Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Sentuhan Yang Tak Diinginkan

Share

Sentuhan Yang Tak Diinginkan

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-02-02 15:00:34

"Dà Jiě!" Huànyǐng berseru dan berlari kecil dan langsung menghambur ke dalam pelukan Jian Xia.

Aroma lembut bunga melati yang selalu melekat pada kakak perempuannya membuatnya merasa nyaman. Sementara itu, Tiānyin hanya membungkukkan tubuh dengan anggun ke arah Jian Xia, Héxié Zhìzūn, dan Jian Lei. Sikapnya tetap dingin dan berjarak seperti biasa.

"Dà Jiě, dia meremas bokongku lagi," keluh Huànyǐng dengan suara lirih. Wajahnya memerah, entah karena kesal atau malu. Tangannya menggenggam erat lengan Jian Xia, mencari perlindungan.

Jian Xia hanya tersenyum tipis. Tangannya yang ramping dan lembut terangkat, membelai rambut hitam sang adik dengan penuh kasih sayang, mencoba menenangkan emosinya.

Héxié Zhìzūn melirik Tiānyin sekilas, sebelum kembali menatap kakak beradik Jian. Ia menghela napas ringan dan tersenyum tipis. "Jian Wu Gōngzǐ, maafkan Tiānyin. Aku rasa dia tidak sengaja," ucapnya dengan nada te
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penakluk Sihir Iblis    Hukuman Untuk Semua

    "Ehm... Ehm...!" Jian Huànyǐng menarik-narik lengan Jian Lei seraya menunjuk ke mulutnya yang tertutup rapat. Jian Lei dan Jian Xia saling berpandangan, kebingungan melihat tingkah adik mereka yang tampak frustrasi."Jian Wu Gōngzǐ, itu mantra bisu dari klan kami." Héxié Zhìzūn menjelaskan dengan suara pelan, senyum tipis terlukis di ujung bibirnya.Ia melirik sang adik, Yue Tiānyin, yang masih berdiri tak bergerak di sampingnya. Ekspresi pemuda itu tetap datar, seolah kejadian ini tidak ada hubungannya dengan dirinya. Héxié Zhìzūn hendak berbicara lagi, tetapi sesuatu menghentikannya dan mengalihkan perhatiannya."He Yun Dàshī!" Para murid serempak memberi penghormatan pada seseorang yang baru saja tiba.Mereka segera menyingkir untuk memberi jalan kepada Ketua Sekte Musik Abadi yang melangkah masuk dengan tenang, ditemani beberapa murid senior lainnya. Pria paruh baya itu berjalan anggun, menyibak ker

    Last Updated : 2025-02-03
  • Penakluk Sihir Iblis    Di Bawah Rindangnya Wisteria Ungu

    Tiānyin menyeret Huànyǐng yang masih mengoceh panjang lebar, melontarkan protes tanpa henti atas perlakuan pemuda itu. Suaranya yang cempreng cukup membuat telinga Tiānyin berdengung. Namun, ia tetap bergeming, tak mengindahkan satu pun keluhan Huànyǐng. Sementara itu, Héxié Zhìzūn mengikuti mereka dari belakang, senyum tipis menghiasi wajahnya seolah menikmati pemandangan itu."Chénxī, kau mau membawaku ke mana?" Huànyǐng akhirnya bertanya setelah mereka melewati ribuan anak tangga batu yang dinaungi gugusan bunga wisteria ungu.Udara di sekitar mereka dipenuhi aroma lembut bunga itu. Sementara angin sore berembus pelan, menggoyangkan kelopaknya yang berguguran seperti hujan ungu. Kini mereka menyusuri jalan setapak yang disusun dari batu alam, dihiasi rumput mutiara yang tampak segar dan hijau di sela-selanya."Zǐténg Jū!" jawab Tiānyin singkat, nada suaranya tegas, nyaris dingin. Jemarinya tetap menggenggam erat pergelangan tangan Huànyǐng, mencegahnya

    Last Updated : 2025-02-03
  • Penakluk Sihir Iblis    Zǐténg Jū (Kediaman Wisteria)

    "Chénxī, tempat apa ini?" Huànyǐng bertanya ragu, matanya menyapu sekeliling. Gugusan bunga wisteria ungu menjuntai anggun dari pergola kayu, mengeluarkan aroma samar yang menenangkan."Meski indah, tempat ini terasa terlalu sunyi," gumamnya, "hampir seperti terputus dari dunia luar." Ia mengikuti langkah Tiānyin yang berjalan di depannya, masih menggenggam lengannya erat tanpa sedikit pun niat untuk melepaskannya. Jemari pemuda Yue itu terasa dingin, kontras dengan suhu sore yang hangat."Eh, bukankah Kediaman Aroma Wisteria memang selalu sepi?" gumamnya lagi, separuh berbicara pada dirinya sendiri.Ia sudah tidak merasa canggung dengan perlakuan Tiānyin padanya. Toh, itu lebih baik daripada pemuda Yue itu menyentuh bagian tubuhnya yang lain, pikirnya. Huànyǐng tidak ingin mendapatkan perlakuan tak terpuji dari murid kesayangan He Yun Dàshi. Itu hanya akan membuatnya kehilangan muka, apalagi di hadapan para gadis-gadis cantik.Cukup banyak murid

    Last Updated : 2025-02-03
  • Penakluk Sihir Iblis    Alunan Tawa Di Jìng Jū (Griya Hening)

    Jìng Jū (Griya Hening) di Kediaman Aroma WisteriaHe Yun Dàshī duduk dengan anggun, jemarinya yang lentik dengan hati-hati menuangkan teh ke dalam cawan-cawan yang terbuat dari porselen halus. Udara di ruang berdinding bambu itu dipenuhi dengan aroma semerbak bunga melati yang hangat, bercampur dengan keharuman jahe, kayu manis, dan madu. Tiap uap yang keluar dari cawan teh itu menari lembut, memeluk tubuh ruangan yang sunyi dan damai. Keheningan yang memeluk Griya Hening itu seolah menjadi saksi dari setiap gerakan yang tertata, teratur namun penuh makna."Teh dari Teluk Laut Biru memang yang terbaik," puji seorang pria yang duduk berhadapan dengan He Yun Dàshī, suaranya mengalun halus, seperti desir angin yang membelai dedaunan."Xiōngzhǎng benar," sahut Hé Yun Dàshī, senyum lembut menghiasi bibirnya. Dengan gerakan lembut yang menunjukkan ketenangannya, ia menyodorkan salah satu cawan berisi teh itu kepada pria di depannya.

    Last Updated : 2025-02-04
  • Penakluk Sihir Iblis    Handstand

    Setelah menunjukkan kamar mereka, Yue Tiānyin meninggalkan Huànyǐng yang masih terpesona dengan suasana di dalamnya. Kamar itu sederhana, tetapi setiap sudutnya tertata rapi dan bersih. Aroma harum yang lembut memenuhi udara, menenangkan hati dan pikiran. Namun, Huànyǐng tidak tahu jenis dupa apa yang digunakan, hanya saja keharuman itu membuatnya merasa nyaman seolah diselimuti oleh kehangatan yang samar."Chénxī!" serunya, memanggil Tuan Muda Kedua Yue itu. Namun, saat melangkah keluar dari kamar, ia tidak menemukan sosok pemuda bermata biru yang biasanya pendiam itu."Chénxī!" panggilnya sekali lagi, lebih keras. Tetapi, tak ada jawaban.Dengan alis sedikit berkerut, Huànyǐng berjalan lebih jauh, melewati bangunan berdinding bambu dan kayu yang memancarkan kehangatan khas rumah klasik. Zǐténg Jū begitu sunyi, sepi seperti makam kuno yang terlupakan."Ke mana es batu mesum itu?" gumamnya, berkacak pinggang sambil menatap sekeliling.Jul

    Last Updated : 2025-02-04
  • Penakluk Sihir Iblis    Kendali Diri

    Dalam kebingungannya, Huànyǐng merasakan tangan kiri Tiānyin menarik lengannya dengan kuat. Sebelum sempat memahami apa yang terjadi, tubuhnya terangkat, terayun ke udara, lalu dalam sekejap, dunia terasa terbalik. Kepala di bawah, kaki di atas. Napasnya tercekat, darah seakan mengalir deras ke kepalanya."Aiyo! Chénxī!" serunya, terkejut dan panik."Gunakan kedua lenganmu untuk bertumpu," suara Tiānyin tetap tenang, seolah hal ini bukan sesuatu yang sulit. "Sandarkan kakimu ke dinding." Lanjutnya lagi dengan tegas.Huànyǐng mengerang pelan. Kepalanya berdenyut dan lengannya mulai terasa nyeri. Ini pertama kalinya dia mencoba berlatih handstand dengan cara seperti ini. Dia ingin menolak, ingin turun sekarang juga. Namun, dia tahu Tiānyin tidak akan membiarkannya begitu saja. Tidak ada jalan lain selain menurut. Dengan susah payah, ia menyesuaikan posisi, menyandarkan kedua kakinya ke dinding, lalu memperbaiki tumpuan tangannya di atas lantai kayu teras yan

    Last Updated : 2025-02-04
  • Penakluk Sihir Iblis    Kupu-kupu

    Héxié Zhìzūn tersenyum samar, hatinya lega melihat keduanya berlatih dalam harmoni. Mereka bukan hanya berlatih, tetapi juga berbincang dengan akrab. Atau lebih tepatnya, Huànyǐng yang mendominasi percakapan dengan suara cemprengnya yang khas."Kalian sepertinya sudah berteman," ujarnya santai, suaranya lembut bak melodi seruling yang mengalun di kejauhan.Dua pemuda yang tengah beradu pandang itu sontak tersentak."Xiōngzhǎng!" Yue Tiānyin bergerak cepat, tubuhnya berputar dengan anggun sebelum berdiri tegak di atas kakinya seperti angin yang kembali diam setelah menari di udara.Di sisi lain, Huànyǐng juga mencoba berdiri dengan anggun seperti Tiānyin. Namun sayang, gerakannya salah perhitungan."Aiyo! Chénxī! Pinggangku!" serunya panik saat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.Héxié Zhìzūn dan Tiānyin bergerak hampir bersamaan untuk menolongnya. Namun, begitu melihat sang adik lebih dulu bertind

    Last Updated : 2025-02-05
  • Penakluk Sihir Iblis    Sayur Pahit

    Huànyǐng terpana menatap hidangan sederhana yang tersaji di atas meja. Hanya ada dua mangkuk nasi, semangkuk sup yang masih mengepulkan uap hangat, sepiring tumisan sayur hijau, dan beberapa bāozi. Sejak tiba di Kediaman Aroma Wisteria, baru malam ini dia mencicipi makanan yang berasal langsung dari dapur Kediaman Aroma Wisteria.Dia menghela napas, berusaha menahan kecewa. “Chénxī, apa tidak ada daging?” tanyanya seraya melirik pemuda yang tengah mengambil sup dengan gerakan anggun.“Tidak ada.” Jawaban singkat itu meluncur tanpa ragu.Huànyǐng menelan ludah dan tersenyum kecut. “Tidak apa-apa kalau tidak ada daging, tetapi seharusnya ada ikan atau udang. Ehm... atau mungkin tumis sayur pedas.” Suaranya lirih, tetapi cukup jelas untuk terdengar.“Dilarang membunuh hewan di sini,” sahut Tiānyin, mengingatkannya sekali lagi.Huànyǐng yang hendak meraih sendok sup langsung menghentikan tangannya di udara. Matanya menyipit, menatap Tiānyin d

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Guqin dan Siulan di Tengah Kekacauan

    "Yuè Èr Gōngzǐ," bisik Jian Wei, suaranya tenggelam dalam gemuruh angin lembah, saat denting guqin yang melengking jernih semakin memenuhi pendengaran.Di tengah kabut, seorang pemuda berjubah putih, Yuè Tiānyin, melayang anggun di udara. Sinar matahari yang terang memantul pada guqin-nya, membuatnya berkilauan indah. Dengan gerakan halus, jemari Tiānyin menari di atas senar guqin, mengendalikan alunan melodi yang memancar dari alat musik itu. Setiap denting senar memancarkan aura magis, seakan mantra yang menyegel roh-roh liar yang mengamuk tak terkendali. "Chénxī!" seru Huànyǐng, matanya yang ungu berbinar-binar penuh kekaguman. "Lihatlah, Huànyǐng Xiōng! Yuè Èr Gōngzǐ memang tampan dan berbakat! Tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya!"Líng Qingyu, yang entah sejak kapan telah berada di sisi Huànyǐng, mengangguk setuju dengan tatapan kagum yang tak disembunyikan. Mereka berdua terpaku menatap Tiānyin yang dengan khidmat memainkan guqin-nya. Seme

  • Penakluk Sihir Iblis    Teknik Pemanggil Seribu Roh

    Dentingan lonceng menggema samar di telinga Jian Wei. Suara itu bergema di antara riuh rendah pekikan panik, gemuruh langkah kaki, dan desir angin yang membawa hawa asing. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan sumber suara tersebut. "Da Gē! Lihat itu!" Tiba-tiba Jian Xuě berseru, mengalihkan perhatiannya. Jian Wei sontak mengangkat kepala. Langit yang tadinya terbuka kini dipenuhi pusaran energi berbentuk lingkaran. Partikel bercahaya keperakan berputar di udara, memancarkan kilauan ganjil. "Sial!" Jian Wei menggeram, kedua tangannya mengepal erat. Matanya berkilat, menatap adik-adiknya dan anggota sekte lainnya. "A Xuě, lindungi Huànyǐng! Jangan biarkan dia terpengaruh oleh roh-roh di sekitarnya!" "Baik, Da Gē!" Jian Xuě tak ragu sedikit pun. Ia segera berdiri di depan Huànyǐng dengan Xuě terhunus, siap menghadapi apa pun yang datang. "Lei, siapkan Líng Qì Wǎng! Jian Xia, terus pantau situa

  • Penakluk Sihir Iblis    Menangkap Bīng Wù Niǎo

    "Target utama kita adalah roh yang sudah kita kunci tadi. Setelah itu kita bisa berburu roh lain di zona yang sudah terbuka," jelas Jian Wei sembari melompat ke depan gua yang tersembunyi di celah tebing es yang menjulang tinggi. Sinar matahari siang memantul di permukaan es, menciptakan kilauan tajam seperti pecahan kaca."A Xue, ayo kita gunakan Xiáng Líng Zhèn untuk menangkap Xuě Láng Wang!" serunya pada Jian Xuě."Baik, Da Gē!" Jian Xuě menyusul, melompat ringan ke depan gua."Gunakan energi es, kau bisa menggabungkannya dengan energi es milik Huànyǐng," saran Jian Wei.Jian Xuě mengangguk mantap, lalu mulai menggambar pola formasi lingkaran dengan elemen energi es di udara. Garis-garis bersinar biru keperakan muncul di udara, membentuk corak rumit yang berpendar lembut. Begitu formasi selesai, ia menyegelnya dan mengarahkannya ke dalam gua. Dari dalam terdengar geraman marah, berat dan bergema, mengguncang lapisan es di sekitar mereka.

  • Penakluk Sihir Iblis    Bersiap Untuk Babak Kedua Perburuan Roh

    Jian Wei memimpin mereka mendekati lokasi jejak roh terdekat. Langkah-langkah mereka nyaris tak bersuara, seolah menyatu dengan hembusan angin dingin yang menyelusup di antara celah-celah tebing. Beberapa roh dikenal sangat peka terhadap suara, bahkan sekadar desir angin pun bisa membangkitkan kewaspadaan mereka."A Xue, gunakan Bīng Suǒ Shù untuk memperlambat pergerakannya," bisiknya lirih. "Jejak energinya akan lebih lama bertahan dan memudahkan kita melacaknya."Jian Xuě tanpa ragu menghunus pedangnya, Bīng Xīn Shèng Jiàn, pedang suci hati es yang berkilauan di bawah cahaya samar. Dengan satu gerakan ringan, udara di sekitar mereka mendadak terasa jauh lebih dingin. Teknik Bīng Suǒ Shù pun dilepaskan, menciptakan embusan es yang membekukan area sekitar tanpa menimbulkan suara."Dia masih berada di dalam gua sempit itu," ucap Jian Xuě pelan.Jian Wei mengangguk. "Baiklah! Kita harus segera menguncinya!" ujarnya, tetap dalam bisikan. Ia menoleh k

  • Penakluk Sihir Iblis    Zona Tiān Bīng Yá

    Tiān Bīng Yá, Tebing Langit EsTebing Langit Es adalah salah satu lokasi paling ekstrem di Shén Wù Gǔ. Kabut putih pekat menyelimuti tempat ini, bercampur dengan serpihan es kecil yang melayang di udara, menciptakan suasana dingin dan penuh misteri. Angin berembus kencang, membawa butiran salju yang berputar-putar sebelum akhirnya jatuh membentuk lapisan putih tebal di sepanjang permukaan tebing.Di tengah pemandangan yang memukau sekaligus mematikan ini, Huànyǐng dan saudara-saudaranya berdiri dalam balutan mantel tebal, berusaha menahan hawa menusuk yang merasuk hingga ke tulang."Wow! Dingin sekali!" Seruan itu terdengar dari beberapa orang yang segera mengerahkan energi spiritual mereka untuk menstabilkan suhu tubuh. Namun, meski telah mengenakan pakaian hangat dan melindungi diri dengan energi, hawa dingin di Tebing Langit Es tetap menggigit.Huànyǐng menengadah, menatap tebing-tebing yang menjulang tinggi di hadapannya. Permukaannya yang ter

  • Penakluk Sihir Iblis    Bayang-bayang Heibing Hùfú di Perburuan Roh

    Di panggung kehormatan yang menjulang di atas arena perburuan, angin berembus lembut, membawa aroma teh dan arak yang disajikan dalam poci giok. Cahaya matahari yang menyaring dari sela-sela tirai sutra tipis menerangi wajah para tamu kehormatan—para ketua sekte, pemimpin klan, tetua berpengaruh, serta pejabat kekaisaran. Dan tentu saja, di pusat segala perhatian, duduk dengan tenang Kaisar Jìng Yǔhàn, mengenakan jubah kebesaran berwarna hitam keemasan yang memancarkan wibawa.Sementara para peserta perburuan bergegas ke zona pelacakan, para tamu berbincang dengan santai, sesekali menyesap teh atau arak hangat dari cawan mereka."Yīnlǜ Shengzhe, sudah lama dirimu tidak menghadiri Perburuan Roh. Apakah ada sesuatu yang membuatmu tertarik kali ini?" tanya seorang ketua klan dengan nada penuh rasa ingin tahu.Pria yang dipanggil Yīnlǜ Shengzhe itu hanya tersenyum tipis. Garis ketampanannya jelas menurun pada kedua putranya, tetapi ekspresi tenangnya membuatny

  • Penakluk Sihir Iblis    Babak Pelacakan Roh

    Perburuan Roh Musim Gugur dimulai. Seperti tradisi setiap tahunnya, ada tiga babak yang harus dilalui para peserta sebelum meraih kemenangan dan hadiah istimewa yang selalu dinantikan."Pelacakan, pertempuran strategi, dan penangkapan akhir adalah tiga babak dalam Perburuan Roh. Kita harus melewati babak pelacakan terlebih dahulu sebelum bisa menghadapi tantangan berikutnya," jelas Jian Xue kepada adik-adiknya.Mereka tengah menunggu Jian Wei yang pergi mengambil undian untuk menentukan zona awal perburuan. Penentuan ini bertujuan memisahkan sekte-sekte besar di tahap awal agar pertarungan lebih seimbang. Dengan begitu, sekte kecil memiliki kesempatan untuk bersinar, sementara ketegangan antar sekte besar tetap terjaga hingga pertemuan di babak selanjutnya.Jian Xia, yang sejak tadi terlihat cemas, akhirnya bersuara. "Èr Gē, apakah kau sudah mempelajari zona perburuan kali ini?"Jian Xue menoleh dan mengangkat bahu dengan ekspresi sedikit meringis

  • Penakluk Sihir Iblis    Pita Putih Dan Senyum Tiānyin

    “Jian Gūniang!”Seruan menggema dari tribun penonton saat Jian Xia melintasi panggung kehormatan. Pemuda dan gadis-gadis bersorak memanggil namanya, melemparkan bunga dan hadiah ke udara. Namun, Jian Xia hanya membalas dengan senyum tipis nyaris tak terlihat, seolah kegaduhan itu tak benar-benar menyentuhnya.“Kya! Tiānyù Jiànzhàn! Tampan sekali!” Seruan lain terdengar. Kali ini dari sekumpulan gadis yang mencuri pandang penuh kagum ke arah pria berjubah hitam dan ungu yang duduk tenang, matanya tak bergeming dari jalan di depannya."Jian Èr Gōngzǐ juga tampan!""Eh, itu Jian Si dan Jian Wu Gōngzǐ, bukan?"Teriakan dari tribun semakin riuh.“Tampan seperti kakak mereka!”“Jian Wu Gōngzǐ imut dan menggemaskan!”Kalimat terakhir itu nyaris membuat Jian Xue dan Jian Lei jatuh dari kuda mereka. Mereka saling bertukar pandang sebelum terkikik geli. Imut dan menggemaskan? Itu tentu mengacu pada Huànyǐng, adik mereka y

  • Penakluk Sihir Iblis    Hujan Bunga Dan Hadiah

    Shén Wù Gǔ adalah perpaduan luar biasa antara kabut mistis yang melayang di udara, hijaunya pepohonan yang menjulang tinggi, serta sungai berkilauan yang berkelok-kelok di antara tebing-tebing batu. Setiap zona perburuan di dalamnya memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari lembah berkabut yang penuh rahasia, hutan lebat yang dipenuhi makhluk spiritual, hingga air terjun gemuruh yang menyembunyikan tantangan tak terduga. Tempat ini bukan sekadar indah, melainkan sarat dengan aura magis dan bahaya tersembunyi.Itulah kesan pertama yang tertangkap saat para peserta Perburuan Roh menyaksikan Shén Wù Gǔ yang terbentang luas di hadapan mereka."Indahnya! Sungguh sesuai dengan julukannya, Lembah Kabut Dewa!" seruan-seruan kagum terdengar bersahut-sahutan di antara para kultivator muda.Bahkan Huànyǐng dan saudara-saudaranya pun tak bisa mengalihkan pandangan. Langit biru membentang luas, menaungi lautan kabut yang berputar perlahan seakan memiliki nyawa. Pucuk-pu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status