Semua Bab Penakluk Sihir Iblis : Bab 31 - Bab 40

99 Bab

Kekhawatiran Kaisar Jing

Malam merayap tenang di atas Istana Langit Biru di Kota Xiāoyún, tempat penguasa Kekaisaran Bìxiāo bertakhta. Suasana begitu sunyi, hanya ditemani gemerisik dedaunan yang tertiup angin. Istana ini berbeda dari bayangan kebanyakan orang tentang tempat tinggal seorang kaisar. Tidak ada kemegahan berlebihan atau menara emas yang menjulang.Sebaliknya, Istana Langit Biru lebih menyerupai kompleks kediaman sekte. Sekumpulan bangunan dengan arsitektur yang sederhana tetapi anggun. Dinding-dindingnya dihiasi ukiran seni yang rumit, mencerminkan nilai-nilai luhur para leluhur. Tak lebih megah dari Kediaman Aroma Wisteria milik Sekte Musik Abadi, Teluk Laut Biru milik Sekte Pemecah Langit atau Istana Roh Suci milik Sekte Aliran Roh Suci. Istana ini adalah perpaduan antara keindahan dan fungsi. Mencerminkan harmoni alih-alih kemewahan.Di bawah sinar rembulan yang redup, salah satu bangunan utama di pusat kompleks istana tampak memancarkan aura kebesaran. Di dalamnya, seoran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Hari Pertama Belajar Di Aula Harmoni

Kediaman Aroma Wisteria, seperti pagi-pagi sebelumnya, diselimuti keheningan yang nyaris mistis. Cahaya lembut matahari menerobos melalui celah-celah dedaunan wisteria, menciptakan bayangan abstrak di atas jalan setapak batu. Semua murid bergerak tanpa suara, seperti kabut yang melayang. Langkah-langkah mereka terukur, sopan santun mereka terjaga, menciptakan suasana yang hampir menyerupai harmoni.Hanya sebuah rutinitas membosankan yang terbungkus dalam keheningan. Setidaknya, itu yang dirasakan oleh Jian Huànyǐng. Setelah rutinitas yang hampir sama setiap pagi, di mana Jian Lei dan Jian Xia berusaha membangunkannya tepat jam lima pagi, hanya untuk menemukan adiknya masih tenggelam dalam tidur yang dalam. Bukan hanya gagal terbangun tepat waktu, tetapi Jian Huànyǐng bahkan berhasil membuat mereka semua hampir terlambat mengikuti acara pertama di Aula Harmoni."Huànyǐng! Kalau kau tidak bisa bangun pagi, lebih baik kau tidak tidur sama sekali selama tinggal di sini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Tamu Tak Diundang

Pintu aula tiba-tiba terbuka. Seorang murid sekte Musik Abadi berusaha mencegah beberapa orang yang mencoba menerobos masuk. Para murid terbelalak menatap ke arah orang-orang yang mengganggu suasana kelas yang tenang.Hanfu putih dan jubah biru langit cerah dengan bordiran benang emas bermotif naga membuat semua murid menahan napas. Naga emas adalah lambang dari Klan Jing, yang merupakan klan penguasa Kekaisaran Bìxiāo. Kehadiran mereka di Aula Harmoni sekte Musik Abadi jelas bukan kunjungan biasa, mengingat mereka tidak pernah menghadiri festival dari klan berlambang kupu-kupu biru itu selama beberapa dekade."Sungguh suatu kehormatan Anda berkenan mengunjungi Kediaman Aroma Wisteria, Pangeran Jing Jūnlán!" Sebuah suara lembut nan merdu menyejukkan hati menenangkan suasana aula yang terganggu oleh kedatangan para tamu tak diundang itu.Jing Jūnlán, pemimpin rombongan Klan Jing, menoleh ke arah sumber suara. Para murid di aula pun ikut memalingkan pandanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Ilusi

Mo Chen menggerakkan tangannya perlahan, setiap gerakan seakan mengalir penuh perhitungan. Tatapannya semakin tajam dan dingin, seiring dengan perubahan yang terlihat jelas di bola matanya. Pendar keemasan muncul, perlahan memancar dari mata hitam pekat yang sebelumnya seperti kolam giok yang sunyi.Setelah beberapa saat yang tegang, dia menjentikkan jarinya dengan sangat pelan. Seketika, jeritan ketakutan menggema di seluruh aula, menembus ketenangan yang sempat tercipta. Para prajurit kekaisaran Bìxiāo, murid-murid Sekte Pemecah Langit dan lainnya yang memegang pedang, segera melemparkan senjata mereka yang seketika berubah menjadi ular yang menjalar liar.Bahkan Jian Lei, yang biasanya pemberani, melemparkan pedangnya. Satu-satunya yang tetap tenang adalah Jian Huànyǐng, yang memegang pedangnya dengan penuh keyakinan, karena pedangnya tak terpengaruh ilusi yang diciptakan oleh Mo Chen."Cukup!" Hé Yùn Dàshī berseru dengan suara tegas. Suasana yang semul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Ling Èr Gōngzǐ, Ling Qingyu

Suasana di Kediaman Aroma Wisteria selalu sejuk meskipun di siang yang terik. Angin lembut berhembus membawa aroma bunga wisteria yang memenuhi udara, menambah ketenangan yang terasa seperti pelukan alam. Jian Huànyǐng dan kedua kakaknya duduk bersantai di salah satu sudut taman yang rindang setelah pelajaran mereka selesai. Di sekitar mereka, dedaunan hijau yang mengalir indah, sementara bunga-bunga wisteria yang menggantung di atas menggambarkan keselarasan yang sempurna.Tiba-tiba, sebuah suara memecah keheningan, memanggil nama kakak-beradik itu. "Jian Si Gōngzǐ! Jian Wu Gōngzǐ!" Seru seorang pemuda yang berlari sambil melambaikan tangan, mendekati mereka dengan langkah cepat.Pemuda tampan dengan senyum ceria menghiasi wajahnya, mengenakan hanfu putih yang terbuat dari kain lembut dengan pola yin-yang transparan, mencerminkan kemewahan yang tak terbantahkan. Keanggunan pakaiannya menandakan bahwa dia berasal dari klan yang cukup terpandang dan kaya raya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Cerewet!

Yue Tiānyin menatap keceriaan Jian Huànyǐng dari kejauhan. Tawa renyah pemuda itu terdengar bak lonceng takdir yang terikat di pinggangnya. Merdu dan menggoda. Membuatnya sejenak terbuai dalam lamunan."Tiānyin, kau ingin bergabung bersama mereka?" Suara yang sangat dikenalnya itu membuyarkan kesunyian, memaksanya mengalihkan perhatiannya sejenak.Di sampingnya, Héxié Zhìzūn, sang kakak, berdiri bersama ketiga tuan muda lainnya. Mereka menatapnya dengan senyum tipis yang penuh makna. Yue Tiānyin tidak langsung menyahut. Ia hanya membungkukkan tubuh dengan sopan, memberikan penghormatan pada mereka berempat.Jian Wei mengangguk dengan tenang, matanya menatap Tiānyin dengan seksama. Sementara Mo Chen, dengan senyum tipis di bibirnya, hanya memperhatikannya dalam diam. Hanya Ling Zhi dari klan Ling, yang memperhatikan arah yang sama pada sesuatu yang sedari tadi menarik perhatian Yue Tiānyin."Yue Èr Gōngzǐ, mungkin mereka bertiga akan sedikit merepo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Cerewet

Jian Huànyǐng tertegun menatap punggung Yue Tiānyin yang semakin menjauh. Langkahnya begitu tenang meski memunculkan rasa hampa di dada Jian Huànyǐng. Disentuhnya dahinya dengan ujung jarinya. Menyapu bekas sentuhan jari lentik nan kokoh salah satu Dewa Musik Lanyin itu. Sentuhannya masih terasa, meskipun ia tidak bisa lagi merasakan kehadiran Tiānyin."Eh!" Jian Huànyǐng berseru dengan kesal. Menyadari bahwa Yue Tiānyin kembali meninggalkannya tanpa memberikan kesempatan untuk berbicara.Tersentak oleh perasaan diabaikan, dia langsung berlari menyusul. Langkah kakinya yang panjang berusaha menyamai langkah cepat pemuda yang tidak pernah menoleh ke belakang lagi itu."Yue Tiānyin!" Panggilnya, dengan semangat yang masih membara.Namun, Tiānyin tetap tidak menoleh. Merasa semakin kesal karena terus diabaikan, Jian Huànyǐng kembali memanggil, "Yue Èr Gōngzǐ!" Suaranya kali ini lebih tinggi, nyaris melengk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Jian Huànyǐng Dan Yue Tiānyin

"Jian Wu Gōngzǐ! Tiānyin!" Teriakan panik menggema di halaman Kediaman Aroma Wisteria.Héxié Zhìzūn berlari menghampiri mereka berdua. Napasnya memburu saat menyadari situasi genting di depan matanya. Namun, sebelum ia sempat bertindak, Yue Tiānyin telah terlebih dulu menghunus Xīn, pedangnya yang berkilau seperti cahaya rembulan dan menghunjamkannya ke anak tangga batu. Dalam satu gerakan cepat, ia mencengkeram gagang pedang itu, menahan berat tubuhnya sendiri sekaligus tubuh pemuda yang ada dalam pelukannya, Jian Huànyǐng.Héxié Zhìzūn menghela napas lega, tetapi ketenangan itu hanya berlangsung sekejap. Teriakannya tadi telah menarik perhatian banyak orang. Para murid Sekte Musik Abadi serta murid-murid tamu berhamburan ke tempat kejadian. Tatapan mereka dipenuhi keterkejutan dan keheranan. Di antara mereka, dua sosok melangkah lebih cepat daripada yang lain, Jian Lei dan Jian Xia, kedua kakak Huànyǐng.Jian Lei nyaris menjatuhkan rahangnya. Pemandangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Sentuhan Yang Tak Diinginkan

"Dà Jiě!" Huànyǐng berseru dan berlari kecil dan langsung menghambur ke dalam pelukan Jian Xia.Aroma lembut bunga melati yang selalu melekat pada kakak perempuannya membuatnya merasa nyaman. Sementara itu, Tiānyin hanya membungkukkan tubuh dengan anggun ke arah Jian Xia, Héxié Zhìzūn, dan Jian Lei. Sikapnya tetap dingin dan berjarak seperti biasa."Dà Jiě, dia meremas bokongku lagi," keluh Huànyǐng dengan suara lirih. Wajahnya memerah, entah karena kesal atau malu. Tangannya menggenggam erat lengan Jian Xia, mencari perlindungan.Jian Xia hanya tersenyum tipis. Tangannya yang ramping dan lembut terangkat, membelai rambut hitam sang adik dengan penuh kasih sayang, mencoba menenangkan emosinya.Héxié Zhìzūn melirik Tiānyin sekilas, sebelum kembali menatap kakak beradik Jian. Ia menghela napas ringan dan tersenyum tipis. "Jian Wu Gōngzǐ, maafkan Tiānyin. Aku rasa dia tidak sengaja," ucapnya dengan nada te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Hukuman Untuk Semua

"Ehm... Ehm...!" Jian Huànyǐng menarik-narik lengan Jian Lei seraya menunjuk ke mulutnya yang tertutup rapat. Jian Lei dan Jian Xia saling berpandangan, kebingungan melihat tingkah adik mereka yang tampak frustrasi."Jian Wu Gōngzǐ, itu mantra bisu dari klan kami." Héxié Zhìzūn menjelaskan dengan suara pelan, senyum tipis terlukis di ujung bibirnya.Ia melirik sang adik, Yue Tiānyin, yang masih berdiri tak bergerak di sampingnya. Ekspresi pemuda itu tetap datar, seolah kejadian ini tidak ada hubungannya dengan dirinya. Héxié Zhìzūn hendak berbicara lagi, tetapi sesuatu menghentikannya dan mengalihkan perhatiannya."He Yun Dàshī!" Para murid serempak memberi penghormatan pada seseorang yang baru saja tiba.Mereka segera menyingkir untuk memberi jalan kepada Ketua Sekte Musik Abadi yang melangkah masuk dengan tenang, ditemani beberapa murid senior lainnya. Pria paruh baya itu berjalan anggun, menyibak ker
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status