Beranda / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Serangan Lángyǎo, Serigala Iblis

Share

Serangan Lángyǎo, Serigala Iblis

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-10 08:02:29

Dedaunan bergetar, bayangan hitam melesat di antara pepohonan. Udara malam yang dingin mendadak terasa lebih berat saat suara lolongan panjang menggema di seluruh penjuru hutan. Serigala-serigala iblis, bermata merah menyala dan bertaring tajam, melompat keluar dari kegelapan, mengepung kelompok mereka .

"Lángyǎo!" Seruan panik menggema di tengah hutan pinus saat sekelompok kultivator bergerak cepat menghindari serangan mendadak.

Dari balik pepohonan, serigala-serigala iblis melompat dengan mata berkilat buas, menerjang tanpa ampun. Seketika, udara dipenuhi denting senjata beradu, erangan kesakitan, serta lolongan liar yang menggema ke angkasa. Kesunyian Yōu Gǔ ,telah sirna.

"Héng Zhi! Jangan jauh-jauh dariku!" Huànyǐng berseru, suaranya tajam menembus keributan. Memperingatkan pemuda yang jauh lebih muda darinya itu.

Pemuda berhanfu merah marun itu pun mengangguk cepat dan segera mendekat ke sisi Huànyǐng. Sementara itu, Tiānyin dan Yao Yu berjaga dengan sikap waspada, meli
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penakluk Sihir Iblis    Roh Yang Lebih Kuat

    “Kita harus bergerak cepat!” seru salah seorang kultivator senior, suaranya terdengar mendesak. Yang lainnya mengikuti langkahnya, berjalan cepat dengan penuh kewaspadaan. Mereka menyeberangi padang rumput ilalang yang luas di bawah langit malam yang sunyi, semakin terasa mencekam. Angin dingin berdesir, membawa aroma tanah lembap dan rerumputan basah. Di kejauhan, lolongan Lángyǎo terdengar samar, tetapi menggetarkan hati. Sesekali, suara kicauan burung malam menghiasi kesunyian malam, menyatu dengan udara yang semakin pekat. "Qianbei, kenapa kau terlihat khawatir?" tanya Mo Yan pada salah satu kultivator senior dari Sekte Musik Abadi. Ia menoleh, melihat ekspresi gelisah yang terlukis di wajah pria itu. "Bukankah para Lángyǎo itu semakin menjauh? Lolongannya terdengar jauh dari sini," lanjutnya, keningnya berkerut penuh tanda tanya. "Ada roh lain," jawab Tiānyin. Suara dat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Penakluk Sihir Iblis    Reuni Keluarga

    Cuì Zhú Lín, Hutan Bambu Zamrud, terbentang luas dengan hamparan bambu hijau yang menjulang tinggi, memantulkan cahaya bagai permata zamrud saat diterpa sinar matahari. Dari kejauhan, hutan ini tampak memesona, seakan menyembunyikan kedamaian di dalamnya. Namun, bagi mereka yang mengenal tempat ini, Cuì Zhú Lín bukan sekadar hutan yang indah. Ia adalah batas yang memisahkan Yōu Gǔ dengan Jìng Yè Shān, sebuah perbatasan yang menyimpan bahaya tak kasatmata.Di depan sebuah kedai teh yang sederhana tetapi ramai, seorang senior dari Sekte Musik Abadi tiba-tiba menunjuk ke arah kerumunan kultivator. “Yue Èr Gōngzǐ, itu Héxié Zhìzūn!” serunya dengan nada penuh hormat dan sedikit waspada.Yue Tiānyin mengangguk tanpa banyak bicara. Tatapan matanya tetap tenang, tetapi gerakan kakinya mantap saat ia memimpin rombongan menuju kedai. Begitu mereka tiba, mereka mendapati bahwa bukan hanya Héxié Zhìzūn dan para kultivatornya yang ada di sana, melainkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Penakluk Sihir Iblis    Aroma Cendana Hitam Dingin

    "Chénxī, apakah kau tahu roh yang dimaksud Ling Qingyu?" Huànyǐng bertanya sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Matanya menyapu sekeliling ruangan kecil yang diterangi lentera minyak.Héxié Zhìzūn memang meminta mereka untuk berbagi kamar karena penginapan itu hanya memiliki sedikit ruangan yang tersedia."Aku tidak tahu," sahut Tiānyin datar. Pemuda itu tidak menoleh dan langsung duduk bersila di atas tikar jerami, memejamkan mata untuk bermeditasi.Huànyǐng menatapnya dengan kesal, lalu melangkah lebih dekat sebelum menghentakkan kakinya di lantai kayu. "Chénxī, duduklah dulu dan temani aku!" serunya dengan nada manja, menginginkan sedikit perhatian.Namun, Tiānyin tetap bergeming, seakan kehadiran Huànyǐng tak lebih dari hembusan angin malam yang mengalir melewati jendela terbuka.Merasa diabaikan, Huànyǐng mendengus pelan lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kayu beralas kasur tipis. Namun, alih-alih menggerutu lebih lama,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 1

    Di dalam kamar yang temaram, Huànyǐng terbangun oleh sebuah perasaan yang sulit dijelaskan, seolah ada sesuatu yang mengguncang ketenangan malam. Perlahan, dia membuka matanya, menyesuaikan pandangan di bawah cahaya lentera yang redup. Namun, yang terlihat hanya kesunyian kamar itu. Tidak ada siapapun selain dirinya. “Di mana Chénxī?” gumamnya lirih, seraya menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Dengan hati-hati, ia menatap ke sekeliling kamar yang hening. “Chénxī,” panggilnya lagi, lebih lembut, takut kalau-kalau suaranya akan mengganggu pemuda itu. Namun, setelah beberapa saat, ia menyadari bahwa pemuda itu tidak ada di kamar. Langkah-langkah Huànyǐng terasa ringan di atas lantai kayu yang dingin. Saat kakinya menyentuh permukaan lantai, telinganya menangkap sesuatu. Langkah-langkah kaki yang halus namun jelas terdengar, seperti seseorang yang tengah berjalan dengan hati-hati. "Siapa itu?" gumamnya dalam hati. "Itu bukan suara dari lorong atau kamar seb

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 2

    Di tengah keheningan itu, Mo Chen tetap tidak bergeming. Wajahnya tetap datar, tanpa tanda ketakutan sedikit pun. Matanya tetap terfokus pada makhluk yang perlahan mendekat, makhluk dengan aura gelap yang menggetarkan seluruh dunia sekitarnya. Cakar-cakar Yāo Māo yang panjang dan berkilau, siap menghujamkan sengatan maut. Suasana semakin berat, seolah nafas alam terhenti sejenak."Dasar Iblis!" Sebuah benda berkilau melesat begitu cepat, menghantam lengan makhluk itu. Pedang Zhenhun milik Ling Zhì menyambar dengan kekuatan dahsyat, membuat Yāo Māo terpelanting mundur. Cakar-cakar tajamnya merayap di udara, menciptakan kilatan cahaya yang mengintimidasi.Yāo Māo menggertakkan giginya. Sorot matanya yang merah membara kini dipenuhi kebencian yang tak terhingga. Tubuhnya melesat, menyerang dengan kecepatan yang mengaburkan pandangan. Para kultivator segera maju, pedang-pedang mereka berkilau, siap menghadapi serangan maut dari makhluk yang menyerupai iblis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Yāo Māo (Kucing Iblis Betina) 3

    Anak panah itu melesat bagaikan kilat, menembus dada Yāo Māo. Kucing iblis betina itu menggeram marah, suaranya tajam seperti bilah pedang yang beradu. Saat itu juga, Héxié Zhìzūn tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia meniup Shènglài Xiǎo. Dan seketika melodi merdu mengalun, menggetarkan udara malam yang mencekam.Suara serulingnya mengalir seperti aliran sungai jernih, menggulung pengaruh ilusi yang menyelimuti tempat itu. Angin berembus, membawa nada-nada magis yang mengguncang alam bawah sadar. Para kultivator hanya bisa terpana, menyaksikan sosok pria tampan dengan hanfu biru yang berkibar anggun di udara. Pusaran air yang bergejolak di bawahnya perlahan mereda, berubah menjadi riak tenang yang samar."Qing Gōngzǐ, kau hebat!" Mo Yan berseru, mengacungkan jempol dengan penuh semangat.Qing Héng Zhi tersipu, menundukkan kepala dengan wajah memerah. Sementara itu, beberapa kultivator berbisik kagum, mata mereka tetap terpaku pada Héxié Zhìzūn yang masih m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Penakluk Sihir Iblis    Dua Kata

    Sementara itu, di dalam kamar yang remang, Huànyǐng berdiri tertegun, mendengarkan keributan yang semakin memekakkan telinga dari luar. Setiap dentingan senjata, setiap teriakan, menggetarkan dinding penginapan. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pintu dan jendela kamar yang biasa tampak kokoh kini terasa seperti sekat tipis yang tak mampu menahan kegelisahannya. Ia mendekati pintu, mencoba membukanya lagi. Namun formasi pelindung yang menghalanginya sangat kuat.“Chénxī, mengapa kau memasang formasi pelindung yang begitu kuat?” gumam Huànyǐng seraya berjalan mondar-mandir. “Mantraku tak bisa menembusnya… Mungkin aku harus menggunakan Fengling atau Bīng Yàn Shàn?”Tangan Huànyǐng berhenti bergerak saat kata-kata itu terucap. “Ah, tidak! Kalau menggunakan senjataku, penginapan ini bisa hancur berkeping-keping,” keluhnya, meremas rambutnya yang terurai.Kebingungannya semakin mendalam. Ia harus keluar untuk melihat apa y

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Penakluk Sihir Iblis    Roh Lainnya

    Cuì Zhú Lín diselimuti kabut tipis yang bergelayut di antara rumpun bambu. Udara dingin membawa bisikan samar dari dedaunan yang bergetar halus diterpa angin malam. Cahaya bulan menyorot lembut ke atap penginapan, tempat pertempuran sedang berlangsung.Huànyǐng menatap Yāo Māo dengan sorot ketakutan. Namun, bukan karena kekuatan makhluk itu atau ketakutan akan dilukai olehnya. Yang membuatnya gentar adalah tipu daya kucing iblis betina itu. Yāo Māo dikenal suka mempermainkan pria tampan dan mengambil energi kehidupan mereka. Dan sekarang, Huànyǐng hanya bisa gemetar melihatnya—makhluk yang genit dan tanpa malu menggoda para pria sebelum akhirnya menyerap esensi mereka."Le-Lepaskan…" ucap Huànyǐng lirih, suaranya nyaris tertelan angin. Dia berusaha meronta. Namun, jari-jari tajam Yāo Māo mencengkeram lehernya erat, membuat napasnya tersendat.Dari kejauhan, teriakan-teriakan tertahan terdengar. Jian Xia dan Jian Xue di bawah menatap dengan cemas.. Ling Qingyu berdiri membeku, ketakuta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Penakluk Sihir Iblis    Yuè Huā Lóu, Rumah Bunga Bulan

    Yuè Huā Lóu, Rumah Bunga Bulan, adalah salah satu rumah hiburan paling terkenal di Lingxiao. Bahkan, namanya tak kalah tersohor dibandingkan rumah-rumah bordil di Xiāoyún, ibu kota Kekaisaran Bìxiāo. Tempat ini bukan sekadar sarang para wanita cantik, tetapi juga pusat hiburan kelas atas yang dipenuhi musisi berbakat dan penari-penari anggun yang mampu memikat siapa pun yang datang.Bau harum dupa bercampur dengan aroma arak memenuhi udara, berpadu dengan denting kecapi yang mengalun lembut di antara suara gelak tawa para tamu. Cahaya lentera merah menggantung di sepanjang lorong, berpendar samar di atas lantai kayu yang mengilap. Para gadis berhanfu warna-warni berjalan anggun, melayani tamu dengan senyum menggoda dan tatapan penuh arti."Jian Wu Xiōng, aku sangat gugup," bisik Ling Qingyu, suaranya nyaris tenggelam oleh riuh rendah sekeliling mereka. Jemarinya mencengkeram erat lengan Huànyǐng, seolah mencari pegangan di tengah atmosfer yang terasa begitu asing b

  • Penakluk Sihir Iblis    Bersenang-senang Di Kota Yúnhǎi

    Ling Qingyu mengendap-endap di sepanjang koridor Yè Jū, langkahnya ringan seperti bayangan. Cahaya lentera temaram memantulkan siluetnya di dinding, bergetar seiring hembusan angin malam yang merayap melalui celah-celah bangunan. Tujuannya sudah jelas, kamar Jian Huànyǐng. Sejak siang, mereka telah berencana untuk menikmati malam ini dengan sedikit hiburan.Begitu tiba di depan pintu, Ling Qingyu mengangkat tangannya, bersiap mengetuk. Namun, sebelum sempat jarinya menyentuh kayu pintu, sesuatu yang dingin menyentuh bahunya.Ia tersentak, tubuhnya menegang seketika. Rasa terkejut membuat napasnya tertahan, hampir saja ia berteriak. Tetapi belum sempat satu suara pun keluar, sebuah tangan sudah lebih dulu membekap mulutnya, meredam segala kemungkinan."Ling Xiōng, ini aku," sebuah suara lirih berbisik di telinganya.Ling Qingyu hanya bisa melotot, berusaha meronta dari cengkeraman itu. Ketika tekanan di tangannya mengendur, ia langsung menepis tang

  • Penakluk Sihir Iblis    Lampion Kupu-kupu Biru

    Yue Tiānyin melirik meja di sebelahnya. Ia baru saja selesai bermeditasi ketika seorang murid yunior mengantarkan makanan, teh, serta beberapa perlengkapan lainnya. Semua diletakkan rapi di atas meja di samping tempatnya bermeditasi. Namun, dari sekian banyak hal yang ada di sana, pandangan Tiānyin hanya tertuju pada satu benda yang tampak mencolok.Matanya menyipit. "Lampion?" gumamnya pelan, keningnya berkerut. Mengapa ada lampion di antara menu sarapan paginya?Dengan gerakan tenang, ia turun dari tempat tidurnya. Cahaya lembut pagi menembus kisi-kisi jendela, menerpa wajahnya yang selalu tampak tenang namun tak pernah kehilangan pesona. Ia mendekati meja, tatapannya tertuju pada lampion yang diletakkan tepat di tengah, dikelilingi oleh nampan berisi hidangan, teko teh, cangkir porselen berwarna giok, serta dupa beraroma cendana hitam yang masih mengepulkan asap tipis. Sebuah lilin kecil di sudut meja telah padam, menyisakan sedikit jejak lelehan lilin di duduka

  • Penakluk Sihir Iblis    Sarapan Bersama

    Jian Lei terpaku menatap keranjang bambu di atas meja. Uap tipis mengepul dari tumpukan bāozi yang masih hangat, menyebarkan aroma lembut tepung dan daging berbumbu. Ada juga beberapa hidangan lain yang tersusun rapi di dalam wadah bambu. Pagi itu, udara di kamarnya masih mengandung sisa dingin dari embun malam, tetapi kehadiran makanan-makanan ini membawa kehangatan yang ganjil.Dia mengernyit. Ini bukan dari dapur Akademi Bìxiāo. Setiap murid hanya mendapat jatah makanan sederhana, jauh dari kemewahan seperti ini. Apalagi, ia sama sekali tidak memesan apa pun.Dengan hati-hati, Jian Lei melangkah ke jendela, jari-jarinya menyentuh bingkai kayu yang terasa sedikit lembap oleh udara pagi. Didorongnya jendela perlahan, membiarkan angin sejuk menerobos masuk. Pandangannya menyapu halaman di luar, mencari sosok yang mungkin baru saja menyelinap dan meninggalkan semua ini di mejanya. Namun, yang ada hanya bayangan pohon pinus yang bergoyang lembut diterpa angin.

  • Penakluk Sihir Iblis    Lampion Untuk Yue Tiānyin

    Untuk beberapa saat, Huànyǐng tetap terdiam membeku. Tatapannya kosong menembus keramaian yang berlalu-lalang di pusat kota. Cahaya lampion menggantung di sepanjang jalan, menerangi wajah-wajah riang para pedagang dan pejalan kaki. Namun, di matanya, semua itu seolah hanya bayangan samar yang berpendar tanpa makna.“Huànyǐng!” Suara yang akrab itu memecah lamunannya.“Èr Gē...” Huànyǐng bergumam lirih. Suara itu sangat dikenalnya, Jian Xue, kakak keduanya.Kesadarannya perlahan kembali. Ia mengerjapkan mata dan kini dapat melihat dengan jelas sosok yang berdiri hanya beberapa langkah darinya. Jian Xue, dengan senyum kecil di wajahnya, dan di sampingnya berdiri Héxié Zhìzūn, menatapnya dengan tatapan hangat dan lembut seperti biasanya.“Èr Gē!” Seketika, Huànyǐng berlari menghambur ke dalam pelukan sang kakak.Jian Xue terkekeh pelan, sementara Héxié Zhìzūn hanya tersenyum lembut. Kedua kakak beradik itu saling berpelukan erat, seolah ingi

  • Penakluk Sihir Iblis    Bayangan Di Kota Yúnhǎi

    Malam di Yè Jū, Asrama Malam, salah satu asrama bagi murid Akademi Bìxiāo, terasa sunyi. Sejak lonceng malam berdentang sembilan kali, tak satu pun murid yang masih berkeliaran di luar. Mereka semua telah kembali ke kamar masing-masing, membiarkan kesunyian menyelimuti bangunan asrama yang dikelilingi taman batu dan pohon pinus menjulang.Namun, di salah satu kamar, suasananya tidak setenang di luar. Huànyǐng bertumpu pada kedua tangannya, tubuhnya terbalik dalam posisi handstand. Di hadapannya, gulungan kertas terbuka, berisi salinan hukuman dari Zhēn Wēn Jīng siang tadi. Cahaya lentera berkelip samar di atas meja, menciptakan bayangan bergerak di dinding. Meski pikirannya masih dipenuhi pertanyaan dan kegelisahan, Huànyǐng menolak larut dalam perasaan itu."Chénxī," gumamnya pelan. Setiap kali berlatih handstand, sosok pemuda bermata biru itu selalu terlintas dalam benaknya. "Kau pasti sedang bermeditasi sekarang," lanjutnya, suaranya nyaris tertelan heningnya ma

  • Penakluk Sihir Iblis    Takdir Pemilik Hēibīng Hùfú

    Hēibīng Hùfú, Amulet Es Hitam, pada awalnya adalah Shén Cì, artefak suci yang merupakan anugerah dari dewa. Konon, Hēi àn Zhī Shén sendiri yang menghadiahkannya kepada pendiri Klan Àn Zú, klan yang menjadi akar dari Klan Mo dan Sekte Pedang Iblis. Berbeda dengan jimat biasa, Hēibīng Hùfú bukanlah benda fisik yang bisa digenggam atau disimpan dalam kotak pusaka. Sebaliknya, amulet ini bersemayam di dalam tubuh sang pewaris, menyatu dengan darah dan jiwanya. Sejak awal, Hēi àn Zhī Shén telah menyisipkannya ke dalam tubuh pendiri Klan Àn Zú dan sejak saat itu, ia diwariskan kepada keturunan yang terpilih. Namun, dalam sejarah ribuan tahun, Hēibīng Hùfú hanya benar-benar terbangkitkan dua kali. Dua kali yang membawa bencana besar. Kekaisaran Bìxiāo gemetar di ambang kehancuran, dan bahkan Benua Shényǔ hampir luluh lantak. Begitulah kisah yang diceritakan Mo Chen kepada Huànyǐng pada senja itu. "Mo Gēge, A Tie juga pernah menceritakan hal ini

  • Penakluk Sihir Iblis    Dia Yang Terbaik Bagiku

    Di bawah pohon plum tua yang bermekaran, Huànyǐng dan Mo Chen duduk berdampingan, menikmati hembusan angin yang membawa aroma samar bunga dan asap kayu bakar. Sungai di hadapan mereka mengalir tenang, memantulkan cahaya redup matahari yang mulai condong ke barat. Sesekali, Mo Chen melemparkan batu kecil ke air, menciptakan riak yang menyebar perlahan."Mo Gōngzǐ, kenapa kau begitu santai? Bukankah kau sedang dalam misi?" tanya Huànyǐng, tak mampu menahan rasa penasarannya.Di matanya, Mo Chen berbeda dari para tuan muda klan besar lainnya. Dia tidak seperti Héxié Zhìzūn yang lembut namun tegas, atau kedua kakaknya yang berwibawa. Bahkan dibandingkan Ling Zhì yang kaku dan Yue Tiānyin yang dingin, Mo Chen lebih terlihat bebas, seperti awan di langit yang berarak tanpa beban.Mo Chen tersenyum santai. Ia mengupas kulit udang bakar dengan tenang, jemarinya cekatan dan penuh perhitungan. "Misiku sudah selesai, sekarang aku hanya menunggu misi berikutnya." Ia m

  • Penakluk Sihir Iblis    Berburu Ikan Di Xiānlù Hé

    Huànyǐng berlari riang di sepanjang koridor akademi yang lengang. Suasana begitu sepi karena hampir semua murid masih berada di kelas masing-masing, sibuk mempelajari teori atau menjalani latihan fisik dan meditasi. Tentu saja, Huànyǐng tahu itu. Namun, meski diperintahkan oleh Zhēn Wēn Jīng untuk pergi ke perpustakaan, ia justru memilih untuk berjalan-jalan lebih dulu.Saat tiba di persimpangan koridor, ia menghentikan langkahnya, mendongak sedikit, lalu menggumam, “Ke kanan atau ke kiri?”Di kanan, Qiū Fēng Lín, Hutan Maple Musim Gugur, terbentang dengan pohon-pohon maple menjulang tinggi. Angin bertiup membawa harum dedaunan basah, sementara warna merah dan jingga dari daun-daun maple yang gugur menciptakan pemandangan yang memanjakan mata. Ia bisa berburu kelinci di sana atau menangkap rubah kecil yang sering berkeliaran di antara akar-akar pohon yang menjulur.Sedangkan di kiri, Xiānlù Hé, Sungai Embun Abadi, mengalir jernih. Permukaannya berkilauan d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status