Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 31 - Chapter 40

342 Chapters

Bab 031

Kameswara berjalan santai di jalanan desa yang terletak di kaki gunung. Dia menuju arah selatan. Gunung Cakrabuana masih sangat jauh.Bisa saja dia berlari dengan ilmu meringankan tubuh, tapi lebih memilih berjalan kaki. Biar ada pengalaman dari satu tempat ke tempat lain.Berjalan sambil memikirkan tugasnya, menumpas Laskar Siluman Merah. Pastinya tidak bisa dilakukan sendirian.Namun, kalau untuk mencari markas mereka, mungkin bisa sendirian. Setelah menemukan, dia akan melapor kepada guru Ranu Baya di perguruan Sangga Buana.Menurut Surya Kanta, dulu laskar aliran hitam itu diserbu oleh persekutuan aliran putih. Nanti, untuk kedua kalinya Laskar Siluman Merah harus benar-benar musnah tiada tersisa.Walaupun kejahatan di muka bumi tidak akan hilang sampai datangnya hari kehancuran, setidaknya dengan membasmi laskar itu maka berkuranglah orang-orang jahat.Sedang santai-santainya berjalan, Kameswara dikejutkan sesuatu yang membu
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 032

Di hadapan Kameswara berdiri seorang nenek kurus agak bungkuk yang wajahnya menyeramkan. Dagu lancip, hidung seperti paruh burung, kedua mata kecil dan cekung. Tulang pipi menonjol lancip dan bibir tebal.Si nenek memakai jubah hitam dan menggenggam tongkat yang panjangnya melebihi tinggi badannya. Ujung atas tongkat ini ada semacam pisau pengait. Dari hawa sakti yang memancar, Kameswara membaca kekuatan si nenek berada di pendekar Madya tingkat tujuh."Pantas saja aku tidak bisa mendeteksinya,"gumam Kameswara."Serahkan kujang pusaka itu!" seru si nenek. Suaranya serak menyeramkan. Kameswara menduga pasti nenek kurus ini sudah melihatnya mengeluarkan Kujang Bayangan."Nenek, kenapa bodoh?" seloroh Kameswara membuat terdengar geraman menggidikkan dari si nenek."Berani sekali kau mengejek Nini Runting! Apa kau tidak sayang nyawamu?""Apa aku harus mempercayaimu?" semprot Kameswara sambil monyongkan bibir dan garuk-garuk kepala. "
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 033

Di suatu tempat tersembunyi. Di sebuah lembah yang letaknya terlindungi oleh beberapa gunung yang menjulang tinggi. Di mana belum ada yang tahu tempat ini kecuali anggota Laskar Siluman Merah.Ya, ini adalah markas Laskar Siluman Merah.Di tempat yang lebih khusus lagi. Tempat yang kondisinya cukup lembab dan suasana yang sedikit cahaya.Di suatu senja. Di sebuah cekungan tanah yang mirip goa. Tampak seorang pemuda duduk bersila dalam semedinya.Dia adalah Dirga Pawana. Semenjak datang ke markas Laskar Siluman Merah dia langsung diperintahkan untuk melakukan tapa mengosongkan jiwa dan pikiran. Entah sudah berapa hari dia duduk disitu tanpa bergerak sedikitpun.Turangga, salah satu dedengkot Laskar Siluman Merah mengatakan padanya sebelum bertapa. Bahwa dia akan dijadikan manusia terkuat dan tak tertandingi. Namun, bukan dari jalur tingkatan kependekaran.Dirga Pawana yang belum tahu maksudnya menurut saja demi membalaskan dendam
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 034

Beberapa saat kemudian muncul dua orang yang berpakaian seragam merah darah. Seragam khas Laskar Siluman Merah.Dari penampilan dan raut wajah tampaknya mereka tergolong anggota senior atau bisa dibilang dedengkot.Secara kebetulan mereka berhenti di bawah pohon di mana Kameswara berada di atasnya. Mudah-mudahan saja keberadaannya tidak terdeteksi oleh mereka yang tingkat kependekarannya lebih tinggi darinya.Kameswara hanya menajamkan indera pendengarannya agar bisa menyimak percakapan mereka.Dua dedengkot ini berkali-kali memandang ke arah mereka datang semula. Sepertinya sedang menunggu seseorang."Sutajaya berkelana sendirian, dia akan mudah kita lenyapkan, Raka Bergawa!"Kameswara ingat, Sutajaya adalah salah satu pendekar muda yang menjuarai Adu Tanding yang bergelar Pendekar Cakar Sakti. Dia belum pernah melihat orang itu. Sedangkan yang dua lagi dia pernah melihatnya.Tampaknya dua dedengkot Laskar Siluman Merah
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 035

Sutajaya merasakan tenaganya seketika melemah. Luka bekas goresan terasa panas dan perih. Pandangannya menjadi buram, tubuhnya limbung. Dia melihat golok itu sedang berkelebat sekali lagi hendak memutus lehernya.Pemuda ini memejamkan mata. Menanti ajal yang sekejap lagi menghampirinya. Dia hanya berharap semoga dirinya dikenang sebagai pendekar pembela kebenaran.Wussh! Trang!Wajah Sutajaya merasakan satu hempasan angin, lalu dia sedikit membuka matanya. Terlihat Kombayan kebingungan karena kehilangan senjatanya. Nyawanya masih selamat. Siapa yang menolongnya?Tadi, ketika golok terangkat ke atas lalu mengayun hendak memenggal kepala Sutajaya, tiba-tiba setengah jalan goloknya mendadak membentur sesuatu. Sangat keras. Sehingga lepas dari genggaman dan terpental cukup jauh.Bergawa juga tampak terkejut. Mereka segera waspada karena sebelumnya tidak merasakan ada kehadiran orang lain di tempat ini. Bahkan sampai golok Kombayan terpental j
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 036

Kombayan seakan tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Seorang anak muda membunuh rekannya hanya dalam sekali tebas. Baru kali ini dia merasakan kengerian yang menggidikkan.Tak mau ambil resiko lagi, dedengkot Laskar Siluman Merah segera ambil langkah seribu langsung menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.Kameswara bisa saja melemparkan kujangnya untuk melenyapkan Kombayan, tapi dia membiarkan orang itu pergi sebagai pesan kepada pimpinan Laskar Siluman Merah.Kemudian Kameswara menghampiri Sutajaya yang mengerang kesakitan antara sadar dan tidak sadar. Segera dia alirkan hawa sakti untuk mengurangi rasa sakitnya.Pendekar Cakar Sakti tak merintih lagi setelah hawa lembut mengalir dalam tubuhnya walaupun lukanya masih menganga.Beberapa saat berikutnya api menyala cukup besar menerangi sekitar tempat itu. Kameswara membuat pembakaran dengan ranting-ranting yang dikumpulkan sebelumnya.Walaupun gelap, Kameswara tetap mencar
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 037

Sebelum Kameswara berhasil menemukan sarang Laskar Siluman Merah. Dirga Pawana yang kini menjadi Budak Denawa sudah dilepas keluar markas untuk membuat kekacauan.Otak pemuda itu sudah dicuci agar selalu melakukan perintah pimpinan tertinggi laskar. Bila berjumpa dengan tokoh golongan putih, maka harus dibunuh agar jumlah mereka semakin sedikit.Tapi kalau yang ditemuinya dari golongan hitam, cukup ditundukkan saja dan dipaksa agar menjadi sekutu bagi laskar. Supaya golongan mereka semakin kuat.Sikap Dirga Pawana sudah semakin lunak dalam artian seperti layaknya manusia biasa. Tidak seperti sebelumnya yang mirip orang kerasukan. Hanya saja sesekali dia bagai orang linglung yang tak mengenali diri sendiri.Ada hal yang tidak wajar setelah menjadi Budak Denawa. Yaitu dirinya tidak butuh makan dan minum.Badannya selalu kuat tanpa mengalami kelelahan. Wajahnya selalu datar. Mungkin karena sebenarnya dia hanya wadah sukma-sukma gentayangan.
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 038

Dirga Pawana masih berdiri tegak, dua tangan masih merentang. Jika diperhatikan lebih teliti, bahu atau dadanya tidak bergerak tanda menarik napas. Iris matanya kini memancarkan cahaya merah.Ki Lowo dan muridnya menantikan sosok pemuda ini akan roboh. Nyatanya setelah beberapa saat Budak Denawa masih kokoh berdiri.Tiba-tiba manusia yang menjadi wadah para sukma marakayangan ini bergerak cepat. Tahu-tahu tangan kanannya sudah mencengkram leher Ki Lowo, bahkan sambil di angkat hingga kedua kaki Ki Lowo tak menyentuh tanah.Murid-murid Lalay Hideung tampak kebingungan harus berbuat apa. Sementara guru mereka dalam keadaan sekarat tak bisa bernapas."Tunduklah!" teriak Dirga Pawana.Serentak semua murid Ki Lowo langsung berlutut sambil menyembah. Dirga Pawana melepaskan cengkeramannya, Ki Lowo terjatuh sambil megap-megap mengatur napasnya."Dia bukan manusia!" Ki Lowo mengumpat dalam hati. Untuk sementara dia harus tunduk kepada or
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 039

Kekacauan yang ditimbulkan Budak Denawa telah membuat geger dunia persilatan. Dirga Pawana benar-benar melakukan tugasnya dengan gemilang. Pendekar-pendekar golongan hitam tunduk dan rela bergabung dengan Laskar Siluman Merah.Di sisi lain banyak pendekar golongan putih yang berakhir di tangannya meski sudah melakukan perlawanan yang sengit. Namun, Budak Denawa yang terbentuk dari Dirga Pawana terlalu kuat bagaikan dewa yang tidak bisa mati.Berita itu sampai juga ke telinga Kameswara ketika mengisi perutnya di sebuah kedai. Seperti biasa perbincangan di kedai selalu menyuguhkan informasi terkini. Apalagi kalau ada hubungannya dengan Laskar Siluman Merah."Tidak ada satu senjata pusaka pun yang mampu menembus badannya!""Dia sudah bukan manusia lagi, tapi Budak Denawa!""Sebenarnya apa Budak Denawa itu, aku sering mendengarnya. Namun, tidak tahu artinya?""Tubuhnya manusia, tapi di dalamnya berkumpul sukma-sukma jahat yang maraka
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 040

Kameswara hadir dengan membawa energi yang begitu besar. Hawa saktinya mencoba menekan pergerakan Budak Denawa. Hasilnya cukup lumayan. Budak Denawa agak melambat walupun tidak berpengaruh pada kekuatannya. Sementara para pendekar dibuat terkejut sejenak saat merasakan energi yang begitu besar berasal dari anak muda yang umurnya jauh di bawah mereka. Kagum sekaligus takjub, semuda ini sudah mencapai peringkat luar biasa. Pertempuran terhenti ketika Kameswara sudah mendarat langsung berdiri di depan Dirga Pawana yang juga tampak terdiam melihat pemuda itu. "Masih ingat aku?" tanya Kameswara tersenyum. Budak Denawa yang tidak sepenuhnya dalam kendali masih merasakan dirinya sendiri, seorang pemuda yang bernama Dirga Pawana. Kedua mata mendelik bagai hendak meloncat. Bulatan merah yang seharusnya hitam tampak membara. "Kameswara!" teriak Dirga Pawana alias Budak Denawa dengan suara
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
123456
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status