All Chapters of Pesona Istri yang Tak Dianggap: Chapter 51 - Chapter 60

92 Chapters

Nyawa Dalam Bahaya

Dimas masih ingat saat Emir meninggalkan Talita di jalan saat mereka bertengkar hebat. Dimas tahunya dr. Irfan yang berjasa besar menyelamatkan Talita, begitulah kabar yang didengar pria tersebut. Ia tidak tahu ada tujuan licik yang direncanakan dr. Irfan pada Talita dan Emir. Bahkan Dimas sempat berpikir lebih baik dr. Irfan yang menikah dari pada Emir. Kabar saat Emir meninggalkan Talita di jalan saat malam, itu membuat laki-laki itu sampai murka.“Tunggu … Aku belum bisa mengerti, sebenarnya Dokter itu baik atau jahat?” tanya Dimas memperjelas lagi. Mengingat tentang dr. Irfan membuat kepala talita berdenyut pusing. “Mas … ternyata semuanya tidak sama seperti aku lihat selama ini,” tutur Talita. Dimas mengaruk ujung alisnya dengan raut bigung, “Maksudnya….?” Talita tidak tahan lagi, ia menceritakan semuanya tentang dr. Irfan pada Dimas. Laki-laki itu kage
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Melewati Rintangan

 Sebagai seorang pria normal hal yang lumrah untuk Dimas bisa timbul hasrat seperti itu. Dibawah tubuhnya ada mahluk yang  cantik, terlebih wanita itu orang yang paling ia cintai dan ia rindukan selama ini. Kulit mereka salling bersentuhan dan wajah mereka saling berdekatan.‘Kamu kuat, kamu bisa. Jangan mempermalukan dirimu’ ucap Dimas dalam hati.Dimas mengepal kuat gengaman tangannya untuk menahan sesuatu yang begejolak dalam tubuhnya.Talita  bisa melihat Dimas membaca ayat-ayat untuk menjaga agar ia mampu mengendalikan tubuhnya. Keringatnya  menetes ke wajah Talita, ia juga bisa mencium dengan jelas aroma tubuh Dimas, bau keringat yang selalu ia rindukan. Walau tubuh kedua saling bersentuhan dan raga keduanya tak berjarak. Namun, ada tembok pemisah untuk keduanya. Talita tidak bisa ia miliki lagi, wanita cantik itu sudah istri orang lain. ‘Aku berharap, kamu  sehat selalu  Mas&rsqu
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Obsesi Irfan

 Dimas  dan Talita berhasil keluar dari bahaya, walau ada drama antara ia dan Talita. Tadinya wanita cantik itu menolak digendong sama mantan kekasihnya. Apa dilakukan Talita dapat dimaklumi karena lelaki yang saat itu bersamanya bukan suaminya.Tetapi demi menghindari  bahaya, Talita akhirnya setuju digendong Dimas. “Maaf jika aku melibatkanmu dalam masalahku Mas,” ujar Talita. Dimas menghela napas berat mendengar ucapan Talita, ia memilih tidak menjawab, karena ia sendiri tidak tahu ,  mau mengatakan apa. Hatinya tidak ingin Talita terluka dan tidak ingin melihat wanita yang dicintainya itu menangis, tetapi kenyataan  memang lebih pahit. Wanita yang dicintainya dan dijaga selama ini, sudah menjadi istri orang lain.Mungkin jika wanita yang ia cinta hidup bahagia, mungkin ia akan ikhlas melepaskannya. Tetapi nyatanya, wanita baik dan soleha itu,  dari awal sampai s
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Menginap di Klinik

 Dimas membawa Talita ke sebuah klinik dua puluh empat jam untuk mengobati kakinya yang terluka. Hanya tempat itu yang terpikirkan  olehnya. Sebelum masuk ke dalam klinik Dimas memikirkan banyak hal, ia menoleh kanan-kiri dan melihat sekeliling. Orang yang tadinya yang mengejar mereka tidak lagi mengikuti mereka.‘Tidak mungkin  kami mencari tempat lagi’ ucap laki-laki itu dalam hati.Setelah berpikir sejenak  ia bicara pada Talita. “Talita, gunakan ranjang rumah sakit untuk kamu istirahat malam ini. Besok pagi kita akan ke kantor polisi,” ujar Dimas. “Tapi aku, kan, tidak apa-apa Mas,” bisik Talita. “Sudah ... kamu istirahat saja, aku sudah katakan tadi kalau kamu juga pusing, dengan begitu, kita tidak perlu mencari hotel untuk tidur,” ujar Dimas. Ide Dimas sangat cemerlang, ia tidak perlu repot-repot mencari t
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Pelukan Hangat dari Talita.

  Dimas membawa  mobil tersebut ke arah kantor polisi, tiba di sana masih terlalu pagi untuk berkunjung.Jadi  mereka menunggu di dalam mobil. Talita sangat gelisah bolak –balik dia melirik jam di pergelangan tangan.“Mas, tidak bisakah kita minta tolong berkunjung lebih awal?”“Talita, kantor polisi punya peraturan dan aturan mari kita hargai.”“Mas, aku merasa tidak nyaman tinggal berduan di dalam mobil.”“Baiklah saya akan keluar,” ucap Dimas.  Sebenarnya Talita merasa serba salah, takut ada orang yang melihat mereka berdua-duaan di dalam mobil. “Aku tunggu di luar aja ya Mas, aku takut orang salah paham pada kita.” “Sama saja kamu mengundang bahaya sama kamu,” tegur Dimas. Baru saja ia bicara seperti itu, ternyata orang yang mengikuti mereka malam itu b
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Cinta Tulus dari Istriku

 Emir di posisi tidak berdaya saat itu. Ditempatkan dalam ruangan dan semua pergerakannya diawasi lewat camera pengawas. Emir sadar dirinya diawasi itu sebabnya ia memberitahukan Talita.Emir memeluk tubuh Talita semakin erat dan ia berbisik, “camera pengawasnya sedang mengawasi kita.”Talita mengangguk kecil tanda paham.“Mas … harus makan dengan banyak. Aku membelinya nasi padang, kertas nasinya sampai tiga lapis, karena ada kuahnya,” ujar Talita, Emir tahu kalau ada sesuatu di kertas bungkus nasi padang tersebut.  “Baiklah, jaga dirimu  baik.” Emir melepaskan pelukannya dan meminta Talita keluar dari ruangannya, sebelum Talita keluar emir memanggilnya lagi. “Ta …!” Wanita cantik itu berbalik dan menatap Emir. “Hati-hati ya … kalau Pak Dimas ada waktu, tolong katakan aku ingin bicara dengannya&
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Keadilan Untuk Suamiku

Saat perjalanan pulang dari kantor polisi Talita masih diam, melihat wajah Emir yang babak belur, ia merasa sangat sedih. Berpikir keras bagaimana caranya agar suaminya bisa keluar dari sana. Tidak adil rasanya bagi Emir ia seorang polisi karena ingin mengungkapkan kejahatan justru mendapat perlakukan tidak manusiawi, saat sedang sibuk dalam pikiran sendiri, Dimas menoleh ke arahnya dan bertanya; “Apa kamu baik-baik saja?” “Tidak, aku sedang tidak baik, melihat Emir seperti itu … dengan wajah yang hancur bekas pukulan, hatiku sedih,” ujar Talita tetapi di hadapan Dimas ia tampak tegar, berbeda saat di hadapan suaminya tadi. “Emir memintaku membawamu  ke rumah kalian” “Rumah kami?” “Ya, dia bilang dia dan almarhum kakakmu,  pernah membeli sebuah  rumah di Kelapa Gading, kalian lebih aman di sana.”
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Sulit Melawan Penguasa

Pemilik kekuasaan akan selalu lebih di dengar, hal itu dirasakan Emir.Dalam persidangan Kali ini, Emir semakin mendapat banyak tuduhan, bukan hanya diterima dari dr. Irfan , Emir juga mendapat tuduhan dari rekan kerjanya. Beberapa polisi dengan terang-terangan menuduh Emir dengan tudahan yang memojokkan.“Bukanka mereka rekan kerja? Aku pernah meliha mereka satu devisi,” tanya seorang petugas lapas pada rekannya sembari berbisik“Dunia kerja itu sangat kejam Bro, tidak akan bisa lepas dari namanya persaingan,” sahut yang lain.“Saya mendengar Pak Emir polisi yang jujur itu sebabnya banyak rekan-rekannya yang tidak suka dengannya,” ucapnya lagi.Kedua polisi itu masih bicara dengan cara berbisik-bisik.“Polisi yang di sana anggaplah bawang merah dan Pak Emir bawang putih.”Saat keduanya asik bergosip, keduanya tidak sadar ada seseorang yanng mendengar pembicaraan keduanya.Jika biasanya orang akan cemas dan ketakutan saat duduk di ruang pesakitan . Namun hal yang berbeda ditunjukka
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Panti Jompo

Ada yang menyatakan perbuatanmu saat muda akan menentukan nasibmu saat kamu Tua. Ibu Emir saat mudanya tidak punya sikap yang baik dan mungkin karma atas perbuatannya pada almarhum kakak perempuan Talita. Semua orang tahu kalau ia dan putrinya yang bernama Dinar memperlakukan Hanum dengan buruk. Hanum tidak pernah cerita pada keluarganya ia takut kedua orang tuanya sakit karena dirinya. Hanum memendam semuany dalam hati. *Melintas ke waktu di mana saat Hanum masih hidup.“Kamu wanita yang mandul Hanum,” tuduh ibu mertua saat itu.Hanum wanita yang memilik sifat yang lembut sama seperti Talita ia tidak mau melawan ibu mertuanya.“Ibu tidak baik menuduhku seperti itu,” sahut Hanum saat itu.“Kamu tidak berguna karena tidak bisa memberi anak untuk Emir.”Hanum menghela napas pelan dan berkata dengan pelan, “ mungkin Allah memberi saja Bu, kalau waktunya sudah tepat nanti akan dikasih.”Sang ibu Mertua berdiri di depannya sambil berdecak pinggang , “sampai kapan Ha
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Dimas Menolak Perjodohan

Setelah selesai persidangan Dimas dan Bona membawa Talita keluar dari gedung itu dengan diam-diam. Setelah Dalam mobil Dimas marah padanya.“Talita, kamu ingin cari mati, kenapa kamu datang ke persidangan? aku sudah memintamu untuk tetap di rumah. Kamui datang bawa anak-anak lagi, semua ini tidak semudah yang kamu lihat Talita … kamu membuat suamimu tidak berdaya tadi,” ujar Dimas.Wanita terkadang melakukan sesuatu secara spontan dan mengikuti kata hatinya. Talita tidak berpikir panjang efek yang ditimbulkannya atas kedatangannya ke persidangan. Ia hanya berpikir kalau dengan kehadiran dirinya dan anak-anak akan membuat Emir semangat. Memang hal itu benar Emir merasa sangat bahagia melihat anak dan istrinya. Tetapi dibalik semua itu kekhawatirannya juga sangat besar atas kemunculan Talita di persdidangan.“Aku hanya memberinya semangat,” ucap Talita dengan suara kecil.Dimas dan Bonar menarik nafas panjang, “kantor polisi dan persidangan tidak sama seperti di rumah sakit di tem
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status