Semua Bab Penakluk Sihir Iblis : Bab 41 - Bab 50

99 Bab

Di Bawah Rindangnya Wisteria Ungu

Tiānyin menyeret Huànyǐng yang masih mengoceh panjang lebar, melontarkan protes tanpa henti atas perlakuan pemuda itu. Suaranya yang cempreng cukup membuat telinga Tiānyin berdengung. Namun, ia tetap bergeming, tak mengindahkan satu pun keluhan Huànyǐng. Sementara itu, Héxié Zhìzūn mengikuti mereka dari belakang, senyum tipis menghiasi wajahnya seolah menikmati pemandangan itu."Chénxī, kau mau membawaku ke mana?" Huànyǐng akhirnya bertanya setelah mereka melewati ribuan anak tangga batu yang dinaungi gugusan bunga wisteria ungu.Udara di sekitar mereka dipenuhi aroma lembut bunga itu. Sementara angin sore berembus pelan, menggoyangkan kelopaknya yang berguguran seperti hujan ungu. Kini mereka menyusuri jalan setapak yang disusun dari batu alam, dihiasi rumput mutiara yang tampak segar dan hijau di sela-selanya."Zǐténg Jū!" jawab Tiānyin singkat, nada suaranya tegas, nyaris dingin. Jemarinya tetap menggenggam erat pergelangan tangan Huànyǐng, mencegahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Zǐténg Jū (Kediaman Wisteria)

"Chénxī, tempat apa ini?" Huànyǐng bertanya ragu, matanya menyapu sekeliling. Gugusan bunga wisteria ungu menjuntai anggun dari pergola kayu, mengeluarkan aroma samar yang menenangkan."Meski indah, tempat ini terasa terlalu sunyi," gumamnya, "hampir seperti terputus dari dunia luar." Ia mengikuti langkah Tiānyin yang berjalan di depannya, masih menggenggam lengannya erat tanpa sedikit pun niat untuk melepaskannya. Jemari pemuda Yue itu terasa dingin, kontras dengan suhu sore yang hangat."Eh, bukankah Kediaman Aroma Wisteria memang selalu sepi?" gumamnya lagi, separuh berbicara pada dirinya sendiri.Ia sudah tidak merasa canggung dengan perlakuan Tiānyin padanya. Toh, itu lebih baik daripada pemuda Yue itu menyentuh bagian tubuhnya yang lain, pikirnya. Huànyǐng tidak ingin mendapatkan perlakuan tak terpuji dari murid kesayangan He Yun Dàshi. Itu hanya akan membuatnya kehilangan muka, apalagi di hadapan para gadis-gadis cantik.Cukup banyak murid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Alunan Tawa Di Jìng Jū (Griya Hening)

Jìng Jū (Griya Hening) di Kediaman Aroma WisteriaHe Yun Dàshī duduk dengan anggun, jemarinya yang lentik dengan hati-hati menuangkan teh ke dalam cawan-cawan yang terbuat dari porselen halus. Udara di ruang berdinding bambu itu dipenuhi dengan aroma semerbak bunga melati yang hangat, bercampur dengan keharuman jahe, kayu manis, dan madu. Tiap uap yang keluar dari cawan teh itu menari lembut, memeluk tubuh ruangan yang sunyi dan damai. Keheningan yang memeluk Griya Hening itu seolah menjadi saksi dari setiap gerakan yang tertata, teratur namun penuh makna."Teh dari Teluk Laut Biru memang yang terbaik," puji seorang pria yang duduk berhadapan dengan He Yun Dàshī, suaranya mengalun halus, seperti desir angin yang membelai dedaunan."Xiōngzhǎng benar," sahut Hé Yun Dàshī, senyum lembut menghiasi bibirnya. Dengan gerakan lembut yang menunjukkan ketenangannya, ia menyodorkan salah satu cawan berisi teh itu kepada pria di depannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Handstand

Setelah menunjukkan kamar mereka, Yue Tiānyin meninggalkan Huànyǐng yang masih terpesona dengan suasana di dalamnya. Kamar itu sederhana, tetapi setiap sudutnya tertata rapi dan bersih. Aroma harum yang lembut memenuhi udara, menenangkan hati dan pikiran. Namun, Huànyǐng tidak tahu jenis dupa apa yang digunakan, hanya saja keharuman itu membuatnya merasa nyaman seolah diselimuti oleh kehangatan yang samar."Chénxī!" serunya, memanggil Tuan Muda Kedua Yue itu. Namun, saat melangkah keluar dari kamar, ia tidak menemukan sosok pemuda bermata biru yang biasanya pendiam itu."Chénxī!" panggilnya sekali lagi, lebih keras. Tetapi, tak ada jawaban.Dengan alis sedikit berkerut, Huànyǐng berjalan lebih jauh, melewati bangunan berdinding bambu dan kayu yang memancarkan kehangatan khas rumah klasik. Zǐténg Jū begitu sunyi, sepi seperti makam kuno yang terlupakan."Ke mana es batu mesum itu?" gumamnya, berkacak pinggang sambil menatap sekeliling.Jul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Kendali Diri

Dalam kebingungannya, Huànyǐng merasakan tangan kiri Tiānyin menarik lengannya dengan kuat. Sebelum sempat memahami apa yang terjadi, tubuhnya terangkat, terayun ke udara, lalu dalam sekejap, dunia terasa terbalik. Kepala di bawah, kaki di atas. Napasnya tercekat, darah seakan mengalir deras ke kepalanya."Aiyo! Chénxī!" serunya, terkejut dan panik."Gunakan kedua lenganmu untuk bertumpu," suara Tiānyin tetap tenang, seolah hal ini bukan sesuatu yang sulit. "Sandarkan kakimu ke dinding." Lanjutnya lagi dengan tegas.Huànyǐng mengerang pelan. Kepalanya berdenyut dan lengannya mulai terasa nyeri. Ini pertama kalinya dia mencoba berlatih handstand dengan cara seperti ini. Dia ingin menolak, ingin turun sekarang juga. Namun, dia tahu Tiānyin tidak akan membiarkannya begitu saja. Tidak ada jalan lain selain menurut. Dengan susah payah, ia menyesuaikan posisi, menyandarkan kedua kakinya ke dinding, lalu memperbaiki tumpuan tangannya di atas lantai kayu teras yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Kupu-kupu

Héxié Zhìzūn tersenyum samar, hatinya lega melihat keduanya berlatih dalam harmoni. Mereka bukan hanya berlatih, tetapi juga berbincang dengan akrab. Atau lebih tepatnya, Huànyǐng yang mendominasi percakapan dengan suara cemprengnya yang khas."Kalian sepertinya sudah berteman," ujarnya santai, suaranya lembut bak melodi seruling yang mengalun di kejauhan.Dua pemuda yang tengah beradu pandang itu sontak tersentak."Xiōngzhǎng!" Yue Tiānyin bergerak cepat, tubuhnya berputar dengan anggun sebelum berdiri tegak di atas kakinya seperti angin yang kembali diam setelah menari di udara.Di sisi lain, Huànyǐng juga mencoba berdiri dengan anggun seperti Tiānyin. Namun sayang, gerakannya salah perhitungan."Aiyo! Chénxī! Pinggangku!" serunya panik saat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.Héxié Zhìzūn dan Tiānyin bergerak hampir bersamaan untuk menolongnya. Namun, begitu melihat sang adik lebih dulu bertind
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Sayur Pahit

Huànyǐng terpana menatap hidangan sederhana yang tersaji di atas meja. Hanya ada dua mangkuk nasi, semangkuk sup yang masih mengepulkan uap hangat, sepiring tumisan sayur hijau, dan beberapa bāozi. Sejak tiba di Kediaman Aroma Wisteria, baru malam ini dia mencicipi makanan yang berasal langsung dari dapur Kediaman Aroma Wisteria.Dia menghela napas, berusaha menahan kecewa. “Chénxī, apa tidak ada daging?” tanyanya seraya melirik pemuda yang tengah mengambil sup dengan gerakan anggun.“Tidak ada.” Jawaban singkat itu meluncur tanpa ragu.Huànyǐng menelan ludah dan tersenyum kecut. “Tidak apa-apa kalau tidak ada daging, tetapi seharusnya ada ikan atau udang. Ehm... atau mungkin tumis sayur pedas.” Suaranya lirih, tetapi cukup jelas untuk terdengar.“Dilarang membunuh hewan di sini,” sahut Tiānyin, mengingatkannya sekali lagi.Huànyǐng yang hendak meraih sendok sup langsung menghentikan tangannya di udara. Matanya menyipit, menatap Tiānyin d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bertemu Lagi Dengan Baili Yunhua

"Dìdi, kenapa kau ada di sini?"Baili Yunhua menatap Huànyǐng yang kini berdiri di hadapannya, diterangi cahaya rembulan yang samar. Udara malam di Sungai Ungu Gelap terasa sejuk, membawa aroma lembut bunga wisteria yang bergelantungan di dahan-dahan pohon di sekeliling mereka."Aku bosan terus berada di kamar bersama si Mesum itu," keluh Huànyǐng seraya mencerucutkan bibirnya, nada suaranya penuh keluhan seperti anak kecil yang merajuk.Yunhua tertawa pelan melihat tingkahnya. Pemuda lima belas tahun itu tampak begitu menggemaskan dalam ekspresi cemberutnya. Tanpa sadar, Yunhua mencubit pipinya dengan lembut dan bertanya, "Siapa yang Dìdi maksud dengan si Mesum?""Tentu saja Yue Èr Gōngzǐ," sahut Huànyǐng dengan mantap, sorot matanya penuh keyakinan bercampur kesal."Eh? Yue Èr Gōngzǐ? Mesum?" Sejenak Yunhua mengulang kata-kata itu dengan alis sedikit berkerut, seolah memastikan ia tidak salah dengar."Iya!" Huànyǐng mengangguk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Kembali Ke Zǐténg Fáng

Huànyǐng kembali ke Kediaman Aroma Wisteria dengan langkah ringan setelah puas menikmati hidangan lezat di restoran Baili. Perutnya kenyang, hatinya riang, dan tangannya penuh dengan jajanan favorit-tanghulu, manisan, gula kapas, bahkan arak pilihan. Pemuda tampan itu memang gemar akan segala sesuatu yang manis dan lezat. Baginya, hidup adalah kebahagiaan yang harus dinikmati sepenuh hati.Namun, saat tiba di tepi Sungai Ungu Gelap, langkahnya terhenti. Seperti ada sesuatu yang berbeda. Aliran sungai masih sama, angin malam berembus sejuk, tetapi atmosfer di sekelilingnya terasa lebih berat."Aiyo! Kenapa aku merasa ada yang berbeda di sini?" gumamnya sambil mengerutkan alis.Ia mengedarkan pandangan, lalu mencoba melompati bebatuan menuju seberang. Namun, belum sempat kakinya mendarat, tubuhnya terhantam sesuatu yang tak kasatmata. Seperti menabrak dinding tebal yang tak terlihat! Ia hampir kehilangan keseimbangan, tapi refleksnya cepat, segera ia berputa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Roh Di Kediaman Aroma Wisteria

Huànyǐng merasa tubuhnya terlempar ke udara. Angin berdesir tajam di telinganya, dan dadanya sesak seiring gravitasi menariknya turun. Namun, sebelum punggungnya membentur tanah, sepasang lengan kokoh menangkap pergelangan kakinya.Tiānyin! Pemuda itu tengkurap di atas atap, sementara Huànyǐng menggantung terbalik di udara. Tangan Tiānyin mencengkeram kakinya erat, menahan beban tubuhnya dengan keseimbangan yang luar biasa."Chénxī, tadi itu apa?" Huànyǐng bertanya dengan napas tersengal, matanya membelalak saat menyadari mereka tidak lagi berada di atap bangunan Zǐténg Jū atau Zǐténg Fáng. Sejauh mata memandang, kabut tipis menyelimuti tempat asing ini."Bertahanlah!" Tiānyin menariknya dengan sekuat tenaga, otot-otot lengannya menegang saat mengangkat Huànyǐng ke atas.Begitu kakinya menapak atap, Huànyǐng menghembuskan napas lega. Dia menatap Tiānyin dengan mata ungunya yang berbinar kagum. "Wah, Chénxī, lenganmu benar-benar kuat!"Tiā
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status