Share

Karma yang  Setimpal

Penulis: Borneng
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 19:11:20

Talita sangat terpukul atas kematian Emir, ia setiap malam menangisi kematian sang suami. Ada banyak penyesalan dan kemarahan dalam hati. Talita tidak diberitahu kalau kematian Emis hanya sebuah rekayasa,

Setelah beberapa hari Emir dimakamkan Irfan menjadi gila. Sebab para polisi yang tadinya membela dirinya kini malah balik menuduhnya melakukan penembakan pada Emir karena cemburu sebab merebut kekasihnya, kini dokter jahat itu menerima karma atas kejahatan pada Emir selama ini. Arjuna yang tadinya melindunginya justru menjadikannya kambing hitam.

Karena rasa amarahnya pada Irfan, Talita membongkar semua kejahatan Irfan yang ia pernah temukan dari komputernya.

'Aku bukan malaikat yang bisa terus sabar dan diam saat kamu jahatin, aku akan membongkar semua kejahatanmu, biar kamu tahu bagaimana rasanya hidup di penjara, seperti yang dialami Mas Emir' ucap Talita dalam hati, ia membuka laptop miliknya dan copy semua bukti kejahatan dr. Irfan pada banyak pasiennya, salah satunya Emir.

Ap
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pergi Untuk Kembali

    Disisi lain Emir akan berangkat keluar negeri setelah melihat pemakaman ibunya.“Terimakasih telah membantuku Pak Dimas, tolong jaga anak-anakku, aku berharap Bapak bisa mencintainya seperti anak sendiri sampai aku datang kembali membawa mereka. Jika situasi sudah tenang nanti aku akan membawa mereka tinggal bersamaku,” ujar Emir dengan tulus.“Baiklah Pak Emir, aku tidak tahu apa aku harus senang atau menangis”“Bapak harus senang setidaknya aku memberimu waktu bersama Talita walaupun hanya pura-pura jadi istri, Ingat dia masih istriku,” ucap Emir mengingatkan.“Hidup satu rumah dengan istri orang lain hal yang berat Pak Emir,” ujar Dimas.“Aku tidak punya pilihan Pak Dimas, hanya kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan keluargaku. Aku minta maaf jika merepotkanmu.”“Masalahnya akan semakin berat sebab orang tuaku tidak akan menerima Talita sebagai menantu.”“Hanya sementara Pak Dimas, mungkin tidak sampai dua tahun. Aku berharap kamu menemukan wanita yang baik. Tapi ingat Talita

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap                 Cinta yang Tersembunyi

    Talita menempati rumah baru dengan Dimas, walau mereka mantan kekasih yang menjalin hubungan lumayan lama, tetapi hubungan mereka saat ini justru semakin canggung, entah kenapa hati Talita masih sangat terluka atas kepergian Emir.Talita masih mempekerjakan dua suster untuk si kembarUntuk pertama kalinya mereka berdua duduk makan satu meja setelah tinggal satu rumah, saat Talita ingin melakukan perannya sebagai istri, menghidangkan makanan di atas meja untuk Dimas, tetapi Dimas melarang Talita melakukan hal itu, ia tidak mau wanita cantik itu, merasa terbebani.“Tidak usah, biar aku saja,” ujar Dimas saat Talita ingin menyendok nasi ke piring Dimas."Aku hanya ingin melakukan pekerjaanku sebagai istri Mas. Biar mereka tidak curiga,” bisik Talita melirik suster si kembar."Pernikahan kita hanya pura-pura Ta, jadi jangan membebani dirimu, pelan-pelan saja, lakukan seperti itu jika kamu sudah siap melakukannya,” ujar Dimas setengah berbisik.“Baiklah.” Talita menyodorkan piring dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Menahan Diri

    Keesokan paginya, Dimas sudah bangun lebih awal. Ia memasak sarapan sederhana untuk Talita dan anak-anak, sebuah kebiasaan yang ia lakukan untuk mencairkan suasana.Saat Talita masuk ke dapur, ia melihat Dimas sibuk menggoreng telur. “Mas, aku bisa melakukannya,” katanya.Dimas menoleh, tersenyum. “Biarkan aku. Kamu duduk saja, aku akan segera selesai.”Talita menghela napas dan menurut. Dari meja makan, ia memperhatikan Dimas yang tampak tenang meski ia tahu di dalam hati pria itu sedang berjuang melawan perasaannya.Di luar, hujan mulai turun, membuat suasana semakin sendu. Talita memejamkan mata, berdoa dalam hati agar ia bisa menemukan jalan keluar dari kebingungan ini, agar ia bisa mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia tahu, ia mulai terbiasa dengan kehadiran Dimas. Dan itulah yang membuat semuanya semakin rumit.“Aku tahu Mas, maafkan aku kalau sikapku canggung, tetapi ini berat bagiku, hatiku baru saja berpindah pada Emir, saat ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Terjebak Perasaan

    Kini mereka berdua duduk di meja makan setelah Dimas memakai seragam loreng miliknya.“Apa kamu sudah siap kerja di tempat yang baru Ta?” tanya Dimas memulai obrolan.“Aku sebenarnya sedikit khawatir, mungkin, karena sudah sempat vakum selama beberapa minggu”“Kamu, kan, hanya tiga minggu cuti.”“Ya, tapi tiga minggu itu sudah mengubah banyak hal dalam hidupku”Dimas tahu kemana arah pembahasan mereka, ia diam, tidak ingin memperpanjang obrolan mereka tentang cuti.“Aku akan mengantarmu,” usul Dimas.“Tidak usah Mas, aku naik kendaraan umumnya saja, kalau tidak aku akan bawa motor sendiri”“Kita satu arah Talita. Kamu kenapa selalu menolakku? Ingat, semua orang taunya kita pasangan suami istri, jadi bersikaplah layaknya istriku,” tegur Dimas.“Baiklah,” ucapnya kemudian.Setelah serapan Talita pamit sama si kembar, kini bayi gendut lagi gemes-gemesnya, tadinya Talita berpikir kalau Dimas tidak begitu peduli sama mereka berdua, nyatanya … semua pemikiran Talita salah, Dimas sangat s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap     Ditolak Keluarga Dimas

    Hari itu, setelah mengantar Talita untuk kerja, ternyata Dimas putar balik ia kerumah orang tuanya, ia sudah beberapa bulan tidak pulang ke rumah, saat ia dilarang dekat dengan Talita kini ia pulang.“Assalamualaikum”“Waalaikumsalam ,” sahut Bu Yani dari dalam rumah, ia menoleh ke arah pemilik suara.“Dimas …?” Pak Anto yang baru menyelesaikan lima putaran mengelilingi rumah, ia berdiri menatap putranya yang gagah dengan seragam loreng-loreng yang ia kenakan.“Eh … uda, tumben datang pagi-pagi,” timpal Farida adiknya perempuannya yang selalu mengkritik semua yang dilakukan Dimas.“Aku mau bicara sama Bunda dan sama Ayah,” ujar Dimas langsung pada intinya.Kedua suami istri itu langsung saling melihat, baru juga tadi malam mereka membahas tentang gosip yang beredar kalau Dimas menikahi janda dari almarhum Emir.‘Jadi benar gosip yang beredar itu’ ucap Bu Yani menghela nafas panjang.Setelah mereka duduk dengan tenang barulah Dimas memulai obrolan.“Aku dan Talita sudah menikah Bun,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Diminta Meninggalkan Dimas

    Dimas Tidak menyerah besok sepulang tugas ia datang berkunjung lagi. Duduk santai di rumah orang tuanya, ia hanya ingin memberitahukan secara resmi kalau ia Talita tinggal satu rumah , walau ia tahu sebenarnya kalau orang tuanya tidak akan merestui hubungan mereka. Tetapi setidaknya ia memberitahukannya.Kini ia dibuat memilih wanita yang melahirkanku ke dunia ini atau wanita yang paling ia cintai."Pilih Talita atau Bunda?"Saat Bu Yani meminta memilih, Dimas enggan melakukannya, baginya kedua wanita itu sama penting dalam hidupnya.‘Aku tahu Bunda hanya marah, jika bisa berjalan bersama kenapa harus memilih?’ Dimas membatin.“Lalu … jika kamu sudah menikah, mana istrimu , kenapa kamu datang sendiri?” tanya Pak Anto“Tadinya aku ingi-”“Tidak perlu datang tidak perlu bawa,” potong Bu Yani marah.Dimas terdiam, ia tidak ingin marah ataupun menyahut ucapan sang bunda, sebenarnya ia sudah mempersiapkan hati untuk keadaan seperti ini, karena ia sadar pernikahannya dengan Talita ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Diminta Berpisah

    Talita duduk sendirian di ruang tamu, menatap kosong ke arah foto keluarga kecil mereka di atas meja. Hasan dan Hasna tertidur di kamar, sementara dirinya terus memikirkan percakapan tadi dengan Bu Yani. Ada rasa sakit yang mengendap di hatinya, tetapi Talita tahu, ia tidak bisa membiarkan emosinya meluap.Kata-kata Bu Yani terus terngiang di telinganya. “Kenapa kamu menikah dengannya, kalau kamu mudah bercerai?” Pertanyaan itu menghujam tepat di hatinya. Pernikahan ini memang pura-pura, tetapi siapa yang bisa menyangkal bahwa ia sempat larut sebagai istri Dimas.Namun, bagi Talita, kebahagiaan Dimas lebih penting daripada perasaannya sendiri. Jika keberadaannya hanya menjadi penghalang bagi pria itu untuk mendapatkan restu keluarganya, maka ia rela mundur. Ketika Dimas kembali ke rumah malam itu, Talita sedang sibuk menenangkan Hasan yang rewel. Wajah wanita itu terlihat lebih lelah dari biasanya. Dimas langsung menghampiri mereka, mengambil Hasan dari gendongan Talita.“Kamu kelihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Memberi Waktu Untuk Sendiri

    Dimas memutuskan untuk langsung menemui orang tuanya. Sesampainya di rumah mereka, ia masuk tanpa mengetuk pintu, membuat seluruh penghuni rumah terkejut.“Assalamualaikum,” katanya dengan nada yang datar.Pak Anto keluar dari ruang makan. “Waalaikumsalam. Dimas, kamu tidak biasanya datang pagi-pagi.”“Ayah, aku ingin bicara sama Bunda. Di mana dia?” tanya Dimas dengan tegas.Bu Yani muncul dari dapur, wajahnya langsung berubah tegang ketika melihat putranya berdiri di sana dengan tatapan penuh amarah.“Bunda, aku ingin tahu kenapa kamu datang ke rumahku kemarin dan menyuruh Talita pergi.”Bu Yani mencoba menjawab dengan tenang. “Dimas, Bunda hanya ingin mengingatkan Talita. Bunda ingin kamu bahagia dengan wanita yang lebih pantas.”“Pantas menurut siapa, Bun? Apa yang Bunda lakukan itu keterlaluan. Talita sudah cukup menderita , dan sekarang Bunda malah memperburuk keadaan.”“Dimas, Bunda tidak bermaksud menyakitinya,” Bu Yani mencoba membela diri.“Tapi itulah yang terjadi. Talita t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap     Punya Banyak Kemiripan.

    TING! Suara lift berbunyi, pintunya terbuka.Talita melangkah keluar dengan hati berdebar. Ia masih mencurigai Emir yang berganti nama jadi Diego—pria yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya, menolongnya dari ancaman, tetapi tetap penuh rahasia.Apartemen itu luas, dengan interior modern yang didominasi warna hitam dan abu-abu. Ada aroma kopi yang masih hangat di udara, menambah kesan nyaman di dalam ruangan.Begitu pintu terbuka lebih lebar, suara langkah kaki kecil terdengar."Bunda!"Hasan dan Hasna langsung berlari menghampiri Talita, memeluknya erat. Air mata mengalir di pipinya saat ia mengecup kening mereka satu per satu."Sayang... Maafkan Bunda telat datang..."Hasna memegang pipi Talita dengan tangan mungilnya. "Bunda jangan pergi lagi..."Talita tersenyum di tengah air matanya. "Bunda nggak akan kemana-mana, sayang..."Emir berdiri beberapa langkah di belakang, mengamati momen itu dengan mata yang dalam. Kerinduan, cinta, dan rasa bersalah berbaur di hatinya.Namun, ia tetap m

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Nyawa Dimas Dalam Bahaya.

    Wajah perawat itu asing. Ia belum pernah melihatnya di rumah sakit ini sebelumnya. Gerak-geriknya juga mencurigakan, seolah sedang menyembunyikan sesuatu.Talita memperhatikan lebih saksama. Tangan perawat itu gemetar saat menyentuh kantong infus.‘Ada yang tidak beres...’ ucapnya dalam hati.Saat perawat itu mencoba menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus Dimas, Talita tersentak."Sebentar!" serunya, matanya membelalak curiga.Perawat itu terkejut, tetapi segera memasang ekspresi tenang. "Ada apa, Bu?"Talita menatapnya tajam. "Siapa nama Anda?"Perawat itu terdiam sesaat."Perkenalkan, saya Suster Rina," jawabnya akhirnya, tetapi Talita tidak percaya.“Aku hafal semua perawat di rumah sakit ini. Aku bekerja di sini tidak pernah melihatmu sebelumnya!"Talita segera berdiri dan menahan tangan perawat itu sebelum jarum suntik menyentuh infus Dimas."Apa yang Anda suntikkan?" suara Talita bergetar, tapi penuh ketegasan.Wajah perawat itu langsung berubah pucat.Dan dalam hitungan de

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Kecelakaan.

    Saat Dimas berangkat ke kerja menggunakan motor, tiba-tiba sebuah mobil menabrak dari belakang.Dimas merasakan benturan keras yang membuat tubuhnya terpental ke aspal. Motor yang ia kendarai terseret beberapa meter sebelum akhirnya berhenti di pinggir jalan. Rasa nyeri menyebar ke seluruh tubuhnya, terutama di lengan dan kakinya yang terbentur aspal kasar.Beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu segera berlari mendekat. Pengemudi mobil yang menabraknya melarikan diri.Terlihat jelas kalau dia ingin mencelakai Dimas. Dimas masih sempat melihat warna mobil sebelum tubuhnya terhembas ke aspal.‘Siapa mereka? Apa itu orang-orang suruhan Arjuna?” tanya Dimas dalam hati.Seorang bapak berlari menghampiri tubuh Dimas yang tergelatak, lukanya sangat parah.“Pak. Apa Bapak bisa mendengar saya?” Pria itu membantu Dimas untuk duduk.Dimas mencoba menggerakkan tubuhnya, cairan merah mengalir di wajahnya. Rasa sakit menjalar di bagian kakinya, tangannya. Lalu rasa sakit itu menguasai selu

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Sebuah Petanda

    “Jangan khawatir aku orang yang menepati janji.”Sebelum Dimas melangkah pergi, ia berbalik badan lagi.“Aku harap kalian bisa bersama lagi.”Emir terdiam, ia tidak tahu mengambarkan ekpresi wajah Dimas, apakah laki-laki itu bicara dari hati atau ia hanya pura-pura tegar.“Pak Dimas, terimakasih sudah menjaga keluargaku. Aku berhutang banyak padamu. Aku berharap suatu saat aku bisa membalasnya,” ujar Emir.“Aku berterimakasih, sebab Bapak memberiku kesempatan menjaga Talita dan tinggal satu atap bersamanya, walau hanya pura-pura pasangan suami istri itu sudah cukup bagiku. Aku berharap Pak Emir sembuh,” ucap Dimas, wajahnya terlihat sangat sendu.“Apa Pak Dimas baik-baik aja?” tanya Emir menatap begitu dalam.“Iya, aku baik. Kami pulang dulu. Aku takut Talita marah karena kami lama,” ucapnya melambaikan tangan pada Emir.Dalam hati Emir ada rasa yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata saat Dimas dan si kembar ke dalam mobil. Tidak lama kemudian mobil itu melaju dan menghilan

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bertemu Ayah Kandung

    Satu tahun kemudian. Setelah berpikir panjang dan butuh waktu yang lama Emir akhirnya mengikuti saran Seno untuk mengganti wajahnya. Ia akan pulang kembali ke Indonesia dengan identitas yang baru.Hubungannya dan Dimas masih tetap baik. Lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu menepati janjinya menjaga Talita dan anak kembarnya. Walau semua keluarga melarang Dimas bersama Talita. Namun ia tetap berpura-pura sebagai suami untuk Talita, semua itu ia lakukan supaya tidak ada yang menganggu Talita dan kedua anak kembarnya. Musuh yang mengincar Emir masih berkeliaran di sekitar mereka. Arjuna masih curiga kalau Emir masih hidup.Kali ini Dimas janjian akan bertemu seseorang.Terkadang kedua pengasuh mereka kewalahan mengawasi Hasan, Hasna masih mau nurut kalau dilarang, tetapi kalau Hasan semakin dilarang semakin di lakukan, rasa ingin tahunya lebih besar dari adiknya. Kedua anak kembar itu tumbuh menjadi anak y

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Merindukanmu

    Emir masih di Batam, Pak Seno dan Brata yang memintanya datang untuk urusan pekerjaan yang akan mereka kerjakan bersama, sebab Emir juga ikut terlibat dalam menangani kasus yang pernah di pegang Pak Brata, sebelum ia di mutasi ke daerah.Tadinya kedua orang itu meminta akan bertemu Emir kembali di Singapura, tetapi, bapak dua anak itu tidak enak hati karena Pak Brata mantan atasannya yang selalu datang menjenguk, jadi Emir mengusulkan untuk bertemu di Batam, biar sama-sama enak. Seperti kita ketahui Batam ke Singapura sudah sangat dekat, tinggal menyebrang dengan kapal saja sudah sampai.Mereka setuju, baru juga Emir tiba di hotel dan akan makan siang di resto hotel, tetapi siapa yang menduga, kalau Talita juga ada di hotel tersebut , hotel yang sama dengan dengan Brata, karena Talita juga ada seminar di sana.Untung Brata mengenal Talita, jadi ia buru-buru menelepon Emir, meminta Emir menghindar, saat itu Talita masih mencari di halaman hotel sementara Emir bersembun

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pertemuan yang Tak Terduga

    Talita berdiri di trotoar luar hotel, matanya memindai setiap orang yang lewat. Jantungnya berdegup kencang, seakan firasatnya benar bahwa pria yang ia lihat tadi adalah Emir. Rasa rindu pada sang suami yang sudah meninggalkanya.‘Ya Allah aku sangat merindukannya, maafkan hamba kalau belum iklas. Hati ini rasanya berat untuk mengiklaskannya’ ucapnya dalam hati.Hatinya seolah-olah berkata kalau ia akab bertemu Emir di sana. Mulutnyah menolak namun hatinya berkata iya.“Tidak mungkin. Tapi … aku tidak bisa mengabaikan perasaanku,” gumamnya sambil terus berjalan ke arah yang ia kira menjadi tujuan pria itu pergi.Di sisi lain, Emir yang mengenakan topeng karet dan jaket hitam duduk di sebuah kafe kecil di pinggir jalan bersama anak buah Pak Brata. Mata Emir terus memperhatikan keluar jendela, waspada kalau Talita masih mencarinya.“Kamu harus berhati-hati, Emir. Talita wanita cerdas. Kalau dia tahu siapa kamu, penyamaran kita bisa hancur,” ujar Pak Brata di ujung teleponsambil menyer

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Memberi Waktu Sendiri

    Setelah pulang dari rumah orang tua Dimas, Talita dan Dimas hanya diam di dalam mobil.“Aku tidak ingin kamu pergi Mas,” ucap Talita kemudian.“Lalu kamu ingin aku melakukan apa?”“Ya jangan ikut ke tempat konflik itu, mereka kan sangat kejam,” ujar Talita.“Itu sudah jadi tugasku sebagai abdi negara Talita.”“Ya, tapi kenapa harus kamu?”“Bukan hanya aku, ada banyak orang yang akan ikut , itu sudah jadi tugas kami menjaga keamanan negara ini,” ujar Dimas.“Tapi kamu pergi saat kita ada masalah.”“Jangan khawatir , dengan begitu bunda tidak akan mengusik kamu lagi, aku juga tidak ingin kamu pergi dari rumah. Aku sudah berjanji pada Emir kalau aku akan menjaga kamu.”“Lalu bagaimana?”“Kamu tetap tinggal di rumah itu dengan anak-anak, biarkan aku yang pergi.”Talita tidak bisa bicara lagi, ia hanya diam, ia bahkan tidak tahu harus berkata apa, tetapi ia berpikir mungkin itu hal yang tepat untuk mereka, Dimas menepati janjinya.Setelah tiba di rumah, ia mengumpulkan pakaiannya da

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Menjaga Istri Orang Lain

    Emir terpaksa menceritakan semuanya pada Dimas, karena lelaki itu hampir menyerah, menghadapi sikap Talita.“Apa kamu punya waktu?” tanya Emir.“Besok, aku ingin istirahat beberapa hari”“Apa latihan di luar kota melelahkan?”“Latihan seberat apapun tidak pernah berarti untukku, yang membuatku tidak bisa berdaya tidak bisa menghadapi sikap dingin istrimu,” ucap Dimas.Emir memikirkan satu hal, ia baru ingat kalau Talita orang yang sangat patuh pada orang tua, terlihat dari sikapnya yang tidak bisa menolak pernikahan mereka berdua saat itu.“Ya, masih … apa orang tuamu menolak Talita?”Dimas diam, ia bahkan tidak memberikan waktu untuk Talita memberikan alasan.“Tunggu … apa bapak pikir orang tuaku menemui Talita lagi?”“Bisa jadi, kenapa kamu tidak bertanya pada Talita”“Kamu benar … mungkin bunda datang lagi membuat masalah, dia sudah pernah melakukannya juga.”Dimas terdiam, ia baru ingat, sehari setelah ia tiba di luar kota Farida kakaknya menelepon dan bertanya dirinya sedang d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status