All Chapters of Pesona Istri yang Tak Dianggap: Chapter 61 - Chapter 70

92 Chapters

Menolak Menikah dengan Dimas

Keluarga Dimas sudah beberapa kali mencari wanita untuk menggantikan posisi Talita di hati Dimas, tetapi dari sekian wanita yang dijodohkan, tidak ada satupun yang ia terima. Lelaki bertubuh tegap tinggi itu selalu menolak wanita pilihan sang Bunda, hal itulah membuat keluarga Dimas sangat geram.Keluarga Dimas tidak rela jika anak mereka dekat dengan Talita lagi. Apa jika kembali bersama, hal yang wajar sebenarnya jika mereka marah, sebab Talilah yang meninggalkan Dimas. Apalagui saat itu mereka sudah membahas rencana pernikahan. Ibu manapun di dunia ini tidak akan terima“Lalu kalau kamu tidak mau menikah dengan Dila, lalu kamu mau menikah dengan siapa?” tanya Bu Yani.“Bu … aku akan menemukan jodoh yang tepat untukku nanti, jadi berhentilah mencari wanita untukku,” jawab Dimas.“Dimas, Bunda sama Ayah sudah tua, kami ingin melihat kamu menikah dan memiliki anak.”“Ya … nanti ada saatnya Bun.”“Sampai kapan!?”“Bun … sudahlah jangan marah-marah seperti itu, dia bukan anak kecil ya
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Pura-pura Menikah

Merasa tidak ada dukungan dari tempatnya bekerja dan tidak punya orang lain untuk diminta untuk menolong, akhirnya Emir dengan berat hati ingin meminta Dimas menjaga Talita, agar ia bisa selamat, ia tidak akan rela kalau Talita jatuh ke tangan manusia jahat seperti Irfan, jadi, menyerahkannya kembali pada Dimas.“Kamu gila …! Kamu jahat!” teriak Talita setelah diminta bertemu dengan Emir.“Talita aku tidak ingin hidup kita berdua dipermainkan si Irfan, aku tidak bisa melindungi maafkan aku, hanya ini caraku,” ucap Emir memohon.“Aku bukan barang yang bisa kamu oper pada orang lain,” ujar Talita tangisannya pecah.“Aku mencintaimu Ta sangat mencintaimu. Ini hanya sementara percaya padaku, agar irfan melepaskanmu,” bujuk Emir.“Lalu kenapa kamu memberikanku pada Dimas,” ujar Talita menangis.“Hanya ini caraku Ta.”Emir memeluknya dan membawanya ke dalam dadanya, ia juga menangis, ia sudah memikirkan rencana itu dengan matang, ia tidak punya pilihan lain, kalau ia terus bertahan, Irfan
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Sebuah Rencana Besar

 Mendengar Emir menceraikan Talita Irfan tertawa dengan bahagia. Ia berpikir kalau Emir takut dengan ancaman yang ia berikan, karena sebelumnya ia sudah mengancam akan menyakiti Dinar kakak Emir yang saat itu ada di penjara karena kekerasan pada anak dibawah umur. Bukan hanya itu dr. Irfan juga mengancam akan menyuntik mati ibunya di panti jompo kalau ia tidak mau menceraikan Talita, karena ancaman itulah Emir  merencanakan semuanya dengan Dimas. “Coba dari kemarin kamu melakukan itu, kamu tidak akan menderita seperti ini,” ucapnya menyandarkan kepala di  kursi ruang kerjanya. Tidak lama kemudian ponsel miliknya berdering, ia mendapat kabar kalau Talita menikah dengan Dimas, mantan kekasihnya,  matanya menatap tajam, seketika rasa senang yang tadi rasakan menghilang dan berganti dengan kepanikan “Apa ini? Siapa lelaki keparat ini?” 
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Emir Terluka Parah

Dugaannya Emir benar, ia sudah menduga kalau irfan akan dibebaskan dari semua tuduhan, sekalipun bukti kejahatannya sudah didepan mata, laki-laki itu lepas dari semua tuntutan. Apa yang dilakukan Emir dan Dimas sia-sia.Ia hanya diberi surat peringatan. Itu juga yang membuat Dimas dan yang lainnya begitu geram.Dimas dan Emir kembali bertemu.“Aku tidak habis pikir mata mereka semua bisa dibutakan uang,” ucap Dimas geram“Aku sudah menduganya Pak Dimas.”Dimas mengepal tangannya dengan kuat, “sampai kapan negeri kita ini akan seperti itu, sampai kapan?”“Aku yang akan membuatnya di penjara,” ujar Emir tiba-tiba“Dengan apa?” tanya Dimas.Emir mengungkapkan rencana gila yang dia persiapkan. Mendengar itu bola mata Dimas melotot kaget.“Apa kamu yakin akan melakukannya?” tanya Dimas sangat khawatir.“Hanya ini caraku, untuk membalas perbuatan mereka semua. Aku ingin kamu memberikan benda itu padaku biarkan aku yang melakukannya,” ujar Emir dengan yakin.“Apa tidak ada rencana lain lagi
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Kematian Sudah Dipublikasikan

Mendengar kabar Emir meninggal karena ditembak, Talita sangat shock, ia sampai pingsan. Sekarang ia tahu alasan Emir memaksanya bersama Dimas. Akhirnya ia sadar ada banyak orang yang ingin suaminya lenyap. Semua terjadi karena Emir ingin membongkar kejahatan yang dilakukan atasannya dan kloni-kloninya.Talita mengusap butitan kristal yang menetes deras di pipinya “Kenapa harus melakukan itu, kenapa harus mengusik mereka. Bagaimana dengan kami,"ujar Talita menangis.“Kamu harus kuat demi anak-anak,” ucap Bona.Walau Dimas diminta Emir menjaganya dan berpura-pura jadi suaminya, tetapi mereka berdua belum tinggal satu rumah, Dimas pindah ke rumah dinas, sementara Talita masih disembunyikan di rumah Bona.“Aku ingin melihatnya untuk yang terakhir kalinya Pak Bona,” ujar Talita dengan tangisan.“Jangan lakukan itu Bu, pengorbanan yang dilakukan Pak Emir akan sia-sia, jika Ibu terluka, situasi saat ini sedang mencekam, polisi yang menjebak dan memukuli Emir saat itu sedang diselidiki. Dia
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Palsu Dalam Kematiannya

Dimas, Reimon, Brain masih di rumah sakit untuk mengurus mayat Emir.Tadinya instruksi dari kepolisian, ingin dimakamkan secara protokol kepolisian, tetapi ibunya Emir yang marah menolak semuanya.“Anakku bukan polisi … kenapa setelah meninggal kalian akui dia sebagai polisi, saat dia masih hidup, kalian perlakukan seperti binatang,” ucap Bu Sima, ia mengusir semua polisi yang mengunjunginya.Wanita yang duduk di kursi roda itu marah dan mengusir para polisi yang meminta persetujuannya.“Bu, kami hanya ingin memberi penghormatan pada Pak Emir”“Tidak perlu, anakku bukan polisi lagi, aku ingin anakku dimakamkan hari ini juga” Dimas mengurus pengambilan jenazah rencana Emir dmakamkan ke Sukabumi disamping ayahnya,Reimon, Brain dan Dimas tidak banyak waktu. Mereka akan melakukannya dengan cepat agar semuanya berjalan sesuai yang mereka inginkan.Bu sima masih menangis piluh meratapi kepergian putranya. Wanita itu merasa sangat hancur karena ia kehilangan semuanya. Putrinya ada dalam pen
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Ketegangan Sepanjang Perjalanan ke Sukabumi

Ketegangan memenuhi udara setelah mereka berhasil mengeluarkan Dimas dari rumah sakit. Mereka berusaha menunjukkan wajah sedih dan penuh haru. Mereka tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Dengan kemampuan profesinal ketiganya akhirnya berhasil keluar dari rumah sakit. Keringat membanjiri pakaian ketiganya.. Di dalam ambulans, Dimas, Reimon, dan dokter Brain berusaha menyembunyikan kegugupan mereka. Sementara itu, Emir mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa ia baru saja keluar dari kematian palsunya."Aku tidak percaya ini berhasil," gumam Emir, suaranya serak. "Tapi kita tidak bisa bersantai dulu. Ini baru permulaan."Brain mengangguk. "Aku sudah memastikan semua prosedur berjalan lancar. Tapi kita harus bergerak cepat. Kalau sampai ada yang mencurigai mayat pengganti, rencana ini bisa terbongkar." **Suara sirene ambulans memecah keheningan malam. Jalanan yang lengang memberikan sedikit kenyamanan bagi Dimas, Reimon, dokter Brain, dan Emir, tetapi ketegangan
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

 Ketegangan Dalam Hutan.

Setelah pemakaman Emir sudah berada di kendaraan lain yang membawa dirinya ke tempat persembunyian. Sebuah rumah kecil di pinggir hutan telah disiapkan oleh Reimon dan Brain sebagai tempat aman untuk sementara waktu."Kau harus tetap di sini sampai keadaan mereda," ujar Reimon ketika mereka tiba. "Polisi dan pihak lain pasti akan mencurigai sesuatu. Kita tidak bisa gegabah.""Aku mengerti," jawab Emir. "Tapi aku tidak akan tinggal diam. Kita harus melanjutkan rencana untuk menjatuhkan mereka semua."Namun, Emir tidak menyadari bahwa musuh-musuhnya mulai mencium sesuatu yang aneh. Salah satu anak buah Arjuna yang ditempatkan di rumah sakit mulai merasa ada yang janggal dengan proses pengambilan jenazah Emir. Ia melaporkan hal ini langsung kepada Arjuna."Bagaimana mungkin mereka bisa membawa jenazah itu tanpa persetujuanku?" geram Arjuna, tangannya mengepal di atas meja. Laki-laki itu masih dalam proses penyelidikan."Kami menemukan bukti bahwa ada dokter yang membantu mereka," ujar a
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

     Jejak di Tengah Kegelapan

Reimon segera mengambil senjata dan mengintip dari jendela kecil. “Kita punya masalah. Ada beberapa orang bersenjata mendekat.”Emir langsung sigap. “Mereka pasti orang-orang Arjuna. Kita harus keluar dari sini sekarang.”Brain yang masih lemah mencoba berdiri. “Aku akan membantu...”“Tidak, kau tetap di sini,” potong Emir. “Reimon dan aku akan mengalihkan perhatian mereka.”Emir dan Reimon keluar dari rumah, menggunakan pepohonan dan kegelapan malam sebagai perlindungan. Beberapa pria bersenjata yang mendekat tampak berhenti, mencari jejak di sekitar.“Pastikan mereka tidak sampai ke rumah,” bisik Emir pada Reimon.Reimon mengangguk dan mengarahkan pistolnya ke arah salah satu pria yang terlihat terpisah dari kelompoknya. Dengan tembakan terukur, pria itu langsung tumbang tanpa suara.Namun, suara tembakan itu menarik perhatian kelompok lainnya. Mereka mulai mendekat ke arah Emir dan Reimon.“Cepat, kita harus memancing mereka lebih jauh,” ujar Emir.Dalam baku tembak sengit di antara
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Malam yang Penuh Dilema.

Mencari Jejak.Shena terlihat ragu. “Kau gila kalau berpikir aku akan membantumu. Kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi, Emir. Arjuna punya orang-orang kuat di belakangnya. Bahkan jika kau berhasil menjatuhkannya, mereka tidak akan membiarkanmu hidup dia banyak antek-antek yang akan membantunya,” ucap wanita itu enggan membuka pintu.Emir menatap Shena tajam. “Aku tidak peduli. Ini bukan hanya tentang aku. Ini tentang orang-orang yang sudah dia hancurkan. Aku tahu kau punya rahasia yang bisa menjatuhkannya. Aku hanya butuh itu.”Shena terdiam. Ada ketakutan di matanya, tetapi juga rasa bersalah yang mendalam pada Emir karena selama ini ia tahu atasannya salah tetapi membelanya malah menuduh Emir polisi yang kurang kerjaan karena ia ingin menghentikan kejahatan atasannya.“Shena, saya pikir sudah waktunya kamu berhenti membelanya dan membuka matamu atas semua kejahatannya,” ucap Emir tegas.“Aku tidak ingin terlibat dengan semua ini. Sejak kamu masuk penjara bulan lalu, aku sudah
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status