Beranda / Urban / PLAYBOY KENA BATUNYA / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab PLAYBOY KENA BATUNYA: Bab 31 - Bab 40

118 Bab

Bab 31

Pintu rumah target terbuka dan sesosok pria keluar. Katon mengintai dari teleskop pembidik. Ia butuh tahu perkiraan jarak dengan target, maka Katon mulai mengatur rangefinder. Pria yang keluar dari rumah berjalan menuju ke gudang samping. Dari teleskop pembidik, Katon bisa tahu kalau pria itu bukan Than Shwe. Katon membiarkan lolos. Pria itu masuk ke dalam gudang. “Bukan?” tanya Morgan dan Katon menggeleng. Tak berapa lama pria itu keluar kembali dari gudang dan Katon memincingkan mata heran. “Apa yang ....” desisnya dan segera melekatkan matanya ke teleskop pembidik. Pria itu menyeret seorang wanita muda yang tampak kesakitan karena diseret dengan cara ditarik rambutnya dengan semena-mena. Wanita itu terseok dan beberapa kali terjatuh. “Sialan! Morgan, gantikan aku!” desis Katon marah dan ia meninggalkan pos senapan runduk lalu melesat lari menuruni bukit dengan cara menyelinap di antara batu besar dan pohon kurus. Katon tergerak untuk menyelamatkan wanita itu dan membawa pergi d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 32

Suasana mendadak ribut dan penuh dengan teriakan kemarahan. Katon bersiaga, meminta wanita itu berdiri di belakangnya sementara ia mengeluarkan SIG Sauer nya lagi. Ia bisa merasakan wanita di belakangnya gemetar. Katon memeriksa amunisi dan siap menembak. “Bangsat! Cari penyusupnya sekarang!” Teriakan dalam Bahasa Burmese itu menggelegar sedemikian dekat dengan pintu gudang membuat wanita itu langsung lemas. Katon memaki, ia tidak bisa berbuat banyak ketika wanita itu lemas di kakinya justru saat pintu gudang membuka. Katon melepas tembakan. Satu pria jatuh kebelakang. “Dia di sini!” Pria kedua meneriaki kawanannya dalam Bahasa Burmese dan saat Katon mengarahkan moncong pistol ke arahnya, pria itu dengan sigap melempar parang tepat sasaran. Pistol Katon meledak tapi tembakannya melenceng. Pistol itu terjatuh saat Katon harus menghindari lemparan parang melukainya. “Mati kau, bedebah!” Pria itu merangsek maju dan menyerang Katon dengan tangan kosong, usai SIG Sauer nya terjatuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 33

“Siapa yang menembak Than Shwe?” tanya Katon di antara sengalnya. Wajahnya menampakkan keterkejutan luar biasa. “Siapa lagi? Myint lah!” sentak Morgan marah. “Hah?!” Katon melongo. “Ayo, Morg!” Katon perlu bergerak cepat, mengantisipasi suara tembakan pistol Morgan didengar gerombolan yang lain. Meskipun jumlah mayat yang bergelimpangan sekarang sudah sesuai dengan hasil pindaian Katon semalam, tetap saja ia harus waspada. Katon memburu ke wanita yang terduduk lemah di tanah. Mengabaikan bahunya yang teriris, ia langsung menaikkan wanita itu ke punggungnya. Dengan dibantu Morgan yang menyadari kondisi Katon, tapi membiarkan pria itu berbuat semaunya. Ia hanya membantu mendorong dari belakang, kedua pria perkasa itu lari menaiki bukit ke tempat Myint berada. “Myint! Kamu oke?” Katon menurunkan sang wanita yang masih lemas dan sekarang memburu ke arah Myint yang terpaku menatap lapangan di kaki bukit. “Aku melakukannya? Aku melakukannya, Pak Katon,” katanya lirih. Katon bermaksu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 34

“Ini prosedur dasar masuk hutan. Masak Pak Katon tidak tahu? Duh, lebih pintar Ibu Rosalind ternyata,” omel remaja tanggung dan mulai mengeluarkan perban dan salep luka serta antiseptik. “Buka kausnya. Harus saya ajari juga?” Myint menatap Katon. Pria itu berdecak sebal dan menarik leher kaus untuk meloloskan dari kepala. “Kau benar, Morg. Sebaiknya kita hajar pemuda ini setelah tiba kembali di desa. Ah! Ssshh!” Katon yang mengomel mendadak terkesiap dan mendesis ketika Myint menyemprot lukanya dengan antiseptic dan mengoles salep tanpa kehati-hatian maupun kelembutan. “Saya mau tahu respon Ibu Rosalind kalau tahu Bapak-Bapak mau hajar saya,” kilahnya sambil mulai membalut luka Katon dengan perban. Wajahnya serius menatap luka Katon membuat pria itu tertawa kecil lalu menoleh kembali ke Tikaka. Wanita itu tampak canggung karena melihat Katon tanpa mengenakan atasan. Satu kali menilai Katon sudah tahu Tikaka masih gadis polos. Ia tersenyum menenangkan Tikaka yang malah membuat wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 35

Katon berubah pikiran. Daripada menyerang ketika kawanan sindikat itu masih jauh. Katon memutuskan akan menyergap mereka ketika sudah dekat. Mungkin lebih berbahaya, tetapi dia dan Morgan bisa menghabisi dengan tepat lebih banyak musuh. Jika ditembak dari jauh, mereka akan menyebar dan berlindung. Maka, habislah kesempatan Katon dan Morgan. Dengan segera Katon mengirimkan sandi morse kembali melalui lensa. [Jangan. Serang. Tunggu. Dekat. Kita. Sergap] [Kau. Gila] [Pakai. Taktik. Patriot] [Sialan. Kau. Ton] Katon tersenyum di tempatnya. Tentu saja Morgan ngamuk. Taktik yang pernah mereka pakai di Hutan Amazon yang terletak di selatan lembah Sungai Orinoco di Venezuela ketika melawan para perampok lokal, sangat menyulitkan posisi Morgan yang sejajar dengan musuh dan memudahkan Katon yang posisinya lebih tinggi. Katon dan Morgan berhenti berkomunikasi dan fokus kepada target mereka. Katon mengintip melalui lensa pembidik dan segera ia menemukan Muang Aye yang berjalan dengan wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 36

“Yap! Karena itu kita harus bergegas. Kita kembali ke desa sebelum Khun Sa dan kawanannya balik dari pasar kota,” balas Morgan. Ia dan Katon segera membenahi ransel mereka dan Myint ikut membereskan matras Tikaka dan memasukkan ke dalam ransel miliknya sekaligus SIG Sauer. Karena baik Katon maupun Morgan tampak sibuk. “Tikaka, kita harus berjalan lagi. Kamu oke?” tanya Katon. Tikaka mengangguk. Ia mendadak kehilangan suaranya di depan pria tampan ini. “Bagus. Kuatkan dirimu, Gadisku. Kita akan segera tiba di tempat yang aman. Hm?” hibur Katon manis. Dan Tikaka tidak dapat menyembunyikan rona wajahnya. “Pake ilmu apa dia? Gak wanita, gak anjing nurut semua sama Katon!” desis Morgan sebal. “Hah? Apa, Pak?” Myint yang berdiri di dekat Morgan mengira pria itu bicara padanya. “Diem, kamu! Atau aku lem mulutmu!” desis Morgan sambil berputar arah berjalan keluar dari gua. “Jahat amat. Bu Rosalind gak akan mau,” omel Myint dalam bisikan lemah ketika mengikuti langkah Morgan. “Woah! Apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 37

Selama Katon dirawat, di meja lain sudah disiapkan banyak makanan untuk rombongan yang baru datang, termasuk Tikaka. Maka Katon mengajak Tikaka yang masih canggung dengan sekitarnya untuk makan. Gadis itu sudah tidak memiliki jejak cairan merah bekas sindikat di badannya karena Katon membantunya membersihkan ketika perjalanan kembali mereka melewati sebuah sungai. Namun, tetap saja. Gadis itu masih tampak lusuh dan acak-acakan, karena sudah berhari-hari disekap dan tidak diurus. “Setelah makan, kau mau mandi?” tawar Katon. Tikaka menatap ragu ke arah Katon. Mereka duduk bersisian di ujung meja, sedikit menjauh dari Morgan dan Myint. “A-aku ... bisakah?” bisik Tikaka takut-takut. “Tentu saja, Manis. Tetapi di sini tidak ada kamar mandi. Semua aktifitas mandi kita lakukan di sungai,” kata Katon sambil makan. “Apa?!” Tikaka mendesis kaget, matanya membulat ke arah Katon. “Jangan takut. Kamu akan ditemani. Aku yang akan menemanimu.” Kalimat Katon seketika membuat Tikaka merona. Ia s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 38

Tidak ada lagi kain pembatas di antara mereka. Untuk sesaat kondisi itu membuat Tikaka panik. Namun, Katon dengan ahli menarik tubuh sang wanita dan melekatkan ke tubuhnya. Perpaduan air sungai yang sejuk dan dada bidang Katon yang hangat membuat Tikaka tidak sanggup menolak. Katon menyentuh dagu lancip gadis itu, menatap ke dalam matanya. Tikaka yang lebih bersih, tentu saja lebih cantik. Apalagi rambutnya yang setengah basah membuat Tikaka tampak lebih menggoda. Bahkan cahaya rembulan yang menerangi mereka berdua, membuat kecantikan itu kian memancar. Tikaka memiliki bola mata berwarna coklat. Kulitnya yang putih dan bersih khas wanita Thailand. Pipinya yang mulus dan bulat, mengingatkan Katon akan kue mochi dan membuat pria itu merasa gemas ingin menyentuhnya. Bibir Tikaka yang penuh, kini menarik perhatian Katon. Kepala pria itu mulai maju, dan Tikaka tidak bisa mundur karena dagunya ditahan oleh Katon. Bibir Katon mengecup bibir Tikaka, mencoba meminta ijinnya. Ketika Tikaka h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 39

Katon mengetatkan rahangnya dan menatap tajam ke Khun Sa yang tersenyum tetapi malah terasa seperti mengejek. “Saya tidak paham dengan apa yang Anda katakan, Tuan Khun Sa. Kami tidak mengambil barang milik Anda,” jawab Katon pedas. Ia mencoba melihat reaksi Khun Sa dengan kalimatnya yang memancing emosi. “Tikaka, gadis 20 tahun yang aku beli dari Thailand dengan harga mahal,” gerutu Khun Sa. “Kau keluar dari mesin waktu? Kita sekarang tinggal di era digital, Bung! Tidak ada perbudakan di dunia ini. Di mana mesin waktumu kau parkir? Kusarankan pulanglah, tidak perlu kami antar, bukan?!” Morgan balas mengejek. “Aku ingin Tikaka dan tiga anjingku dikembalikan. Jika tidak, aku tidak bertanggung jawab dengan apa yang akan terjadi di sini,” desis Khun Sa mulai menunjukkan tampang aslinya. Wajahnya berubah kejam dengan mata memincing penuh penghinaan ke arah Katon. Kelima anak buahnya bergerak mengikuti gestur Khun Sa yang mengintimidasi “Seperti yang aku bilang, Tuan Khun Sa. Aku tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 40

Katon meraih parang di kakinya. Khun Sa mundur sambil mengulurkan tangan kembali ke belakang. Seorang anak buahnya yang lain kembali memberikan parang pada Khun Sa. Lelaki bejat itu menyeringai jelek ke arah Katon dan dia mundur bersama anak buahnya menuju ke halaman depan rumah. Katon mengikutinya. “Hati-hati, Mas!” Rosalind yang tidak bisa berbuat banyak, sudah dalam pegangan Morgan. Ia hanya bisa meneriakkan pesan ke arah kakak kandung yang sudah direpotkannya. Morgan meremas bahu Rosalind untuk menenangkan wanita itu. “Tenang, Katon luar biasa ahli dalam duel satu lawan satu,” bisik Morgan. Myint sudah meloloskan diri dari Jeremy, sekarang berlari dan memeluk Rosalind. “Morg, tolong awasi kakakku. Tembak saja Khun Sa kalau Mas Katon mulai akan kalah,” pinta Rosalind memelas. Ia mengangsurkan SIG Sauer P226 miliknya kepada Morgan. Selama ini pistol itu tersimpan rapi di keliman saku dalam gaun Rosalind. “Apa?” Morgan menatapnya tak percaya. Permintaan gila! Sama saja menghina K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status