บททั้งหมดของ Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: บทที่ 261 - บทที่ 270

361

Bab 261. Malamku Terasa Hangat Karenamu

"Papa kenapa pulang? Kenapa tidak bobo di sini sama Theo dan Mama? Papa mau ke mana?" Theo mencekal erat bagian belakang mantel hitam yang Asher pakai saat ini. Asher menatap si kecil yang ragu-ragu, seperti antara ikut pulang Papanya, atau tinggal di sini dengan Mamanya malam ini. "Papa harus pulang, Sayang. Ini sudah malam. Mama harus istirahat, Nak," ujar Asher beralih menggendong Theo. "Katanya mau di sini saja sama Mama," ujar Aleena menatap cemberut putri kecilnya. "Mama kesepian kalau tidak ada Theo." "Emmm ... Theo maunya Paa bobo di sini juga," rengek anak itu memeluk leher Asher erat dan meletakkan kepalanya di pundak. Aleena mengusap punggung Theo dan menatapnya dengan tatapan sayang. Tentu saja, Aleena tidak ingin anaknya pulang dengan Asher. Ia ingin Theo tetap di sini bersamanya. Asher memperhatikannya wajah sedih Aleena. Laki-laki itu pun tersenyum tipis. "Theo hanya sedang mengantuk. Jangan khawatir, setelah di tidur, nanti tidurkan di dalam, ya," ujar Asher.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-09
อ่านเพิ่มเติม

Bab 262. Marsha yang Tak Tahu Malu

Tepat pukul sepuluh malam, Asher baru saja sampai di rumahnya. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumah dengan santai. Rasa hatinya senang dan lega karena ia baru saja bertemu dengan Aleena dan menghabiskan waktu bersama Aleena dan juga Theo. Namun, saat Asher hendak melangkah ke lantai dua, tiba-tiba muncul Marsha yang tengah menuruni anak tangga. Wanita itu mengerjapkan kedua matanya dan tampak mencari-cari. "Di mana Theo?" tanyanya bingung. "Theo ada di suatu tempat. Dia tidak mau pulang," jawab Asher, ia melangkah hendak melewati Marsha. Wanita itu, mencekal lengan Asher dan menatapnya dalam-dalam. "Di mana Theo, Asher?" tanya wanita itu dengan penuh penekanan. Asher menarik napasnya panjang. "Sudah aku jawab, bukan? Theo ada di suatu tempat.""Bagaimana bisa kau melakukan ini?! Kau meninggalkan anakmu di suatu tempat, dan kau sendiri pulang dengan santainya! Aku tidak pernah melihatmu sesantai ini saat Theo tidak di sampingmu! Bahkan sudah beberapa hari ini aku sama se
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 263. Mamanya Theo Adalah Mama Aleena, Bukan Mama Marsha!

Hari sudah pagi, Aleena baru saja menyiapkan sarapan di lantai satu bersama pembantunya. Kini, gadis itu cantik itu berjalan masuk kembali ke dalam kamarnya. Di sana, Aleena melihat Theo yang baru saja bangun dan duduk di tengah ranjang sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. "Selamat pagi, Sayang," sapa Aleena mendekati Theo. Anak laki-laki itu langsung mengulurkan kedua tangannya pada Aleena. Aleena segera mendekatinya dan memeluk Theo sebelum ia menggendongnya. "Bagaimana, tidurnya nyenyak?" tanya Aleena. "Iya, Mama. Theo mau main mobil-mobilan warna merah," ujar anak itu. "Hm, mobil merah apa, Sayang?" tanya Aleena sambil menyahut lipatan handuk di atas sofa. Aleena segera membawa Theo dan memandikannya. Aleena pikir Theo akan banyak protes atau alih-alih anak ini akan marah-marah, tetapi justru tidak. Theo sama sekali tidak marah atau menangis. Setelah Aleena memandikan Theo, ia segera memakaikan pakaian yang rapi untuk putranya. Namun, Theo masih terus merengek-rengek menc
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 264. Apa yang Terjadi Dengan Theo?

"Mama ... Huwaa, Mamaku...!" Suara teriakan Theo terdengar dari depan. Tampak anak itu menangis sambil memanggil sang Mama. Aleena yang berada di dalam rumah pun segera beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke depan dan benar, Aleena melihat Theo masuk ke dalam rumah sambil menangis ke arahnya."Loh, Sayang ... kenapa?" tanya Aleena mendekap Theo yang langsung memeluknya erat. Anak itu menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak mau mengaku pada siapapun, Theo takut. "Kenapa, Sayang? Kenapa Theo menangis seperti ini?" tanya Aleena menggendongnya. Aleena berjalan ke depan, ia melihat Jordan membawakan mobil-mobilan berukuran besar milik Theo. Segera Aleena mendekati ajudan Asher tersebut. "Apa yang terjadi, Jordan? Kenapa Theo menangis seperti ini?" tanyanya. "Saya juga tidak tahu, Nona. Saat saya mengambil berkas di paviliun, tiba-tiba Tuan Kecil berlari keluar sambil menangis mencari saya," jawab Jordan kebingungan. Aleena kembali menatap putranya. "Sudah, Sayang ... sudah janga
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 265. Kekhawatiran Aleena Saat Theo Dibawa Marsha

Keesokan harinya, Theo sudah tampak lebih baik. Anak itu kembali ceria seperti biasa, bahkan hari ini Theo kembali masuk ke sekolah. Ditemani oleh Aleena yang hari ini juga kembali mengajar setelah berhari-hari lamanya ia libur karena sakit. Dan pagi ini, Asher menjemput mereka berdua untuk mengantarkan anak beserta istrinya ke sekolah tempat Aleena mengajar dan tempat Theo belajar. "Nanti siang aku akan menjemput kalian, kita pergi makan siang bersama," ujar Asher. "Theo mau makan sup labu, Pa," pinta Theo sambil duduk di pangkuan sang Mama. "Minum jus apel." Asher terkekeh menoleh pada si kecil sambil mengusap pucuk kepalanya. "Iya, Sayang. Nanti siang, ya..." "Heem." Theo menganggukkan kepalanya antusias. Sedangkan Aleena, ia masih memeluk Theo dan terdiam berpikir. Ternyata Papa dan anak ini memang memiliki makanan favorit yang sama. Teringat dulu saat Aleena hamil, berapa sukanya ia dengan sup labu. Bahkan Aleena selalu meminta makan malam dengan menu itu dan selalu memb
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 266. Terbongkarnya Kejahatan Marsha di Depan Asher dan Aleena

Marsha membawa Theo ikut pulang bersamanya. Tak hanya itu, ia benar-benar memaksa Theo meskipun anak itu menolaknya dan menangis. Theo menjerit menolak ajakan Marsha. Wanita yang dipanggilnya Mama itu, terus menarik-narik lengan Theo dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Ayo masuk, jangan membuatku semakin marah padamu, Theo!" bentak Marsha. "Tidak mau! Theo tidak mau pulang ke sini lagi!" pekik Theo menyentak tangan Marsha. Anak itu lolos dari cekalan Marsha, namun saat Theo hendak berlari, Marsha kembali menyahut lengan Theo dan menarik lengan kecil anak itu dengan sekuat tenaga. Tangisan Theo menggema di seluruh penjuru rumah. Anak itu berteriak kesakitan dan meminta tolong pada siapapun."Mama, lepas. Huwaa ... Mama, tangan Theo sakit, lepas! Mama, ampun..." Tangisannya benar-benar pecah siang ini. "Mama bilang juga apa! Patuh sama Mama! Kenapa kau susah sekali dinasehati, hah?! Kau ini anak paling nakal yang pernah aku lihat!" teriak Marsha yang kini berhenti di pertengaha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 267. Kemarahan Aleena yang Tak Tertahankan

Kondisi Theo cukup serius sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Terlebih lagi, anak itu sampai pingsan karena ketakutan dan juga rasa sakit akibat luka fisik yang Marsha sebabkan. Aleena terus menangis sejak tadi, ia juga tidak tanggung bahkan memaki Asher. Apalagi setelah perawatan membuka pakaian tang Theo pakai dan terlihat luka membiru di beberapa bagian paha Theo bekas cubitan Marsha. Bahkan hasil pemeriksaan mendalam yang dokter lakukan , membuktikan kalau ada beberapa bekas luka samar yang mungkin dilakukan sekitar beberapa waktu yang lalu. Bahkan ada luka-luka dalam yang Theo alami, sejak anak itu berusia dua tahunan, dan luka itu terbentuk karena kekerasan. Hal ini membuat Aleena marah hebat dan kesabarannya pada Asher, sirna seketika menjadi murka yang tak terkira. "Sejak kapan anakku diperlakukan seperti ini oleh Marsha, Asher?! Sejak kapan?!" teriak Aleena di lorong rumah sakit sambil menangis menghentakkan kakinya. Tentu, Asher juga ikut terluka dan sedih atas kon
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 268. Mama, Jangan Tinggalkan Theo Lagi

Situasi kembali tenang setelah beberapa jam lamanya mereka saling menunggu kondisi Theo. Aleena pikir, Asher akan bersama kedua orang tuanya. Tapi ternyata Aleena salah, Asher justru memilih bersamanya, duduk dengannya, dan merangkul Aleena yang hanya bisa diam tak berkata-kata. "Bagaimanapun juga ini salahku," ucap Aleena tiba-tiba seraya menatap ke arah langit-langit lorong rumah sakit. Asher langsung menatapnya saat mendengar apa yang Aleena katakan barusan. "Apa yang kau bicarakan, hm? Ini semua bukan salahmu, Sayang," bisik Asher dengan sangat lirih. Aleena mengusap air matanya dan menundukkan kepalanya. "Andai saja aku tidak pergi pasti ini semua tidak akan terjadi. Kenapa ... kenapa orang tuamu menyuruhku pergi kalau akhirnya menjadi begini?" "Sayang, tenang. Theo akan baik-baik saja, kita tunggu dia bangun," ujar Asher mengusap pundak Aleena. Gadis itu menatapnya. "Bagaimana kalau Mama dan Papamu melarangku masuk menemui Theo?" tanya Aleena. "Apah yang akan kau lakukan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 269. Ucapan Camelia yang Mengejutkan Aleena

Keesokan paginya, Asher bangun lebih dulu saat laki-laki itu merasakan pegal di lengan kirinya. Asher membuka kedua matanya perlahan-lahan, ia melihat Aleena yang kini memeluknya sambil tertidur nyenyak dalam dekapannya. "Aleena," lirih Asher menatap wanita muda itu dan Asher merapatkan mentel hangat yang Aleena pakai. Pandangan Asher tertuju pada Theo yang juga masih tertidur lelap di atas ranjangnya.Asher menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Asher terdiam menyandarkan punggungnya sambil menatap langit-langit ruangan itu. 'Aku akan hidup dengan mereka mulai hari ini,' batin Asher dengan penuh keyakinan. 'Dengan istriku, Aleena ... dan putraku Theo. Harta yang paling mahal bahkan tidak bisa aku gantikan dengan apapun, hanyalah mereka berdua.'Saat Asher sibuk melamun, tiba-tiba saja Asher mendengar suara rengekan kecil dari atas ranjang. "Hik... Mama," rengek Theo menangis kecil. Padahal Aleena tidur, tapi begitu mendengar suara Theo, wanita itu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 270. Marsha, Tiada Maaf Lagi Dariku Untukmu!

Ditemani oleh kedua ajudannya, pagi ini Asher pergi ke kantor polisi. Asher menanggapi dengan tegas kasus pilu yang dialami anaknya, dan ia tidak memiliki maaf sedikitpun pada Marsha. Begitu Asher tiba di kantor polisi, di sana ada kedua orang tua Marsha yang sudah menunggu Asher dengan wajah sedih dan kaget mereka. "Asher..." Agnes menatapnya dengan tatapan sedih. "Asher, bagaimana kau tega menjebloskan Marsha ke dalam penjara?!" pekik Glenn pada Asher yang kini masuk ke dalam sebuah ruangan. "Marsha tidak mungkin menganiaya Theo! Tidak mungkin, Asher..." "Marsha bukan penjahat, mustahil ia bertindak seperti itu pada Theo yang masih berusia empat tahun!" seru Agnes hendak menyerang Asher, namun suaminya lebih dulu menahan. Asher menatap tajam kedua orang itu bergantian. Dengan wajah dinginnya, Asher menyerahkan beberapa berkas pada Jordan, sebelum ia kembali menatap kedua orang tua Marsha. "Mama dan Papa bisa ikut denganku, supaya kalian tahu, kelakuan anak kalian yang sudah me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-12
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
2526272829
...
37
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status