Share

Bab 033

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 08:05:27

Di suatu tempat tersembunyi. Di sebuah lembah yang letaknya terlindungi oleh beberapa gunung yang menjulang tinggi. Di mana belum ada yang tahu tempat ini kecuali anggota Laskar Siluman Merah.

Ya, ini adalah markas Laskar Siluman Merah.

Di tempat yang lebih khusus lagi. Tempat yang kondisinya cukup lembab dan suasana yang sedikit cahaya.

Di suatu senja. Di sebuah cekungan tanah yang mirip goa. Tampak seorang pemuda duduk bersila dalam semedinya.

Dia adalah Dirga Pawana. Semenjak datang ke markas Laskar Siluman Merah dia langsung diperintahkan untuk melakukan tapa mengosongkan jiwa dan pikiran. Entah sudah berapa hari dia duduk disitu tanpa bergerak sedikitpun.

Turangga, salah satu dedengkot Laskar Siluman Merah mengatakan padanya sebelum bertapa. Bahwa dia akan dijadikan manusia terkuat dan tak tertandingi. Namun, bukan dari jalur tingkatan kependekaran.

Dirga Pawana yang belum tahu maksudnya menurut saja demi membalaskan dendam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 034

    Beberapa saat kemudian muncul dua orang yang berpakaian seragam merah darah. Seragam khas Laskar Siluman Merah.Dari penampilan dan raut wajah tampaknya mereka tergolong anggota senior atau bisa dibilang dedengkot.Secara kebetulan mereka berhenti di bawah pohon di mana Kameswara berada di atasnya. Mudah-mudahan saja keberadaannya tidak terdeteksi oleh mereka yang tingkat kependekarannya lebih tinggi darinya.Kameswara hanya menajamkan indera pendengarannya agar bisa menyimak percakapan mereka.Dua dedengkot ini berkali-kali memandang ke arah mereka datang semula. Sepertinya sedang menunggu seseorang."Sutajaya berkelana sendirian, dia akan mudah kita lenyapkan, Raka Bergawa!"Kameswara ingat, Sutajaya adalah salah satu pendekar muda yang menjuarai Adu Tanding yang bergelar Pendekar Cakar Sakti. Dia belum pernah melihat orang itu. Sedangkan yang dua lagi dia pernah melihatnya.Tampaknya dua dedengkot Laskar Siluman Merah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 035

    Sutajaya merasakan tenaganya seketika melemah. Luka bekas goresan terasa panas dan perih. Pandangannya menjadi buram, tubuhnya limbung. Dia melihat golok itu sedang berkelebat sekali lagi hendak memutus lehernya.Pemuda ini memejamkan mata. Menanti ajal yang sekejap lagi menghampirinya. Dia hanya berharap semoga dirinya dikenang sebagai pendekar pembela kebenaran.Wussh! Trang!Wajah Sutajaya merasakan satu hempasan angin, lalu dia sedikit membuka matanya. Terlihat Kombayan kebingungan karena kehilangan senjatanya. Nyawanya masih selamat. Siapa yang menolongnya?Tadi, ketika golok terangkat ke atas lalu mengayun hendak memenggal kepala Sutajaya, tiba-tiba setengah jalan goloknya mendadak membentur sesuatu. Sangat keras. Sehingga lepas dari genggaman dan terpental cukup jauh.Bergawa juga tampak terkejut. Mereka segera waspada karena sebelumnya tidak merasakan ada kehadiran orang lain di tempat ini. Bahkan sampai golok Kombayan terpental j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 036

    Kombayan seakan tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Seorang anak muda membunuh rekannya hanya dalam sekali tebas. Baru kali ini dia merasakan kengerian yang menggidikkan.Tak mau ambil resiko lagi, dedengkot Laskar Siluman Merah segera ambil langkah seribu langsung menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.Kameswara bisa saja melemparkan kujangnya untuk melenyapkan Kombayan, tapi dia membiarkan orang itu pergi sebagai pesan kepada pimpinan Laskar Siluman Merah.Kemudian Kameswara menghampiri Sutajaya yang mengerang kesakitan antara sadar dan tidak sadar. Segera dia alirkan hawa sakti untuk mengurangi rasa sakitnya.Pendekar Cakar Sakti tak merintih lagi setelah hawa lembut mengalir dalam tubuhnya walaupun lukanya masih menganga.Beberapa saat berikutnya api menyala cukup besar menerangi sekitar tempat itu. Kameswara membuat pembakaran dengan ranting-ranting yang dikumpulkan sebelumnya.Walaupun gelap, Kameswara tetap mencar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 037

    Sebelum Kameswara berhasil menemukan sarang Laskar Siluman Merah. Dirga Pawana yang kini menjadi Budak Denawa sudah dilepas keluar markas untuk membuat kekacauan.Otak pemuda itu sudah dicuci agar selalu melakukan perintah pimpinan tertinggi laskar. Bila berjumpa dengan tokoh golongan putih, maka harus dibunuh agar jumlah mereka semakin sedikit.Tapi kalau yang ditemuinya dari golongan hitam, cukup ditundukkan saja dan dipaksa agar menjadi sekutu bagi laskar. Supaya golongan mereka semakin kuat.Sikap Dirga Pawana sudah semakin lunak dalam artian seperti layaknya manusia biasa. Tidak seperti sebelumnya yang mirip orang kerasukan. Hanya saja sesekali dia bagai orang linglung yang tak mengenali diri sendiri.Ada hal yang tidak wajar setelah menjadi Budak Denawa. Yaitu dirinya tidak butuh makan dan minum.Badannya selalu kuat tanpa mengalami kelelahan. Wajahnya selalu datar. Mungkin karena sebenarnya dia hanya wadah sukma-sukma gentayangan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 038

    Dirga Pawana masih berdiri tegak, dua tangan masih merentang. Jika diperhatikan lebih teliti, bahu atau dadanya tidak bergerak tanda menarik napas. Iris matanya kini memancarkan cahaya merah.Ki Lowo dan muridnya menantikan sosok pemuda ini akan roboh. Nyatanya setelah beberapa saat Budak Denawa masih kokoh berdiri.Tiba-tiba manusia yang menjadi wadah para sukma marakayangan ini bergerak cepat. Tahu-tahu tangan kanannya sudah mencengkram leher Ki Lowo, bahkan sambil di angkat hingga kedua kaki Ki Lowo tak menyentuh tanah.Murid-murid Lalay Hideung tampak kebingungan harus berbuat apa. Sementara guru mereka dalam keadaan sekarat tak bisa bernapas."Tunduklah!" teriak Dirga Pawana.Serentak semua murid Ki Lowo langsung berlutut sambil menyembah. Dirga Pawana melepaskan cengkeramannya, Ki Lowo terjatuh sambil megap-megap mengatur napasnya."Dia bukan manusia!" Ki Lowo mengumpat dalam hati. Untuk sementara dia harus tunduk kepada or

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 039

    Kekacauan yang ditimbulkan Budak Denawa telah membuat geger dunia persilatan. Dirga Pawana benar-benar melakukan tugasnya dengan gemilang. Pendekar-pendekar golongan hitam tunduk dan rela bergabung dengan Laskar Siluman Merah.Di sisi lain banyak pendekar golongan putih yang berakhir di tangannya meski sudah melakukan perlawanan yang sengit. Namun, Budak Denawa yang terbentuk dari Dirga Pawana terlalu kuat bagaikan dewa yang tidak bisa mati.Berita itu sampai juga ke telinga Kameswara ketika mengisi perutnya di sebuah kedai. Seperti biasa perbincangan di kedai selalu menyuguhkan informasi terkini. Apalagi kalau ada hubungannya dengan Laskar Siluman Merah."Tidak ada satu senjata pusaka pun yang mampu menembus badannya!""Dia sudah bukan manusia lagi, tapi Budak Denawa!""Sebenarnya apa Budak Denawa itu, aku sering mendengarnya. Namun, tidak tahu artinya?""Tubuhnya manusia, tapi di dalamnya berkumpul sukma-sukma jahat yang maraka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 040

    Kameswara hadir dengan membawa energi yang begitu besar. Hawa saktinya mencoba menekan pergerakan Budak Denawa. Hasilnya cukup lumayan. Budak Denawa agak melambat walupun tidak berpengaruh pada kekuatannya. Sementara para pendekar dibuat terkejut sejenak saat merasakan energi yang begitu besar berasal dari anak muda yang umurnya jauh di bawah mereka. Kagum sekaligus takjub, semuda ini sudah mencapai peringkat luar biasa. Pertempuran terhenti ketika Kameswara sudah mendarat langsung berdiri di depan Dirga Pawana yang juga tampak terdiam melihat pemuda itu. "Masih ingat aku?" tanya Kameswara tersenyum. Budak Denawa yang tidak sepenuhnya dalam kendali masih merasakan dirinya sendiri, seorang pemuda yang bernama Dirga Pawana. Kedua mata mendelik bagai hendak meloncat. Bulatan merah yang seharusnya hitam tampak membara. "Kameswara!" teriak Dirga Pawana alias Budak Denawa dengan suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 041

    Ahmad Jailani lebih diuntungkan karena senjatanya bisa memanjang dan memendek, tergantung situasi yang dia hadapi.Kadang juga bisa menjadi semacam cambuk yang mampu melilit senjata lawan, tapi tidak mudah untuk dirusak.Dari segi kecepatan dan ketangkasan pun Ahmad Jailani lebih unggul karena tingkatannya lebih tinggi sedikit daripada lawannya.Kelebihan lainnya, Ahmad Jailani selalu tenang. Dia juga tidak berniat melukai sampai parah atau bahkan membunuh.Berbeda dengan Sobana yang 'gurung gusuh' bahkan sering bertindak sembarangan. Yang penting bisa menjatuhkan, mungkin itu tujuannya.Namun, karena lawan lebih unggul dia tak mampu memberikan perlawanan yang berarti. Sabetan parangnya sering mengenai tempat kosong.Malah, kini Sobana dibuat kewalahan. Akan tetapi dia belum sadar juga. Sikapnya masih angkuh seolah-olah akan mampu membalikkan keadaan. Nyatanya sudah puluhan jurus dia masih terdesak.Kelebatan sorban Ahma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 225

    Ada sekitar lima orang berseragam jubah hitam yang ada penutup kepalanya. Kuda tunggangan mereka tampak gagah. Sepertinya kuda pilihan.Karena jarak yang begitu jauh, Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka. Ditambah penutup kepala yang begitu lebar sampai menyembunyikan wajah mereka.Untungnya pasukan berkuda itu tidak menuju ke padepokan Mega Sutra. Jalan kecil menuju kaki bukit di mana terdapat padepokan putri dilewati begitu saja."Siapa mereka?" Kameswara menghentikan gerakannya.Dia belum banyak tahu segala hal tentang jaman yang ditinggalinya sekarang. Dia harus banyak bertanya kepada Arya Soka atau Ki Jagatapa langsung.Setelah gerombolan berjubah hitam dan berkuda tadi menghilang di kejauhan, Kameswara melanjutkan kembali latihannya.Sudah puluhan kali Kameswara mengulang gerakannya. Memang tidak merasakan lelah karena ada sabuk sakti, tapi tetap merasakan ada perubahan.Apa yang berubah?Pernapasanny

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 224

    Ketika Arya Soka menanyakan perihal Kameswara yang menjadi buronan, si pemuda dari masa depan ini menjelaskan dengan gamblang seperti yang dia alami."Kalau aku buronan, memang benar. Karena aku kabur dari penjara istana, tapi kalau tidak kabur aku dituduh sesuatu yang tidak aku lakukan!"Kameswara bisa menebak pihak kerajaan tidak akan percaya dengan keterangannya. Mereka akan terus menyiksanya sampai mengaku.Kalau begitu terus dia tidak punya waktu untuk membuka kembali ketujuh cakranya.Arya Soka mengerti keadaan Kameswara yang bingung di tempat atau lebih tepatnya di jaman yang asing baginya.Lebih dari itu Kameswara juga harus memikirkan bagaimana caranya kembali ke masanya dan juga menemukan istrinya."Sebenarnya aku masih kurang percaya tentang asal usulmu, aku ingin mengujimu. Jika kau benar-benar datang dari masa depan, pasti mengetahui apa yang akan terjadi di negeri ini khususnya!"Sebelum menjawab Kameswara

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 223

    Setelah lewat 'sareupna' ada tujuh murid yang mendapat giliran pelatihan khusus malam. Mereka dilatih oleh Arya Soka.Anak laki-laki Ki Jagatapa ini memang ilmunya paling tinggi sehingga dipercaya melatih murid yang lain.Kemudian ada empat orang yang mendapat giliran ronda. Mereka tidak hanya meronta di padepokan putra, tapi juga menjaga padepokan putri di bawah.Sementara Kameswara mulai membuka kitab yang dipinjamkan Ki Jagatapa di kamarnya. Untungnya jenis tulisannya tidak beda dengan kitab Jaya Buana.Pada saat membaca Kameswara menemukan ada inti sari kalimat yang sama dengan kitab Jaya Buana. Muncullah ide untuk menggabungkan keduanya.Yang jadi masalah ternyata Kameswara tidak bisa melakukan semedi. Karena cakranya tertutup, aliran napasnya tidak bisa bercampur dengan aliran darah.Jadi dia merasa percuma saja semedi yang tidak ubahnya hanya untuk menenangkan pikiran. Sementara napasnya tidak bisa diolah untuk mengendalik

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 222

    Kameswara membuka kedua matanya. Dia mendapati dirinya terbaring di atas bale bambu. Sesaat matanya memicing menyesuaikan dengan cahaya.Cahaya sang penerang jagat ini masuk melalui celah-celah atap bangunan di mana Kameswara berada."Di mana aku?"Kameswara bangun duduk, mengitarkan pandangan. Rupanya dia berada salam sebuah ruangan semacam rumah kecil.Ada banyak perabotan di sudut belakang dekat pintu belakang yang terbuka. Ada satu lagi bale bambu yang sama besar, letaknya bersebelahan dengan bale yang ditempati Kameswara.Pemuda ini mengingat kejadian sebelumnya. Dia menyaksikan dua orang kuat bertarung dan dia terkena dampak pukulan sakti keduanya sampai pingsan.Lalu begitu bangun sudah berada di tempat ini. Berarti ada orang yang membawanya ketika pingsan. Siapa orang ini?"Luar biasa!" Seseorang berujar. Suaranya agak serak dan sedikit gemetar.Dari pintu depan masuk seorang kakek berpakaian serba putih

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 221

    Dua orang prajurit tampak meminta ijin masuk ke ruangan itu. Kameswara tidak tahu merekalah yang telah menyiksanya beberapa waktu lalu, karena saat itu Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka."Masuklah, ada apa?"Kedua prajurit itu menjura lalu melaporkan tentang tahanan yang hilang. Yang di maksud mereka adalah Kameswara. Mereka menceritakan dari sejak menemukan sampai kaburnya Kameswara.Kameswara baru sadar setelah mendengar suara mereka. Lalu lekat-lekat dia memperhatikan wajah mereka."Kalian berdua yang pertama akan kusiksa setelah kesaktianku pulih!" ancam Kameswara, tapi hanya dalam hati."Lanjutkan pencarian, sebarkan ciri-cirinya ke semua prajurit yang ada di luar istana!""Baik, Gusti!""Gila, aku jadi buronan, seenaknya menjatuhkan hukuman. Tidak asal usulnya langsung main ambil kesimpulan saja!" gerutu Kameswara juga hanya dalam hati."Apa ini tidak aneh, baru kali ini ada penyusup ke dalam istan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 220

    Jatuh dari ketinggian yang tidak bisa diukur sehingga sosoknya melayang cepat dan menghantam tanah dengan kuat.Bam!Kameswara tidak merasakan apa-apa saking kerasnya benturan. Bahkan bernapas pun susah. Apakah ajal sudah menjemputnya sekarang?Akan tetapi sayup-sayup masih terdengar suara kerumunan orang. Dia merasakan kehadiran banyak orang di sekelilingnya. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Penglihatannya pun tidak jelas.Apakah dia masih hidup atau sudah mati? Kemudian Kameswara merasakan dirinya ada yang mengangkat. Agak lama kemudian tubuhnya melayang lagi.Buk!Kejap berikutnya pemuda ini sudah tidak ingat apa-apa lagi.***Byur!Kameswara terbangun karena siraman air. Dia langsung memperhatikan sekitarnya. Dia berada di ruangan temaram. Hampir tidak ada penerangan di sini.Setelah memperhatikan lebih jelas ternyata dia berada di dalam ruang kurungan, mengingatkan dia ketika dikurun

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 219

    Kameswara tidak kaget ketika merasakan ada energi besar yang menindih dirinya. Dia ingat pertarungan melawan si kakek gemuk tempo hari.Yang Kameswara cemaskan adalah Ayu Citra. Dia lihat sang istri telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan energi yang membebaninya.Segera saja Kameswara tarik napas dalam-dalam. Himpun semua kekuatan yang dia miliki. Sebagian digunakan untuk menahan himpitan dua energi dari lawannya, juga untuk membantu meringankan beban Ayu Citra.Sebagian lagi disiapkan ke dua tangannya untuk membuat sebuah pukulan. Karena kedua lawannya juga tampak sama. Mereka mengisi kekuatan pada kedua tangan masing-masing.Udara pagi yang sejuk seketika berubah menjadi terik. Hewan-hewan yang sedang berada di dekat mereka langsung menjauh.Bahkan di atas pun tidak burung yang berani lewat.Gentasora dan Rah Wengker tampak bergetar. Tubuh mereka mengeluarkan asap hitam tipis. Sepertinya mereka langsung mengeluarkan aj

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 218

    Prabasari menghambur kembali, menenangkan Kameswara yang seperti sedang kepanasan. Dia mengira lelaki pujaannya ini hanya sakit biasa saja."Tenanglah, aku akan mengobatimu!"Begitu memeluk Kameswara, ternyata tubuh Kameswara terasa sangat panas. Ditambah meronta-ronta dengan kuat, tapi Prabasari tidak peduli. Dia berusaha kuat terus menenangkan.Namun,..."Aaakh!Bruuakk!Akibat rontaan Kameswara yang kuat, tubuh Prabasari terlempar sampai mendobrak jendela lalu jatuh bergulingan ke luar. Ke halaman belakang.Beruntung tidak mengenai Ayu Citra yang duduk di bawahnya karena saking kuatnya dorongan Kameswara.Ayu Citra yang sempat kaget segera berdiri, tapi tetap melantunkan bacaan. Dia berbalik melihat Kameswara yang masih menggeliat-geliat.Tangan kanan si cantik berkerudung ini berusaha menggapai Kameswara. Sebisa mungkin dia menyentuh apa saja bagian tubuh Kameswara yang bisa dijangkau.Tep!

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 217

    Ayu Citra mencari tempat sepi. Berusaha menjauhi perkampungan sampai dia menemukan gubuk kecil di dekat sebuah pancuran.Dia mengambil air wudhu di pancuran karena hari sudah gelap, tapi si cantik ini tidak takut gelap sama sekali.Apalah artinya kegelapan alam dibandingkan dengan kegelapan hatinya.Sekarang sudah waktunya menjalankan kewajiban kepada Tuhannya. Di gubuk itu dia menunaikan ibadahnya. Dia hanya melebarkan kerudungnya agar menutupi sampai bagian lehernya.Karena pakaiannya sudah longgar dan sudah menutupi seluruh badan. Dia tidak sempat mengambil mukena di kamar sewaannya karena saking kacau hatinya.Selesai solat magrib Ayu Citra merenung sambil wiridan. Segala apa yang menimpanya pasti ada sebabnya. Entah itu dari dosa yang diperbuat baik sengaja atau tidak.Semuanya dia pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa Sang pemberi takdir untuk semua manusia di muka bumi.Meski terasa sakit, Ayu Citra membayangkan kembal

DMCA.com Protection Status