All Chapters of Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: Chapter 291 - Chapter 300

343 Chapters

Bab 291. Ada Apa Dengan Istriku?

Sejak bertemu dengan sepupu Asher beberapa hari yang lalu, Aleena banyak diam melamun dan terus memikirkan ucapan River diam-diam. Aleena terus mengingat-ingat seruan dari River yang mengatakan kalau Asher harus mengenalkan Aleena pada keluarganya, sebelum skandal yang lebih dulu mendatangi mereka. Asher memperhatikan istrinya yang duduk di teras samping, tampak diam dan murung. Padahal hujan tengah turun dengan deras juga hembusan angin yang cukup kencang. "Sayang..." Asher memanggilnya dengan pelan. Aleena menoleh dan menatap Asher dengan mata sayu. "Kenapa diam di sini?" tanya Asher. "Ayo masuk ke dalam. Kau bisa sakit kalau diam di udara seperti ini." Aleena mendongak menatap Asher dan wanita itu mengangguk kecil. "Di mana Theo?" tanyanya. "Dia main di dalam kamarnya, tadi dia mencarimu. Tapi saat melihatmu sendirian, dia tidak mau mengganggu," jawab Asher. Aleena merasa sedih dan terenyuh, Theo begitu sayang juga memahami perasaan Mamanya. Aleena beranjak dari duduknya d
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 292. Dugaan Bahagia yang Dinanti-nanti

Pukul setengah dua belas malam, Asher berjalan masuk ke dalam kamar. Laki-laki itu melihat istrinya yang tampak baru saja bangun. Aleena duduk di atas ranjang dan diam menundukkan kepalanya sambil menekan pelan perutnya. "Kenapa, Sayang?" tanya Asher mendekatinya. "Tidak tahu. Perutku rasanya kaku dan tidak nyaman, seperti ingin mual. Mungkin karena cuacanya dingin," ujar Aleena meraih bantal milik Asher dan memeluknya. "Makanya, Aleena ... kalau tidur pakai selimut," ujar Asher kini membantu Aleena berbaring. Aleena menatapnya kesal. "Iya ini mau pakai selimut kok, tidak usah memarahiku terus! Aku adukan Papa, baru tahu rasa kau ya!" pekik wanita itu. Asher tersenyum dan mengusap pucuk kepala istrinya. "Yang memarahimu juga siapa, Sayang? Aku hanya bilang, makanya pakai selimut, Aleena..." "Jangan panggil aku begitu, biasanya juga panggil Sayang!" protes wanita itu berbaring memeluknya. Asher ikut berbaring, ia merelakan selimutnya dipakai oleh Aleena dan membiarkan istrinya
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 293. Sikap Hangat Seorang Asher

Keesokan paginya, Asher bangun lebih awal. Laki-laki itu masih duduk di atas ranjang menundukkan kepalanya sambil memijit pelipisnya yang terasa sangat pusing. Bagaimana ia tidak pusing, Asher baru memejamkan kedua matanya saat jam menunjukkan pukul setengah tiga dini hari. "Hahhh ... Ya Tuhan," lirih Asher mengaduh pusing. Ekor matanya melirik ke samping di mana Aleena masih tertidur dengan sangat lelap. Wanita itu semalam tidak kunjung tidur, sebentar-sebentar bangun dan berusaha menyibakkan selimutnya hingga Asher lelah menyelimuti Aleena. Menatap wajah istrinya, Asher tersenyum. Rasanya, ia seperti menemukan sebuah kebahagiaan tersendiri saat menatap wajah Aleena. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang," bisik Asher mengecup pipi Aleena dan mengelus keningnya. Ingatan Asher kembali pada perbincangannya semalam dengan Aleena, kemungkinan besar istrinya sedang hamil saat ini. "Eunghh..." Aleena mengerang pelan dan membuka kedua matanya. Mengerjap pelan mengantuk. "Tidurlah lagi," u
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 294. Kita Akan Memiliki Buah Hati Lagi

Asher dan Aleena pergi ke rumah sakit pagi ini. Sejak tadi, Asher memperhatikan Aleena yang sudah tampak pucat. Kondisi istrinya membuat ia tidak tega. Sesekali Asher mengusap kening Aleena dan menyandarkan kepala Aleena di pundaknya. "Dokter belum datang, Sayang. Sebentar lagi dokter pasti akan segera tiba," ujar Asher mengelus pundak Aleena dengan lembut. Wanita cantik itu menarik napasnya panjang. "Kalaupun aku hamil, kenapa seperti ini? Dulu padahal aku hamil Theo tidak seperti ini?" gerutunya. Asher tersenyum. "Itu tandanya kau harus istirahat, Sayang." "Oh, begitu ya?" Aleena cemberut, seperti terlihat kesal dengan kondisi yang kini ia rasakan sendiri. Hingga tak berselang lama, dokter pun datang hingga Aleena dan Asher segera masuk ke dalam. Aleena tampak diperiksa oleh dokter, sedangkan Asher hanya diam menunggu dengan perasaan tak menentu. Bahkan beberapa pemeriksaan pun dilakukan saat ini. "Bagaimana dok?" tanya Aleena yang kini duduk di atas ranjang pemeriksaan. D
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 295. Kabar Bahagia Mulai Terdengar Camelia

Setelah bertemu dengan Papanya, Asher merasa kepalanya sangat pening. Laki-laki itu berulang kali mengusap wajahnya saat ia baru saja pulang dari kantor pukul dua siang. Kepulangannya di sambut Theo yang kini menunggunya di depan pintu."Papa," panggil Theo dengan wajah panik. "Ada apa, Sayang? Kenapa, hm?" Asher mengelus pucuk kepala Theo. Anak itu mencebikkan bibirnya sedih. "Mama muntah-muntah lagi, kemarin muntah-muntah, tadi pagi muntah-muntah, barusan juga muntah terus. Adiknya nakal sekali, Papa," seru Theo dengan wajah sedihnya ia mengadu. Mendengar hal itu, Asher pun langsung panik. Ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sambil menggendong Theo. "Astaga, Aleena ... sekarang di mana Mama, Sayang?" "Ada, Mama ada di kamar sama Bibi. Theo tungguin Papa pulang," jawab Theo. Asher bergegas naik ke lantai dua, laki-laki itu membuka pintu kamar dan ia melihat istrinya terbaring lemah di atas ranjang bersama Bibi di sampingnya. "Ya ampun, Sayang ... kenapa?" ta
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 296. Kemarahan Camelia pada Darren

Kedatangan Camelia di kediaman Asher membuat putranya itu tampak diam. Sepertinya, suasana hati Asher pun juga masih keruh dengan kedua orang tuanya. Asher yang baru datang membelikan cake untuk Aleena, laki-laki itu duduk di hadapan sang Mama. Camelia tampak tersenyum senang sambil memperhatikan Aleena yang tengah bersama dengan Theo. "Asher," panggilnya pelan dan ia kembali tersenyum. "Selamat ya, kau akan memiliki buah hati lagi, kan? Mama sangat senang mendengarnya." Asher mengangguk. "Mama menjadi orang pertama yang tahu tentang kehamilan istriku," jawab Asher tersenyum tipis. "Iya. Kalau kau sibuk, kalau Aleena ingin sesuatu, jangan sungkan menghubungi Mama," ujar Camelia. Asher harusnya tidak perlu menyimpan rasa curiga pada sang Mama. Ia harus tahu kalau Mamanya tidak mungkin seperti Papanya. "Oh ya, Asher ... tiga hari lagi ada acara di kediaman Pamanmu di Lamberg, kita semua harus datang," ujar Camelia. "Kau ajak Aleena, nanti biar Mama yang akan menemaninya. Tidak en
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 297. Asher, Kau Beruntung Memiliki Aleena

Asher tampak diam di dalam ruangan kerjanya malam ini. Laki-laki itu banyak diam setelah kedatangan Mamanya tadi, apalagi ia diam merenung setelah mendengar Aleena meminta maaf pada Camelia atas sikap Asher. Rasa bersalah menderanya. Padahal Aleena tidak salah apapun, Asher lah yang bersikap kasar pada Mamanya, tapi kenapa harus Aleena yang meminta maaf. Itulah yang membuatnya kesal. "Ck! Hahh..." Asher berdecak mengusap wajahnya kesal. Sampai akhirnya pintu ruangan kerjanya terbuka, muncul sosok Aleena yang kini berdiri di ambang pintu. Wanita dengan balutan gaun tidur berwarna putih itu menatapnya dengan sayu dan bibirnya masih setia mengatup rapat. Asher menatapnya lekat. "Kenapa belum tidur?" tanyanya. "Kau belum ke kamar," jawab Aleena berjalan mendekat. Asher tersenyum, laki-laki itu menepuk pangkuannya hingga Aleena mendekat dan langsung memeluk Asher, duduk di pangkuannya. Aleena benar-benar memeluk suaminya dengan sangat erat. Terasa jelas punggung Aleena yang tiba-ti
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 298. Kasih Sayang yang Sangat Besar

Asher masih di rumah Mamanya, kini ia tengah duduk bersama Mamanya dan Camelia menasihati Asher banyak hal untuk menjaga Aleena yang tengah hamil. "Kau jangan bekerja hingga larut malam, Asher. Temani Aleena dulu, dia bilang pada Mama kalau dia sering sakit pinggang dan kram, itu sangat sakit. Kau laki-laki, jadi tidak akan bisa merasakannya." Nasihat Camelia didengarkan baik-baik oleh Asher. Mamanya itu kini tengah memasukkan beberapa buah-buahan kering ke dalam sebuah wadah. "Bawakan ini untuk Aleena, seingat Mama ... saat dia dulu hamil Theo, Aleena sangat suka buah-buahan kering," ujar Camelia. "Tidak perlu, Ma. Biar nanti aku sendiri yang akan membelikannya," tolak Asher. "Asher ... Mama ingin memberikan ini untuk Aleena, apa salahnya kalau Mama memberikan makanan untuk menantu Mama? Kau ini, benar-benar..." Asher menghela napasnya pelan, ia membiarkan Mamanya yang kini sibuk sendiri. Seperti yang Asher duga kalau Mamanya akan heboh sendiri lantaran dia sangat senang karen
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 299. Adik Kembar untuk Theodore

Beberapa Minggu Kemudian..."Mama ... Papa nakal! Theo tidak mau sekolah! Papa marahin Theo, Ma!"Suara teriakan melengking keras beserta tangisan itu terdengar jelas di telinga Aleena yang kini duduk di ruang tamu di lantai satu. Aleena yang tengah menunggu anak dan suaminya, tampak bosan dan lelah. Jelas saja, Asher mengurus Theo seorang diri, sedangkan anaknya super aktif dan ada saja tingkahnya. Sejak semalam anak itu menolak pergi ke sekolah, tapi sebagai Papa yang tegas, Asher mewajibkan Theo berangkat ke sekolah tanpa alasan selain sakit dan bepergian. "Huwaa ... Papa bad! Theo tidak sayang!" teriak Theo kini bersedekap dengan wajah kesal. Tampak Asher mengangkat bagian belakang tas punggung berwarna merah milik putranya, hingga Theo sampai tidak menapaki lantai. "Papa tidak mau mendengar alasan apapun dari Theo, berapa kali Papa bilang, kalau saatnya sekolah ya sekolah!" seru Asher menurunkan Theo di samping Aleena. Anak itu langsung memeluk sang Mama dengan erat. Asher
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 300. Kabar Bahagia dan Darren yang Mulai Terabaikan

Asher tak sudah-sudah tersenyum. Dia sangat bahagia, mungkin dalam keluarganya baru kali ini memiliki keturunan kembar. Dan Asher yang memilikinya. Selama perjalanan pulang, di dalam mobil ia terus menggenggam tangan Aleena dan mengecup punggung tangan milik istrinya."Kira-kira, mereka berdua laki-laki atau perempuan, Sayang?" tanya Asher dengan wajah berseri-seri. "Kau bilang laki-laki atau perempuan sama saja, kan? Mereka kejutan dari Tuhan," ujar Alrena menoleh pada suaminya. "Heem, tapi kalau mereka laki-laki semua dan mempunyai karakter seperti Theo, hemmm ... aku bisa pusing setiap hari," jawab Asher mendecakkan lidahnya. Aleena tersenyum. "Theo jadi begitu juga karena kau terlalu memanjakannya, kau juga kurang mendukung apapun yang Theo lakukan, jadi dia gampang kesal padamu. Karena dia kurang bisa mengekspresikan dirinya, hanya sisi emosinya saja yang bisa kita lihat dan rasakan." Asher diam dan mengemudi dengan satu tangannya. "Aku pikir juga begitu," jawab Asher. "Akh
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
35
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status