaan barunya yang dibelikan oleh Opanya. "Sayang, Mama masuk ke dalam dengan Oma, ya ... Theo di sini sama Paman Zayn," ujar Aleen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 318. Pelukan yang Kurindukan

    Beberapa hari kemudian...Hari ini hari keenam Asher di luar negeri. Besok laki-laki itu akan pulang, entah kenapa Aleena merasa sangat-sangat merindukan Asher saat ini. Apalagi malam ini, Aleena tidak kunjung tidur. Sampai pukul sebelas malam, Aleena masih terjaga. "Kenapa aku tidak bisa tidur? Padahal aku sudah makan satu jam yang lalu," gumamnya. "Tidak mungkin aku terserang insomnia lagi, kan?" Gadis itu mengusap wajahnya pelan. Aleena meringkuk memeluk bantalnya. Malam ini ia tidur sendiri karena Theo meminta tidur dengan Opanya. Aleena meraih ponsel miliknya dan ia mengirim pesan pada Asher. Pesannya tidak dibaca, bahkan tampaknya Asher tidak memegang ponsel saat ini. "Dia ke mana? Kenapa tidak membaca pesan-pesanku? Apa dia sudah tidur?" Bibir Aleena cemberut. Wanita itu memejamkan kedua matanya pelan. "Aku ingin tidur dipeluk Asher," gumam Aleena mengeratkan pelukannya pada bantal. "Kenapa hari ini aku sangat merindukannya, padahal kemarin-kemarin tidak begini. Asher ..

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 319. Papa, Theo Rindu...

    Keesokan harinya, Theo begitu heboh dengan kepulangan Papanya. Anak itu sangat merindukan Asher hingga kini memeluk Papanya dan tidak melepaskannya. Setelah pagi ia datang ke kamar Mamanya, Theo kaget melihat Papanya ada di sana. Hingga anak itu kini memeluk sang Papa yang masih berbaring di atas ranjang. "Papa, kenapa tidak bangunin Theo kalau Papa pulang?!" pekik Theo yang kini memeluk Papanya dengan sangat erat. Asher tersenyum dan mendekap si kecil. "Kenapa juga Papa harus bilang Theo, tidak jadi surprise nantinya," ujar Asher. "Hmmm ... Papa! Theo kangen, tahu!" seru anak itu semakin mengencangkan pelukannya. "Papa juga kangen sekali dengan Theo," ujar Asher mengusap bagian belakang kepala si kecil. Theo tersenyum lebar, anak laki-laki itu menoleh dan menatap Mamanya yang diam menatapnya dengan cemberut. "Mama, ini Papanya Theo," ujar anak itu, mengecupi pipi Papanya. "Mama tidak usah ditemani, Pa. Mama biar sama adik." Asher tertawa. "Iya, biar saja Mama sama adik. Nanti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 320. Seorang Asisten Baru

    Asher dan Aleena pun kembali ke rumahnya lagi. Asher juga sudah beraktivitas seperti biasanya dan meninggalkan istrinya untuk bekerja di pagi hari, lalu pulang di sore hari. Seperti pagi ini, Asher berangkat cukup pagi setelah Jordan harus pergi lagi ke luar negeri. Selama beberapa bulan Jordan akan di sana mengurus beberapa pekerjaan dengan Graham. Aleena menjadi sedikit sedih karenanya. Wanita cantik itu kini berdiri di anak tangga paling bawah, diam menatap suaminya yang tengah bersiap-siap. "Kalau Jordan ke luar negeri, Devon ada di Palonia, dan Stefan ada di Lamberg, berarti kau di sini sendirian dong, Sayang?" tanya Aleena menatap suaminya dengan tatapan sendu. Asher mengangguk sambil memasang tuxedo hitamnya. "Tidak, Sayang. Hari ini ada interview, aku mencari asisten selama di kantor," jawab Asher. Mendengar hal itu, Aleena tersenyum kecil dan berjalan mendekati suaminya. "Baiklah kalau begitu." Asher mengembuskan napasnya pelan dan laki-laki itu mendekati Aleena menge

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 321. Kecemburuan yang Tak Pernah Ada Habisnya

    Jam menunjukkan pukul sebelas siang, Asher baru saja keluar dari dalam ruangan meeting diikuti oleh Levi di belakangnya yang membawakan beberapa berkas. Asher berjalan sambil mengecek beberapa pesan di ponselnya. Pesan-pesan dari Aleena, juga pesan pekerjaan lainnya. "Levi," panggil Asher pada asistennya. "Iya, Pak?" "Aku harus pulang sebentar lagi. Hasil dari meeting tadi bisa kau rangkum ulang, dan berkas-berkas yang sudah dikumpulkan oleh semua anggota rapat bisa kau taruh di rak lemari kaca sebelah utara," ujar Asher menjelaskan. "Sebentar lagi, ada Grayson rekanku yang datang dan akan memberikan pengarahan kerja padamu." Wanita itu mengangguk. "Baik Pak. Apakah nanti Pak Asher akan ke sini lagi?" "Hm. Aku akan ke sini lagi pukul tiga." "Baiklah kalau begitu, Pak." Levi menundukkan kepalanya saat Asher bergegas pergi melewati ruangannya dan meninggalkan wanita itu. Asher melangkah ke depan, ia melihat rekannya baru saja datang. Grayson berjalan ke arahnya sambil membawa b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 322. Papa Jangan Sakiti Mamaku!

    Asher tampak memasang wajah sebalnya. Ia yang tadi berkata akan kembali setelah jam tiga sore, ternyata tak lama dari ia pulang, kini laki-laki itu sudah kembali ke kantornya lagi. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya di mana Grayson dan Levi menatapnya. Ekspresi dingin Asher yang tengah kesal bisa terbaca oleh Grayson yang mengenalnya setiap hari. "Kenapa lagi? Baru juga pulang sudah kembali lagi," sindir temannya itu. Asher mendengus pelan. "Tidak apa-apa." "Ribut dengan istrimu?" tanya Grayson menebak dengan tepat. "Ayolah Bung! Kau jangan egois seperti biasanya, apa kau tidak kapok dia sudah pernah meninggalkanmu? Apa ... kau ingin ditinggalkan lebih lama dan lebih jauh lagi?" "Tutup mulutmu, Sialan!" Asher mengumpat pelan dan mendongakkan kepalanya dengan kedua mata terpejam. Ia tidak mau bercerita apapun saat ini. Mengingat rasa kesal yang ia rasakan. Hingga tiba-tiba suara dentingan di ponsel Asher berbunyi. Asher melihat pesan yang Aleena kirimkan padanya, hingga sebua

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 323. Siapa Wanita yang Bersamamu

    Beberapa hari kemudian, Asher dan Aleena sudah berbaikan setelah perkara kemarin. Tetapi, rasanya masih tidak menyenangkan di hati Aleena mengingat amukan Asher karena hal yang sangat sepele. Pagi ini, Aleena duduk di ruang tamu menemani suaminya yang hendak berangkat bekerja satu jam lagi. Tampak Asher sibuk sekali dengan laptop yang kini tengah ia pangku. "Sayang, apa hari ini kau pulang lebih awal?" tanya Aleena. "Hari ini ada jadwal cek up ke rumah sakit. Katanya kau ingin melihat si kembar laki-laki atau perempuan." Asher menoleh dan tersenyum tipis, sebelum kembali menatap laptopnya. "Aku sibuk, Sayang. Ada banyak urusan penting hari ini. Memangnya jam berapa ke rumah sakit?" tanya Asher. "Jam satu siang," jawab Aleena sedikit kecewa. "Aku mungkin masih ada meeting di jam-jam itu," jawab Asher. Semuanya tidak harus dipaksakan. Aleena tahu itu, ia diam dan tidak mau memaksakan Asher untuk pergi menemaninya. Tetapi, sebagai seorang Istri, Aleena merasa sedikit kecewa. Bahk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 324. Tangisan Emosi

    Melihat Asher di rumah sakit dengan seorang perempuan, tentu saja hal itu membuat Aleena terkejut setelah mati. Aleena mengajak Theo untuk mendekati Asher yang kini berdiri di depan ruangan bersama seorang wanita yang tengah menangis. Theo, anak laki-laki yang melihat Papanya di sana pun ikut kaget. Karena tadi Aleena mengatakan pada Theo kalau Papanya sambat sibuk hingga mereka harus pergi berdua saja. "Ma ... itu Papa!" seru Theo menunjuk ke arah Asher. Di lorong itu, Asher menoleh saat mendengar suara Theo. Laki-laki itu terkejut melihat istri dan anaknya berada di sana. Aleena menatap Asher dengan tajam penuh sakit hati. Asher benar-benar sangat terkejut. "Aleena, Theo..." Asher begegas mendekati anak dan istrinya, namun Aleena lebih dulu menarik lengan Theo untuk menjauh. "Ayo Sayang, ayo kita pulang!" seru Aleena. Theo tidak melawan dan anak itu berlari kecil mengimbangi langkah Mamanya yang berusaha dilebarkan. "Aleena ... Sayang, tunggu!" pekik Asher mengejar mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 361. S2. Arabelle-ku yang Malang

    Malam ini Arabelle belajar di dalam kamarnya. Gadis cantik itu mengerjakan beberapa tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Gadis cantik meraih ponselnya yang tiba-tiba menyala. Arabelle membaca pesan masuk dari Theo yang bertanya apakah Arabelle sibuk atau tidak. Arabelle pun segera membalasnya dan tak berselang lama, Theo langsung menghubunginya. "Halo..." Arabelle tersenyum tipis menjawab panggilan itu. "Halo, sedang apa?" tanya Theo dibalik panggilan itu. "Sedang mencatat latihan soal, Kak. Kak Theo sedang apa?" "Sedang menjaga Lea. Dia baru saja ribut dengan Leo," jawab Theo. Arabelle menoleh saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Tampak sang Ayah masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekatinya. Jordan meraih ponsel di tangan Arabelle. "Ehh ... Ayah!" Jordan menatap layar ponsel Arabelle di mana nama Theo terpampang jelas di sana. "Jangan menghubungi Arabelle dulu, atau besok paman adukan kau pada Papamu! Paham, Theo!" seru Jordan.Panggilan itu pun langsung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 360. S2. Putra Sulungku yang Luar Biasa!

    "Kebiasaan! Sudah berapa kali Ara bilang jangan berantem terus! Lihat kalau sudah seperti ini!" "A-akk ... Aduh! Sakit, Arabelle!" pekik Theo saat Arabelle menekan bola kapas dengan obat gadis itu bawa, pada sudut bibir Theo yang membiru dan lebam. Arabelle memasang wajah sebal dan bibir tipisnya cemberut saat menatap Theo. Beberapa menit yang lalu, saat Ayahnya sudah pulang, Vivian dan Diego memanggil Arabelle yang sedang di perpustakaan. Mereka bilang kalau Theo bertengkar dengan kakak kelas. Arabelle yang panik, dia langsung berlari mencari Theo. Bahkan kini, berada di ruang kesehatan pun Arabelle yang harus memaksa Theo untuk segera mengobati luka laki-laki itu. "Aku tidak mau berteman dengan Kak Theo lagi kalau Kak Theo terus menerus bertengkar seperti ini," omel Arabelle mengambil plaster di dalam kotak obat. "Dia duluan yang meledekku..." "Ya jangan ditanggapi, Kak!" "Tidak bisa! Ucapan mereka tidak enak didengar, ya sudah hantam saja!""Begini...!" "Akhhhh! Sakit, Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 359. S2. Theo sang Pembuat Onar

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah bersama dengan sang Ayah. Saat Jordan ikut keluar dari dalam mobil, semua anak-anak di sana menatapnya dengan tatapan terkejut. Jelas saja, sejak dulu Arabelle sering dipanggil anak pungut, karena saat masih sekolah dasar, Arabelle dengan bangga bercerita kalau dia diangkat anak oleh Ayahnya dari panti asuhan. Tapi ternyata, teman-temannya memandang Arabelle dari sisi yang buruk. "Ayah ... Ayah tidak usah mengantar Ara sampai ke dalam sana," ujar Arabelle menatap sang Ayah yang menjadi bahan tatapan semua temannya. "Kenapa? Malu diantarkan Ayah?" tanya Jordan sambil melepaskan kacamata hitamnya dan merapikan tuxedo hitam yang dia pakai. "Tidak. Arabelle tidak malu, Arabelle justru senang sekali Ayah mengantarkan Arabelle. Tapi..." Gadis itu mengecilkan suaranya dan ia memperhatikan sekitar. Jordan tahu apa yang dikhawatirkan oleh Arabelle. Sejak kecil, Arabelle selalu pergi bersekolah dengan bus sekolah. Lalu saat naik kelas menengah pe

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 358. S2. Kemarahan Seorang Jordan

    Arabelle membuat semua orang panik di rumahnya. Gadis itu pergi bersama Theo tanpa sepengetahuan siapapun. Hingga malam ini Jordan sangat panik setelah ia pulang dan mendapati anaknya tidak ada di rumah. Sejak tadi, Jordan mondar-mandir di teras rumahnya. "Tidak mungkin Arabelle pergi ke mana-mana tanpa berpamitan!" seru Jordan kini berusaha menghubungi ponsel Arabelle. "Tapi Arabelle memang tidak bilang apa-apa pada Mama dan Papa, Jordan. Tadi setelah makan malam Mama memintanya untuk ke kamar," ujar Hani cemas. Jordan diam, tidak biasanya Arabelle seperti ini. Bahkan bila ia pergi, Arabelle pasti akan mengirimkan pesan pada Jordan dan menyertakan alamatnya juga. "Ke mana kau, Nak?" gerutu Jordan. Bagaimana ia tidak panik, kini sudah pukul dua belas malam. "Mungkin anak itu pergi bersenang-senang, Kak. Anakmu itu sudah dikasih hati malah tidak tahu diri!" sahut Janice. "Heem, benar. Masih untung ada yang kasihan padanya. Tapi Arabelle tidak punya terima kasih sama sekali! Mir

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 357. S2. Kehidupan Pahit Arabelle

    Arabelle keluar dari dalam rumah malam ini tanpa ada yang tahu. Arabelle berlari keluar gerbang sembari memeluk jaketnya dan gadis itu menunggu Theo sambil duduk di sebuah tepian trotoar di jalan perumahan. Gadis itu menundukkan kepalanya dan menangis mengingat ucapan Tantenya yang begitu menyakitinya. Arabelle selama ini tidak pernah bercerita pada Ayahnya perkara ini, bahkan Nenek dan Kakeknya juga bungkam pada sang Ayah karena tidak mau keluarga pecah dan terjadi keributan pada anak-anaknya. "Mungkin Tante Kaila benar, aku harus hidup mandiri," gumam Arabelle di sela tangisannya. "Tapi ke mana? Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah yang sayang padaku." Arabelle mengusap air matanya dan ia teringat masa-masa kecilnya di panti asuhan pun juga sangat tidak mudah. Semakin sedih, Arabelle semakin larut kesedihannya. Hingga tak lama kemudian, sebuah motor berhenti di depan Arabelle. Tentu saja, dia adalah Theo. Theo melepaskan helm yang ia pakai dan bergegas turun dari atas

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 356. S2. Seorang Anak Angkat, Bukan Benalu!

    Hari sudah hampir gelap, Theo baru saja sampai di rumahnya. Kepulangannya disambut oleh kedua adiknya yang sedang menunggu di teras depan rumah. "Kak! Kak Theo, kenapa baru pulang? Katanya mau ngajarin Leo main basket!" pekik Leo cemberut. Theo terkekeh menatapnya. "Kakak harus mengantarkan teman Kakak dulu, Leo. Nanti malam saja, oke?" "Kak Arabelle mana?" tanya Lea mendongak menatap sang Kakak sambil memegang sebungkus roti di tangannya. Theo memeluk kedua lututnya di hadapan Lea. Ia tersenyum lembut pada adik kecilnya. "Kakak tidak mengantarkan Kak Arabelle, Cantik..." "Terus, siapa? Kakak tidak berteman lagi sama Kak Arabelle?" tanya Lea terus menerus. Theo menarik napasnya pelan. Ia tahu kalau Lea sangat menyukai Arabelle karena hanya dengan Arabelle bisa diajak bermain ini dan itu. "Jangan khawatir, nanti malam Kakak akan jemput Kak Arabelle." Theo mengelus pucuk kepala Lea. "Janji, Kak?" Anak perempuan itu mengacungkan kelingkingnya. "Janji, Sayang..." Barulah Lea be

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 355. S2. Kau Tidak Sendirian, Arabelle

    Hari pertama masuk sekolah kali ini sangat seru meskipun Arabelle sempat sakit. Bahkan saat Arabelle ditunjuk untuk melakukan tugas ini dan itu, Theo selalu melarang rekan-rekannya. Theo menjaga Hauri dengan baik. Sampai kini pukul tiga sore, sekolah pun sudah bubar, anak-anak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. "Kau pulang dengan siapa?" tanya Theo berjalan di belakang Arabelle. "Sendiri, Kak. Aku bisa naik bus," jawab gadis itu membalikkan badannya menatap Theo. "Pulang bersamaku saja," ujarnya. Arabelle mengangguk patuh. Mereka berdua berjalan ke arah parkiran depan. Di sana, berdiri seorang gadis cantik yang tampak tersenyum pada Theo. "Jadi pulang denganku, kan?" tanya Velicia—teman sekelas Theo. Theo menoleh pada Arabelle. "Aku harus mengantarkan adikku pulang," ujar Theo. "Dia tidak enak badan." Arabelle mengerjapkan kedua matanya ditatap oleh Velicia. Sebelum gadis itu cemberut kesal padanya. "Padahal kita sudah membuat rencana untuk pulang bersama. Tapi kau

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 354. S2. Jangan Marah Lagi Padaku

    Hari ini menjadi hari pertama Arabelle menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas. Sudah satu bulan hubungannya dan Theo kacau. Theo bahkan tidak pernah mengirimkan pesan, mengunjungi, ataupun berbicara dengan Arabelle lagi. Awalnya Arabelle merasa sangat sedih, namun seiring berjalannya waktu, Ayahnya meminta Arabelle untuk fokus pada sekolahnya saja. Seperti pagi ini, Arabelle sudah berada di sekolah barunya bersama dua sahabat setianya. "Akhirnya, kita bisa bersama lagi di sini sekarang!" pekik Vivian memeluk Arabelle dan Diego. "Heem. Meskipun kita tidak satu kelas," sahut Diego. "Yang tidak satu kelas itu hanya kau! Kita berdua mengambil kelas yang sama," sahut Vivian merangkul Arabelle. "Sudah, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang kita masih bersama-sama di satu sekolah," sahut Arabelle. "Iya, betul! Ayo kita sekarang harus mencari kelas baru kita," ujar Vivian menarik lengan Arabelle. Mereka bertiga berpencar, Diego mencari kelasnya di lorong kedua, sedangkan Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 353. S2. Kabar Bahagia dari Arabelle untuk Ayah

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah seperti biasa. Di kelas sembilan sangat heboh pagi ini dengan pengumuman kelulusan. Arabelle bersama dengan Vivian, mereka berdua bergegas menuju ke papan mading yang terpasang di depan. Kedua gadis itu buru-buru melihat pengumuman kelulusan tersebut. "Arabelle ... aku tidak sabar! Aaaa ... kalau aku tidak lulus, bisa-bisa dimarahi habis-habisan aku oleh Daddy!" seru Vivian. "Kau pasti lulus, Vian. Kita kan sudah berjanji untuk melanjutkan si sekolah yang sama," ujar Arabelle pada sahabatnya itu. Vivian mengangguk antusias. "Ya! Ayo, cepat kita lihat!" Di depan papan mading kini dibanjiri anak kelas sembilan dari beberapa kelas. Arabelle dan Vivian kesulitan melihatnya. Namun, Vivian yang tingginya melebihi Arabelle dia bisa melihat ada namanya di sana hingga gadis itu tiba-tiba menjerit kehebohan. "Aaaaa....! Arabelle! Aku lulus, namaku ada di nomor dua belas, nomor sembilan ada Diego, wahh ... Keren!" Ya Tuhan ... aaaa senang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status