All Chapters of Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: Chapter 281 - Chapter 290

343 Chapters

Bab 281. Penghinaan yang Aleena Dapatkan, dan Pembalasan dari Asher

Aleena dan Asher sampai di Murniche saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih lima menit. Mereka berdua, berjalan masuk ke dalam rumah dan disambut oleh beberapa orang-orang kepercayaan Darren. Kedatangan Asher membawa Aleena membuat Camelia kaget. Apalagi saat melihat Theo yang digandeng oleh kedua orang tuanya. "Akhirnya kalian datang juga," sapa Camelia, berjalan ke arah Asher dan Aleena. "Iya, Ma. Selamat malam..." Aleena membungkukkan badannya di hadapan Camelia. Camelia pun tersenyum. "Malam, Aleena. Selamat datang di rumah Mama dan Papa, ayo ke belakang," ajaknya. Asher merangkul Aleena sambil menggendong Theo yang tampak diam dan merajuk. "Papa ke mana, Ma?" tanya Asher. "Papamu ada di ruang makan, ayo segera ke sana," ajak Camelia. Asher menggenggam tangan Aleena. Mereka berjalan ke ruang makan, dan di sana ada Darren yang duduk di ruang makan menatap ke arah Asher yang datang bersama Aleena di sampingnya. Ekspresi wajah yang datar dan dingin, Aleena mencoba
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 282. Keluarga Kecil Impian Asher

Asher membawa Aleena pulang bersamanya. Sepanjang perjalan, Aleena hanya diam dan memeluk Theo yang tertidur. Sungguh, Asher merasa bersalah melihat Aleena direndahkan oleh Papanya secara terang-terangan seperti tadi. "Sayang, kita pulang ke rumah lama, ya," ajak Asher menoleh pada Aleena sekilas. "Kita akan sampai tengah malam lebih buka kembali ke Lamberg. Kasihan Theo sudah tidur." Aleena mengangguk. "Iya, aku akan menghubungi Papa nanti." Asher merasa lega mendengar jawaban Aleena. Ia segera melanjukan kecepatan mobilnya menuju ke suatu tempat. Mobil hitam itu masuk ke dalam sebuah pekarangan rumah megah. Rumah di mana dulu Aleena pernah tinggal di sana, di paviliun, sebagai istri sekali pakai untuk Asher Benedict. Saat mobil berhenti di pekarangan rumah, Aleena pun keluar dari dalam mobil. Ia menatap sekitar dengan tatapan tak menentu dan perasaan campur aduk. "Kenapa, hm?" tanya Asher merangkul pundak Aleena sambil menggendong Theo. "Paviliunnya," ujar Aleena menatap pav
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 283. Kembali Sebagai Istri Seorang Asher Benedict

Udara kota Murniche lebih dingin dari udara udara di Lamberg. Aleena bangun karena merasakan separuh tubuhnya merasa berat, dan kehangatan yang menyelimutinya secara dominan. Aleena merasakan rengkuhan hangat pelukan Asher. Wanita itu menarik napasnya panjang dan mendorong lengan kekar suaminya. "Ya ampun, dia memelukku atau ingin menghabisiku, sih," protes Aleena lirih. Aleena menoleh dan menatap wajah Asher. "Asher, tanganmu berat sekali..." Laki-laki itu langsung bangun saat mendengar protesan Aleena. Istrinya itu menatapnya dengan tatapan tajam dan cemberut. Hal itu membuat Asher tersenyum, ia kembali menarik Aleena dalam pelukannya dan mengusap-usap pucuk kepala Aleena, seolah Aleena adalah anak kecil yang sedang dimanjakan oleh Ayahnya. "Asher, aku ingin ke kamar mandi. Ini sudah jam enam," ujar Aleena menepuk-nepuk pu dak Asher. "Sebentar lagi saja, Sayang..." Asher melah meletakkan kepalanya di bahu kiri Aleena dan menjadikannya bantal dengan nyaman. Aleena mengelus ke
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 284. Malam Kita Penuh Kehangatan dan Kerinduan

Aleena mendengarkan banyak cerita tentang Asher dan Theo dari Bibi Julien selama ia pergi. Aleena tidak menyangka bila Asher dan Marsha memang kembali, namun itu hanya sebuah status, dan ternyata Asher sudah berkali-kali mengajukan cerai pada Marsha. Malam ini, Aleena tengah duduk melamun di kamar. Aleena meletakkan ponselnya, ia baru saja menghubungi sang Papa kalau ia akan pulang besok malam, karena Asher masih ada urusan. Pintu kamar pun terbuka perlahan, sosok Asher masuk ke dalam kamar dan menatap istrinya yang tengah melamun. "Sayang," panggilnya pelan. "Hm?" Aleena membalikkan badannya, wanita cantik itu langsung memeluk Asher saat Asher mendekat. "Kenapa, hm? Masa baru ditinggal beberapa jam saja sudah kangen?" tanya Asher mengelus kening Aleena dan mengecupnya. "Ya ... aku seharian di ruang dengan Bibi dan Theo," ujar Aleena. "Tadi aku ke paviliun, dan aku juga keliling taman." Asher masih memeluknya. "Sekarang diam saja di sini berdua, temani aku istirahat," ujar Ashe
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 285. Theo Siap Punya Adik!

Asher memeluk Aleena yang sudah terlelap. Asher mengecup wajah Aleena bertubi-tubi dan berkali-kali ia mengucapkan terima kasih pada Aleena. Setelah membantu Aleena memakaikan piyamanya kembali, Aleena pun langsung tertidur pulas tanpa mempedulikan Asher lagi."Tidurlah yang nyenyak, Sayang. Kau pasti kelelahan," bisik Asher mengecup lagi pipi Aleena. Istrinya itu tidak mengucapkan apapun selain kedua matanya yang masih setia terpejam. Perlahan, Asher menyibakkan selimutnya. Ia meraih jubah mandi miliknya di tepian ranjang dan memakainya cepat. Sebelum beranjak, Asher menyahut ponselnya dan melihat ada beberapa pesan masuk, pesan-pesan itu dari Papanya. 'Besok pagi temui Papa di rumah. Papa ingin membicarakan sesuatu denganmu.' 'Balas pesan Papa, Asher...' Asher sama sekali tidak tertarik membalas pesan itu. Ia memilih diam di tepi ranjang, kembali melirik ke belakang menatap Aleena yang tidur pulas kelelahan karena ulahnya.Asher mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Ale
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 286. Asher kan Selalu Membela Aleena di Depan Orang Tuanya

Asher tak menyadari bila Aleena sudah bangun. Wanita cantik itu masih setia berdiri di ambang pintu ruangan keluarga tempat Asher berada saat ini. Begitu Asher menutup telfonnya dengan seseorang barusan, barulah laki-laki itu beranjak dari duduknya. Asher berbalik ke belakang dan ia menemukan istrinya di sana, berdiam, diam menatapnya. "Sayang," panggil Asher pelan, lebihnya ia terkejut melihat Aleena. Laki-laki itu segera beranjak cepat dari duduknya dan berjalan mendekati Aleena yang diam menundukkan kepalanya dengan muka bantal. "Kenapa bangun? Katanya tadi lelah," ujar Asher mengulurkan tangannya mengusap pipi lembut Aleena. "Aku pikir kau sudah di kamar," ujar Aleena. Wanita itu menoleh ke kamar Theo. "Theo sudah pulang, kan?" "Sudah, Sayang." Asher merangkul pundak Aleena dan ia tersenyum melihat wajah Aleena yang sedikit pucat dan lemas. "Mau istirahat sekarang, atau—""Ngantukku sudah hilang. Aku lapar sekali, tadi belum sempat makan malam kau sudah mengajakku melakuka
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 287. Sayang, Kau Adalah Prioritasku

Saat Asher tidak di rumah, Aleena hanya berdua saja dengan Theo. Pada mulanya, Aleena merasa tenang dan senang di rumah hanya berdua. Tetapi, tiba-tiba saja ada tamu yang datang.Sepasang suami istri yang datang bertamu, mereka mencari Asher karena laki-laki yang datang bersama istrinya ini adalah rekan dekat Asher.Tetapi tetap saja, Aleena tidak mengenali mereka. "Apa Asher sudah pergi dari tadi?" tanya laki-laki itu. "Iya, Tuan. Tapi dia bilang tak akan lama perginya. Kalau begitu, biar saya telfon dulu." Laki-laki itu mengangguk. Aleena pun segera berjalan ke ruang tengah dan ia bergegas menghubungi Asher untuk cepat pulang. "Mama ... Ma, Theo mau minum susu!" Suara Theo menggema di dalam rumah. "Iya Sayang, sebentar ya, masih ada tamu..." Aleena menggendong Theo dan mengajaknya ke depan. Tamunya itu tampak diam memperhatikan Aleena cukup lama. Geovan adalah sahabat dekat Asher, yang ia tahu istrinya adalah Marsha. Tapi entah kenapa sekarang ada wanita lain yang jauh lebih
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 288. Wanita Kesayangan Asher

Setelah semalam Aleena merajuk meminta sebuah cincin pada Asher. Keesokan harinya, Asher pergi membelikan Aleena cincin yang istrinya inginkan. Asher membelinya tanpa sepengatahuan Aleena. Ia ingin membuat kejutan untuk istrinya. Saat ini, Asher baru saja kembali dari kantor tepat pukul setengah tujuh malam. Asher melihat istri dan anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. "Papa, yeayy ... Papa pulang!" pekik Theo dengan sangat kesenangan. Asher tersenyum menatap si kecil, ia juga melihat Aleena yang kini berjalan ke arahnya. "Selamat malam, Sayang," sapa Aleena dengan senyuman manis. "Malam, Sayangku..." Asher meraih pelan tengkul leher Aleena dan mengecup pipi kiri istrinya. Si kecil sudah berada di gendongan Asher saat ini. Anak itu sangat manja, ada saja yang ia minta. "Kita makan malam dulu, tadi aku dan Bibi sudah memasak banyak," ujar Aleena pada Asher."Iya, Pa. Tadi Mama memasak daging panggang yang sangat enak! Theo sampai tambah dua kali!" seru Theo yang
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 289. Putri Kesayangan Papa Liam

Keesokan paginya, Aleena dan Asher kembali ke Lamberg. Mereka datang ke rumah Liam tepat sampai di sana pukul sepuluh pagi. Kedatangan mereka disambut oleh Liam, lebih tepatnya menyambut Theo yang langsung bermanja-manja pada sang Kakek yang mengadu yang tidak-tidak sambil memasang ekspresi dramatisnya, tidak kaget lagi bocah empat tahunan itu begitu manja pada Kakeknya. "Cucu kesayangan Kakek, kenapa tidak pulang-pulang, Sayang? Tidak kangen sama Kakek, hm?" Liam mengecupi pipi Theo dengan penuh kerinduan. Theo menoleh ke belakang dan menunjuk ke arah Asher. "Papa yang nakal, Kek. Papa tidak mau antarkan Theo dan Mama pulang ke rumah Kakek," seru anak itu. "Sekarang, Kakek marahin Papa! Hukum Papa tarik telinga dan berdiri di tengah taman, Kek!" Liam tertawa gemas, ia malah mengeratkan pelukannya pada Theo. Pandangan Liam tertuju pada Aleena dan Asher yang kini berjalan ke arahnya. Melihat Asher merangkul pinggang Aleena, berjalan berdampingan sambil berbincang dan sesekali ter
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 290. Tak Mudah Menghadapi Keluarga ini

Dua Minggu kemudian...Setelah mendapatkan izin dari sang Papa untuk tinggal di Murniche, Aleena pun memutuskan untuk ikut dengan Asher tinggal di sana. Menjadi Nyonya utama di rumah Asher, keberadaan Aleena masih jarang dilihat oleh orang. Bahkan tak banyak orang yang tahu bahwa dirinya adalah istri dari seorang Asher Benedict. Pagi ini, Aleena ikut bersama Asher ke sebuah pertemuan dengan beberapa temannya. Karena Aleena akan pergi ke suatu tempat, jadi ia ikut bersama Asher sekalian. "Apa tidak apa-apa kalau aku ikut denganmu?" tanya Aleena menatap suaminya. "Tidak apa-apa, Sayang. Nanti aku akan mengenalkanmu pada semua rekanku," ujar Asher merangkul pinggang Aleena dan mengecup pelipisnya saat mereka berjalan hendak masuk ke dalam sebuah rumah makan mewah. Aleena menarik napasnya panjang. Ia melihat beberapa lelaki di dalam sana, mereka dengan pakaian formal, sudah jelas kalau mereka pasti rekan-rekan Asher. "Selamat pagi," sapa Asher pada mereka. "Pagi, Asher..." Keempat
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
35
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status