Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Penakluk Sihir Iblis : Chapter 71 - Chapter 80

99 Chapters

Protektif

Denting senar guqin menggema semakin nyata, membaur dengan desir angin yang menyusup di antara batang-batang bambu hijau di Cuì Zhú Lín. Melodi yang indah sekaligus menusuk jiwa itu mengalun lembut. Diiringi denting lonceng yang semakin kencang, seakan mengiringi sebuah kedatangan yang tak terduga. Sesosok berjubah putih muncul dari balik rumpun bambu yang menjulang. Ujung jubahnya berkibar-kibar tertiup angin, menambah aura agung dan tak terjangkau yang menyelimutinya. Jemarinya yang ramping menyentuh senar guqin dengan anggun, dan dalam sekejap, seberkas cahaya kebiruan melesat tajam ke arah Yāo Māo. Makhluk cantik itu menjerit, cengkeramannya pada leher Huànyǐng terlepas, membuat tubuh pemuda itu ambruk tanpa daya. Sebelum ia jatuh menyentuh tanah, sesosok lain muncul dengan kecepatan luar biasa dan menyambarnya dalam satu gerakan sempurna. Seisi tempat itu mendadak sunyi. "Yīnlǜ Shèngzhě! Wúshuāng Jiàn Shèng!" Para kultivator senior bergumam lirih, seolah tak percaya dengan
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Situasi Mereda

Sementara itu, Wúshuāng Jiàn Shèng dan Yīnlǜ Shèngzhě masih berhadapan dengan Yāo Māo. Shēngbō Gōngjí, gelombang suara mematikan dari guqin milik Yīnlǜ Shèngzhě, berpadu dengan Shén Jiàn Pòmiè, serangan pedang Ilahi milik Wúshuāng Jiàn Shèng, menciptakan guncangan dahsyat yang membuat Yāo Māo kalang kabut. Kekuatan yang bergabung memecah udara malam di Cuì Zhú Lín, mengguncang hutan bambu yang tenang.Geraman-geraman kemarahan kucing betina itu melengking, mengisi udara malam yang dingin dengan getaran yang menusuk. Para kultivator hanya bisa menatap dengan kagum sekaligus cemas, merasa ketegangan yang terasa begitu nyata, seolah bisa mempengaruhi siapa saja yang berada di dekat area pertarungan."Kita harus menjauh. Benturan kekuatan mereka dapat melukai siapa saja yang berada di dekat area pertarungan," ucap salah seorang kultivator dengan nada cemas. Dia segera memimpin kelompoknya menjauh, bergabung dengan yang lain yang juga menghindari bahaya."Benar
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Rencana Selanjutnya

Langit masih berselimut cahaya fajar ketika matahari mulai merayap naik dari balik perbukitan jauh. Embun pagi menggantung di dedaunan wisteria, menguarkan aroma lembut yang bercampur dengan kesejukan udara. Di dalam Jìng Jū (Griya Hening), sebuah ruangan tenang di Kediaman Aroma Wisteria, tiga pria duduk mengelilingi meja kayu.Asap tipis mengepul dari teko porselen, membawa wangi teh yang hangat dan menenangkan. Di luar, suara burung-burung kecil bersahutan di antara pepohonan, melengkapi kesunyian yang menyelimuti perbincangan mereka.Wúshuāng Jiàn Shèng, Yīnlǜ Shèngzhě, dan He Yun Dàshī duduk diam sejenak, menikmati ketenangan sebelum topik yang lebih berat harus dibahas."He Yun Dàshī, Jiàn Ménzhǔ, apa rencana kalian selanjutnya?" suara lembut He Yun Dàshī memecah kesunyian."Xiōngzhǎng, Jiàn Ménzhǔ, apa rencana kalian selanjutnya?" suara He Yun Dàshī memecah kesunyian, nadanya tenang namun mengandung ketajaman tersembunyi."Untuk sa
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Jangan Panggil Aku Seperti Itu!

"Chénxī!" Suara cempreng Huànyǐng menggema di seluruh Zǐténg Jū, memecah ketenangan kediaman itu.Ia berlarian ke sana kemari, sibuk mencari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Yue Èr Gōngzǐ, Yue Tiānyin? Dengan riang gembira, ia menggendong makhluk berbulu putih yang bergulung manja di pelukannya, sesekali membelainya dengan penuh kasih sayang."Jangan membuat keributan di Zǐténg Jū," tegur Tiānyin ketika akhirnya melihat pemuda itu dengan segala tingkah absurdnya."Yue Èr Gēge, aku mencarimu ke mana-mana!" seru Huànyǐng tanpa sadar menaikkan nada suaranya, membuat Tiānyin seketika melotot.Namun, panggilan itu justru membuat telinganya memerah. Malu. Meski wajahnya tetap datar seperti biasanya, semburat merah tipis tidak bisa disembunyikan dari pucuk telinganya."Jangan memanggilku seperti itu," gumamnya pelan, segera memalingkan wajah.Huànyǐng terkekeh, menangkap reaksi yang menarik dari pemuda bermata biru itu. "Ah, kau tidak
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Harmoni Di Tepi Air Terjun

Huànyǐng tertegun menatap kompleks bangunan di depannya. Meski bentuknya tidak jauh berbeda dari tempat-tempat lain di Kediaman Aroma Wisteria, paviliun yang berdiri di hadapannya memiliki aura yang berbeda—seolah terpisah dari dunia di sekelilingnya."Chénxī, ini kediaman pribadimu?" tanyanya dengan ragu-ragu.Tiānyin hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Mendahului Huànyǐng yang masih terpukau, Tiānyin melangkah ringan di atas jalan setapak yang berlapis batu putih. Shuǐyùn Tíng terletak di tepi air terjun yang selama ini hanya bisa dilihat Huànyǐng dari kejauhan. Sekarang, suara gemuruhnya terdengar begitu dekat. Menggetarkan udara di sekitarnya. Butiran air beterbangan, berkilauan di bawah sinar matahari, membentuk bias pelangi yang samar di antara kabut ungu bunga wisteria. Tempat ini seakan terjalin dari elemen-elemen alam yang hidup. Air, angin, cahaya, dan keharuman lembut wisteria yang melayang di udara."Masuklah!" Suara dalam Tiānyin
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Tinggallah Di Sini Bersamaku

Huànyǐng kehilangan kata-kata. Tidak seperti biasanya, di mana ia selalu sigap membalas setiap ucapan yang ditujukan padanya. Namun, perkataan Tiānyin barusan benar-benar membuatnya bingung."Chénxī, apa maksudmu?" tanyanya dengan hati-hati, bibirnya sedikit meringis seolah mencicipi rasa pahit yang tak kasatmata.Sungguh, Huànyǐng tidak dapat membayangkan bagaimana hidupnya jika benar-benar tinggal di Sungai Ungu Gelap bersama Tiānyin. Ia hampir bisa merasakan betapa sepinya tempat itu. Sunyi, seperti air yang mengalir tanpa suara. Mungkin, ia akan mati karena bosan."Tinggallah di sini, bersamaku," ulang Tiānyin, nadanya datar, tetapi sorot matanya tak terbaca."Yue Èr Gēge, bercandamu tidak lucu!" Huànyǐng merajuk. Ekspresi wajahnya menampakkan ketidaksenangan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan omelannya, sesuatu bergerak di pelukannya."Eh, jangan kabur!" serunya panik saat makhluk berbulu putih yang sedari tadi bergelung nyaman tiba-tiba melompat dan melarikan diri. "Lihat, Shen
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Pasangan kultivasi

Zǐténg Jū (Kediaman Wisteria) diselimuti cahaya senja yang keemasan. Angin sore berembus lembut, menggoyangkan kelopak bunga wisteria yang menjuntai dari pergola kayu, menebarkan aroma samar yang menenangkan. Namun, di halaman dalam, suasana jauh dari ketenangan."Dà Gē! Èr Gē!" Huànyǐng berteriak kesal, suaranya menggema di antara tiang-tiang kayu ungu. Dengan napas memburu, dia berusaha mempertahankan posisinya dalam handstand, sementara tangannya mulai bergetar karena kelelahan. Di sampingnya, Jian Lei juga berjuang keras agar tidak kehilangan keseimbangan.Di bawah tatapan dingin Tiānyin, kedua pemuda itu dipaksa untuk berlatih oleh kedua kakak mereka, Jian Wei dan Jian Xue."Diamlah, Huànyǐng!" Jian Lei mendesis, wajahnya sudah memerah menahan beban tubuh. Meski dia juga kesulitan, dia tidak berani membantah perintah kedua kakak mereka."Lei! Kau belum tahu rasanya berdiri terbalik seperti ini seharian!" Huànyǐng menggerutu dengan nada dramatis.Tentu saja, dia berlebihan. Setid
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Tingkah Kekanakan Dua Ketua Sekte

Pasangan kultivasi tidak sesederhana pasangan konvensional. Mereka bukanlah sekadar entitas yang terikat dalam perjodohan atau romansa biasa. Ini adalah hubungan yang mendalam, seimbang dalam setiap elemen, tanpa membedakan gender, dan seringkali penuh dengan perjuangan serta konsekuensi yang tak terduga. Begitulah yang tengah dibicarakan oleh Wúshuāng Jian Shèng, Yīnlǜ Shengzhe, dan He Yun Dàshī, tiga sosok yang memiliki kedalaman jiwa dalam dunia yang penuh dengan kekuatan, misteri, dan tradisi kuno."Pasangan kultivasi memang solusi terbaik untuk mereka berdua," ujar He Yun Dàshī dengan suara tegas, namun matanya mengandung keraguan. "Namun, di sisi lain, itu akan menimbulkan kecurigaan dan kewaspadaan. Terutama dari pihak Kekaisaran.""Itu benar," sahut Yīnlǜ Shengzhe dengan nada lebih santai, seolah-olah segala hal ini sudah biasa baginya. "Dan tidak bisa kita hindari lagi," lanjutnya, kemudian menghirup secangkir teh dengan perlahan."Aku lebih memil
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Hukuman Lagi

Tiānyin tetap bergeming, mengabaikan keluhan Huànyǐng. Pemuda bermata ungu itu harus menyalin sejarah Kekaisaran Bìxiāo sambil berdiri terbalik. Sebuah hukuman yang tidak hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga kesabarannya. Sudah beberapa hari ia menjalani hukuman di Zǐténg Jū akibat ulahnya kabur dari Kediaman Aroma Wisteria untuk bersenang-senang di kota Lanyin.Itu pelanggaran berat. Terlebih lagi, dia menyeret serta Jian Lei, Ling Qingyu, dan Yāo Ming. Ketiganya kini tengah menyalin prinsip-prinsip Sekte Musik Abadi di perpustakaan sebagai bentuk hukuman. Namun, karena Huànyǐng dianggap sebagai biang kerok kekacauan itu, hukumannya jauh lebih berat. Berdiri terbalik dan bersusah payah menulis dengan rapi, sementara Yue Tiānyin mengawasinya tanpa sedikit pun rasa iba."Yue Èr Gēge!" Huànyǐng berseru lagi, mencoba menarik perhatian.Tiānyin tetap tidak menanggapi. Alih-alih, dia mengeluarkan guqin dari kantong pundi dimensi dan mulai memetik senarnya
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bertemu Baili Yunhua Lagi Di Jiǔ Yīn Gé

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan tanpa terasa, dua bulan pun terlewati. Festival Harmoni Musim Semi akhirnya tiba. Acara tahunan ini diadakan di Jiǔ Yīn Gé, Paviliun Sembilan Nada. Sebuah tempat tertinggi di Lembah Wisteria, tersembunyi di balik pepohonan kuno yang menjuntai seperti tirai ungu alami."Dà Jiě, tempat ini sangat indah!" seru Huànyǐng penuh kagum.Bukan hanya dirinya, tetapi hampir semua murid tamu yang baru pertama kali datang pun terpana. Di sekeliling mereka, pohon-pohon wisteria tua sedang berbunga lebat. Kelopak ungunya berguguran ditiup angin lembut, berpadu dengan harum manis bunga liar yang tumbuh liar di sepanjang jalan setapak. Suara gemericik air terjun menggema di kejauhan, kabut tipis berwarna ungu melayang di udara, menambah kesan mistis dan menawan pada Jiǔ Yīn Gé. Dari tempat ini, Kota Lanyin terlihat seperti lukisan di bawah sana, sementara di kejauhan, Hēi Hú membentang dengan permukaannya yang sehitam tinta."Kenapa rama
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status