Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Roh Di Kediaman Aroma Wisteria

Share

Roh Di Kediaman Aroma Wisteria

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-02-06 11:00:35

Huànyǐng merasa tubuhnya terlempar ke udara. Angin berdesir tajam di telinganya, dan dadanya sesak seiring gravitasi menariknya turun. Namun, sebelum punggungnya membentur tanah, sepasang lengan kokoh menangkap pergelangan kakinya.

Tiānyin! Pemuda itu tengkurap di atas atap, sementara Huànyǐng menggantung terbalik di udara. Tangan Tiānyin mencengkeram kakinya erat, menahan beban tubuhnya dengan keseimbangan yang luar biasa.

"Chénxī, tadi itu apa?" Huànyǐng bertanya dengan napas tersengal, matanya membelalak saat menyadari mereka tidak lagi berada di atap bangunan Zǐténg Jū atau Zǐténg Fáng. Sejauh mata memandang, kabut tipis menyelimuti tempat asing ini.

"Bertahanlah!" Tiānyin menariknya dengan sekuat tenaga, otot-otot lengannya menegang saat mengangkat Huànyǐng ke atas.

Begitu kakinya menapak atap, Huànyǐng menghembuskan napas lega. Dia menatap Tiānyin dengan mata ungunya yang berbinar kagum. "Wah, Chénxī, lenganmu benar-benar kuat!"

Tiā
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penakluk Sihir Iblis    Kekacauan Di Menara Kabut Pagi

    Huànyǐng tertegun saat melangkah memasuki menara. Udara di dalam terasa berat, seolah dipenuhi gelombang tak kasat mata yang menghimpit dada. Suasana benar-benar kacau. He Yun Dàshī tampak terhuyung, wajahnya pucat, dipapah oleh beberapa murid senior. Sementara itu, di tengah ruangan, Héxié Zhìzūn berdiri tegak dengan seruling di tangan, meniupkan nada-nada yang bergetar di udara.Di hadapannya, sebuah guzheng tua terselubung kabut tipis, memancarkan aura aneh yang membuat bulu kuduk Huànyǐng berdiri. Ada sesuatu yang tak beres."Xiōngzhǎng!" Suara Tiānyin memecah ketegangan saat ia bergegas menghampiri sang kakak, diikuti Huànyǐng yang masih terpaku pada kabut tipis yang menguar dari guzheng.Héxié Zhìzūn menoleh, tatapan teduhnya sekilas berubah lega melihat Tiānyin datang. Namun, alisnya sedikit berkerut ketika mendapati Huànyǐng di belakang adiknya. Kendati demikian, ia tidak berkata apa-apa."Tiānyin, bantu aku menenangkan Liú Yào," pintanya

    Last Updated : 2025-02-06
  • Penakluk Sihir Iblis    Semoga Tidak Terlambat

    Huànyǐng terbangun dalam kebingungan. Bayangan kejadian semalam di Menara Kabut Pagi masih jelas di ingatannya—alunan mistis dari Liú Yào, guzheng tua yang tersimpan di menara itu, dan sosok Tiānyin yang berada di sisinya saat kabut pekat menyelimuti mereka. Namun, setelah itu, semuanya gelap. Ia tak bisa mengingat apa yang terjadi selanjutnya.Denting senar guqin terdengar samar, mengusik kesadarannya sepenuhnya. Sisa kantuk yang masih menggantung seketika sirna. Udara di kamar terasa lembut, membawa aroma kayu cendana yang samar."Chénxī," gumamnya pelan, menyebut nama pemuda bermata biru yang kini tengah duduk di dekat jendela, jemarinya lincah memetik guqin. Suara petikan itu jernih, lembut, seperti tetesan embun di pagi hari. Huànyǐng mengerjapkan mata. Ia mendesah pelan dan menyandarkan diri ke bantal. "Ah, rupanya dia membawaku kembali ke Zǐténg Jū."Tiānyin menghentikan permainan guqinnya dan menoleh. Tatapan matanya dalam, sulit ditebak. Ia bangki

    Last Updated : 2025-02-07
  • Penakluk Sihir Iblis    Ini Untukmu

    "Chénxī, kembalikan tanghuluku!" Suara cempreng Huànyǐng menggema di dalam Zǐténg Jū. Ia meronta-ronta dalam cengkeraman tangan Tiānyin yang mencengkeram pergelangannya dengan tenang, seolah menahan seekor kelinci kecil yang terus-menerus berusaha melarikan diri dari cengkeraman seekor singa.Pemuda Yue itu memergokinya tengah duduk santai di tepi Sungai Ungu Gelap, menikmati tanghulu seolah dunia tidak sedang berputar. Padahal, ia meninggalkan hukuman dan latihan yang seharusnya dijalaninya di Zǐténg Jū. Sudah beberapa waktu ini ia terkurung di sana, dan hari ini, kebosanan benar-benar menguasainya. Setidaknya, ia ingin menikmati sedikit kebebasan dan merasakan manisnya manisan dan jajanan yang sempat disita Tiānyin."Ikut denganku." Tiānyin tidak menghiraukan rengekan dan protes Huànyǐng, tetap menyeretnya dengan langkah ringan namun tegas. Sementara itu, Huànyǐng terus berusaha membujuknya, tangan yang satunya masih erat menggenggam sisa tanghulu."Chén

    Last Updated : 2025-02-07
  • Penakluk Sihir Iblis    Kabar Pernikahan

    "Aku bosan!" Huànyǐng berteriak lantang di tepi Sungai Ungu Gelap, suaranya menggema di antara aliran sungai yang tenang dan pepohonan wisteria yang menggantungkan ranting-rantingnya ke permukaan air. Hanya di tempat ini ia merasa bebas—bebas berteriak sesuka hati, bebas meluapkan perasaannya tanpa ada yang memandang aneh. Di sekelilingnya, angin sepoi membawa aroma lembap tanah sungai bercampur dengan harum samar bunga liar. Tidak ada siapa pun selain dirinya dan Tiānyin. Meski terkadang, Héxié Zhìzūn juga akan bergabung, menemaninya memetik guqin sementara suara xiao dari bibirnya berpadu dengan desir angin—seperti melodi yang meresap dalam kesunyian."Yunhua Jiějie kenapa tidak pernah kemari?" gumamnya lirih, tatapannya kosong mengarah pada aliran sungai yang beriak pelan. Ia teringat gadis itu, Baili Yunhua, yang selalu datang dengan tangan penuh makanan dan jajanan kesukaannya. Namun kini, sudah sekian lama Yunhua tak mengunjungi tempat ini.Tiba-tib

    Last Updated : 2025-02-07
  • Penakluk Sihir Iblis    Rencana Perburuan Roh

    "Dà Jiě! Lei!" Suara cempreng Huànyǐng menggema di Aula Harmoni, membuyarkan ketenangan yang baru saja terjalin. Pemuda itu muncul di ambang pintu dengan ekspresi cerah, seolah-olah kedatangannya adalah kabar baik bagi semua orang.Jian Xia dan Jian Lei saling bertukar pandang sekilas. Begitu pula Ling Qingyu dan para murid tamu lainnya. Sudah cukup lama mereka tidak melihat pemuda tengil itu, dan kini, ia kembali membawa gelombang kegaduhan yang akrab."Dilarang membuat keributan di Kediaman Aroma Wisteria." Suara berat nan dingin menggema dari di belakangnya. Tenang, tetapi mengandung ketegasan yang tak terbantahkan.Namun, Huànyǐng hanya mendengus kecil, sama sekali tak terpengaruh oleh teguran tersebut. Dengan penuh semangat, ia menyeret lengan Tiānyin dan menariknya ke sudut aula."Eh, Chénxī, kau duduk bersamaku ya!" serunya riang."Huànyǐng." Jian Xia menegurnya lembut, meski s

    Last Updated : 2025-02-08
  • Penakluk Sihir Iblis    Bergosip Di Tepian Hēi Hú

    Hēi Hú, danau yang luas dan menakjubkan, terbentang bagaikan cermin raksasa yang memantulkan cahaya matahari pagi dengan kilau keemasan. Kabut tipis mengambang di permukaannya, menciptakan kesan mistis seakan danau itu menyimpan rahasia yang tak terhitung jumlahnya. Bukan sekadar keindahan alam yang membuatnya istimewa, tetapi juga kekuatan spiritual yang terkandung di dalamnya. Sebagai sumber air tawar terbesar dan salah satu lokasi utama Perburuan Roh, Hēi Hú memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan dan budaya Kekaisaran Bìxiāo di Benua Shényǔ. Di sepanjang tepian danau, kota-kota besar berdiri dengan megah. Salah satunya adalah Kota Lanyin. Meski bukan kota perdagangan maupun pusat pemerintahan, keberadaan Klan Yue serta Sekte Musik Abadi menjadikannya termasyhur hingga ke seluruh penjuru Benua Shényǔ. Karena itulah, tak mengherankan jika murid-murid Sekte Musik Abadi sering melakukan Perburuan Roh di danau ini, baik sebagai bagian dari

    Last Updated : 2025-02-08
  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Pengendali jiwa

    Perahu-perahu yang dinaiki para murid Sekte Musik Abadi dan juga murid tamu melaju perlahan di atas permukaan Hēi Hú . Air danau yang luas itu tampak berkilauan diterpa cahaya matahari, menciptakan pantulan langit yang kelam dan memantulkan bayangan perahu mereka seolah melayang di kehampaan. Tujuan mereka adalah Bì Bō Gé, Paviliun Ombak Hijau, tempat singgah bagi para kultivator yang hendak melakukan Perburuan Roh di sekitar Hēi Hú. “Chénxī, masih jauhkah?” tanya Huànyǐng kepada pemuda yang berdiri tegak di haluan perahu, matanya mengamati cakrawala dengan penuh perhatian. Tiānyin, yang dipanggil hanya menggelengkan kepalanya. Jari telunjuknya kemudian mengarah ke suatu titik di kejauhan, menunjukkan sesuatu yang mulai tampak dari balik kabut tipis yang menyelimuti danau. “Ah, ternyata sebuah desa,” gumam Huànyǐng dengan nada sedikit terkejut. Ia mengira Bì Bō Gé adalah kediaman besar seperti milik sekte-sekte pada umumnya, bukan desa kecil di tepi danau yang tampak sederhana na

    Last Updated : 2025-02-08
  • Penakluk Sihir Iblis    Tiba Di Bì Bō Gé

    Perahu-perahu berayun lembut di permukaan air saat merapat ke dermaga. Udara dingin dari sungai Hēi Hú membawa aroma tanah basah dan embusan angin lembap yang menusuk kulit. Héxié Zhìzūn, melangkah turun dengan jubah panjang yang melambai tertiup angin, diikuti oleh para kultivator muda yang dipimpinnya. Mereka bergerak melewati papan kayu yang berderit pelan, menyeberangi dermaga menuju Bì Bō Gé, Paviliun Ombak Hijau.Desa kecil di tepi sungai itu, meski masih termasuk dalam wilayah Kota Lanyin, tampak lebih sunyi dibandingkan pemukiman lain di sekitarnya. Hanya ada beberapa perahu tertambat, menandakan sedikitnya orang yang singgah. Kabut tipis menggantung di atas permukaan air, membuat suasana semakin hening dan mencekam.Héxié Zhìzūn menoleh pada Tiānyin yang berjalan di sampingnya. "Tiānyin, bagaimana keadaan Jian Wu Gōngzǐ?"Tiānyin menjawab tanpa mengubah ekspresi datarnya. "Dia baik-baik saja." Suaranya terdengar

    Last Updated : 2025-02-09

Latest chapter

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Guqin dan Siulan di Tengah Kekacauan

    "Yuè Èr Gōngzǐ," bisik Jian Wei, suaranya tenggelam dalam gemuruh angin lembah, saat denting guqin yang melengking jernih semakin memenuhi pendengaran.Di tengah kabut, seorang pemuda berjubah putih, Yuè Tiānyin, melayang anggun di udara. Sinar matahari yang terang memantul pada guqin-nya, membuatnya berkilauan indah. Dengan gerakan halus, jemari Tiānyin menari di atas senar guqin, mengendalikan alunan melodi yang memancar dari alat musik itu. Setiap denting senar memancarkan aura magis, seakan mantra yang menyegel roh-roh liar yang mengamuk tak terkendali. "Chénxī!" seru Huànyǐng, matanya yang ungu berbinar-binar penuh kekaguman. "Lihatlah, Huànyǐng Xiōng! Yuè Èr Gōngzǐ memang tampan dan berbakat! Tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya!"Líng Qingyu, yang entah sejak kapan telah berada di sisi Huànyǐng, mengangguk setuju dengan tatapan kagum yang tak disembunyikan. Mereka berdua terpaku menatap Tiānyin yang dengan khidmat memainkan guqin-nya. Seme

  • Penakluk Sihir Iblis    Teknik Pemanggil Seribu Roh

    Dentingan lonceng menggema samar di telinga Jian Wei. Suara itu bergema di antara riuh rendah pekikan panik, gemuruh langkah kaki, dan desir angin yang membawa hawa asing. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan sumber suara tersebut. "Da Gē! Lihat itu!" Tiba-tiba Jian Xuě berseru, mengalihkan perhatiannya. Jian Wei sontak mengangkat kepala. Langit yang tadinya terbuka kini dipenuhi pusaran energi berbentuk lingkaran. Partikel bercahaya keperakan berputar di udara, memancarkan kilauan ganjil. "Sial!" Jian Wei menggeram, kedua tangannya mengepal erat. Matanya berkilat, menatap adik-adiknya dan anggota sekte lainnya. "A Xuě, lindungi Huànyǐng! Jangan biarkan dia terpengaruh oleh roh-roh di sekitarnya!" "Baik, Da Gē!" Jian Xuě tak ragu sedikit pun. Ia segera berdiri di depan Huànyǐng dengan Xuě terhunus, siap menghadapi apa pun yang datang. "Lei, siapkan Líng Qì Wǎng! Jian Xia, terus pantau situa

  • Penakluk Sihir Iblis    Menangkap Bīng Wù Niǎo

    "Target utama kita adalah roh yang sudah kita kunci tadi. Setelah itu kita bisa berburu roh lain di zona yang sudah terbuka," jelas Jian Wei sembari melompat ke depan gua yang tersembunyi di celah tebing es yang menjulang tinggi. Sinar matahari siang memantul di permukaan es, menciptakan kilauan tajam seperti pecahan kaca."A Xue, ayo kita gunakan Xiáng Líng Zhèn untuk menangkap Xuě Láng Wang!" serunya pada Jian Xuě."Baik, Da Gē!" Jian Xuě menyusul, melompat ringan ke depan gua."Gunakan energi es, kau bisa menggabungkannya dengan energi es milik Huànyǐng," saran Jian Wei.Jian Xuě mengangguk mantap, lalu mulai menggambar pola formasi lingkaran dengan elemen energi es di udara. Garis-garis bersinar biru keperakan muncul di udara, membentuk corak rumit yang berpendar lembut. Begitu formasi selesai, ia menyegelnya dan mengarahkannya ke dalam gua. Dari dalam terdengar geraman marah, berat dan bergema, mengguncang lapisan es di sekitar mereka.

  • Penakluk Sihir Iblis    Bersiap Untuk Babak Kedua Perburuan Roh

    Jian Wei memimpin mereka mendekati lokasi jejak roh terdekat. Langkah-langkah mereka nyaris tak bersuara, seolah menyatu dengan hembusan angin dingin yang menyelusup di antara celah-celah tebing. Beberapa roh dikenal sangat peka terhadap suara, bahkan sekadar desir angin pun bisa membangkitkan kewaspadaan mereka."A Xue, gunakan Bīng Suǒ Shù untuk memperlambat pergerakannya," bisiknya lirih. "Jejak energinya akan lebih lama bertahan dan memudahkan kita melacaknya."Jian Xuě tanpa ragu menghunus pedangnya, Bīng Xīn Shèng Jiàn, pedang suci hati es yang berkilauan di bawah cahaya samar. Dengan satu gerakan ringan, udara di sekitar mereka mendadak terasa jauh lebih dingin. Teknik Bīng Suǒ Shù pun dilepaskan, menciptakan embusan es yang membekukan area sekitar tanpa menimbulkan suara."Dia masih berada di dalam gua sempit itu," ucap Jian Xuě pelan.Jian Wei mengangguk. "Baiklah! Kita harus segera menguncinya!" ujarnya, tetap dalam bisikan. Ia menoleh k

  • Penakluk Sihir Iblis    Zona Tiān Bīng Yá

    Tiān Bīng Yá, Tebing Langit EsTebing Langit Es adalah salah satu lokasi paling ekstrem di Shén Wù Gǔ. Kabut putih pekat menyelimuti tempat ini, bercampur dengan serpihan es kecil yang melayang di udara, menciptakan suasana dingin dan penuh misteri. Angin berembus kencang, membawa butiran salju yang berputar-putar sebelum akhirnya jatuh membentuk lapisan putih tebal di sepanjang permukaan tebing.Di tengah pemandangan yang memukau sekaligus mematikan ini, Huànyǐng dan saudara-saudaranya berdiri dalam balutan mantel tebal, berusaha menahan hawa menusuk yang merasuk hingga ke tulang."Wow! Dingin sekali!" Seruan itu terdengar dari beberapa orang yang segera mengerahkan energi spiritual mereka untuk menstabilkan suhu tubuh. Namun, meski telah mengenakan pakaian hangat dan melindungi diri dengan energi, hawa dingin di Tebing Langit Es tetap menggigit.Huànyǐng menengadah, menatap tebing-tebing yang menjulang tinggi di hadapannya. Permukaannya yang ter

  • Penakluk Sihir Iblis    Bayang-bayang Heibing Hùfú di Perburuan Roh

    Di panggung kehormatan yang menjulang di atas arena perburuan, angin berembus lembut, membawa aroma teh dan arak yang disajikan dalam poci giok. Cahaya matahari yang menyaring dari sela-sela tirai sutra tipis menerangi wajah para tamu kehormatan—para ketua sekte, pemimpin klan, tetua berpengaruh, serta pejabat kekaisaran. Dan tentu saja, di pusat segala perhatian, duduk dengan tenang Kaisar Jìng Yǔhàn, mengenakan jubah kebesaran berwarna hitam keemasan yang memancarkan wibawa.Sementara para peserta perburuan bergegas ke zona pelacakan, para tamu berbincang dengan santai, sesekali menyesap teh atau arak hangat dari cawan mereka."Yīnlǜ Shengzhe, sudah lama dirimu tidak menghadiri Perburuan Roh. Apakah ada sesuatu yang membuatmu tertarik kali ini?" tanya seorang ketua klan dengan nada penuh rasa ingin tahu.Pria yang dipanggil Yīnlǜ Shengzhe itu hanya tersenyum tipis. Garis ketampanannya jelas menurun pada kedua putranya, tetapi ekspresi tenangnya membuatny

  • Penakluk Sihir Iblis    Babak Pelacakan Roh

    Perburuan Roh Musim Gugur dimulai. Seperti tradisi setiap tahunnya, ada tiga babak yang harus dilalui para peserta sebelum meraih kemenangan dan hadiah istimewa yang selalu dinantikan."Pelacakan, pertempuran strategi, dan penangkapan akhir adalah tiga babak dalam Perburuan Roh. Kita harus melewati babak pelacakan terlebih dahulu sebelum bisa menghadapi tantangan berikutnya," jelas Jian Xue kepada adik-adiknya.Mereka tengah menunggu Jian Wei yang pergi mengambil undian untuk menentukan zona awal perburuan. Penentuan ini bertujuan memisahkan sekte-sekte besar di tahap awal agar pertarungan lebih seimbang. Dengan begitu, sekte kecil memiliki kesempatan untuk bersinar, sementara ketegangan antar sekte besar tetap terjaga hingga pertemuan di babak selanjutnya.Jian Xia, yang sejak tadi terlihat cemas, akhirnya bersuara. "Èr Gē, apakah kau sudah mempelajari zona perburuan kali ini?"Jian Xue menoleh dan mengangkat bahu dengan ekspresi sedikit meringis

  • Penakluk Sihir Iblis    Pita Putih Dan Senyum Tiānyin

    “Jian Gūniang!”Seruan menggema dari tribun penonton saat Jian Xia melintasi panggung kehormatan. Pemuda dan gadis-gadis bersorak memanggil namanya, melemparkan bunga dan hadiah ke udara. Namun, Jian Xia hanya membalas dengan senyum tipis nyaris tak terlihat, seolah kegaduhan itu tak benar-benar menyentuhnya.“Kya! Tiānyù Jiànzhàn! Tampan sekali!” Seruan lain terdengar. Kali ini dari sekumpulan gadis yang mencuri pandang penuh kagum ke arah pria berjubah hitam dan ungu yang duduk tenang, matanya tak bergeming dari jalan di depannya."Jian Èr Gōngzǐ juga tampan!""Eh, itu Jian Si dan Jian Wu Gōngzǐ, bukan?"Teriakan dari tribun semakin riuh.“Tampan seperti kakak mereka!”“Jian Wu Gōngzǐ imut dan menggemaskan!”Kalimat terakhir itu nyaris membuat Jian Xue dan Jian Lei jatuh dari kuda mereka. Mereka saling bertukar pandang sebelum terkikik geli. Imut dan menggemaskan? Itu tentu mengacu pada Huànyǐng, adik mereka y

  • Penakluk Sihir Iblis    Hujan Bunga Dan Hadiah

    Shén Wù Gǔ adalah perpaduan luar biasa antara kabut mistis yang melayang di udara, hijaunya pepohonan yang menjulang tinggi, serta sungai berkilauan yang berkelok-kelok di antara tebing-tebing batu. Setiap zona perburuan di dalamnya memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari lembah berkabut yang penuh rahasia, hutan lebat yang dipenuhi makhluk spiritual, hingga air terjun gemuruh yang menyembunyikan tantangan tak terduga. Tempat ini bukan sekadar indah, melainkan sarat dengan aura magis dan bahaya tersembunyi.Itulah kesan pertama yang tertangkap saat para peserta Perburuan Roh menyaksikan Shén Wù Gǔ yang terbentang luas di hadapan mereka."Indahnya! Sungguh sesuai dengan julukannya, Lembah Kabut Dewa!" seruan-seruan kagum terdengar bersahut-sahutan di antara para kultivator muda.Bahkan Huànyǐng dan saudara-saudaranya pun tak bisa mengalihkan pandangan. Langit biru membentang luas, menaungi lautan kabut yang berputar perlahan seakan memiliki nyawa. Pucuk-pu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status