All Chapters of Pesona Istri yang Tak Dianggap: Chapter 71 - Chapter 80

92 Chapters

Mencoba Bertahan dengan Menyamar

Emir tersenyum kecil, meskipun senyumnya penuh luka. "Kadang, mencintai berarti melepaskan. Saya tidak bisa mengikat Talita dalam bahaya ini. Dia sudah terlalu banyak menderita karena saya.""Tapi bagaimana kalau dia berpikir Anda meninggalkannya? Apa Anda yakin dia akan mengerti jika suatu hari nanti kebenaran terungkap?" tanya Dimas, nada suaranya penuh kekhawatiran."Saya tidak peduli jika dia membenci saya, selama dia aman dan bahagia," jawab Emir dengan mantap. "Dan itulah alasan saya memintamu untuk menjaganya. Kau pria baik, Dimas. Kau tahu apa yang terbaik untuknya."Dimas hanya bisa diam. Dalam hatinya, ia berjuang melawan perasaan bersalah dan keinginannya sendiri.Ketika mereka sampai di lokasi persembunyian , Emir turun dari mobil dan memandang ke arah Dimas dan Reimon. "Ini mungkin terakhir kali kita bertemu dalam waktu dekat. Setelah ini, aku akan menghilang sepenuhnya."Reimon, yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh perhatian, menepuk bahu Emir. "Kau tahu, Pak Emir,
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Karma yang  Setimpal

Talita sangat terpukul atas kematian Emir, ia setiap malam menangisi kematian sang suami. Ada banyak penyesalan dan kemarahan dalam hati. Talita tidak diberitahu kalau kematian Emis hanya sebuah rekayasa,Setelah beberapa hari Emir dimakamkan Irfan menjadi gila. Sebab para polisi yang tadinya membela dirinya kini malah balik menuduhnya melakukan penembakan pada Emir karena cemburu sebab merebut kekasihnya, kini dokter jahat itu menerima karma atas kejahatan pada Emir selama ini. Arjuna yang tadinya melindunginya justru menjadikannya kambing hitam.Karena rasa amarahnya pada Irfan, Talita membongkar semua kejahatan Irfan yang ia pernah temukan dari komputernya.'Aku bukan malaikat yang bisa terus sabar dan diam saat kamu jahatin, aku akan membongkar semua kejahatanmu, biar kamu tahu bagaimana rasanya hidup di penjara, seperti yang dialami Mas Emir' ucap Talita dalam hati, ia membuka laptop miliknya dan copy semua bukti kejahatan dr. Irfan pada banyak pasiennya, salah satunya Emir.Ap
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Pergi Untuk Kembali

Disisi lain Emir akan berangkat keluar negeri setelah melihat pemakaman ibunya.“Terimakasih telah membantuku Pak Dimas, tolong jaga anak-anakku, aku berharap Bapak bisa mencintainya seperti anak sendiri sampai aku datang kembali membawa mereka. Jika situasi sudah tenang nanti aku akan membawa mereka tinggal bersamaku,” ujar Emir dengan tulus.“Baiklah Pak Emir, aku tidak tahu apa aku harus senang atau menangis”“Bapak harus senang setidaknya aku memberimu waktu bersama Talita walaupun hanya pura-pura jadi istri, Ingat dia masih istriku,” ucap Emir mengingatkan.“Hidup satu rumah dengan istri orang lain hal yang berat Pak Emir,” ujar Dimas.“Aku tidak punya pilihan Pak Dimas, hanya kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan keluargaku. Aku minta maaf jika merepotkanmu.”“Masalahnya akan semakin berat sebab orang tuaku tidak akan menerima Talita sebagai menantu.”“Hanya sementara Pak Dimas, mungkin tidak sampai dua tahun. Aku berharap kamu menemukan wanita yang baik. Tapi ingat Talita
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

              Cinta yang Tersembunyi

Talita menempati rumah baru dengan Dimas, walau mereka mantan kekasih yang menjalin hubungan lumayan lama, tetapi hubungan mereka saat ini justru semakin canggung, entah kenapa hati Talita masih sangat terluka atas kepergian Emir.Talita masih mempekerjakan dua suster untuk si kembarUntuk pertama kalinya mereka berdua duduk makan satu meja setelah tinggal satu rumah, saat Talita ingin melakukan perannya sebagai istri, menghidangkan makanan di atas meja untuk Dimas, tetapi Dimas melarang Talita melakukan hal itu, ia tidak mau wanita cantik itu, merasa terbebani.“Tidak usah, biar aku saja,” ujar Dimas saat Talita ingin menyendok nasi ke piring Dimas."Aku hanya ingin melakukan pekerjaanku sebagai istri Mas. Biar mereka tidak curiga,” bisik Talita melirik suster si kembar."Pernikahan kita hanya pura-pura Ta, jadi jangan membebani dirimu, pelan-pelan saja, lakukan seperti itu jika kamu sudah siap melakukannya,” ujar Dimas setengah berbisik.“Baiklah.” Talita menyodorkan piring dan mem
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Menahan Diri

Keesokan paginya, Dimas sudah bangun lebih awal. Ia memasak sarapan sederhana untuk Talita dan anak-anak, sebuah kebiasaan yang ia lakukan untuk mencairkan suasana.Saat Talita masuk ke dapur, ia melihat Dimas sibuk menggoreng telur. “Mas, aku bisa melakukannya,” katanya.Dimas menoleh, tersenyum. “Biarkan aku. Kamu duduk saja, aku akan segera selesai.”Talita menghela napas dan menurut. Dari meja makan, ia memperhatikan Dimas yang tampak tenang meski ia tahu di dalam hati pria itu sedang berjuang melawan perasaannya.Di luar, hujan mulai turun, membuat suasana semakin sendu. Talita memejamkan mata, berdoa dalam hati agar ia bisa menemukan jalan keluar dari kebingungan ini, agar ia bisa mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia tahu, ia mulai terbiasa dengan kehadiran Dimas. Dan itulah yang membuat semuanya semakin rumit.“Aku tahu Mas, maafkan aku kalau sikapku canggung, tetapi ini berat bagiku, hatiku baru saja berpindah pada Emir, saat ak
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Terjebak Perasaan

Kini mereka berdua duduk di meja makan setelah Dimas memakai seragam loreng miliknya.“Apa kamu sudah siap kerja di tempat yang baru Ta?” tanya Dimas memulai obrolan.“Aku sebenarnya sedikit khawatir, mungkin, karena sudah sempat vakum selama beberapa minggu”“Kamu, kan, hanya tiga minggu cuti.”“Ya, tapi tiga minggu itu sudah mengubah banyak hal dalam hidupku”Dimas tahu kemana arah pembahasan mereka, ia diam, tidak ingin memperpanjang obrolan mereka tentang cuti.“Aku akan mengantarmu,” usul Dimas.“Tidak usah Mas, aku naik kendaraan umumnya saja, kalau tidak aku akan bawa motor sendiri”“Kita satu arah Talita. Kamu kenapa selalu menolakku? Ingat, semua orang taunya kita pasangan suami istri, jadi bersikaplah layaknya istriku,” tegur Dimas.“Baiklah,” ucapnya kemudian.Setelah serapan Talita pamit sama si kembar, kini bayi gendut lagi gemes-gemesnya, tadinya Talita berpikir kalau Dimas tidak begitu peduli sama mereka berdua, nyatanya … semua pemikiran Talita salah, Dimas sangat s
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

  Ditolak Keluarga Dimas

Hari itu, setelah mengantar Talita untuk kerja, ternyata Dimas putar balik ia kerumah orang tuanya, ia sudah beberapa bulan tidak pulang ke rumah, saat ia dilarang dekat dengan Talita kini ia pulang.“Assalamualaikum”“Waalaikumsalam ,” sahut Bu Yani dari dalam rumah, ia menoleh ke arah pemilik suara.“Dimas …?” Pak Anto yang baru menyelesaikan lima putaran mengelilingi rumah, ia berdiri menatap putranya yang gagah dengan seragam loreng-loreng yang ia kenakan.“Eh … uda, tumben datang pagi-pagi,” timpal Farida adiknya perempuannya yang selalu mengkritik semua yang dilakukan Dimas.“Aku mau bicara sama Bunda dan sama Ayah,” ujar Dimas langsung pada intinya.Kedua suami istri itu langsung saling melihat, baru juga tadi malam mereka membahas tentang gosip yang beredar kalau Dimas menikahi janda dari almarhum Emir.‘Jadi benar gosip yang beredar itu’ ucap Bu Yani menghela nafas panjang.Setelah mereka duduk dengan tenang barulah Dimas memulai obrolan.“Aku dan Talita sudah menikah Bun,
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Diminta Meninggalkan Dimas

Dimas Tidak menyerah besok sepulang tugas ia datang berkunjung lagi. Duduk santai di rumah orang tuanya, ia hanya ingin memberitahukan secara resmi kalau ia Talita tinggal satu rumah , walau ia tahu sebenarnya kalau orang tuanya tidak akan merestui hubungan mereka. Tetapi setidaknya ia memberitahukannya.Kini ia dibuat memilih wanita yang melahirkanku ke dunia ini atau wanita yang paling ia cintai."Pilih Talita atau Bunda?"Saat Bu Yani meminta memilih, Dimas enggan melakukannya, baginya kedua wanita itu sama penting dalam hidupnya.‘Aku tahu Bunda hanya marah, jika bisa berjalan bersama kenapa harus memilih?’ Dimas membatin.“Lalu … jika kamu sudah menikah, mana istrimu , kenapa kamu datang sendiri?” tanya Pak Anto“Tadinya aku ingi-”“Tidak perlu datang tidak perlu bawa,” potong Bu Yani marah.Dimas terdiam, ia tidak ingin marah ataupun menyahut ucapan sang bunda, sebenarnya ia sudah mempersiapkan hati untuk keadaan seperti ini, karena ia sadar pernikahannya dengan Talita ak
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Diminta Berpisah

Talita duduk sendirian di ruang tamu, menatap kosong ke arah foto keluarga kecil mereka di atas meja. Hasan dan Hasna tertidur di kamar, sementara dirinya terus memikirkan percakapan tadi dengan Bu Yani. Ada rasa sakit yang mengendap di hatinya, tetapi Talita tahu, ia tidak bisa membiarkan emosinya meluap.Kata-kata Bu Yani terus terngiang di telinganya. “Kenapa kamu menikah dengannya, kalau kamu mudah bercerai?” Pertanyaan itu menghujam tepat di hatinya. Pernikahan ini memang pura-pura, tetapi siapa yang bisa menyangkal bahwa ia sempat larut sebagai istri Dimas.Namun, bagi Talita, kebahagiaan Dimas lebih penting daripada perasaannya sendiri. Jika keberadaannya hanya menjadi penghalang bagi pria itu untuk mendapatkan restu keluarganya, maka ia rela mundur. Ketika Dimas kembali ke rumah malam itu, Talita sedang sibuk menenangkan Hasan yang rewel. Wajah wanita itu terlihat lebih lelah dari biasanya. Dimas langsung menghampiri mereka, mengambil Hasan dari gendongan Talita.“Kamu kelihat
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Memberi Waktu Untuk Sendiri

Dimas memutuskan untuk langsung menemui orang tuanya. Sesampainya di rumah mereka, ia masuk tanpa mengetuk pintu, membuat seluruh penghuni rumah terkejut.“Assalamualaikum,” katanya dengan nada yang datar.Pak Anto keluar dari ruang makan. “Waalaikumsalam. Dimas, kamu tidak biasanya datang pagi-pagi.”“Ayah, aku ingin bicara sama Bunda. Di mana dia?” tanya Dimas dengan tegas.Bu Yani muncul dari dapur, wajahnya langsung berubah tegang ketika melihat putranya berdiri di sana dengan tatapan penuh amarah.“Bunda, aku ingin tahu kenapa kamu datang ke rumahku kemarin dan menyuruh Talita pergi.”Bu Yani mencoba menjawab dengan tenang. “Dimas, Bunda hanya ingin mengingatkan Talita. Bunda ingin kamu bahagia dengan wanita yang lebih pantas.”“Pantas menurut siapa, Bun? Apa yang Bunda lakukan itu keterlaluan. Talita sudah cukup menderita , dan sekarang Bunda malah memperburuk keadaan.”“Dimas, Bunda tidak bermaksud menyakitinya,” Bu Yani mencoba membela diri.“Tapi itulah yang terjadi. Talita t
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status