Share

Bab 40

Author: Lara Aksara
last update Last Updated: 2024-12-27 08:58:56

Katon meraih parang di kakinya. Khun Sa mundur sambil mengulurkan tangan kembali ke belakang. Seorang anak buahnya yang lain kembali memberikan parang pada Khun Sa. Lelaki bejat itu menyeringai jelek ke arah Katon dan dia mundur bersama anak buahnya menuju ke halaman depan rumah. Katon mengikutinya.

“Hati-hati, Mas!” Rosalind yang tidak bisa berbuat banyak, sudah dalam pegangan Morgan. Ia hanya bisa meneriakkan pesan ke arah kakak kandung yang sudah direpotkannya. Morgan meremas bahu Rosalind untuk menenangkan wanita itu.

“Tenang, Katon luar biasa ahli dalam duel satu lawan satu,” bisik Morgan. Myint sudah meloloskan diri dari Jeremy, sekarang berlari dan memeluk Rosalind.

“Morg, tolong awasi kakakku. Tembak saja Khun Sa kalau Mas Katon mulai akan kalah,” pinta Rosalind memelas. Ia mengangsurkan SIG Sauer P226 miliknya kepada Morgan. Selama ini pistol itu tersimpan rapi di keliman saku dalam gaun Rosalind.

“Apa?” Morgan menatapnya tak percaya. Permintaan gila! Sama saja menghina K
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 41

    Perjalanan menuju ke Gunung Everest, dilakukan oleh Katon dan Morgan di hari yang sama mereka melakukan packing. Katon memilih perjalanan menuju Yangon kemudian terbang ke Kathmandu. Total mereka menghabiskan 12 jam perjalanan. Katon memilih memulai pendakian Gunung Everest melalui Kathmandu. Setelah itu, ia dan Morgan akan menjalani perjalanan yang panjang untuk mencapai titik awal pendakian di Lukla. Selama perjalanan, mereka akan melewati dan menginap di beberapa kota kecil seperti Namche Bazaar, Tengboche, dan Gorak Shep. Ada dua rute yang umum dipilih oleh pendaki untuk mencapai puncak Gunung Everest, yaitu Jalur Utara dan Jalur Selatan. Katon memilih jalur selatan dimulai dari Nepal dan masuk ke Tibet via Puncak Tinggi. Jalur ini adalah jalur paling populer karena lebih mudah diakses dan memiliki fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan Jalur Utara. Namun, rute ini juga memiliki tantangan tersendiri, seperti pengaruh ketinggian yang berlebihan dan kemacetan di jalur penda

    Last Updated : 2024-12-27
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 42

    “Oi, Foxie! Kau akan satu tim dengan Katon dan Morgan!” Umanga kembali berteriak. Baik Katon dan Morgan mencari-cari sang pemilik nama. Seorang wanita mengenakan jaket tebal berwarna putih merespon Umanga. Ia memutar tubuh menghadap pria Nepal itu. Hoodie jaketnya yang tidak ia kenakan, membuat Katon dan Morgan bisa melihat kepala wanita tersebut. Ia memiliki wajah mungil tetapi bergaris tegas. Bintik imut menghias wajahnya, bukan mengotori malah membuatnya tampak manis. Rambutnya berwarna merah, dibiarkan panjang melewati bahu dan sekarang berkibar dengan indah, sewarna dengan api unggun Katon. “Shit! Wanita! Mana nolak kampret ini!” maki Morgan pelan jadi hanya Katon yang mendengar. Bukan Umanga. Katon mengulum senyumnya. “Keton? Siapa dia?" Foxie berjalan dan menghampiri kemah Katon dan Morgan. Langkahnya tegas dan mantap meski harus melewati salju yang menjebak kaki. Dari ketebalan pakaiannya, Katon bisa mengira kalau Fey Foxie memiliki tubuh langsing semampai. “Orang apa kau? N

    Last Updated : 2024-12-27
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 43

    “Dead Zone Puncak Everest. Kita harus menaklukan dua puncak sebelum tiba di Hillary Step. The Balcony dan South Summit. Kandungan oksigen di area ini hanya sepertiga dari yang ada di permukaan laut. Dan, berlama-lama di area ini akan berakibat fatal. Belum lagi suhu udara yang mencapai sering mencapai minus 30 derajat.” Katon tiba-tiba bersuara. Ketua tim penyelamat menatap ke arah Katon. “Benar.” “Mereka terjebak tadi siang, bukan? Berapa lama waktu mereka bisa bertahan sebelum cairan mulai merendam paru-parunya? Apakah cukup waktu kita untuk menyelamatkan dua orang itu?” tanya Morgan. “Mereka punya stok bahan bakar untuk melelehkan es dan menghangatkan diri selama sehari. Pada ketinggian 26.000 kaki saat ini, mereka memang terancam edema paru. Mereka bisa mati dalam waktu 12 jam. Dari perhitungan masa awal bencana dan logistik mereka, kita punya waktu 36 jam tersisa untuk menyelamatkan.” Bob Langley—Sang kepala tim penyelamat menjawab pertanyaan Morgan. “Kalian bahkan tidak bisa

    Last Updated : 2024-12-27
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 44

    Katon dan Morgan keluar dari tenda mereka dan bergegas menuju ruang kendali sebelum Subuh. Mereka bersiap bersama dua tim yang dipimpin Fey dan Umanga. Masing-masing tim akan diantar oleh helikopter terpisah. Katon menyalami tangan pilot helikopter timnya yang ternyata ia kenal. “Apa kabar, Kareem?” “Sehat. Aku hanya mendengar selentingan kau ada di base camp bersama Morgan. Senang akhirnya bisa bertemu,” balas Kareem ramah. Pria Pakistan beragama Islam itu memiliki wajah bercambang yang teduh dan menenangkan. “Yeah, sayang sekali kami harus meninggalkan liburan yang menyenangkan. Semua serba ada di base camp, penginapan mewah, makanan lezat.” Morgan tiba-tiba mengomel. Jelas satir, mana ada penginapan mewah dan makanan lezat di base camp. Semua tinggal di tenda dan makan makanan dalam bentuk instant. “Cuaca yang panas dan pengap, radang nyaman yang mulaimenjalaripantatku.” Katon ikutan satir mengomel. Kareem melihat ke arah mereka dengan tatapan teduhnya. Senyum tipis mengulas di

    Last Updated : 2024-12-27
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 45

    “Oke, man?” kekeh Morgan sambil meninju bahu Katon. “Dia yang memukul, dia juga yang akan menciumnya malam ini.” Katon bersungut sambil membetulkan letak ranselnya. Morgan tertawa ketika mereka mulai berjalan mengikuti Fey dan dua anggota lain. “Bagus! Dengan begitu aku yakin kita akan selamat dari misi ini,” kekeh Morgan. Setelah melangkah beberapa menit. Regu mereka tiba di persimpangan. Fey yang bernapas pendek-pendek karena tipisnya oksigen, membuka kacamata salju dan mulai memindai arah. “Kita lewat jalur barat dan biarkan Morgan bersama Keith dan Simon menyusuri jalur mushroom,” kata Katon yang muncul di sebelah Fey. Wanita itu memandang dengan tatapan benci. “Hei! Kau tetap pimpinan regu. Aku hanya memberikan jalan terbaik. Ini bukan soal hierarki kepemimpinan, Nona. Umanga mengajakku untuk alasan jelas. Dia tahu aku paham area ini.” Katon berujar sambil mengangkat tangan dan mengarahkan telapaknya ke Fey Foxie. “Dia benar, Fey. Pilihan terbaik. Tetapi, tetap saja kami a

    Last Updated : 2024-12-27
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 46

    Katon menatap heran ke walkie-talkie di tangannya. Apa Morgan jadi gila di atas ketinggian 26.000 kaki? Mengapa tiba-tiba mengigau kalau ia yang menghubungi. “Kenapa? Ada apa?” Fey yang agak jauh di depan Katon, bertanya dengan napas satu-satu karena udara tipis. “Morgan ....” Belum selesai Katon berbicara, kembali walkie-talkie meneriakkan suara Morgan. [Ulangi! Rob Hall ada di KKT Selatan] “Shit! Fey, kita harus memotong lewat Death Zone Two!” Katon memasukkan walkie-talkie dan menggebah langkah berbelok ke kanan. Ia dan Fey sedikit lagi mencapai Anvil. Ternyata Rob Hall sudah bergeser ke KKT Selatan. Entah apa yang terjadi. Apakah ia turun sendiri atau terseret angin. Katon melangkah lebar-lebar dan Fey mengikutinya dengan tangkas. Di sisi gunung yang lain, Morgan bersama dua tim medis mulai menuruni Jalur Mushroom dan berbelok ke kiri menuju KKT Selatan. Jika tepat waktu, mereka akan tiba beberapa saat setelah Katon dari sisi atas. “Cepat!” sengal Morgan. Mereka bergerak cep

    Last Updated : 2024-12-28
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 47

    Morgan dan timnya semakin mendekati KKT Selatan. Selama berjalan, ia terus melekatkan walkie talkie ke telinganya guna memantau suara Rob Hall yang lemah. Selain mengulang-ulang nama dan posisinya, ada satu kalimat dari Rob Hall yang membuat Morgan merasa sedih. Ucapan selamat tinggal dari Rob Hall untuk istri tercintanya. “Tidurlah dengan baik, Sayangku. Tolong jangan terlalu khawatir.“ Dua kalimat mudah, tetapi diucapkan dengan susah payah. Suara Rob Hall lemah, terputus-putus dan tersengal kekurangan udara. Morgan memperkirakan Rob Hall sudah mengalami hipotermia dan halusinasi. Ia mempercepat langkah. Di belakangnya, Keith dan Simon melakukan hal yang sama. KKT Selatan adalah sebuah lereng miring perpaduan antara tebing dan tumpukan salju. 100 kaki dari sana, Morgan bisa melihat tubuh meringkuk di bawah cerukan tebing, seolah sang pemilik tubuh berusaha bersembunyi dari kerasnya alam sekitar. “Kau melihatnya?” tanya Morgan pada Keith yang ada di belakangnya. “Jelas seperti

    Last Updated : 2024-12-28
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 48

    Morgan tetap tergantung sampai dengan gemuruh dan luruhan salju lenyap. Dengan bagian dalam siku mengait tali, tangannya menyingkirkan masker oksigen dengan kasar. “Kalian oke?!” teriaknya melawan angin. Kepada dua tubuh tergantung di bawahnya. Dua jawaban oke yang samar dirasa cukup oleh Morgan. Morgan memakai kembali maskernya dengan susah payah, ia tidak boleh tiba-tiba pingsan karena kurangnya oksigen, di tengah situasi seperti ini. Morgan mengumpulkan kekuatan pada kedua tangan dan mulai merayap naik masuk ke cekungan bekas tempat jenazah Rob Hall. Lalu mulai menahan tali agar Keith dan Simon bisa berusaha menggapai dinding tebing dan ikut merayap naik. Perlu usaha yang berat dan lama sampai ketiganya tiba kembali di tebing awal sebelum mereka jatuh. Kali ini lebih berat karena mereka dibebani rasa bersalah, tidak bisa menyelamatkan Rob Hall. Dan kecemasan kembali hadir ke hati Morgan. Katon dan Fey tidak pernah tiba di KKT Selatan. Apakah mereka juga mengalami kendala seperti

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 244

    Acara pertunangan malam itu berlangsung meriah, penuh kehangatan dan kemewahan. Alunan musik jazz yang dimainkan secara live mengiringi setiap percakapan dan tawa yang bergaung di sepanjang taman villa. Di tengah-tengah taman, Rosalind dan Morgan berdiri sebagai pusat perhatian. Mereka berdua tampak bahagia. Bersama menyambut tamu-tamu yang datang dari berbagai belahan dunia. Saling memperkenalkan anggota keluarga, dan sesekali berbagi canda bersama para tamu yang mendekati mereka. Sebuah panggung kecil dengan latar belakang laut dan langit yang berhiaskan bintang menambah kesan romantis malam itu. Di atas panggung, band jazz memainkan lagu-lagu klasik yang mengiringi tamu-tamu saat mereka berdansa di lantai dansa yang dibentuk dari marmer putih berkilau. Para pelayan dengan seragam hitam-putih elegan bergerak luwes membawa nampan-nampan berisi minuman anggur terbaik, koktail tropis, dan mocktail segar untuk dinikmati oleh tamu. Hidangan yang disajikan sangat bervariasi, mulai d

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 243

    Suasana berbeda tampak di sebuah villa megah di Riviera Maya yang berdiri anggun di atas tebing, langsung menghadap Laut Karibia. Dikelilingi oleh pohon-pohon palem tinggi dan taman tropis yang rimbun, villa bergaya arsitektur kolonial modern dengan dinding putih bertekstur, pilar-pilar marmer, dan balkon-balkon melengkung yang langsung menghadap pemandangan laut tak terbatas. Tambahan tampak mencolok dengan lampu-lampu pesta, untaian bunga dan hiasan khas sebuah pertunangan mewah, dilengkapi dengan karpet merah yang menyambut setiap tamu yang hadir. Katon, yang belakangan ini sibuk dengan tanggung jawabnya di New York, tidak ikut mengurus pesta pertunangan adik dan sahabatnya dan hanya hadir bersama Ratih sebagai tamu undangan. Ia baru saja turun dari limousine, mengancingkan jas sambil mengedarkan pandangan ke atas, tempat villa menjulang dengan indah, sesaat kemudian, ia ulurkan tangan ke arah limousine yang terbuka dan membimbing sang istri keluar dari sana. Bersama, dalam ke

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 242

    Ratih menelengkan kepala, balas menatap suaminya, “Tujuan orang menikah memang biasanya untuk memiliki keturunan, Mas. Kecuali dari awal sudah bersepakat untuk child free.” Wanita itu diam sejenak untuk mengenali ekspresi suaminya. Saat Katon juga diam, Ratih melanjutkan kalimatnya. “Aku, tidak mau hamil selama ini karena enggan kuliah dengan perut besar. Aktifitas kampus tidak cocok untukku yang berbadan dua walau untuk sebagian orang lain mungkin tidak masalah. Sekarang, saat tidak ada lagi tuntutan kuliah, aku siap saja jika harus hamil. Mas Katon tidak ingin memiliki anak?” “Bagaimana kalau anak kita membawa genku, Ratih?” tanya Katon galau. Ratih menatap wajah suaminya yang tampan, jarang sekali wajah ini terlihat kalut. Tetapi sekarang Ratih melihat, Katon juga bisa rapuh. Ia merengkuh wajah suaminya, memberikan senyum paling tulus untuk menguatkan. “Maka anak kita akan seperti papanya. Kuat, ganteng, dan mampu menghadapi apapun.” Katon mendesah sebal, memutar matanya ke at

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 241

    Columbia University of New York sedang menunjukkan kesibukan luar biasa. Saat ini mereka sedang dalam masa Commencement week. Yaitu, minggu-minggu menjelang wisuda dilangsungkan. Upacara wisuda di Columbia University berlangsung dengan berbagai acara selama Commencement Week. Dimulai dengan setiap sekolah di bawah Columbia university menyelenggarakan upacara Class Day masing-masing, di mana nama setiap lulusan dipanggil, memberi kesempatan untuk momen yang lebih personal. Beberapa acara lain juga diselenggarakan, seperti Baccalaureate Service—upacara lintas agama yang melibatkan musik, doa, dan refleksi multikultural untuk merayakan pencapaian lulusan sarjana dari Columbia College dan Barnard College, serta sekolah-sekolah lainnya di bidang teknik dan sains. Tradisi unik lainnya adalah penyanyian lagu Alma Mater Columbia oleh seluruh komunitas, sebagai simbol kebersamaan dan perpisahan. Columbia juga memberikan University Medals for Excellence kepada individu yang berprestasi dan m

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 240

    Sebagai bisnis fashion yang menyasar level menengah ke bawah, Starlight Threads berlokasi strategis di Harlem, 214 West 125th Street, Suite 2A. Ke sanalah Katon membawa istrinya. Pagi Sabtu yang cerah menyelimuti Harlem. Matahari menyorot dari celah-celah gedung perkantoran yang sederhana tetapi berkarakter di kawasan ini. Katon membimbingnya dengan tangan yang mantap menuju bangunan tiga lantai di ujung jalan, sebuah gedung dengan dinding bata merah yang terlihat kokoh namun tidak berlebihan. Di balik kaca jendela yang lebar di lantai dua, papan nama kecil berwarna emas dengan tulisan elegan “Starlight Threads” menggantung, menandakan kegunaan bangunan ini. Ratih memperhatikan detail itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Meskipun sederhana, bangunan itu memiliki daya tarik tersendiri. Tangga menuju lantai atas diselimuti perabot industrial yang chic, dekorasi modern berpadu dengan sisa-sisa gaya klasik yang membuat tempat itu berkesan unik. Studio ini bukan hanya sekadar toko

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 239

    Katon sangat terkejut dan spontan melepaskan pelukan wanita tersebut. Katon menangkap kedua bahu wanita berbaju merah dan mendorongnya menjauh. Ia tidak memiliki keinginan melihat, siapa gerangan wanita itu. Ia lebih khawatir kepada istrinya, Katon menoleh ke arah Ratih dan mendapati wajah istrinya berubah menjadi penuh amarah dan kekecewaan. “Katon, apa kabar?” tanya Alice manis, ia tak mengindahkan Katon yang berusaha lepas dari pelukannya, mendorongnya menjauh. Bagi Alice, bertemu Katon adalah keberuntungan luar biasa. Pria ini pernah dekat dengannya, menolongnya, memberikan uang perlindungan yang tidak sedikit dan berkat Katon pula, ia selamat bahkan sekarang menjadi bagian dari wanita sukses di Manhattan. Alice Wellington. Dari bukan siapa-siapa menjadi bintang berkat Katon. Uang pemberian Katon ia manfaatkan untuk kuliah dan membuka usaha. Kini, Alice Wellington adalah pemilik Starlight Threads sebuah startup fashion yang memadukan gaya modern dengan sentuhan klasik, mengkh

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 238

    Ratih dan Katon telah kembali ke New York. Segera, mereka disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Katon segera memimpin Growth Earth Company yang berada di Park Avenue. Pertikaiannya dengan Satria entah bagaimana menjadi perang dingin. Mungkin campur tangan Arini yang membuat Satria tidak datang menghukum langsung putera sulungnya. Yang Katon tahu, beberapa bulan ini papanya sibuk dengan kantor Growth Earth Company yang ada di Canada. Membuat Rosalind sibuk dengan Growth Earth Company yang berpusat di Jakarta. Hampir keteteran dengan bisnis skincare-nya sendiri. “Gak pengen pulang, Mas? Pegang GEC Jakarta dan kendalikan New York dari sini.” Rosalind saat menghubungi Katon melalui panggilan telepon sekedar bertukar kabar. “Tidak, terima kasih. Ratih sedang menyelesaikan tugas akhir. Dia harus fokus di sini. Masa kutinggal. Enak saja!” Rosalind menghela napas. “Kenapa , sih? Glowing Beauty-mu kan sudah jalan?” Katon memastikan kepada adiknya. Glowing Beauty ada di bawah Growth E

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 237

    Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan keajaiban pemandangan matahari terbit dari bungalow di atas air yang langsung menghadap laut. Katon, yang sudah bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan di teras pribadi mereka. Hidangan lokal seperti mas huni, campuran tuna segar dengan kelapa yang wangi, tersaji di meja bersama kopi hangat yang mengepul. Angin laut meniup lembut, menyelimuti mereka dalam suasana pagi yang sejuk dan menyegarkan. Ratih tersenyum sambil menatap jauh ke horizon, di mana matahari mulai naik perlahan, mewarnai langit dengan semburat oranye keemasan. Ia telah duduk di teras, emnikmati layanan Katon, sebagai ganti layanannya semalam. "Mas," katanya sambil mengambil seteguk kopi, "aku pengen seperti ini bisa kita bagi bersama semua keluarga, suatu hari nanti." Katon menoleh, menatapnya dengan mata bertanya. "Maksudmu, liburan besar bersama mereka di tempat seperti ini?" Ratih mengangguk. "Ya, bukankah indah rasanya kalau semua orang bisa berkumpul di sini? Mam

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 236

    Di dalam kamar tidur mereka, di bungalow mewah yang mengapung di atas perairan Maldives, Katon dan Ratih tengah menikmati malam pertama bulan madu yang tertunda. Malam itu, kamar tidur mereka terisi oleh suasana yang sempurna. Dinding kaca besar di depan tempat tidur menampakkan hamparan laut lepas berwarna biru pekat, dihiasi kilauan bintang dan rembulan yang menggantung anggun di langit. Suara ombak yang lembut menjadi irama pengantar yang menenangkan, membawa mereka ke dalam dunia penuh keintiman dan keheningan yang hanya mereka berdua miliki. Di lantai kamar, lilin-lilin aromaterapi tersebar. Masing-masing memiliki pendar kecil yang hangat, mengisi ruangan dengan aroma melati dan kayu manis lembut. Cahaya lilin yang berpendar-pendar membuat bayangan hangat di sekitarnya, mempertegas lantai kayu di sekitar lilin dengan kilaunya. Semilir angin laut masuk melalui celah balkon, membelai lembut rambut Ratih yang tergerai di pundak hingga punggung. Wanita itu sedang berada di atas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status