Share

Bab 45

Penulis: Lara Aksara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 09:07:55

“Oke, man?” kekeh Morgan sambil meninju bahu Katon.

“Dia yang memukul, dia juga yang akan menciumnya malam ini.” Katon bersungut sambil membetulkan letak ranselnya. Morgan tertawa ketika mereka mulai berjalan mengikuti Fey dan dua anggota lain.

“Bagus! Dengan begitu aku yakin kita akan selamat dari misi ini,” kekeh Morgan.

Setelah melangkah beberapa menit. Regu mereka tiba di persimpangan. Fey yang bernapas pendek-pendek karena tipisnya oksigen, membuka kacamata salju dan mulai memindai arah.

“Kita lewat jalur barat dan biarkan Morgan bersama Keith dan Simon menyusuri jalur mushroom,” kata Katon yang muncul di sebelah Fey. Wanita itu memandang dengan tatapan benci.

“Hei! Kau tetap pimpinan regu. Aku hanya memberikan jalan terbaik. Ini bukan soal hierarki kepemimpinan, Nona. Umanga mengajakku untuk alasan jelas. Dia tahu aku paham area ini.” Katon berujar sambil mengangkat tangan dan mengarahkan telapaknya ke Fey Foxie.

“Dia benar, Fey. Pilihan terbaik. Tetapi, tetap saja kami a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 46

    Katon menatap heran ke walkie-talkie di tangannya. Apa Morgan jadi gila di atas ketinggian 26.000 kaki? Mengapa tiba-tiba mengigau kalau ia yang menghubungi. “Kenapa? Ada apa?” Fey yang agak jauh di depan Katon, bertanya dengan napas satu-satu karena udara tipis. “Morgan ....” Belum selesai Katon berbicara, kembali walkie-talkie meneriakkan suara Morgan. [Ulangi! Rob Hall ada di KKT Selatan] “Shit! Fey, kita harus memotong lewat Death Zone Two!” Katon memasukkan walkie-talkie dan menggebah langkah berbelok ke kanan. Ia dan Fey sedikit lagi mencapai Anvil. Ternyata Rob Hall sudah bergeser ke KKT Selatan. Entah apa yang terjadi. Apakah ia turun sendiri atau terseret angin. Katon melangkah lebar-lebar dan Fey mengikutinya dengan tangkas. Di sisi gunung yang lain, Morgan bersama dua tim medis mulai menuruni Jalur Mushroom dan berbelok ke kiri menuju KKT Selatan. Jika tepat waktu, mereka akan tiba beberapa saat setelah Katon dari sisi atas. “Cepat!” sengal Morgan. Mereka bergerak cep

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 47

    Morgan dan timnya semakin mendekati KKT Selatan. Selama berjalan, ia terus melekatkan walkie talkie ke telinganya guna memantau suara Rob Hall yang lemah. Selain mengulang-ulang nama dan posisinya, ada satu kalimat dari Rob Hall yang membuat Morgan merasa sedih. Ucapan selamat tinggal dari Rob Hall untuk istri tercintanya. “Tidurlah dengan baik, Sayangku. Tolong jangan terlalu khawatir.“ Dua kalimat mudah, tetapi diucapkan dengan susah payah. Suara Rob Hall lemah, terputus-putus dan tersengal kekurangan udara. Morgan memperkirakan Rob Hall sudah mengalami hipotermia dan halusinasi. Ia mempercepat langkah. Di belakangnya, Keith dan Simon melakukan hal yang sama. KKT Selatan adalah sebuah lereng miring perpaduan antara tebing dan tumpukan salju. 100 kaki dari sana, Morgan bisa melihat tubuh meringkuk di bawah cerukan tebing, seolah sang pemilik tubuh berusaha bersembunyi dari kerasnya alam sekitar. “Kau melihatnya?” tanya Morgan pada Keith yang ada di belakangnya. “Jelas seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 48

    Morgan tetap tergantung sampai dengan gemuruh dan luruhan salju lenyap. Dengan bagian dalam siku mengait tali, tangannya menyingkirkan masker oksigen dengan kasar. “Kalian oke?!” teriaknya melawan angin. Kepada dua tubuh tergantung di bawahnya. Dua jawaban oke yang samar dirasa cukup oleh Morgan. Morgan memakai kembali maskernya dengan susah payah, ia tidak boleh tiba-tiba pingsan karena kurangnya oksigen, di tengah situasi seperti ini. Morgan mengumpulkan kekuatan pada kedua tangan dan mulai merayap naik masuk ke cekungan bekas tempat jenazah Rob Hall. Lalu mulai menahan tali agar Keith dan Simon bisa berusaha menggapai dinding tebing dan ikut merayap naik. Perlu usaha yang berat dan lama sampai ketiganya tiba kembali di tebing awal sebelum mereka jatuh. Kali ini lebih berat karena mereka dibebani rasa bersalah, tidak bisa menyelamatkan Rob Hall. Dan kecemasan kembali hadir ke hati Morgan. Katon dan Fey tidak pernah tiba di KKT Selatan. Apakah mereka juga mengalami kendala seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 49 (Warning 21+)

    “Terima kasih,” bisik Fey pelan. Mereka sedang berjalan di luar, melewati beberapa tenda pendaki. Suasana menjelang malam membuat sekitarnya tidak terlalu ramai. “Hm. Maaf? Kau berkata sesuatu? Angin menerpa telingaku cukup keras, Fey,” ujar Katon sambil menundukkan kepala agar wajahnya sejajar dengan Fey Foxie. Wanita itu tersenyum simpul. Katon tertawa pelan dan berbicara, “Terima kasih kembali, Foxie. Dan jangan merasa terbebani karena tidak dapat menyelamatkan korbanmu. Seperti yang aku bilang ketika kita di atas sana. They’re not dying, they are all dead.” Katon berbicara lembut sambil mengelus punggung Fey Foxie. Katon bisa merasakan punggung wanita itu melemas di tangannya. Dari yang semula tegang karena terbebani misi yang tidak berhasil. Mereka masih menyusuri jalanan yang tertutup salju dan sedikit menurun. Katon bermaksud membantu langkah Fey, khawatir wanita itu akan terpeleset. Tetapi, wanita itu bisa melangkah dengan baik. “Kau mau tinggal? Aku punya dhal bat dan say

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 50

    Katon masih bertahan memeluk Fey setelah pelepasan mereka. Meringkuk berdua dengan posisi snuggled spoon, Fey berbaring miring dengan nyaman dan Katon memeluk dari belakang. Selimut anti hipotermia menutup sempurna di atas separuh tubuh mereka yang terbungkus sleeping bag. “Sungguh luar biasa,” bisik Fey sambil mengelus tangan Katon yang lengannya ia pakai sebagai bantal. “Terima kasih, Nona Adams,” balas Katon memanggil nama keluarga Fey Foxie dengan hormat. Wanita itu tertawa ringan. “Kau! Playboy kampung, ‘kan?” Fey, setengah berbalik dan mendorongkan ujung jari telunjuk kanan ke dada Katon. Bukan untuk mengusir, tapi menggodanya. Katon menangkap tangan Fey yang ujung jarinya masih melekat di kulit dada dan menggenggam tangan itu. Makin meletakkan telapak Fey ke dada kekarnya. “Nona! Kau menyakiti hatiku. Aku tinggal di kota, Nona. Bukan di kampung,” keluh Katon tetapi tidak melepaskan pelukan. Tangannya yang lain malah merambah ke area sensitif Fey yang tertawa dengan ucapan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 51

    Barcelona, kota di Spanyol dengan keindahan arsitektur yang menawan, pesona seni yang tak tertandingi, dan semangat hidup yang membara. Kota ini tengah bersiap-siap menyambut festival besar yang akan mengguncang seluruh penjuru dunia. Kota ini akan dibanjiri wisatawan dari berbagai penjuru dunia demi menyaksikan festival terbesar yang akan dihelat di Barcelona. Katon tiba di kota ini menggunakan penerbangan selama 14 jam dari Kathmandu. Tiba pukul tujuh pagi, masih terlalu pagi untuk mengharapkan dua sahabat wanitanya menjemput. Maka, Katon menggunakan taksi bandara untuk menuju ke hotel tempat ia menginap. Katon menatap pemandangan di luar dari kaca jendela taksi yang melaju. Arsitektur yang menjulang tinggi dan tak tertandingi merupakan daya tarik utama kota Barcelona. Bangunan-bangunan monumental seperti Sagrada Familia, Park Güell, dan Casa Batlló, tampak memukau dengan detail-detail artistik yang rumit, mencerminkan keajaiban kreativitas manusia. Katon memilih menginap di ME H

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 52

    La Mercè, festival of festivals Selain menjadi acara publik yang mendunia, La Mercè, festival of festivals di Barcelona juga merupakan festival makro yang terdiri dari berbagai festival individu yang menampilkan kekayaan budaya Barcelona. Mulai dari Festival Seni Jalanan La Mercè, hingga pameran budaya populer, dan juga, Acció Cultura Viva dan program Música Mercè, yang menawarkan lebih dari lima ratus kegiatan secara total. Namun, puncak acara dan yang paling ditunggu karena penyajiannya yang spektakuler, tentu saja adalah parade Barcelona. Di mana jalanan utama Barcelona akan ditutup untuk kendaraan dan dipakai sebagai jalur parade menampilkan kelompok-kelompok seniman yang membawa kreasi terbaik mereka. Katon memilih memasuki Stadion Camp Nou—Stadion terbesar di Eropa sekaligus dunia yang mampu menampung 99.354 penonton. Parade memang dimulai dari sana sebelum dilepas melewati jalanan kota. Menonton dari stadion membuat Katon merasa lebih leluasa bergerak dan mendekati parade hi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 53

    Katon mengikuti langkah Ratih yang menyisir barisan parade sambil sesekali mengarahkan kameranya dan mengabadikan obyek yang menurutnya menarik. Pria itu sabar mengikuti seperti pengawal. Ia bahkan sudah tidak berhasrat memotret melalui ponsel untuk ia kirimkan ke Lily. Katon lebih suka memperhatikan wajah Ratih. Setiap kali selesai memotret, Ratih akan langsung memeriksa hasilnya. Ada tiga ekspresi yang ditangkap Katon. Ratih akan tersenyum puas kalau hasil fotonya bagus. Ekspresi kedua, ia akan mengerutkan ujung hidungnya dengan imut, Katon menebak, jika hasil fotonya tidak presisi atau blur. Dan Ratih berwajah datar untuk hasil foto yang jelek karena jari lentiknya langsung bergerak menghapus lalu cepat mengambil foto kembali. Katon tersenyum senang, berhasil menandai ekspresi Ratih. Gadis itu melakukan pemotretan cukup lama. Hampir seluruh barisan parade mendapat jatah satu kali foto dari wanita Jawa ini. Saat seluruh peserta parade meninggalkan stadion dan Ratih sudah puas memo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 244

    Acara pertunangan malam itu berlangsung meriah, penuh kehangatan dan kemewahan. Alunan musik jazz yang dimainkan secara live mengiringi setiap percakapan dan tawa yang bergaung di sepanjang taman villa. Di tengah-tengah taman, Rosalind dan Morgan berdiri sebagai pusat perhatian. Mereka berdua tampak bahagia. Bersama menyambut tamu-tamu yang datang dari berbagai belahan dunia. Saling memperkenalkan anggota keluarga, dan sesekali berbagi canda bersama para tamu yang mendekati mereka. Sebuah panggung kecil dengan latar belakang laut dan langit yang berhiaskan bintang menambah kesan romantis malam itu. Di atas panggung, band jazz memainkan lagu-lagu klasik yang mengiringi tamu-tamu saat mereka berdansa di lantai dansa yang dibentuk dari marmer putih berkilau. Para pelayan dengan seragam hitam-putih elegan bergerak luwes membawa nampan-nampan berisi minuman anggur terbaik, koktail tropis, dan mocktail segar untuk dinikmati oleh tamu. Hidangan yang disajikan sangat bervariasi, mulai d

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 243

    Suasana berbeda tampak di sebuah villa megah di Riviera Maya yang berdiri anggun di atas tebing, langsung menghadap Laut Karibia. Dikelilingi oleh pohon-pohon palem tinggi dan taman tropis yang rimbun, villa bergaya arsitektur kolonial modern dengan dinding putih bertekstur, pilar-pilar marmer, dan balkon-balkon melengkung yang langsung menghadap pemandangan laut tak terbatas. Tambahan tampak mencolok dengan lampu-lampu pesta, untaian bunga dan hiasan khas sebuah pertunangan mewah, dilengkapi dengan karpet merah yang menyambut setiap tamu yang hadir. Katon, yang belakangan ini sibuk dengan tanggung jawabnya di New York, tidak ikut mengurus pesta pertunangan adik dan sahabatnya dan hanya hadir bersama Ratih sebagai tamu undangan. Ia baru saja turun dari limousine, mengancingkan jas sambil mengedarkan pandangan ke atas, tempat villa menjulang dengan indah, sesaat kemudian, ia ulurkan tangan ke arah limousine yang terbuka dan membimbing sang istri keluar dari sana. Bersama, dalam ke

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 242

    Ratih menelengkan kepala, balas menatap suaminya, “Tujuan orang menikah memang biasanya untuk memiliki keturunan, Mas. Kecuali dari awal sudah bersepakat untuk child free.” Wanita itu diam sejenak untuk mengenali ekspresi suaminya. Saat Katon juga diam, Ratih melanjutkan kalimatnya. “Aku, tidak mau hamil selama ini karena enggan kuliah dengan perut besar. Aktifitas kampus tidak cocok untukku yang berbadan dua walau untuk sebagian orang lain mungkin tidak masalah. Sekarang, saat tidak ada lagi tuntutan kuliah, aku siap saja jika harus hamil. Mas Katon tidak ingin memiliki anak?” “Bagaimana kalau anak kita membawa genku, Ratih?” tanya Katon galau. Ratih menatap wajah suaminya yang tampan, jarang sekali wajah ini terlihat kalut. Tetapi sekarang Ratih melihat, Katon juga bisa rapuh. Ia merengkuh wajah suaminya, memberikan senyum paling tulus untuk menguatkan. “Maka anak kita akan seperti papanya. Kuat, ganteng, dan mampu menghadapi apapun.” Katon mendesah sebal, memutar matanya ke at

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 241

    Columbia University of New York sedang menunjukkan kesibukan luar biasa. Saat ini mereka sedang dalam masa Commencement week. Yaitu, minggu-minggu menjelang wisuda dilangsungkan. Upacara wisuda di Columbia University berlangsung dengan berbagai acara selama Commencement Week. Dimulai dengan setiap sekolah di bawah Columbia university menyelenggarakan upacara Class Day masing-masing, di mana nama setiap lulusan dipanggil, memberi kesempatan untuk momen yang lebih personal. Beberapa acara lain juga diselenggarakan, seperti Baccalaureate Service—upacara lintas agama yang melibatkan musik, doa, dan refleksi multikultural untuk merayakan pencapaian lulusan sarjana dari Columbia College dan Barnard College, serta sekolah-sekolah lainnya di bidang teknik dan sains. Tradisi unik lainnya adalah penyanyian lagu Alma Mater Columbia oleh seluruh komunitas, sebagai simbol kebersamaan dan perpisahan. Columbia juga memberikan University Medals for Excellence kepada individu yang berprestasi dan m

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 240

    Sebagai bisnis fashion yang menyasar level menengah ke bawah, Starlight Threads berlokasi strategis di Harlem, 214 West 125th Street, Suite 2A. Ke sanalah Katon membawa istrinya. Pagi Sabtu yang cerah menyelimuti Harlem. Matahari menyorot dari celah-celah gedung perkantoran yang sederhana tetapi berkarakter di kawasan ini. Katon membimbingnya dengan tangan yang mantap menuju bangunan tiga lantai di ujung jalan, sebuah gedung dengan dinding bata merah yang terlihat kokoh namun tidak berlebihan. Di balik kaca jendela yang lebar di lantai dua, papan nama kecil berwarna emas dengan tulisan elegan “Starlight Threads” menggantung, menandakan kegunaan bangunan ini. Ratih memperhatikan detail itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Meskipun sederhana, bangunan itu memiliki daya tarik tersendiri. Tangga menuju lantai atas diselimuti perabot industrial yang chic, dekorasi modern berpadu dengan sisa-sisa gaya klasik yang membuat tempat itu berkesan unik. Studio ini bukan hanya sekadar toko

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 239

    Katon sangat terkejut dan spontan melepaskan pelukan wanita tersebut. Katon menangkap kedua bahu wanita berbaju merah dan mendorongnya menjauh. Ia tidak memiliki keinginan melihat, siapa gerangan wanita itu. Ia lebih khawatir kepada istrinya, Katon menoleh ke arah Ratih dan mendapati wajah istrinya berubah menjadi penuh amarah dan kekecewaan. “Katon, apa kabar?” tanya Alice manis, ia tak mengindahkan Katon yang berusaha lepas dari pelukannya, mendorongnya menjauh. Bagi Alice, bertemu Katon adalah keberuntungan luar biasa. Pria ini pernah dekat dengannya, menolongnya, memberikan uang perlindungan yang tidak sedikit dan berkat Katon pula, ia selamat bahkan sekarang menjadi bagian dari wanita sukses di Manhattan. Alice Wellington. Dari bukan siapa-siapa menjadi bintang berkat Katon. Uang pemberian Katon ia manfaatkan untuk kuliah dan membuka usaha. Kini, Alice Wellington adalah pemilik Starlight Threads sebuah startup fashion yang memadukan gaya modern dengan sentuhan klasik, mengkh

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 238

    Ratih dan Katon telah kembali ke New York. Segera, mereka disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Katon segera memimpin Growth Earth Company yang berada di Park Avenue. Pertikaiannya dengan Satria entah bagaimana menjadi perang dingin. Mungkin campur tangan Arini yang membuat Satria tidak datang menghukum langsung putera sulungnya. Yang Katon tahu, beberapa bulan ini papanya sibuk dengan kantor Growth Earth Company yang ada di Canada. Membuat Rosalind sibuk dengan Growth Earth Company yang berpusat di Jakarta. Hampir keteteran dengan bisnis skincare-nya sendiri. “Gak pengen pulang, Mas? Pegang GEC Jakarta dan kendalikan New York dari sini.” Rosalind saat menghubungi Katon melalui panggilan telepon sekedar bertukar kabar. “Tidak, terima kasih. Ratih sedang menyelesaikan tugas akhir. Dia harus fokus di sini. Masa kutinggal. Enak saja!” Rosalind menghela napas. “Kenapa , sih? Glowing Beauty-mu kan sudah jalan?” Katon memastikan kepada adiknya. Glowing Beauty ada di bawah Growth E

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 237

    Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan keajaiban pemandangan matahari terbit dari bungalow di atas air yang langsung menghadap laut. Katon, yang sudah bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan di teras pribadi mereka. Hidangan lokal seperti mas huni, campuran tuna segar dengan kelapa yang wangi, tersaji di meja bersama kopi hangat yang mengepul. Angin laut meniup lembut, menyelimuti mereka dalam suasana pagi yang sejuk dan menyegarkan. Ratih tersenyum sambil menatap jauh ke horizon, di mana matahari mulai naik perlahan, mewarnai langit dengan semburat oranye keemasan. Ia telah duduk di teras, emnikmati layanan Katon, sebagai ganti layanannya semalam. "Mas," katanya sambil mengambil seteguk kopi, "aku pengen seperti ini bisa kita bagi bersama semua keluarga, suatu hari nanti." Katon menoleh, menatapnya dengan mata bertanya. "Maksudmu, liburan besar bersama mereka di tempat seperti ini?" Ratih mengangguk. "Ya, bukankah indah rasanya kalau semua orang bisa berkumpul di sini? Mam

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 236

    Di dalam kamar tidur mereka, di bungalow mewah yang mengapung di atas perairan Maldives, Katon dan Ratih tengah menikmati malam pertama bulan madu yang tertunda. Malam itu, kamar tidur mereka terisi oleh suasana yang sempurna. Dinding kaca besar di depan tempat tidur menampakkan hamparan laut lepas berwarna biru pekat, dihiasi kilauan bintang dan rembulan yang menggantung anggun di langit. Suara ombak yang lembut menjadi irama pengantar yang menenangkan, membawa mereka ke dalam dunia penuh keintiman dan keheningan yang hanya mereka berdua miliki. Di lantai kamar, lilin-lilin aromaterapi tersebar. Masing-masing memiliki pendar kecil yang hangat, mengisi ruangan dengan aroma melati dan kayu manis lembut. Cahaya lilin yang berpendar-pendar membuat bayangan hangat di sekitarnya, mempertegas lantai kayu di sekitar lilin dengan kilaunya. Semilir angin laut masuk melalui celah balkon, membelai lembut rambut Ratih yang tergerai di pundak hingga punggung. Wanita itu sedang berada di atas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status