Beranda / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 290. Tak Mudah Menghadapi Keluarga ini

Share

Bab 290. Tak Mudah Menghadapi Keluarga ini

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 09:16:52

Dua Minggu kemudian...

Setelah mendapatkan izin dari sang Papa untuk tinggal di Murniche, Aleena pun memutuskan untuk ikut dengan Asher tinggal di sana.

Menjadi Nyonya utama di rumah Asher, keberadaan Aleena masih jarang dilihat oleh orang. Bahkan tak banyak orang yang tahu bahwa dirinya adalah istri dari seorang Asher Benedict.

Pagi ini, Aleena ikut bersama Asher ke sebuah pertemuan dengan beberapa temannya. Karena Aleena akan pergi ke suatu tempat, jadi ia ikut bersama Asher sekalian.

"Apa tidak apa-apa kalau aku ikut denganmu?" tanya Aleena menatap suaminya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Nanti aku akan mengenalkanmu pada semua rekanku," ujar Asher merangkul pinggang Aleena dan mengecup pelipisnya saat mereka berjalan hendak masuk ke dalam sebuah rumah makan mewah.

Aleena menarik napasnya panjang. Ia melihat beberapa lelaki di dalam sana, mereka dengan pakaian formal, sudah jelas kalau mereka pasti rekan-rekan Asher.

"Selamat pagi," sapa Asher pada mereka.

"Pagi, Asher..."

Keempat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rekatrin Bubudan
kapan updatnya...udah lama nunggu ni
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 291. Ada Apa Dengan Istriku?

    Sejak bertemu dengan sepupu Asher beberapa hari yang lalu, Aleena banyak diam melamun dan terus memikirkan ucapan River diam-diam. Aleena terus mengingat-ingat seruan dari River yang mengatakan kalau Asher harus mengenalkan Aleena pada keluarganya, sebelum skandal yang lebih dulu mendatangi mereka. Asher memperhatikan istrinya yang duduk di teras samping, tampak diam dan murung. Padahal hujan tengah turun dengan deras juga hembusan angin yang cukup kencang. "Sayang..." Asher memanggilnya dengan pelan. Aleena menoleh dan menatap Asher dengan mata sayu. "Kenapa diam di sini?" tanya Asher. "Ayo masuk ke dalam. Kau bisa sakit kalau diam di udara seperti ini." Aleena mendongak menatap Asher dan wanita itu mengangguk kecil. "Di mana Theo?" tanyanya. "Dia main di dalam kamarnya, tadi dia mencarimu. Tapi saat melihatmu sendirian, dia tidak mau mengganggu," jawab Asher. Aleena merasa sedih dan terenyuh, Theo begitu sayang juga memahami perasaan Mamanya. Aleena beranjak dari duduknya d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 292. Dugaan Bahagia yang Dinanti-nanti

    Pukul setengah dua belas malam, Asher berjalan masuk ke dalam kamar. Laki-laki itu melihat istrinya yang tampak baru saja bangun. Aleena duduk di atas ranjang dan diam menundukkan kepalanya sambil menekan pelan perutnya. "Kenapa, Sayang?" tanya Asher mendekatinya. "Tidak tahu. Perutku rasanya kaku dan tidak nyaman, seperti ingin mual. Mungkin karena cuacanya dingin," ujar Aleena meraih bantal milik Asher dan memeluknya. "Makanya, Aleena ... kalau tidur pakai selimut," ujar Asher kini membantu Aleena berbaring. Aleena menatapnya kesal. "Iya ini mau pakai selimut kok, tidak usah memarahiku terus! Aku adukan Papa, baru tahu rasa kau ya!" pekik wanita itu. Asher tersenyum dan mengusap pucuk kepala istrinya. "Yang memarahimu juga siapa, Sayang? Aku hanya bilang, makanya pakai selimut, Aleena..." "Jangan panggil aku begitu, biasanya juga panggil Sayang!" protes wanita itu berbaring memeluknya. Asher ikut berbaring, ia merelakan selimutnya dipakai oleh Aleena dan membiarkan istrinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 293. Sikap Hangat Seorang Asher

    Keesokan paginya, Asher bangun lebih awal. Laki-laki itu masih duduk di atas ranjang menundukkan kepalanya sambil memijit pelipisnya yang terasa sangat pusing. Bagaimana ia tidak pusing, Asher baru memejamkan kedua matanya saat jam menunjukkan pukul setengah tiga dini hari. "Hahhh ... Ya Tuhan," lirih Asher mengaduh pusing. Ekor matanya melirik ke samping di mana Aleena masih tertidur dengan sangat lelap. Wanita itu semalam tidak kunjung tidur, sebentar-sebentar bangun dan berusaha menyibakkan selimutnya hingga Asher lelah menyelimuti Aleena. Menatap wajah istrinya, Asher tersenyum. Rasanya, ia seperti menemukan sebuah kebahagiaan tersendiri saat menatap wajah Aleena. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang," bisik Asher mengecup pipi Aleena dan mengelus keningnya. Ingatan Asher kembali pada perbincangannya semalam dengan Aleena, kemungkinan besar istrinya sedang hamil saat ini. "Eunghh..." Aleena mengerang pelan dan membuka kedua matanya. Mengerjap pelan mengantuk. "Tidurlah lagi," u

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 294. Kita Akan Memiliki Buah Hati Lagi

    Asher dan Aleena pergi ke rumah sakit pagi ini. Sejak tadi, Asher memperhatikan Aleena yang sudah tampak pucat. Kondisi istrinya membuat ia tidak tega. Sesekali Asher mengusap kening Aleena dan menyandarkan kepala Aleena di pundaknya. "Dokter belum datang, Sayang. Sebentar lagi dokter pasti akan segera tiba," ujar Asher mengelus pundak Aleena dengan lembut. Wanita cantik itu menarik napasnya panjang. "Kalaupun aku hamil, kenapa seperti ini? Dulu padahal aku hamil Theo tidak seperti ini?" gerutunya. Asher tersenyum. "Itu tandanya kau harus istirahat, Sayang." "Oh, begitu ya?" Aleena cemberut, seperti terlihat kesal dengan kondisi yang kini ia rasakan sendiri. Hingga tak berselang lama, dokter pun datang hingga Aleena dan Asher segera masuk ke dalam. Aleena tampak diperiksa oleh dokter, sedangkan Asher hanya diam menunggu dengan perasaan tak menentu. Bahkan beberapa pemeriksaan pun dilakukan saat ini. "Bagaimana dok?" tanya Aleena yang kini duduk di atas ranjang pemeriksaan. D

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 295. Kabar Bahagia Mulai Terdengar Camelia

    Setelah bertemu dengan Papanya, Asher merasa kepalanya sangat pening. Laki-laki itu berulang kali mengusap wajahnya saat ia baru saja pulang dari kantor pukul dua siang. Kepulangannya di sambut Theo yang kini menunggunya di depan pintu."Papa," panggil Theo dengan wajah panik. "Ada apa, Sayang? Kenapa, hm?" Asher mengelus pucuk kepala Theo. Anak itu mencebikkan bibirnya sedih. "Mama muntah-muntah lagi, kemarin muntah-muntah, tadi pagi muntah-muntah, barusan juga muntah terus. Adiknya nakal sekali, Papa," seru Theo dengan wajah sedihnya ia mengadu. Mendengar hal itu, Asher pun langsung panik. Ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sambil menggendong Theo. "Astaga, Aleena ... sekarang di mana Mama, Sayang?" "Ada, Mama ada di kamar sama Bibi. Theo tungguin Papa pulang," jawab Theo. Asher bergegas naik ke lantai dua, laki-laki itu membuka pintu kamar dan ia melihat istrinya terbaring lemah di atas ranjang bersama Bibi di sampingnya. "Ya ampun, Sayang ... kenapa?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 296. Kemarahan Camelia pada Darren

    Kedatangan Camelia di kediaman Asher membuat putranya itu tampak diam. Sepertinya, suasana hati Asher pun juga masih keruh dengan kedua orang tuanya. Asher yang baru datang membelikan cake untuk Aleena, laki-laki itu duduk di hadapan sang Mama. Camelia tampak tersenyum senang sambil memperhatikan Aleena yang tengah bersama dengan Theo. "Asher," panggilnya pelan dan ia kembali tersenyum. "Selamat ya, kau akan memiliki buah hati lagi, kan? Mama sangat senang mendengarnya." Asher mengangguk. "Mama menjadi orang pertama yang tahu tentang kehamilan istriku," jawab Asher tersenyum tipis. "Iya. Kalau kau sibuk, kalau Aleena ingin sesuatu, jangan sungkan menghubungi Mama," ujar Camelia. Asher harusnya tidak perlu menyimpan rasa curiga pada sang Mama. Ia harus tahu kalau Mamanya tidak mungkin seperti Papanya. "Oh ya, Asher ... tiga hari lagi ada acara di kediaman Pamanmu di Lamberg, kita semua harus datang," ujar Camelia. "Kau ajak Aleena, nanti biar Mama yang akan menemaninya. Tidak en

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 297. Asher, Kau Beruntung Memiliki Aleena

    Asher tampak diam di dalam ruangan kerjanya malam ini. Laki-laki itu banyak diam setelah kedatangan Mamanya tadi, apalagi ia diam merenung setelah mendengar Aleena meminta maaf pada Camelia atas sikap Asher. Rasa bersalah menderanya. Padahal Aleena tidak salah apapun, Asher lah yang bersikap kasar pada Mamanya, tapi kenapa harus Aleena yang meminta maaf. Itulah yang membuatnya kesal. "Ck! Hahh..." Asher berdecak mengusap wajahnya kesal. Sampai akhirnya pintu ruangan kerjanya terbuka, muncul sosok Aleena yang kini berdiri di ambang pintu. Wanita dengan balutan gaun tidur berwarna putih itu menatapnya dengan sayu dan bibirnya masih setia mengatup rapat. Asher menatapnya lekat. "Kenapa belum tidur?" tanyanya. "Kau belum ke kamar," jawab Aleena berjalan mendekat. Asher tersenyum, laki-laki itu menepuk pangkuannya hingga Aleena mendekat dan langsung memeluk Asher, duduk di pangkuannya. Aleena benar-benar memeluk suaminya dengan sangat erat. Terasa jelas punggung Aleena yang tiba-ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 298. Kasih Sayang yang Sangat Besar

    Asher masih di rumah Mamanya, kini ia tengah duduk bersama Mamanya dan Camelia menasihati Asher banyak hal untuk menjaga Aleena yang tengah hamil. "Kau jangan bekerja hingga larut malam, Asher. Temani Aleena dulu, dia bilang pada Mama kalau dia sering sakit pinggang dan kram, itu sangat sakit. Kau laki-laki, jadi tidak akan bisa merasakannya." Nasihat Camelia didengarkan baik-baik oleh Asher. Mamanya itu kini tengah memasukkan beberapa buah-buahan kering ke dalam sebuah wadah. "Bawakan ini untuk Aleena, seingat Mama ... saat dia dulu hamil Theo, Aleena sangat suka buah-buahan kering," ujar Camelia. "Tidak perlu, Ma. Biar nanti aku sendiri yang akan membelikannya," tolak Asher. "Asher ... Mama ingin memberikan ini untuk Aleena, apa salahnya kalau Mama memberikan makanan untuk menantu Mama? Kau ini, benar-benar..." Asher menghela napasnya pelan, ia membiarkan Mamanya yang kini sibuk sendiri. Seperti yang Asher duga kalau Mamanya akan heboh sendiri lantaran dia sangat senang karen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 361. S2. Arabelle-ku yang Malang

    Malam ini Arabelle belajar di dalam kamarnya. Gadis cantik itu mengerjakan beberapa tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Gadis cantik meraih ponselnya yang tiba-tiba menyala. Arabelle membaca pesan masuk dari Theo yang bertanya apakah Arabelle sibuk atau tidak. Arabelle pun segera membalasnya dan tak berselang lama, Theo langsung menghubunginya. "Halo..." Arabelle tersenyum tipis menjawab panggilan itu. "Halo, sedang apa?" tanya Theo dibalik panggilan itu. "Sedang mencatat latihan soal, Kak. Kak Theo sedang apa?" "Sedang menjaga Lea. Dia baru saja ribut dengan Leo," jawab Theo. Arabelle menoleh saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Tampak sang Ayah masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekatinya. Jordan meraih ponsel di tangan Arabelle. "Ehh ... Ayah!" Jordan menatap layar ponsel Arabelle di mana nama Theo terpampang jelas di sana. "Jangan menghubungi Arabelle dulu, atau besok paman adukan kau pada Papamu! Paham, Theo!" seru Jordan.Panggilan itu pun langsung

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 360. S2. Putra Sulungku yang Luar Biasa!

    "Kebiasaan! Sudah berapa kali Ara bilang jangan berantem terus! Lihat kalau sudah seperti ini!" "A-akk ... Aduh! Sakit, Arabelle!" pekik Theo saat Arabelle menekan bola kapas dengan obat gadis itu bawa, pada sudut bibir Theo yang membiru dan lebam. Arabelle memasang wajah sebal dan bibir tipisnya cemberut saat menatap Theo. Beberapa menit yang lalu, saat Ayahnya sudah pulang, Vivian dan Diego memanggil Arabelle yang sedang di perpustakaan. Mereka bilang kalau Theo bertengkar dengan kakak kelas. Arabelle yang panik, dia langsung berlari mencari Theo. Bahkan kini, berada di ruang kesehatan pun Arabelle yang harus memaksa Theo untuk segera mengobati luka laki-laki itu. "Aku tidak mau berteman dengan Kak Theo lagi kalau Kak Theo terus menerus bertengkar seperti ini," omel Arabelle mengambil plaster di dalam kotak obat. "Dia duluan yang meledekku..." "Ya jangan ditanggapi, Kak!" "Tidak bisa! Ucapan mereka tidak enak didengar, ya sudah hantam saja!""Begini...!" "Akhhhh! Sakit, Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 359. S2. Theo sang Pembuat Onar

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah bersama dengan sang Ayah. Saat Jordan ikut keluar dari dalam mobil, semua anak-anak di sana menatapnya dengan tatapan terkejut. Jelas saja, sejak dulu Arabelle sering dipanggil anak pungut, karena saat masih sekolah dasar, Arabelle dengan bangga bercerita kalau dia diangkat anak oleh Ayahnya dari panti asuhan. Tapi ternyata, teman-temannya memandang Arabelle dari sisi yang buruk. "Ayah ... Ayah tidak usah mengantar Ara sampai ke dalam sana," ujar Arabelle menatap sang Ayah yang menjadi bahan tatapan semua temannya. "Kenapa? Malu diantarkan Ayah?" tanya Jordan sambil melepaskan kacamata hitamnya dan merapikan tuxedo hitam yang dia pakai. "Tidak. Arabelle tidak malu, Arabelle justru senang sekali Ayah mengantarkan Arabelle. Tapi..." Gadis itu mengecilkan suaranya dan ia memperhatikan sekitar. Jordan tahu apa yang dikhawatirkan oleh Arabelle. Sejak kecil, Arabelle selalu pergi bersekolah dengan bus sekolah. Lalu saat naik kelas menengah pe

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 358. S2. Kemarahan Seorang Jordan

    Arabelle membuat semua orang panik di rumahnya. Gadis itu pergi bersama Theo tanpa sepengetahuan siapapun. Hingga malam ini Jordan sangat panik setelah ia pulang dan mendapati anaknya tidak ada di rumah. Sejak tadi, Jordan mondar-mandir di teras rumahnya. "Tidak mungkin Arabelle pergi ke mana-mana tanpa berpamitan!" seru Jordan kini berusaha menghubungi ponsel Arabelle. "Tapi Arabelle memang tidak bilang apa-apa pada Mama dan Papa, Jordan. Tadi setelah makan malam Mama memintanya untuk ke kamar," ujar Hani cemas. Jordan diam, tidak biasanya Arabelle seperti ini. Bahkan bila ia pergi, Arabelle pasti akan mengirimkan pesan pada Jordan dan menyertakan alamatnya juga. "Ke mana kau, Nak?" gerutu Jordan. Bagaimana ia tidak panik, kini sudah pukul dua belas malam. "Mungkin anak itu pergi bersenang-senang, Kak. Anakmu itu sudah dikasih hati malah tidak tahu diri!" sahut Janice. "Heem, benar. Masih untung ada yang kasihan padanya. Tapi Arabelle tidak punya terima kasih sama sekali! Mir

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 357. S2. Kehidupan Pahit Arabelle

    Arabelle keluar dari dalam rumah malam ini tanpa ada yang tahu. Arabelle berlari keluar gerbang sembari memeluk jaketnya dan gadis itu menunggu Theo sambil duduk di sebuah tepian trotoar di jalan perumahan. Gadis itu menundukkan kepalanya dan menangis mengingat ucapan Tantenya yang begitu menyakitinya. Arabelle selama ini tidak pernah bercerita pada Ayahnya perkara ini, bahkan Nenek dan Kakeknya juga bungkam pada sang Ayah karena tidak mau keluarga pecah dan terjadi keributan pada anak-anaknya. "Mungkin Tante Kaila benar, aku harus hidup mandiri," gumam Arabelle di sela tangisannya. "Tapi ke mana? Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah yang sayang padaku." Arabelle mengusap air matanya dan ia teringat masa-masa kecilnya di panti asuhan pun juga sangat tidak mudah. Semakin sedih, Arabelle semakin larut kesedihannya. Hingga tak lama kemudian, sebuah motor berhenti di depan Arabelle. Tentu saja, dia adalah Theo. Theo melepaskan helm yang ia pakai dan bergegas turun dari atas

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 356. S2. Seorang Anak Angkat, Bukan Benalu!

    Hari sudah hampir gelap, Theo baru saja sampai di rumahnya. Kepulangannya disambut oleh kedua adiknya yang sedang menunggu di teras depan rumah. "Kak! Kak Theo, kenapa baru pulang? Katanya mau ngajarin Leo main basket!" pekik Leo cemberut. Theo terkekeh menatapnya. "Kakak harus mengantarkan teman Kakak dulu, Leo. Nanti malam saja, oke?" "Kak Arabelle mana?" tanya Lea mendongak menatap sang Kakak sambil memegang sebungkus roti di tangannya. Theo memeluk kedua lututnya di hadapan Lea. Ia tersenyum lembut pada adik kecilnya. "Kakak tidak mengantarkan Kak Arabelle, Cantik..." "Terus, siapa? Kakak tidak berteman lagi sama Kak Arabelle?" tanya Lea terus menerus. Theo menarik napasnya pelan. Ia tahu kalau Lea sangat menyukai Arabelle karena hanya dengan Arabelle bisa diajak bermain ini dan itu. "Jangan khawatir, nanti malam Kakak akan jemput Kak Arabelle." Theo mengelus pucuk kepala Lea. "Janji, Kak?" Anak perempuan itu mengacungkan kelingkingnya. "Janji, Sayang..." Barulah Lea be

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 355. S2. Kau Tidak Sendirian, Arabelle

    Hari pertama masuk sekolah kali ini sangat seru meskipun Arabelle sempat sakit. Bahkan saat Arabelle ditunjuk untuk melakukan tugas ini dan itu, Theo selalu melarang rekan-rekannya. Theo menjaga Hauri dengan baik. Sampai kini pukul tiga sore, sekolah pun sudah bubar, anak-anak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. "Kau pulang dengan siapa?" tanya Theo berjalan di belakang Arabelle. "Sendiri, Kak. Aku bisa naik bus," jawab gadis itu membalikkan badannya menatap Theo. "Pulang bersamaku saja," ujarnya. Arabelle mengangguk patuh. Mereka berdua berjalan ke arah parkiran depan. Di sana, berdiri seorang gadis cantik yang tampak tersenyum pada Theo. "Jadi pulang denganku, kan?" tanya Velicia—teman sekelas Theo. Theo menoleh pada Arabelle. "Aku harus mengantarkan adikku pulang," ujar Theo. "Dia tidak enak badan." Arabelle mengerjapkan kedua matanya ditatap oleh Velicia. Sebelum gadis itu cemberut kesal padanya. "Padahal kita sudah membuat rencana untuk pulang bersama. Tapi kau

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 354. S2. Jangan Marah Lagi Padaku

    Hari ini menjadi hari pertama Arabelle menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas. Sudah satu bulan hubungannya dan Theo kacau. Theo bahkan tidak pernah mengirimkan pesan, mengunjungi, ataupun berbicara dengan Arabelle lagi. Awalnya Arabelle merasa sangat sedih, namun seiring berjalannya waktu, Ayahnya meminta Arabelle untuk fokus pada sekolahnya saja. Seperti pagi ini, Arabelle sudah berada di sekolah barunya bersama dua sahabat setianya. "Akhirnya, kita bisa bersama lagi di sini sekarang!" pekik Vivian memeluk Arabelle dan Diego. "Heem. Meskipun kita tidak satu kelas," sahut Diego. "Yang tidak satu kelas itu hanya kau! Kita berdua mengambil kelas yang sama," sahut Vivian merangkul Arabelle. "Sudah, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang kita masih bersama-sama di satu sekolah," sahut Arabelle. "Iya, betul! Ayo kita sekarang harus mencari kelas baru kita," ujar Vivian menarik lengan Arabelle. Mereka bertiga berpencar, Diego mencari kelasnya di lorong kedua, sedangkan Ar

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 353. S2. Kabar Bahagia dari Arabelle untuk Ayah

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah seperti biasa. Di kelas sembilan sangat heboh pagi ini dengan pengumuman kelulusan. Arabelle bersama dengan Vivian, mereka berdua bergegas menuju ke papan mading yang terpasang di depan. Kedua gadis itu buru-buru melihat pengumuman kelulusan tersebut. "Arabelle ... aku tidak sabar! Aaaa ... kalau aku tidak lulus, bisa-bisa dimarahi habis-habisan aku oleh Daddy!" seru Vivian. "Kau pasti lulus, Vian. Kita kan sudah berjanji untuk melanjutkan si sekolah yang sama," ujar Arabelle pada sahabatnya itu. Vivian mengangguk antusias. "Ya! Ayo, cepat kita lihat!" Di depan papan mading kini dibanjiri anak kelas sembilan dari beberapa kelas. Arabelle dan Vivian kesulitan melihatnya. Namun, Vivian yang tingginya melebihi Arabelle dia bisa melihat ada namanya di sana hingga gadis itu tiba-tiba menjerit kehebohan. "Aaaaa....! Arabelle! Aku lulus, namaku ada di nomor dua belas, nomor sembilan ada Diego, wahh ... Keren!" Ya Tuhan ... aaaa senang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status