Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 21 - Chapter 30

290 Chapters

Bab 021

Bardasora menunjukan ekspresi yang tidak menentu setelah mendapatkan laporan dari anaknya, Dirga Pawana. Bukan merasa marah, tersinggung atau dendam melihat anaknya babak belur.Lelaki setengah baya ini malah bingung tentang Gardasena dan putrinya yang masih berada di rumah.Tidak adanya laporan sejak beberapa hari yang lalu menandakan 'mereka' berhasil dalam misinya."Ayah harus membalaskan penghinaan ini!" seru Dirga Pawana merengek manja.Sang ayah yang tersadar dari lamunannya segera menatap tajam anaknya.Dirga Pawana mengatakan ada anak lelaki yang lebih muda darinya tinggal di rumah Gardasena, anak yang tidak lain adalah Kameswara itu yang membuat dirinya terluka."Tentu anakku, aku akan balaskan sakit hatimu. Aku akan pergi ke sana sekarang juga. Kau rawat saja luka-lukamu dulu!"Kemudian Bardasora pergi, tapi bukan ke rumah Gardasena. Melainkan ke rumah seseorang yang letaknya agak terpencil dari perkampungan.
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 022

Sriwuni mulai keteteran, gerakannya selalu tidak tuntas. Belum berhasil menahan serangan yang ini, sudah datang serangan berikutnya.Akibatnya beberapa hantaman pukulan tangan atau gagang golok bersarang di badannya.Bardasora memang tidak berniat melukai si gadis. Dia hanya akan melemahkan saja. Lelaki paruh baya ini mempunyai niat kotor dalam benaknya. Seringai nakal selalu menghiasi wajahnya. Lidahnya sering melelet.Tiga jurus kemudian, Sriwuni sudah tak kuat bertahan lagi. Satu dorongan telapak tangan Bardasora membuatnya terpental sampai dua tombak. Gadis ini hampir saja jatuh kalau seseorang tidak segera menahannya.Dua wajah saling tatap sesaat sebelum Sriwuni kembali berdiri tegak. Dia memang sudah berdebar saat bertarung tadi apalagi mengalami kekalahan dan nyawa terancam, tapi ada debaran lain saat bertemu pandang dengan pemuda yang menolongnya."Bibi!"Suara Kirana menyadarkannya. Dia segera mendekati keponakannya yan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 023

Dengan lancar Kameswara menceritakan tentang dirinya yang terpaksa jadi pendekar karena selalu mendapat hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan dari anak-anak lain seumurannya.Diceritakan juga tentang mimpi yang selalu hadir saat dia tidur, yang ternyata adalah kisah nyata kematian tragis kedua orang tuanya. Itu juga alasan lainnya dia jadi pendekar."Aku merasa mereka seperti memintaku untuk membalaskan dendamnya. Pelakunya adalah Laskar Siluman Merah. Kemudian aku juga mendapatkan tugas dari Kakek Kuncung Putih untuk melenyapkan laskar itu dari muka bumi,""Suatu kebetulankah?" tanya Sriwuni."Tidak," jawab Kameswara. "Kakek Kuncung Putih bilang dia sudah menungguku. Sepertinya ini semua sudah diatur,"Kameswara ingat perkataan terakhir Ki Kuncung Putih sebelum dirinya pergi. Bahwa dia akan menunggu orang semacam Kameswara selama seratus tahun lagi."Sekarang apa kau masih terpaksa jadi pendekar?"Kameswara hanya garu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 024

Perjalanan menuju tempat Nyai Pancaksuji cukup jauh. Bisa memakan waktu sampai lima hari berjalan kaki. Gurunya Sriwuni ini tinggal di sebuah gunung yang bernama Angsana.Sepanjang jalan pikiran Kameswara selalu terganggu. Ada doromgan untuk terus mengikuti Kirana dan bibinya ini.Kameswara yakin ini cuma emosi karena ingin selalu dekat dengan gadis itu. Ini tidak boleh dibiarkan terus.Kameswara harus segera menentukan jalannya sendiri. Menunaikan tugasnya. Jujur, dia memang menyukai Kirana. Orang bilang, jatuh cinta pada pandangan pertama.Tapi apa benar dia sudah jatuh cinta? Apa tidak terlalu muda untuk merasakan kasmaran? Tapi beginilah yang dia rasakan sekarang.Harus ditepiskan dulu. Tugas lebih penting. Ada juga pepatah bilang, cinta menghancurkan segalanya. Jangan sampai terlena oleh keindahan yang belum tentu akan membahagiakan.Ada lagi istilah, mungkin ini hanya cinta monyet. Kameswara garuk-garuk kepala bagian belaka
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 025

Kameswara tergeletak lemas berselimut angin malam. Sisa-sisa kehangatan Sriwuni masih terasa. Entah perasaan apa yang harus diungkapkan. Senang, sedih, puas atau apa?Seluruh badannya terasa pegal-pegal. Sendi-sendinya seperti rontok. Tubuhnya belum bisa bergerak karena semua pakaiannya terlepas termasuk sabuk sakti. Tanpa sabuk itu tubuhnya bekerja normal saja.Sriwuni sempat terkulai lemas di atas tubuhnya sebelum segera kembali ke tempat semula. Tidak disangka, dia mendapatkan keindahan surga dunia dari gadis yang sudah matang itu.Dia pernah mendengar kalau nafsu perempuan itu lebih besar. Ternyata begini rasanya, dia hampir tidak mampu melayaninya. Lantas tersirat dalam benaknya, semuda ini sudah hilang keperjakaan.Laki-laki macam apa dirinya?Kalau bertanya ke dalam hati, tentunya Kameswara lebih ingin merasakannya bersama Kirana. Namun, sebagai lelaki normal tetap saja dia menikmatinya. Pemuda yang posturnya seperti usia delapan b
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 026

Jarak tempuh ke gunung Cupu membutuhkan waktu lima hari berjalan kaki. Sekarang Kameswara benar-benar memanfaatkan kekuatan sabuk sakti yang belum tahu namanya ini.Kameswara melesat bagai terbang tiada henti siang dan malam. Tapi tetap melalui jalur sepi. Dia tidak sempat bertanya kepada orang. Dia sudah tahu bentuk gunung itu bagaimana.Arahnya ke selatan. Selama dia berkelebat terbang belum menemukan sebuah gunung satupun. Baru setelah dua hari, di saat mentari hampir tenggelam, Kameswara menemukan sebuah gunung menjulang di hadapannya."Apakah ini gunung Cupu?" gumamnya.Tempat dia berada merupakan sebuah kampung kecil di kaki gunung. Keadaannya tampak sepi. Mungkin karena sebentar lagi malam.Setelah mendeteksi sekelilingnya, dia juga tidak menemukan satupun seorang pendekar yang sedang bersembunyi.Berarti baru dia seorang yang datang ke sini. Kemudian Kameswara memasuki kampung dengan berjalan biasa.Di dalam kamp
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 027

Setelah hari terang barulah Kameswara tahu, goa ini jaraknya masih lima tombak menuju puncak jika diukur secara lurus. Sedangkan kontur tanah tampak miring hingga empat puluh lima derajat.Kameswara telah membuat kujang palsu dari kayu yang bentuknya sangat mirip. Diletakan persis di atas batu kotak. Lembaran kulitnya dihancurkan dan dibuang.Dia juga menyalurkan hawa sakti ke dalam kujang kayu itu sehingga memancarkan cahaya terang. Tapi hanya kuat tiga hari saja.Selain itu dia juga membuat jebakan-jebakan sepanjang lorong goa yang sempit itu. Mampu atau tidak mampu melewati jebakan, dia tidak peduli.Selanjutnya Kameswara mencari tempat aman untuk memantau situasi, karena sudah terdeteksi beberapa orang sedang mendaki ke arah sini.Dengan menyatunya Kujang Bayangan dalam tubuh, tenaga dalamnya bertambah lima ratus kepal. Ini artinya butuh lima ratus kepal lagi untuk naik ke tingkat selanjutnya."Berarti aku ini pendekar Madya
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 028

Dua orang anggota Laskar Siluman Merah melesat langsung ke depan mulut goa. Salah satunya menendang mayat Pengemis Tongkat Butut hingga mencelat jauh."Kau tunggu di sini!" perintah salah satunya yang berbadan lebih tinggi sebelum masuk ke dalam.Yang disuruh langsung mengangguk kemudian bersiaga menjaga dari tokoh-tokoh lain yang mencoba menerobos masuk.Benar saja, tak butuh waktu lama dua sosok berkelebat langsung mengirimkan serangan mematikan. Walaupun dua orang tapi sebenarnya mereka sendiri-sendiri.Pertarungan dua lawan satu tak terelakan lagi. Anggota Laskar Siluman Merah yang menyamar lebih tinggi tingkatannya daripada dua lawannya.Dia masih menggunakan tangan kosong. Golok yang menjadi senjata khas kelompoknya masih disembunyikan.Sementara dua lawannya tidak tanggung-tanggung menggunakan senjata andalan masing-masing. Satu bersenjata kapak yang gagangnya panjang, dan satunya menggenggam sepasang cakra bergerigi tajam
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 029

"Kau!" tunjuk si tinggi besar kepada Kameswara. Dia sangat ingat anak itu yang tempo hari bertemu di kedai. Kecurigaannya benar, anak muda ini bukan orang sembarangan dan bisa menjadi ancaman bagi rencana besar laskarnya."Paman masih ingat aku?" tanya Kameswara sambil menunjuk hidungnya sendiri. Bibirnya masih tersungging senyum.Semua orang memandang heran, kenapa ada anak semuda ini di antara mereka? Dari cara kemunculannya yang tidak terdeteksi, membuat mereka ragu dengan tampilan Kameswara.Ada yang menganggap anak ini adalah tokoh sesepuh yang karena kesaktiannya bisa membuat dirinya menjadi muda kembali. Tapi kenapa sangat muda sekali? Biasanya, kan, aslinya berumur seratus tahun, tapi tampilannya seperti empat puluhan."Aku sudah curiga padamu!""Rasanya aku tidak berbuat sesuatu, kenapa harus dicurigai, kenal juga tidak. Iya, kan?""Kau jangan pura-pura bodoh, bocah!""Yang bodoh siapa, masa tokoh sehebat Paman
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 030

Yang pemuda begitu rupawan. Setelan pangsinya berwarna hijau tua. Kain pinggangnya bercorak batik, begitu juga ikat kepala serasi dengan rambut lurus panjang hingga menyentuh bahu."Semua yang tewas di sini dari golongan hitam, mereka yang tadi berlarian juga golongan hitam. Bagaimana menurutmu, Wirasoma?"tanya si gadis.Postur tubuh si gadis ini terbilang bongsor. Tingginya menyamai pemuda yang dipanggil Wirasoma itu. Ramping, padat berisi.Mengingatkan Sanatana kepada Sriwuni, tapi gadis ini lebih cantik. Kulitnya agak putih. Mengenakan pakaian serba biru. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai tanpa diikat."Mungkin saja ada seseorang yang telah menguasai pusaka itu dan tak bisa dikalahkan sehingga mereka lari tunggang langgang," Wirasoma berpendapat."Bisa jadi, tapi siapa, ya?"Gadis ini melihat sesuatu di balik ikat pinggang mayat anggota Laskar Siluman Merah. Segera dia mengambilnya. Ternyata kalung berbandul tengkorak.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
123456
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status