Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Penakluk Sihir Iblis : Chapter 61 - Chapter 70

173 Chapters

Serangan Lángyǎo, Serigala Iblis

Dedaunan bergetar, bayangan hitam melesat di antara pepohonan. Udara malam yang dingin mendadak terasa lebih berat saat suara lolongan panjang menggema di seluruh penjuru hutan. Serigala-serigala iblis, bermata merah menyala dan bertaring tajam, melompat keluar dari kegelapan, mengepung kelompok mereka . "Lángyǎo!" Seruan panik menggema di tengah hutan pinus saat sekelompok kultivator bergerak cepat menghindari serangan mendadak. Dari balik pepohonan, serigala-serigala iblis melompat dengan mata berkilat buas, menerjang tanpa ampun. Seketika, udara dipenuhi denting senjata beradu, erangan kesakitan, serta lolongan liar yang menggema ke angkasa. Kesunyian Yōu Gǔ ,telah sirna. "Héng Zhi! Jangan jauh-jauh dariku!" Huànyǐng berseru, suaranya tajam menembus keributan. Memperingatkan pemuda yang jauh lebih muda darinya itu. Pemuda berhanfu merah marun itu pun mengangguk cepat dan segera mendekat ke sisi Huànyǐng. Sementara itu, Tiānyin dan Yao Yu berjaga dengan sikap waspada, meli
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Roh Yang Lebih Kuat

“Kita harus bergerak cepat!” seru salah seorang kultivator senior, suaranya terdengar mendesak. Yang lainnya mengikuti langkahnya, berjalan cepat dengan penuh kewaspadaan. Mereka menyeberangi padang rumput ilalang yang luas di bawah langit malam yang sunyi, semakin terasa mencekam. Angin dingin berdesir, membawa aroma tanah lembap dan rerumputan basah. Di kejauhan, lolongan Lángyǎo terdengar samar, tetapi menggetarkan hati. Sesekali, suara kicauan burung malam menghiasi kesunyian malam, menyatu dengan udara yang semakin pekat. "Qianbei, kenapa kau terlihat khawatir?" tanya Mo Yan pada salah satu kultivator senior dari Sekte Musik Abadi. Ia menoleh, melihat ekspresi gelisah yang terlukis di wajah pria itu. "Bukankah para Lángyǎo itu semakin menjauh? Lolongannya terdengar jauh dari sini," lanjutnya, keningnya berkerut penuh tanda tanya. "Ada roh lain," jawab Tiānyin. Suara dat
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Reuni Keluarga

Cuì Zhú Lín, Hutan Bambu Zamrud, terbentang luas dengan hamparan bambu hijau yang menjulang tinggi, memantulkan cahaya bagai permata zamrud saat diterpa sinar matahari. Dari kejauhan, hutan ini tampak memesona, seakan menyembunyikan kedamaian di dalamnya. Namun, bagi mereka yang mengenal tempat ini, Cuì Zhú Lín bukan sekadar hutan yang indah. Ia adalah batas yang memisahkan Yōu Gǔ dengan Jìng Yè Shān, sebuah perbatasan yang menyimpan bahaya tak kasatmata.Di depan sebuah kedai teh yang sederhana tetapi ramai, seorang senior dari Sekte Musik Abadi tiba-tiba menunjuk ke arah kerumunan kultivator. “Yue Èr Gōngzǐ, itu Héxié Zhìzūn!” serunya dengan nada penuh hormat dan sedikit waspada.Yue Tiānyin mengangguk tanpa banyak bicara. Tatapan matanya tetap tenang, tetapi gerakan kakinya mantap saat ia memimpin rombongan menuju kedai. Begitu mereka tiba, mereka mendapati bahwa bukan hanya Héxié Zhìzūn dan para kultivatornya yang ada di sana, melainkan
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Aroma Cendana Hitam Dingin

"Chénxī, apakah kau tahu roh yang dimaksud Ling Qingyu?" Huànyǐng bertanya sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Matanya menyapu sekeliling ruangan kecil yang diterangi lentera minyak.Héxié Zhìzūn memang meminta mereka untuk berbagi kamar karena penginapan itu hanya memiliki sedikit ruangan yang tersedia."Aku tidak tahu," sahut Tiānyin datar. Pemuda itu tidak menoleh dan langsung duduk bersila di atas tikar jerami, memejamkan mata untuk bermeditasi.Huànyǐng menatapnya dengan kesal, lalu melangkah lebih dekat sebelum menghentakkan kakinya di lantai kayu. "Chénxī, duduklah dulu dan temani aku!" serunya dengan nada manja, menginginkan sedikit perhatian.Namun, Tiānyin tetap bergeming, seakan kehadiran Huànyǐng tak lebih dari hembusan angin malam yang mengalir melewati jendela terbuka.Merasa diabaikan, Huànyǐng mendengus pelan lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kayu beralas kasur tipis. Namun, alih-alih menggerutu lebih lama,
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 1

Di dalam kamar yang temaram, Huànyǐng terbangun oleh sebuah perasaan yang sulit dijelaskan, seolah ada sesuatu yang mengguncang ketenangan malam. Perlahan, dia membuka matanya, menyesuaikan pandangan di bawah cahaya lentera yang redup. Namun, yang terlihat hanya kesunyian kamar itu. Tidak ada siapapun selain dirinya. “Di mana Chénxī?” gumamnya lirih, seraya menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Dengan hati-hati, ia menatap ke sekeliling kamar yang hening. “Chénxī,” panggilnya lagi, lebih lembut, takut kalau-kalau suaranya akan mengganggu pemuda itu. Namun, setelah beberapa saat, ia menyadari bahwa pemuda itu tidak ada di kamar. Langkah-langkah Huànyǐng terasa ringan di atas lantai kayu yang dingin. Saat kakinya menyentuh permukaan lantai, telinganya menangkap sesuatu. Langkah-langkah kaki yang halus namun jelas terdengar, seperti seseorang yang tengah berjalan dengan hati-hati. "Siapa itu?" gumamnya dalam hati. "Itu bukan suara dari lorong atau kamar seb
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 2

Di tengah keheningan itu, Mo Chen tetap tidak bergeming. Wajahnya tetap datar, tanpa tanda ketakutan sedikit pun. Matanya tetap terfokus pada makhluk yang perlahan mendekat, makhluk dengan aura gelap yang menggetarkan seluruh dunia sekitarnya. Cakar-cakar Yāo Māo yang panjang dan berkilau, siap menghujamkan sengatan maut. Suasana semakin berat, seolah nafas alam terhenti sejenak."Dasar Iblis!" Sebuah benda berkilau melesat begitu cepat, menghantam lengan makhluk itu. Pedang Zhenhun milik Ling Zhì menyambar dengan kekuatan dahsyat, membuat Yāo Māo terpelanting mundur. Cakar-cakar tajamnya merayap di udara, menciptakan kilatan cahaya yang mengintimidasi.Yāo Māo menggertakkan giginya. Sorot matanya yang merah membara kini dipenuhi kebencian yang tak terhingga. Tubuhnya melesat, menyerang dengan kecepatan yang mengaburkan pandangan. Para kultivator segera maju, pedang-pedang mereka berkilau, siap menghadapi serangan maut dari makhluk yang menyerupai iblis itu.
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 3

Anak panah itu melesat bagaikan kilat, menembus dada Yāo Māo. Kucing iblis betina itu menggeram marah, suaranya tajam seperti bilah pedang yang beradu. Saat itu juga, Héxié Zhìzūn tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia meniup Shènglài Xiǎo. Dan seketika melodi merdu mengalun, menggetarkan udara malam yang mencekam.Suara serulingnya mengalir seperti aliran sungai jernih, menggulung pengaruh ilusi yang menyelimuti tempat itu. Angin berembus, membawa nada-nada magis yang mengguncang alam bawah sadar. Para kultivator hanya bisa terpana, menyaksikan sosok pria tampan dengan hanfu biru yang berkibar anggun di udara. Pusaran air yang bergejolak di bawahnya perlahan mereda, berubah menjadi riak tenang yang samar."Qing Gōngzǐ, kau hebat!" Mo Yan berseru, mengacungkan jempol dengan penuh semangat.Qing Héng Zhi tersipu, menundukkan kepala dengan wajah memerah. Sementara itu, beberapa kultivator berbisik kagum, mata mereka tetap terpaku pada Héxié Zhìzūn yang masih m
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Dua Kata

Sementara itu, di dalam kamar yang remang, Huànyǐng berdiri tertegun, mendengarkan keributan yang semakin memekakkan telinga dari luar. Setiap dentingan senjata, setiap teriakan, menggetarkan dinding penginapan. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pintu dan jendela kamar yang biasa tampak kokoh kini terasa seperti sekat tipis yang tak mampu menahan kegelisahannya. Ia mendekati pintu, mencoba membukanya lagi. Namun formasi pelindung yang menghalanginya sangat kuat.“Chénxī, mengapa kau memasang formasi pelindung yang begitu kuat?” gumam Huànyǐng seraya berjalan mondar-mandir. “Mantraku tak bisa menembusnya… Mungkin aku harus menggunakan Fengling atau Bīng Yàn Shàn?”Tangan Huànyǐng berhenti bergerak saat kata-kata itu terucap. “Ah, tidak! Kalau menggunakan senjataku, penginapan ini bisa hancur berkeping-keping,” keluhnya, meremas rambutnya yang terurai.Kebingungannya semakin mendalam. Ia harus keluar untuk melihat apa y
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Roh Lainnya

Cuì Zhú Lín diselimuti kabut tipis yang bergelayut di antara rumpun bambu. Udara dingin membawa bisikan samar dari dedaunan yang bergetar halus diterpa angin malam. Cahaya bulan menyorot lembut ke atap penginapan, tempat pertempuran sedang berlangsung.Huànyǐng menatap Yāo Māo dengan sorot ketakutan. Namun, bukan karena kekuatan makhluk itu atau ketakutan akan dilukai olehnya. Yang membuatnya gentar adalah tipu daya kucing iblis betina itu. Yāo Māo dikenal suka mempermainkan pria tampan dan mengambil energi kehidupan mereka. Dan sekarang, Huànyǐng hanya bisa gemetar melihatnya—makhluk yang genit dan tanpa malu menggoda para pria sebelum akhirnya menyerap esensi mereka."Le-Lepaskan…" ucap Huànyǐng lirih, suaranya nyaris tertelan angin. Dia berusaha meronta. Namun, jari-jari tajam Yāo Māo mencengkeram lehernya erat, membuat napasnya tersendat.Dari kejauhan, teriakan-teriakan tertahan terdengar. Jian Xia dan Jian Xue di bawah menatap dengan cemas.. Ling Qingyu berdiri membeku, ketakuta
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Cuì Zhú Lín Dalam Kekacauan

Cuì Zhú Lín bergemuruh dalam kegelapan malam, diterangi hanya oleh kilatan api di sekitar Yāo Māo. Percikan pusaran air bercampur dengan angin dingin menusuk, meresap ke dalam tiap hela napas.Huànyǐng menggeliat dalam cengkeraman Yāo Māo. Kuku-kuku tajam makhluk iblis itu menekan kulit lehernya, menciptakan goresan merah yang semakin dalam. Rasa sakit menjalar, disertai darah yang hangat menetes dari luka-luka di leher. Napasnya tersengal, tercekik dalam genggaman kejam itu."Kau... mau apa?" suaranya terputus-putus, berusaha meraih sedikit udara. Tangannya meraba-raba, mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman Yāo Māo begitu kuat, bagaikan belenggu baja yang tak tergoyahkan.Senyuman tipis tersungging di bibir makhluk itu. Namun, sebelum sempat menjawab, denting guqin mendadak menggema, memecah ketegangan. Suara petikan itu melayang lembut, tapi mengandung tekanan yang tidak kasatmata.Yāo Māo mendesis marah. Matanya yang berkilat keemasan beral
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status