Share

Roh Lainnya

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-02-12 18:36:07

Cuì Zhú Lín diselimuti kabut tipis yang bergelayut di antara rumpun bambu. Udara dingin membawa bisikan samar dari dedaunan yang bergetar halus diterpa angin malam. Cahaya bulan menyorot lembut ke atap penginapan, tempat pertempuran sedang berlangsung.

Huànyǐng menatap Yāo Māo dengan sorot ketakutan. Namun, bukan karena kekuatan makhluk itu atau ketakutan akan dilukai olehnya. Yang membuatnya gentar adalah tipu daya kucing iblis betina itu. Yāo Māo dikenal suka mempermainkan pria tampan dan mengambil energi kehidupan mereka. Dan sekarang, Huànyǐng hanya bisa gemetar melihatnya—makhluk yang genit dan tanpa malu menggoda para pria sebelum akhirnya menyerap esensi mereka.

"Le-Lepaskan…" ucap Huànyǐng lirih, suaranya nyaris tertelan angin. Dia berusaha meronta. Namun, jari-jari tajam Yāo Māo mencengkeram lehernya erat, membuat napasnya tersendat.

Dari kejauhan, teriakan-teriakan tertahan terdengar. Jian Xia dan Jian Xue di bawah menatap dengan cemas.. Ling Qingyu berdiri membeku, ketakuta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penakluk Sihir Iblis    Cuì Zhú Lín Dalam Kekacauan

    Cuì Zhú Lín bergemuruh dalam kegelapan malam, diterangi hanya oleh kilatan api di sekitar Yāo Māo. Percikan pusaran air bercampur dengan angin dingin menusuk, meresap ke dalam tiap hela napas.Huànyǐng menggeliat dalam cengkeraman Yāo Māo. Kuku-kuku tajam makhluk iblis itu menekan kulit lehernya, menciptakan goresan merah yang semakin dalam. Rasa sakit menjalar, disertai darah yang hangat menetes dari luka-luka di leher. Napasnya tersengal, tercekik dalam genggaman kejam itu."Kau... mau apa?" suaranya terputus-putus, berusaha meraih sedikit udara. Tangannya meraba-raba, mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman Yāo Māo begitu kuat, bagaikan belenggu baja yang tak tergoyahkan.Senyuman tipis tersungging di bibir makhluk itu. Namun, sebelum sempat menjawab, denting guqin mendadak menggema, memecah ketegangan. Suara petikan itu melayang lembut, tapi mengandung tekanan yang tidak kasatmata.Yāo Māo mendesis marah. Matanya yang berkilat keemasan beral

    Last Updated : 2025-02-13
  • Penakluk Sihir Iblis    Protektif

    Denting senar guqin menggema semakin nyata, membaur dengan desir angin yang menyusup di antara batang-batang bambu hijau di Cuì Zhú Lín. Melodi yang indah sekaligus menusuk jiwa itu mengalun lembut. Diiringi denting lonceng yang semakin kencang, seakan mengiringi sebuah kedatangan yang tak terduga. Sesosok berjubah putih muncul dari balik rumpun bambu yang menjulang. Ujung jubahnya berkibar-kibar tertiup angin, menambah aura agung dan tak terjangkau yang menyelimutinya. Jemarinya yang ramping menyentuh senar guqin dengan anggun, dan dalam sekejap, seberkas cahaya kebiruan melesat tajam ke arah Yāo Māo. Makhluk cantik itu menjerit, cengkeramannya pada leher Huànyǐng terlepas, membuat tubuh pemuda itu ambruk tanpa daya. Sebelum ia jatuh menyentuh tanah, sesosok lain muncul dengan kecepatan luar biasa dan menyambarnya dalam satu gerakan sempurna. Seisi tempat itu mendadak sunyi. "Yīnlǜ Shèngzhě! Wúshuāng Jiàn Shèng!" Para kultivator senior bergumam lirih, seolah tak percaya dengan

    Last Updated : 2025-02-13
  • Penakluk Sihir Iblis    Situasi Mereda

    Sementara itu, Wúshuāng Jiàn Shèng dan Yīnlǜ Shèngzhě masih berhadapan dengan Yāo Māo. Shēngbō Gōngjí, gelombang suara mematikan dari guqin milik Yīnlǜ Shèngzhě, berpadu dengan Shén Jiàn Pòmiè, serangan pedang Ilahi milik Wúshuāng Jiàn Shèng, menciptakan guncangan dahsyat yang membuat Yāo Māo kalang kabut. Kekuatan yang bergabung memecah udara malam di Cuì Zhú Lín, mengguncang hutan bambu yang tenang.Geraman-geraman kemarahan kucing betina itu melengking, mengisi udara malam yang dingin dengan getaran yang menusuk. Para kultivator hanya bisa menatap dengan kagum sekaligus cemas, merasa ketegangan yang terasa begitu nyata, seolah bisa mempengaruhi siapa saja yang berada di dekat area pertarungan."Kita harus menjauh. Benturan kekuatan mereka dapat melukai siapa saja yang berada di dekat area pertarungan," ucap salah seorang kultivator dengan nada cemas. Dia segera memimpin kelompoknya menjauh, bergabung dengan yang lain yang juga menghindari bahaya."Benar

    Last Updated : 2025-02-14
  • Penakluk Sihir Iblis    Rencana Selanjutnya

    Langit masih berselimut cahaya fajar ketika matahari mulai merayap naik dari balik perbukitan jauh. Embun pagi menggantung di dedaunan wisteria, menguarkan aroma lembut yang bercampur dengan kesejukan udara. Di dalam Jìng Jū (Griya Hening), sebuah ruangan tenang di Kediaman Aroma Wisteria, tiga pria duduk mengelilingi meja kayu.Asap tipis mengepul dari teko porselen, membawa wangi teh yang hangat dan menenangkan. Di luar, suara burung-burung kecil bersahutan di antara pepohonan, melengkapi kesunyian yang menyelimuti perbincangan mereka.Wúshuāng Jiàn Shèng, Yīnlǜ Shèngzhě, dan He Yun Dàshī duduk diam sejenak, menikmati ketenangan sebelum topik yang lebih berat harus dibahas."He Yun Dàshī, Jiàn Ménzhǔ, apa rencana kalian selanjutnya?" suara lembut He Yun Dàshī memecah kesunyian."Xiōngzhǎng, Jiàn Ménzhǔ, apa rencana kalian selanjutnya?" suara He Yun Dàshī memecah kesunyian, nadanya tenang namun mengandung ketajaman tersembunyi."Untuk sa

    Last Updated : 2025-02-15
  • Penakluk Sihir Iblis    Jangan Panggil Aku Seperti Itu!

    "Chénxī!" Suara cempreng Huànyǐng menggema di seluruh Zǐténg Jū, memecah ketenangan kediaman itu.Ia berlarian ke sana kemari, sibuk mencari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Yue Èr Gōngzǐ, Yue Tiānyin? Dengan riang gembira, ia menggendong makhluk berbulu putih yang bergulung manja di pelukannya, sesekali membelainya dengan penuh kasih sayang."Jangan membuat keributan di Zǐténg Jū," tegur Tiānyin ketika akhirnya melihat pemuda itu dengan segala tingkah absurdnya."Yue Èr Gēge, aku mencarimu ke mana-mana!" seru Huànyǐng tanpa sadar menaikkan nada suaranya, membuat Tiānyin seketika melotot.Namun, panggilan itu justru membuat telinganya memerah. Malu. Meski wajahnya tetap datar seperti biasanya, semburat merah tipis tidak bisa disembunyikan dari pucuk telinganya."Jangan memanggilku seperti itu," gumamnya pelan, segera memalingkan wajah.Huànyǐng terkekeh, menangkap reaksi yang menarik dari pemuda bermata biru itu. "Ah, kau tidak

    Last Updated : 2025-02-15
  • Penakluk Sihir Iblis    Harmoni Di Tepi Air Terjun

    Huànyǐng tertegun menatap kompleks bangunan di depannya. Meski bentuknya tidak jauh berbeda dari tempat-tempat lain di Kediaman Aroma Wisteria, paviliun yang berdiri di hadapannya memiliki aura yang berbeda—seolah terpisah dari dunia di sekelilingnya."Chénxī, ini kediaman pribadimu?" tanyanya dengan ragu-ragu.Tiānyin hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Mendahului Huànyǐng yang masih terpukau, Tiānyin melangkah ringan di atas jalan setapak yang berlapis batu putih. Shuǐyùn Tíng terletak di tepi air terjun yang selama ini hanya bisa dilihat Huànyǐng dari kejauhan. Sekarang, suara gemuruhnya terdengar begitu dekat. Menggetarkan udara di sekitarnya. Butiran air beterbangan, berkilauan di bawah sinar matahari, membentuk bias pelangi yang samar di antara kabut ungu bunga wisteria. Tempat ini seakan terjalin dari elemen-elemen alam yang hidup. Air, angin, cahaya, dan keharuman lembut wisteria yang melayang di udara."Masuklah!" Suara dalam Tiānyin

    Last Updated : 2025-02-15
  • Penakluk Sihir Iblis    Tinggallah Di Sini Bersamaku

    Huànyǐng kehilangan kata-kata. Tidak seperti biasanya, di mana ia selalu sigap membalas setiap ucapan yang ditujukan padanya. Namun, perkataan Tiānyin barusan benar-benar membuatnya bingung."Chénxī, apa maksudmu?" tanyanya dengan hati-hati, bibirnya sedikit meringis seolah mencicipi rasa pahit yang tak kasatmata.Sungguh, Huànyǐng tidak dapat membayangkan bagaimana hidupnya jika benar-benar tinggal di Sungai Ungu Gelap bersama Tiānyin. Ia hampir bisa merasakan betapa sepinya tempat itu. Sunyi, seperti air yang mengalir tanpa suara. Mungkin, ia akan mati karena bosan."Tinggallah di sini, bersamaku," ulang Tiānyin, nadanya datar, tetapi sorot matanya tak terbaca."Yue Èr Gēge, bercandamu tidak lucu!" Huànyǐng merajuk. Ekspresi wajahnya menampakkan ketidaksenangan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan omelannya, sesuatu bergerak di pelukannya."Eh, jangan kabur!" serunya panik saat makhluk berbulu putih yang sedari tadi bergelung nyaman tiba-tiba melompat dan melarikan diri. "Lihat, Shen

    Last Updated : 2025-02-16
  • Penakluk Sihir Iblis    Pasangan kultivasi

    Zǐténg Jū (Kediaman Wisteria) diselimuti cahaya senja yang keemasan. Angin sore berembus lembut, menggoyangkan kelopak bunga wisteria yang menjuntai dari pergola kayu, menebarkan aroma samar yang menenangkan. Namun, di halaman dalam, suasana jauh dari ketenangan."Dà Gē! Èr Gē!" Huànyǐng berteriak kesal, suaranya menggema di antara tiang-tiang kayu ungu. Dengan napas memburu, dia berusaha mempertahankan posisinya dalam handstand, sementara tangannya mulai bergetar karena kelelahan. Di sampingnya, Jian Lei juga berjuang keras agar tidak kehilangan keseimbangan.Di bawah tatapan dingin Tiānyin, kedua pemuda itu dipaksa untuk berlatih oleh kedua kakak mereka, Jian Wei dan Jian Xue."Diamlah, Huànyǐng!" Jian Lei mendesis, wajahnya sudah memerah menahan beban tubuh. Meski dia juga kesulitan, dia tidak berani membantah perintah kedua kakak mereka."Lei! Kau belum tahu rasanya berdiri terbalik seperti ini seharian!" Huànyǐng menggerutu dengan nada dramatis.Tentu saja, dia berlebihan. Setid

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Penakluk Sihir Iblis    Apakah Ini Sudah Berakhir?

    "Chén Gēge! Apa kita hanya menunggu salah satu di antara mereka kalah?" tanya Lei, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin dingin yang memeluk medan pertempuran.Di hadapan mereka, pertarungan antara Wù Yǒng Lóng, si naga kabut abadi, dan Hán Shuāng Jù Rén, Titan Es kolosal, berlangsung sengit. Setiap gerakan keduanya meninggalkan jejak kehancuran—kabut beracun yang menciptakan ilusi berbahaya, serta gelombang es yang seakan membekukan waktu. Beberapa kali mereka harus berpindah tempat, menghindari ancaman yang begitu dekat."Kau mau menunggu?" Mo Chén berbalik bertanya, dengan senyum tipis yang terlukis di wajahnya. Tatapan jenakanya meluncur ke arah Lei, penuh keingintahuan."Tunggu saja sampai besok pagi!" jawab Jian Wei sambil memukul kepala Lei dengan gemas.Jian Xia tertawa melihat kejenakaan kakak dan adiknya. "Bisa-bisanya kalian bercanda di situasi seperti ini?" keluhnya. Namun, sorot matanya tetap hangat, penuh kasih sayang kepada ked

  • Penakluk Sihir Iblis    Munculnya Roh Titan Es Kolosal Dan Naga Kabut Abadi

    Angin dingin menderu lewat celah-celah tebing, membawa serta butiran salju yang berputar liar seperti pasir perak di tengah badai. Medan Perburuan Roh kembali diselimuti ketegangan. Mo Chén berdiri tegak di atas batu tinggi, jubah hitamnya berkibar tertiup angin tajam, sementara matanya yang tajam mengawasi perubahan cuaca yang tak lazim.Apa yang dikhawatirkan akhirnya terjadi. Suara pekikan yang memekakkan telinga terdengar dari kejauhan—sebuah raungan yang membelah langit kelabu."Aiyo! Wù Yǒng Lóng!" teriak para kultivator yang masih terjebak di jalur utama medan berburu. Kabut putih pekat mulai menyelimuti tanah, menyusup ke setiap celah batu dan ranting yang tertutup es.Tanpa menunda waktu, Mo Chén mengangkat tangannya dan melepaskan sinyal cahaya ke langit. Asap keperakan membentuk pusaran kecil sebelum pecah menjadi semburat cahaya yang terlihat dari segala penjuru. Itu adalah isyarat—bukan hanya kepada para pemimpin sekte dan klan untuk mulai men

  • Penakluk Sihir Iblis    Situasi Semakin Genting

    Kabut turun begitu tebal hingga nyaris menutupi seluruh lembah Shén Wu Gu. Awan kelabu menggantung berat di langit, dan udara mendadak terasa jauh lebih dingin. Hembusan angin membawa aroma tajam tanah basah bercampur dengan hawa es yang menggigit tulang."Apa ini?" Jìng Zhenjun Wángyé bergumam pelan, suaranya nyaris terseret oleh desir angin. Ia memandang sekeliling dengan dahi berkerut, matanya menyapu pemandangan yang tertelan kabut.Di sisi lain, Mo Chén, Jian Wei, dan Líng Zhì berdiri kaku, memandangi kabut pekat yang kini mulai menipis, perlahan mengurai seperti tirai sutra yang ditarik angin. Udara berubah drastis—lebih dingin dari biasanya."Salju?" Líng Zhì menatap ke langit yang mulai dihiasi bintik-bintik putih. Butiran salju turun perlahan, mendarat di bahu dan rambutnya, seolah waktu sendiri melambat menyambut datangnya sesuatu."Sialan!" Jian Wei mengumpat, mendadak waspada. Ia langsung me

  • Penakluk Sihir Iblis    Wàn Líng Zhèn Míng Masih Bergema

    Roh-roh yang berada dalam zona penahanan kini benar-benar terperangkap. Mereka menggeliat gelisah, terbungkus pusaran energi yang membatasi gerak. Suasana mulai terkendali, meski udara masih berat oleh sisa kekacauan yang sebelumnya meledak liar. Suhu di sekitar merosot drastis, membuat napas para kultivator tampak seperti uap tipis di udara yang mengkristal."Biarkan klan dan sekte kecil menangani roh-roh itu," kata Líng Zhì dengan tenang, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin bersalju.Ia berdiri di sisi tebing es bersama Jian Wei dan Mo Chén, menatap ke bawah tanpa ekspresi. Kabut tebal yang menyelimuti lembah seakan menjadi tirai pembatas antara mereka dan dunia yang sedang berkecamuk.Mereka bertiga tampak seperti bayangan di atas sana—menyaksikan kekacauan yang baru saja reda, namun tak terlibat langsung. Sikap mereka tenang, bahkan nyaris santai. Sebuah pengingat bahwa bagi mereka, ini bukan soal menang atau kalah, tapi kes

  • Penakluk Sihir Iblis    Penahanan Roh Sementara

    Para penjaga Perburuan Roh yang berasal dari Klan Wu datang bersama para kultivator dari Klan Jìng dan Sekte Gerbang Sembilan Kuali."Bagaimana situasinya?" tanya pemimpin penjaga Perburuan Roh pada Jian Wei dan yang lainnya."Seperti yang kau lihat. Kacau!" sahut Jian Wei seraya menunjuk ke bawah dengan dagunya. Di bawah mereka, para kultivator dari berbagai sekte dan klan berusaha menangkap roh-roh yang terpanggil oleh teknik Wàn Líng Zhèn Míng."Tiānyù Jiànzhàn, apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan?" Kini Jìng Zhenjun Wángyé yang bertanya. Ia datang bersama Qing Yǔjiā dan Qing Héng Zhì. Wajahnya terlihat serius dan penuh tanda tanya.Jian Wei tidak segera menjawab pertanyaan itu. Ia justru menoleh menatap Mo Chén, yang berdiri sedikit lebih jauh. Pria berjubah hitam itu tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan situasi yang sedang berlangsung. Mo Chén masih tampak santai, meskipun keadaan sudah sangat genting. Dengan senyum leba

  • Penakluk Sihir Iblis    Menyusun Strategi

    Di tengah kekacauan yang mengguncang Perburuan Roh, Jian Wei, Mo Chén, Héxié Zhìzūn, dan Ling Zhì berkumpul dalam keheningan yang tegang, merencanakan langkah selanjutnya. Angin kencang menyapu kabut tebal di Shen Wu Gu. Namun, tidak mengurangi hiruk-pikuk yang terjadi di medan tersebut. Suara gemerisik roh-roh yang mulai menguasai medan itu memecah kesunyian, menggema di setiap sudut.“Kita harus menghentikan kekacauan ini tanpa mengacaukan medan dan peraturan Perburuan Roh,” ucap Líng Zhì dengan nada serius. Wajahnya yang tenang tidak menggambarkan betapa dalamnya situasi yang tengah mereka hadapi.“Líng Ménzhǔ, ini cukup sulit,” sahut salah seorang dari klan kecil yang turut bersama mereka. Suaranya terdengar ragu, hampir seperti seorang anak yang berusaha memecahkan teka-teki rumit.“Memang benar, ini sulit!” sahut Mo Chén. Suara baritonnya yang dalam seolah berusaha memberi penekanan pada kata-katanya. Pria tampan berjubah hitam dan berambut putih itu

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Guqin dan Siulan di Tengah Kekacauan

    "Yuè Èr Gōngzǐ," bisik Jian Wei, suaranya tenggelam dalam gemuruh angin lembah, saat denting guqin yang melengking jernih semakin memenuhi pendengaran.Di tengah kabut, seorang pemuda berjubah putih, Yuè Tiānyin, melayang anggun di udara. Sinar matahari yang terang memantul pada guqin-nya, membuatnya berkilauan indah. Dengan gerakan halus, jemari Tiānyin menari di atas senar guqin, mengendalikan alunan melodi yang memancar dari alat musik itu. Setiap denting senar memancarkan aura magis, seakan mantra yang menyegel roh-roh liar yang mengamuk tak terkendali. "Chénxī!" seru Huànyǐng, matanya yang ungu berbinar-binar penuh kekaguman. "Lihatlah, Huànyǐng Xiōng! Yuè Èr Gōngzǐ memang tampan dan berbakat! Tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya!"Líng Qingyu, yang entah sejak kapan telah berada di sisi Huànyǐng, mengangguk setuju dengan tatapan kagum yang tak disembunyikan. Mereka berdua terpaku menatap Tiānyin yang dengan khidmat memainkan guqin-nya. Seme

  • Penakluk Sihir Iblis    Teknik Pemanggil Seribu Roh

    Dentingan lonceng menggema samar di telinga Jian Wei. Suara itu bergema di antara riuh rendah pekikan panik, gemuruh langkah kaki, dan desir angin yang membawa hawa asing. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan sumber suara tersebut. "Da Gē! Lihat itu!" Tiba-tiba Jian Xuě berseru, mengalihkan perhatiannya. Jian Wei sontak mengangkat kepala. Langit yang tadinya terbuka kini dipenuhi pusaran energi berbentuk lingkaran. Partikel bercahaya keperakan berputar di udara, memancarkan kilauan ganjil. "Sial!" Jian Wei menggeram, kedua tangannya mengepal erat. Matanya berkilat, menatap adik-adiknya dan anggota sekte lainnya. "A Xuě, lindungi Huànyǐng! Jangan biarkan dia terpengaruh oleh roh-roh di sekitarnya!" "Baik, Da Gē!" Jian Xuě tak ragu sedikit pun. Ia segera berdiri di depan Huànyǐng dengan Xuě terhunus, siap menghadapi apa pun yang datang. "Lei, siapkan Líng Qì Wǎng! Jian Xia, terus pantau situa

  • Penakluk Sihir Iblis    Menangkap Bīng Wù Niǎo

    "Target utama kita adalah roh yang sudah kita kunci tadi. Setelah itu kita bisa berburu roh lain di zona yang sudah terbuka," jelas Jian Wei sembari melompat ke depan gua yang tersembunyi di celah tebing es yang menjulang tinggi. Sinar matahari siang memantul di permukaan es, menciptakan kilauan tajam seperti pecahan kaca."A Xue, ayo kita gunakan Xiáng Líng Zhèn untuk menangkap Xuě Láng Wang!" serunya pada Jian Xuě."Baik, Da Gē!" Jian Xuě menyusul, melompat ringan ke depan gua."Gunakan energi es, kau bisa menggabungkannya dengan energi es milik Huànyǐng," saran Jian Wei.Jian Xuě mengangguk mantap, lalu mulai menggambar pola formasi lingkaran dengan elemen energi es di udara. Garis-garis bersinar biru keperakan muncul di udara, membentuk corak rumit yang berpendar lembut. Begitu formasi selesai, ia menyegelnya dan mengarahkannya ke dalam gua. Dari dalam terdengar geraman marah, berat dan bergema, mengguncang lapisan es di sekitar mereka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status