Share

Menahan Diri

Penulis: Borneng
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 23:01:12
Keesokan paginya, Dimas sudah bangun lebih awal. Ia memasak sarapan sederhana untuk Talita dan anak-anak, sebuah kebiasaan yang ia lakukan untuk mencairkan suasana.

Saat Talita masuk ke dapur, ia melihat Dimas sibuk menggoreng telur. “Mas, aku bisa melakukannya,” katanya.

Dimas menoleh, tersenyum. “Biarkan aku. Kamu duduk saja, aku akan segera selesai.”

Talita menghela napas dan menurut. Dari meja makan, ia memperhatikan Dimas yang tampak tenang meski ia tahu di dalam hati pria itu sedang berjuang melawan perasaannya.

Di luar, hujan mulai turun, membuat suasana semakin sendu. Talita memejamkan mata, berdoa dalam hati agar ia bisa menemukan jalan keluar dari kebingungan ini, agar ia bisa mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.

Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia tahu, ia mulai terbiasa dengan kehadiran Dimas. Dan itulah yang membuat semuanya semakin rumit.“Aku tahu Mas, maafkan aku kalau sikapku canggung, tetapi ini berat bagiku, hatiku baru saja berpindah pada Emir, saat ak
Borneng

Jangan lupa berikan dukungannya ya kakak, terimakasih

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Terjebak Perasaan

    Kini mereka berdua duduk di meja makan setelah Dimas memakai seragam loreng miliknya.“Apa kamu sudah siap kerja di tempat yang baru Ta?” tanya Dimas memulai obrolan.“Aku sebenarnya sedikit khawatir, mungkin, karena sudah sempat vakum selama beberapa minggu”“Kamu, kan, hanya tiga minggu cuti.”“Ya, tapi tiga minggu itu sudah mengubah banyak hal dalam hidupku”Dimas tahu kemana arah pembahasan mereka, ia diam, tidak ingin memperpanjang obrolan mereka tentang cuti.“Aku akan mengantarmu,” usul Dimas.“Tidak usah Mas, aku naik kendaraan umumnya saja, kalau tidak aku akan bawa motor sendiri”“Kita satu arah Talita. Kamu kenapa selalu menolakku? Ingat, semua orang taunya kita pasangan suami istri, jadi bersikaplah layaknya istriku,” tegur Dimas.“Baiklah,” ucapnya kemudian.Setelah serapan Talita pamit sama si kembar, kini bayi gendut lagi gemes-gemesnya, tadinya Talita berpikir kalau Dimas tidak begitu peduli sama mereka berdua, nyatanya … semua pemikiran Talita salah, Dimas sangat s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap     Ditolak Keluarga Dimas

    Hari itu, setelah mengantar Talita untuk kerja, ternyata Dimas putar balik ia kerumah orang tuanya, ia sudah beberapa bulan tidak pulang ke rumah, saat ia dilarang dekat dengan Talita kini ia pulang.“Assalamualaikum”“Waalaikumsalam ,” sahut Bu Yani dari dalam rumah, ia menoleh ke arah pemilik suara.“Dimas …?” Pak Anto yang baru menyelesaikan lima putaran mengelilingi rumah, ia berdiri menatap putranya yang gagah dengan seragam loreng-loreng yang ia kenakan.“Eh … uda, tumben datang pagi-pagi,” timpal Farida adiknya perempuannya yang selalu mengkritik semua yang dilakukan Dimas.“Aku mau bicara sama Bunda dan sama Ayah,” ujar Dimas langsung pada intinya.Kedua suami istri itu langsung saling melihat, baru juga tadi malam mereka membahas tentang gosip yang beredar kalau Dimas menikahi janda dari almarhum Emir.‘Jadi benar gosip yang beredar itu’ ucap Bu Yani menghela nafas panjang.Setelah mereka duduk dengan tenang barulah Dimas memulai obrolan.“Aku dan Talita sudah menikah Bun,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Diminta Meninggalkan Dimas

    Dimas Tidak menyerah besok sepulang tugas ia datang berkunjung lagi. Duduk santai di rumah orang tuanya, ia hanya ingin memberitahukan secara resmi kalau ia Talita tinggal satu rumah , walau ia tahu sebenarnya kalau orang tuanya tidak akan merestui hubungan mereka. Tetapi setidaknya ia memberitahukannya.Kini ia dibuat memilih wanita yang melahirkanku ke dunia ini atau wanita yang paling ia cintai."Pilih Talita atau Bunda?"Saat Bu Yani meminta memilih, Dimas enggan melakukannya, baginya kedua wanita itu sama penting dalam hidupnya.‘Aku tahu Bunda hanya marah, jika bisa berjalan bersama kenapa harus memilih?’ Dimas membatin.“Lalu … jika kamu sudah menikah, mana istrimu , kenapa kamu datang sendiri?” tanya Pak Anto“Tadinya aku ingi-”“Tidak perlu datang tidak perlu bawa,” potong Bu Yani marah.Dimas terdiam, ia tidak ingin marah ataupun menyahut ucapan sang bunda, sebenarnya ia sudah mempersiapkan hati untuk keadaan seperti ini, karena ia sadar pernikahannya dengan Talita ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Diminta Berpisah

    Talita duduk sendirian di ruang tamu, menatap kosong ke arah foto keluarga kecil mereka di atas meja. Hasan dan Hasna tertidur di kamar, sementara dirinya terus memikirkan percakapan tadi dengan Bu Yani. Ada rasa sakit yang mengendap di hatinya, tetapi Talita tahu, ia tidak bisa membiarkan emosinya meluap.Kata-kata Bu Yani terus terngiang di telinganya. “Kenapa kamu menikah dengannya, kalau kamu mudah bercerai?” Pertanyaan itu menghujam tepat di hatinya. Pernikahan ini memang pura-pura, tetapi siapa yang bisa menyangkal bahwa ia sempat larut sebagai istri Dimas.Namun, bagi Talita, kebahagiaan Dimas lebih penting daripada perasaannya sendiri. Jika keberadaannya hanya menjadi penghalang bagi pria itu untuk mendapatkan restu keluarganya, maka ia rela mundur. Ketika Dimas kembali ke rumah malam itu, Talita sedang sibuk menenangkan Hasan yang rewel. Wajah wanita itu terlihat lebih lelah dari biasanya. Dimas langsung menghampiri mereka, mengambil Hasan dari gendongan Talita.“Kamu kelihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Memberi Waktu Untuk Sendiri

    Dimas memutuskan untuk langsung menemui orang tuanya. Sesampainya di rumah mereka, ia masuk tanpa mengetuk pintu, membuat seluruh penghuni rumah terkejut.“Assalamualaikum,” katanya dengan nada yang datar.Pak Anto keluar dari ruang makan. “Waalaikumsalam. Dimas, kamu tidak biasanya datang pagi-pagi.”“Ayah, aku ingin bicara sama Bunda. Di mana dia?” tanya Dimas dengan tegas.Bu Yani muncul dari dapur, wajahnya langsung berubah tegang ketika melihat putranya berdiri di sana dengan tatapan penuh amarah.“Bunda, aku ingin tahu kenapa kamu datang ke rumahku kemarin dan menyuruh Talita pergi.”Bu Yani mencoba menjawab dengan tenang. “Dimas, Bunda hanya ingin mengingatkan Talita. Bunda ingin kamu bahagia dengan wanita yang lebih pantas.”“Pantas menurut siapa, Bun? Apa yang Bunda lakukan itu keterlaluan. Talita sudah cukup menderita , dan sekarang Bunda malah memperburuk keadaan.”“Dimas, Bunda tidak bermaksud menyakitinya,” Bu Yani mencoba membela diri.“Tapi itulah yang terjadi. Talita t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pertemuan Brata dan Emir

    Beberapa bulan kemudian, setelah kejadian besar itu, kabar kalau Emir sudah meninggal, instansi yang menyebut diri mereka sebagai pelayan masyarakat itu, walau kadang malah kebalikannya, terkadang dikalangan masyarakat polisi bukan pelayan rakyat, nyatanya banyak masyarakat yang justru takut sama mereka, karena banyak kasus pemalakan dan pungutan liar.Setelah kejadian itu, di kantor tempat Emir dulu bekerja, sudah bersih-bersih. Oknum oknum yang terlibat dalam kejahatan itu sudah dimasukkan ke penjara, dan sebagian dimutasi, ada juga yang turun jabatan. Sebab kejadian besar itu kantor kepolisian masih jadi sorotan masyarakat, karena seorang polisi diperlakukan dengan semena-mena oleh rekan-rekannya sesama polisi dan atasannya.Para wartawan masih banyak yang wara-wiri di sekitar kantor, menulis berbagai judul berita, yang terkadang belum tentu ada narasumbernya, hal itu juga kadang masyarakat semakin bingung dengan banyak berita hoax yang beredar.Rencana besar Emir bisa berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bawa Istrimu Pergi dari Rumahku

    Pak Seno dan Brata masih di Singapura untuk bertemu Emir, ia merasa sayang kalau Emir harus melepaskan profesinya sebagai polisi, padahal ia mengalami hal seperti itu demi membongkar kasus korupsi di instansinya.“Bagaimana pak Emir? Apa tawaran saya diterima?”“Saya akan memikirkannya kembali Pak, sebenarnya saya sudah berniat meninggalkan kepolisian dan beralih jadi pengusaha,” ujar Emir.“Sangat disayangkan kalau kepolisian akan menyia-nyiakan anak seperti kamu Emir.” Pak Brata menatap Emir, lelaki mantan polisi itu mendukung Emir kembali bertugas.“Tenang saya akan memberikan promosi naik jabatan dan saya akan menjamin keamanan untuk kamu juga,” ujar Pak Seno membujuk.“Saya tidak bisa kembali sebagai Emir Pak Seno, karena semua orang sudah menganggapku sudah meninggal”“Saya akan membiayai operasi wajah untuk kamu, yang penting kamu bisa kembali. Akan aku pastikan tidak ada yang mengenal kamu, kita akan ganti identitas menjadi yang baru,” usul Seno dengan yakin.Setelah dibuju

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Rahasia Dibalik Pernikahan.

    Di saat Dimas tidak punya teman dan keluarga yang bisa diajak bertukar pikiran, ia terpaksa menelepon Emir, menceritakan semua padanya, bukan hanya tentang Talita ia juga menceritakan tentang tekanan pekerjaan dan desakan keluarga agar ia menikah.“Sebenarnya aku tidak tahan lagi Pak,” ujar Dimas lagi.“Jangan menyerah Pak Dimas.”“Aku bukannya gampang menyerah Pak, tapi terkadang aku merasa bersalah karena aku membohongi Talita tentang kematian bapak, dia sangat mencintai Pak Emir, hingga tidak ada tersisa sedikitpun untukku, itu juga yang membuatku iri.”“Pak Dimas, kamu lebih mengenalnya dari pada aku, kamu pasti sudah tau bagaimana sifatnya, dia wanita baik dan tegas pada dirinya sendiri”“Justru karena aku sudah lama mengenalnya Pak, makanya aku tau kalau hatinya sudah pindah sama Pak Emir, semakin lama tinggal denganku aku yang akan mati karena tersiksa karena perasaan,” ujar Dimas.Untuk sesaat, Emir sempat merasa sangat tersentuh saat ia mengetahui kalau Talita akhirnya jat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Akhir yang Bahagia

    Pernikahan Dila dan DimasPersiapan pernikahan Dila dan Dimas dimulai dengan adat Minang yang kaya tradisi. Tahapan awal, yang disebut Meresek, dilakukan oleh keluarga besar kedua mempelai untuk membicarakan rencana pernikahan. Pada tahap ini, pihak keluarga saling berdiskusi mengenai tanggal, adat yang akan dijalankan, dan persiapan lainnya.Setelah itu, dilanjutkan dengan Menimang dan Batimbang, di mana orang tua memberikan nasihat dan doa restu kepada kedua mempelai. Suasana haru menyelimuti prosesi ini, karena kedua orang tua menyampaikan pesan penuh makna kepada anak-anak mereka yang akan memulai hidup baru.Tahapan berikutnya adalah Mananta Sirih, yaitu prosesi di mana keluarga calon pengantin pria datang menemui ninik mamak (tetua adat) dan keluarga besar calon pengantin wanita untuk menyampaikan maksud baik mereka. Pada prosesi ini, sirih menjadi simbol penghormatan dan persetujuan dari kedua belah pihak.Kemudian, Babako-Babaki menjadi tahap penting dalam adat pernikahan Mina

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Perjodohan yang Berhasil

    Beberapa minggu setelah pertemuan keluarga itu, hubungan Dila dan Dimas semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah sekadar berjalan-jalan di taman atau menikmati kopi di kafe kecil favorit Dila. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai menemukan kenyamanan satu sama lain.Suatu sore, Dimas dan Dila duduk di tepi danau, menikmati semilir angin yang menyejukkan. Dila menatap Dimas dengan lembut, lalu berkata, " Bang Dimas, aku tahu perjodohan ini mungkin terasa mendadak untukmu. Aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak ingin memaksakan apa pun. Aku hanya ingin kita jujur dengan perasaan masing-masing."Dimas tersenyum dan menggenggam tangan Dila dengan hangat. "Dila, awalnya aku memang ragu, tapi semakin lama aku mengenalmu, aku merasa lebih nyaman dan percaya bahwa mungkin ini memang jalan yang terbaik. Aku ingin kita menjalaninya dengan hati yang lapang."“Dulu kamu tidak pernah melihatku sebagai wanita, dimatamu hanya ada Talita. Apa kamu yakin bisa melupakannya?”“Se

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Rencana Perjodohan

    Talita dan Emir duduk berhadapan dengan Pak Brata di ruang tamu rumahnya yang luas dan elegan. Pria paruh baya itu menatap mereka dengan ekspresi penuh tanya, sementara secangkir teh hangat tersaji di hadapannya."Jadi, ada hal penting yang ingin kalian bicarakan, datang ke rumah saya Emir" tanya Pak Brata sambil menyilangkan tangan di dadanya.Talita tersenyum lembut, sedikit ragu sebelum akhirnya berkata, "Pak Brata, kami datang dengan niat baik. Kami ingin membicarakan tentang Dila dan Dimas. Kami merasa mereka berdua bisa menjadi pasangan yang cocok, dan kami ingin tahu pendapat Bapak tentang ini."Pak Brata mengangkat alisnya, tampak terkejut. "Dila dan Dimas?" Ia menghela napas pelan lalu tersenyum kecil. "Dila memang sudah lama mengagumi Dimas, dan laki-laki itu sudah menolak menikah dengan Dila. Saya tidak ingin memaksakannya lagi. Dimas sangat tergila-gila padamu Talita.”Emir menimpali dengan suara tenang, "Dimas sudah mulai menerima kenyataan. Kami yakin, jika diberi kesem

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ternyata Ibuku Menghancurkan Semuanya

    Pak Anto baru saja pulang dari perjalanannya ke luar kota ketika ia mendengar suara Dimas yang meninggi dari dalam rumah. Langkahnya terhenti di ambang pintu ruang keluarga, matanya yang tajam menangkap ekspresi penuh emosi dari anak sulungnya."Apa yang sedang terjadi di sini?" suaranya dalam dan berwibawa, memecah ketegangan di ruangan itu.Bu Yani terlonjak, sementara Farida menggigit bibir, gelisah. Dimas menoleh ke arah ayahnya, wajahnya masih dipenuhi kemarahan dan kekecewaan."Ayah, lebih baik Ayah duduk. Aku punya sesuatu yang harus Ayah dengar," kata Dimas dengan suara bergetar.Pak Anto mengerutkan dahi tetapi tetap berjalan menuju kursi dan duduk. Dimas menghela napas panjang sebelum menekan tombol di ponselnya, memutar rekaman suara yang baru saja membuat ibunya pucat pasi.Suara Ibu Irfan dan Bu Yani memenuhi ruangan. Kata-kata itu begitu jelas, begitu nyata, hingga tak ada ruang bagi penyangkalan. Rekaman itu berisi percakapan yang membuktikan bahwa Bu Yani berkomplot u

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Gagal Balas Dendam

    Dimas duduk termenung di kamar apartemennya. Kata-kata Emir terus terngiang di kepalanya. Ia tidak bisa percaya bahwa ibunya, wanita yang selalu ia hormati dan kasihi, tega melakukan hal-hal keji pada Talita. Namun, sebagai seorang tentara, ia tahu bahwa kebenaran harus diungkap. Ia tidak bisa hanya bergantung pada kata-kata Emir. Ia harus mencari bukti.“Aku tidak yakin kalau Bunda melakukan seperti yang dituduhkan Emir,” ucap Dimas sembari bergumam. Tanganya sibuk mencari nama aku media sosial Ibunya dan Farida. Ia beberapa kali memasukkan kata kunci di pencarian banyak orang yang memiliki nama yang sama seperti Ibunya.“Yang mana akun Bunda,” ucapnya sesekali mengaruk kepalanya dengan kasar. Beberapa kali mencoba tidak menemukannya, ia memilih menghentikannya ia berniat bertanya pada kerabat yang berteman di media sosial dengan ibundanya. *Besok harinya ia pura-pura berkunjung ke tempat kerjaan adik sepupunya dan ia pura-pura meminjam ponsel ingin mencari teman di media

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Cinta dan Amarah

    Setelah pertemuan yang tegang itu, Talita dan Emir mencoba kembali menata hidup mereka, meskipun ada beban yang masih menggantung. Namun, jauh di dalam hati mereka, baik Talita maupun Emir tahu bahwa Dimas belum selesai. Amarah yang membara di dalam diri Dimas belum surut.“Mas, Aku tidak melakukan kesalahan kan?” tanya Talita di saat mereka berdua menjelang tidur.“Tidak, kamu tidak salah Talita. Dimas hanya merasa kecewa, karena kita menikah tanpa memberitahunya.”“Ibu Yani yang tidak ingin melihatku Mas, dia sangat membenciku,” keluh Talita sambil mengusap-usap pipi Emir yang berbaring disampingnya.“Lupakan masala lalu dan mari kita menata masa depan. Kemarahan Dimas mungkin akan hilang seiring berjalannya waktu,” ujar Emir mengecup kening Talita dan meminta wanita itu untuk tidur.“Bagaimana kalau dia marah dan balas dendam Mas?” tanya Talita menghela nafas panjang.“Kita akan hadapi sayang, istirahatlah. Besok kita sudah mulai bekerja, liburan madu kita sudah habis.” Emir mem

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Kecewa Pada Talita

    Beberapa bulan kemudian Dimas akhirnya pulih, orang yang pertama yang ingin ia lihat Talita dan si kembar.“Jangan mencarinya lagi, dia meninggalkanmu setelah kamu tidak berdaya di rumah sakit,” ucap sang Ibunda.“Itu tidak mungkin Bu. Dia wanita yang baik.”Wanita itu berdiri dengan wajah geram, “ Bunda sudah katakan padamu Dimas, dia hanya mempermainkanmu. Kamu tahu sekarang dia sudah menikah dengan polisi yang selama ini membantunya, dia menikah dengan Diego!”Dimas sudah bisa menebak siapa sosok yang disebutkan sang ibunda. Diego adalah Emir. Laki-laki itu selama ini memakai topeng karet dan menyamar sebagai Diego. Ia melakukan itu setelah Arjuna dan dr. Irfan menembaknya dan ia berhasil memalsukan kematiannya.‘Emir …?’Melihat Dimas tidak bereaksi keluarganya keheranan, “Uda tidak marah?” tanya Farida.“Apa kamu sudah tahu kalau wanita selama ini selingkuh dengansi polisi itu?” sambung Ibu Yani lagi.Dimas menarik nafas dalam, ia merasa rongga dadanya terasa sesak setelah ta

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pulang Bulan Madu

    Pagi itu, Talita terbangun dengan aroma kopi yang harum. Ia menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah Emir, berdiri di samping tempat tidur dengan nampan sarapan di tangannya."Selamat pagi, istriku," sapa Emir lembut.Talita tersenyum, masih setengah mengantuk. "Mas, apa ini?""Sarapan di tempat tidur, spesial untuk istri tercinta," jawab Emir sambil meletakkan nampan di atas selimutnya.Di atas nampan, ada roti panggang dengan telur mata sapi berbentuk hati, buah segar yang sudah dipotong rapi, dan secangkir kopi dengan foam berbentuk hati di atasnya.Talita menatap suaminya dengan penuh cinta. "Mas Emir, kamu terlalu manis," katanya sambil tersenyum lebar.Emir duduk di sampingnya. "Aku hanya ingin memastikan kamu selalu merasa dicintai."Talita meraih tangan Emir dan menciumnya lembut. "Aku selalu merasa begitu, Mas. Karena kamu."Emir mengusap pipinya dengan lembut, lalu menyuapkan sepotong roti ke mulutnya. Mereka tertawa bersama, menikmati pagi y

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bulan Madu yang Penuh Cinta

    Pagi pertama di bulan madu mereka, Talita menggeliat pelan di tempat tidur. Matahari pagi mengintip dari celah tirai, menyinari ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut. Tangannya meraba sisi ranjang, mencari sosok Emir, tetapi tempat di sebelahnya kosong.Talita membuka matanya perlahan. Aroma harum sesuatu yang lezat menyeruak ke dalam kamar. Ia mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil.‘Emir memasak?’Dengan rasa penasaran, Talita bangkit, mengenakan jubah tidurnya, lalu berjalan ke arah dapur tempat mereka menghabiskan bulan madu. Di sana, ia menemukan pemandangan yang membuat hatinya berdebar.Emir, dengan celemek yang melingkar di tubuhnya, sibuk di dapur. Ia mengaduk sesuatu di wajan, sesekali mencicipi saus dengan ujung sendok, lalu mengangguk puas.Talita menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, menatap suaminya dengan senyum penuh cinta. "Aku juga tidak tahu kapan Emir bisa memasak."Emir menoleh, matanya berbinar melihat Talita yang berdiri di sana dengan rambut yang masih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status