Share

Palsu Dalam Kematiannya

Author: Borneng
last update Last Updated: 2025-01-28 13:59:14
Dimas, Reimon, Brain masih di rumah sakit untuk mengurus mayat Emir.

Tadinya instruksi dari kepolisian, ingin dimakamkan secara protokol kepolisian, tetapi ibunya Emir yang marah menolak semuanya.

“Anakku bukan polisi … kenapa setelah meninggal kalian akui dia sebagai polisi, saat dia masih hidup, kalian perlakukan seperti binatang,” ucap Bu Sima, ia mengusir semua polisi yang mengunjunginya.

Wanita yang duduk di kursi roda itu marah dan mengusir para polisi yang meminta persetujuannya.

“Bu, kami hanya ingin memberi penghormatan pada Pak Emir”

“Tidak perlu, anakku bukan polisi lagi, aku ingin anakku dimakamkan hari ini juga”

Dimas mengurus pengambilan jenazah rencana Emir dmakamkan ke Sukabumi disamping ayahnya,Reimon, Brain dan Dimas tidak banyak waktu. Mereka akan melakukannya dengan cepat agar semuanya berjalan sesuai yang mereka inginkan.

Bu sima masih menangis piluh meratapi kepergian putranya. Wanita itu merasa sangat hancur karena ia kehilangan semuanya. Putrinya ada dalam pen
Borneng

Jangan lupa berikan dukungan, like, komen dan berikan gem juga agar authornya semakin semangat ya, terimakasih.

| 2
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ketegangan Sepanjang Perjalanan ke Sukabumi

    Ketegangan memenuhi udara setelah mereka berhasil mengeluarkan Dimas dari rumah sakit. Mereka berusaha menunjukkan wajah sedih dan penuh haru. Mereka tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Dengan kemampuan profesinal ketiganya akhirnya berhasil keluar dari rumah sakit. Keringat membanjiri pakaian ketiganya.. Di dalam ambulans, Dimas, Reimon, dan dokter Brain berusaha menyembunyikan kegugupan mereka. Sementara itu, Emir mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa ia baru saja keluar dari kematian palsunya."Aku tidak percaya ini berhasil," gumam Emir, suaranya serak. "Tapi kita tidak bisa bersantai dulu. Ini baru permulaan."Brain mengangguk. "Aku sudah memastikan semua prosedur berjalan lancar. Tapi kita harus bergerak cepat. Kalau sampai ada yang mencurigai mayat pengganti, rencana ini bisa terbongkar." **Suara sirene ambulans memecah keheningan malam. Jalanan yang lengang memberikan sedikit kenyamanan bagi Dimas, Reimon, dokter Brain, dan Emir, tetapi ketegangan

    Last Updated : 2025-01-29
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap    Ketegangan Dalam Hutan.

    Setelah pemakaman Emir sudah berada di kendaraan lain yang membawa dirinya ke tempat persembunyian. Sebuah rumah kecil di pinggir hutan telah disiapkan oleh Reimon dan Brain sebagai tempat aman untuk sementara waktu."Kau harus tetap di sini sampai keadaan mereda," ujar Reimon ketika mereka tiba. "Polisi dan pihak lain pasti akan mencurigai sesuatu. Kita tidak bisa gegabah.""Aku mengerti," jawab Emir. "Tapi aku tidak akan tinggal diam. Kita harus melanjutkan rencana untuk menjatuhkan mereka semua."Namun, Emir tidak menyadari bahwa musuh-musuhnya mulai mencium sesuatu yang aneh. Salah satu anak buah Arjuna yang ditempatkan di rumah sakit mulai merasa ada yang janggal dengan proses pengambilan jenazah Emir. Ia melaporkan hal ini langsung kepada Arjuna."Bagaimana mungkin mereka bisa membawa jenazah itu tanpa persetujuanku?" geram Arjuna, tangannya mengepal di atas meja. Laki-laki itu masih dalam proses penyelidikan."Kami menemukan bukti bahwa ada dokter yang membantu mereka," ujar a

    Last Updated : 2025-01-29
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap        Jejak di Tengah Kegelapan

    Reimon segera mengambil senjata dan mengintip dari jendela kecil. “Kita punya masalah. Ada beberapa orang bersenjata mendekat.”Emir langsung sigap. “Mereka pasti orang-orang Arjuna. Kita harus keluar dari sini sekarang.”Brain yang masih lemah mencoba berdiri. “Aku akan membantu...”“Tidak, kau tetap di sini,” potong Emir. “Reimon dan aku akan mengalihkan perhatian mereka.”Emir dan Reimon keluar dari rumah, menggunakan pepohonan dan kegelapan malam sebagai perlindungan. Beberapa pria bersenjata yang mendekat tampak berhenti, mencari jejak di sekitar.“Pastikan mereka tidak sampai ke rumah,” bisik Emir pada Reimon.Reimon mengangguk dan mengarahkan pistolnya ke arah salah satu pria yang terlihat terpisah dari kelompoknya. Dengan tembakan terukur, pria itu langsung tumbang tanpa suara.Namun, suara tembakan itu menarik perhatian kelompok lainnya. Mereka mulai mendekat ke arah Emir dan Reimon.“Cepat, kita harus memancing mereka lebih jauh,” ujar Emir.Dalam baku tembak sengit di antara

    Last Updated : 2025-01-30
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Malam yang Penuh Dilema.

    Mencari Jejak.Shena terlihat ragu. “Kau gila kalau berpikir aku akan membantumu. Kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi, Emir. Arjuna punya orang-orang kuat di belakangnya. Bahkan jika kau berhasil menjatuhkannya, mereka tidak akan membiarkanmu hidup dia banyak antek-antek yang akan membantunya,” ucap wanita itu enggan membuka pintu.Emir menatap Shena tajam. “Aku tidak peduli. Ini bukan hanya tentang aku. Ini tentang orang-orang yang sudah dia hancurkan. Aku tahu kau punya rahasia yang bisa menjatuhkannya. Aku hanya butuh itu.”Shena terdiam. Ada ketakutan di matanya, tetapi juga rasa bersalah yang mendalam pada Emir karena selama ini ia tahu atasannya salah tetapi membelanya malah menuduh Emir polisi yang kurang kerjaan karena ia ingin menghentikan kejahatan atasannya.“Shena, saya pikir sudah waktunya kamu berhenti membelanya dan membuka matamu atas semua kejahatannya,” ucap Emir tegas.“Aku tidak ingin terlibat dengan semua ini. Sejak kamu masuk penjara bulan lalu, aku sudah

    Last Updated : 2025-01-30
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Mencoba Bertahan dengan Menyamar

    Emir tersenyum kecil, meskipun senyumnya penuh luka. "Kadang, mencintai berarti melepaskan. Saya tidak bisa mengikat Talita dalam bahaya ini. Dia sudah terlalu banyak menderita karena saya.""Tapi bagaimana kalau dia berpikir Anda meninggalkannya? Apa Anda yakin dia akan mengerti jika suatu hari nanti kebenaran terungkap?" tanya Dimas, nada suaranya penuh kekhawatiran."Saya tidak peduli jika dia membenci saya, selama dia aman dan bahagia," jawab Emir dengan mantap. "Dan itulah alasan saya memintamu untuk menjaganya. Kau pria baik, Dimas. Kau tahu apa yang terbaik untuknya."Dimas hanya bisa diam. Dalam hatinya, ia berjuang melawan perasaan bersalah dan keinginannya sendiri.Ketika mereka sampai di lokasi persembunyian , Emir turun dari mobil dan memandang ke arah Dimas dan Reimon. "Ini mungkin terakhir kali kita bertemu dalam waktu dekat. Setelah ini, aku akan menghilang sepenuhnya."Reimon, yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh perhatian, menepuk bahu Emir. "Kau tahu, Pak Emir,

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Karma yang  Setimpal

    Talita sangat terpukul atas kematian Emir, ia setiap malam menangisi kematian sang suami. Ada banyak penyesalan dan kemarahan dalam hati. Talita tidak diberitahu kalau kematian Emis hanya sebuah rekayasa,Setelah beberapa hari Emir dimakamkan Irfan menjadi gila. Sebab para polisi yang tadinya membela dirinya kini malah balik menuduhnya melakukan penembakan pada Emir karena cemburu sebab merebut kekasihnya, kini dokter jahat itu menerima karma atas kejahatan pada Emir selama ini. Arjuna yang tadinya melindunginya justru menjadikannya kambing hitam.Karena rasa amarahnya pada Irfan, Talita membongkar semua kejahatan Irfan yang ia pernah temukan dari komputernya.'Aku bukan malaikat yang bisa terus sabar dan diam saat kamu jahatin, aku akan membongkar semua kejahatanmu, biar kamu tahu bagaimana rasanya hidup di penjara, seperti yang dialami Mas Emir' ucap Talita dalam hati, ia membuka laptop miliknya dan copy semua bukti kejahatan dr. Irfan pada banyak pasiennya, salah satunya Emir.Ap

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pergi Untuk Kembali

    Disisi lain Emir akan berangkat keluar negeri setelah melihat pemakaman ibunya.“Terimakasih telah membantuku Pak Dimas, tolong jaga anak-anakku, aku berharap Bapak bisa mencintainya seperti anak sendiri sampai aku datang kembali membawa mereka. Jika situasi sudah tenang nanti aku akan membawa mereka tinggal bersamaku,” ujar Emir dengan tulus.“Baiklah Pak Emir, aku tidak tahu apa aku harus senang atau menangis”“Bapak harus senang setidaknya aku memberimu waktu bersama Talita walaupun hanya pura-pura jadi istri, Ingat dia masih istriku,” ucap Emir mengingatkan.“Hidup satu rumah dengan istri orang lain hal yang berat Pak Emir,” ujar Dimas.“Aku tidak punya pilihan Pak Dimas, hanya kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan keluargaku. Aku minta maaf jika merepotkanmu.”“Masalahnya akan semakin berat sebab orang tuaku tidak akan menerima Talita sebagai menantu.”“Hanya sementara Pak Dimas, mungkin tidak sampai dua tahun. Aku berharap kamu menemukan wanita yang baik. Tapi ingat Talita

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap                 Cinta yang Tersembunyi

    Talita menempati rumah baru dengan Dimas, walau mereka mantan kekasih yang menjalin hubungan lumayan lama, tetapi hubungan mereka saat ini justru semakin canggung, entah kenapa hati Talita masih sangat terluka atas kepergian Emir.Talita masih mempekerjakan dua suster untuk si kembarUntuk pertama kalinya mereka berdua duduk makan satu meja setelah tinggal satu rumah, saat Talita ingin melakukan perannya sebagai istri, menghidangkan makanan di atas meja untuk Dimas, tetapi Dimas melarang Talita melakukan hal itu, ia tidak mau wanita cantik itu, merasa terbebani.“Tidak usah, biar aku saja,” ujar Dimas saat Talita ingin menyendok nasi ke piring Dimas."Aku hanya ingin melakukan pekerjaanku sebagai istri Mas. Biar mereka tidak curiga,” bisik Talita melirik suster si kembar."Pernikahan kita hanya pura-pura Ta, jadi jangan membebani dirimu, pelan-pelan saja, lakukan seperti itu jika kamu sudah siap melakukannya,” ujar Dimas setengah berbisik.“Baiklah.” Talita menyodorkan piring dan mem

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap     Punya Banyak Kemiripan.

    TING! Suara lift berbunyi, pintunya terbuka.Talita melangkah keluar dengan hati berdebar. Ia masih mencurigai Emir yang berganti nama jadi Diego—pria yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya, menolongnya dari ancaman, tetapi tetap penuh rahasia.Apartemen itu luas, dengan interior modern yang didominasi warna hitam dan abu-abu. Ada aroma kopi yang masih hangat di udara, menambah kesan nyaman di dalam ruangan.Begitu pintu terbuka lebih lebar, suara langkah kaki kecil terdengar."Bunda!"Hasan dan Hasna langsung berlari menghampiri Talita, memeluknya erat. Air mata mengalir di pipinya saat ia mengecup kening mereka satu per satu."Sayang... Maafkan Bunda telat datang..."Hasna memegang pipi Talita dengan tangan mungilnya. "Bunda jangan pergi lagi..."Talita tersenyum di tengah air matanya. "Bunda nggak akan kemana-mana, sayang..."Emir berdiri beberapa langkah di belakang, mengamati momen itu dengan mata yang dalam. Kerinduan, cinta, dan rasa bersalah berbaur di hatinya.Namun, ia tetap m

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Nyawa Dimas Dalam Bahaya.

    Wajah perawat itu asing. Ia belum pernah melihatnya di rumah sakit ini sebelumnya. Gerak-geriknya juga mencurigakan, seolah sedang menyembunyikan sesuatu.Talita memperhatikan lebih saksama. Tangan perawat itu gemetar saat menyentuh kantong infus.‘Ada yang tidak beres...’ ucapnya dalam hati.Saat perawat itu mencoba menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus Dimas, Talita tersentak."Sebentar!" serunya, matanya membelalak curiga.Perawat itu terkejut, tetapi segera memasang ekspresi tenang. "Ada apa, Bu?"Talita menatapnya tajam. "Siapa nama Anda?"Perawat itu terdiam sesaat."Perkenalkan, saya Suster Rina," jawabnya akhirnya, tetapi Talita tidak percaya.“Aku hafal semua perawat di rumah sakit ini. Aku bekerja di sini tidak pernah melihatmu sebelumnya!"Talita segera berdiri dan menahan tangan perawat itu sebelum jarum suntik menyentuh infus Dimas."Apa yang Anda suntikkan?" suara Talita bergetar, tapi penuh ketegasan.Wajah perawat itu langsung berubah pucat.Dan dalam hitungan de

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Kecelakaan.

    Saat Dimas berangkat ke kerja menggunakan motor, tiba-tiba sebuah mobil menabrak dari belakang.Dimas merasakan benturan keras yang membuat tubuhnya terpental ke aspal. Motor yang ia kendarai terseret beberapa meter sebelum akhirnya berhenti di pinggir jalan. Rasa nyeri menyebar ke seluruh tubuhnya, terutama di lengan dan kakinya yang terbentur aspal kasar.Beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu segera berlari mendekat. Pengemudi mobil yang menabraknya melarikan diri.Terlihat jelas kalau dia ingin mencelakai Dimas. Dimas masih sempat melihat warna mobil sebelum tubuhnya terhembas ke aspal.‘Siapa mereka? Apa itu orang-orang suruhan Arjuna?” tanya Dimas dalam hati.Seorang bapak berlari menghampiri tubuh Dimas yang tergelatak, lukanya sangat parah.“Pak. Apa Bapak bisa mendengar saya?” Pria itu membantu Dimas untuk duduk.Dimas mencoba menggerakkan tubuhnya, cairan merah mengalir di wajahnya. Rasa sakit menjalar di bagian kakinya, tangannya. Lalu rasa sakit itu menguasai selu

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Sebuah Petanda

    “Jangan khawatir aku orang yang menepati janji.”Sebelum Dimas melangkah pergi, ia berbalik badan lagi.“Aku harap kalian bisa bersama lagi.”Emir terdiam, ia tidak tahu mengambarkan ekpresi wajah Dimas, apakah laki-laki itu bicara dari hati atau ia hanya pura-pura tegar.“Pak Dimas, terimakasih sudah menjaga keluargaku. Aku berhutang banyak padamu. Aku berharap suatu saat aku bisa membalasnya,” ujar Emir.“Aku berterimakasih, sebab Bapak memberiku kesempatan menjaga Talita dan tinggal satu atap bersamanya, walau hanya pura-pura pasangan suami istri itu sudah cukup bagiku. Aku berharap Pak Emir sembuh,” ucap Dimas, wajahnya terlihat sangat sendu.“Apa Pak Dimas baik-baik aja?” tanya Emir menatap begitu dalam.“Iya, aku baik. Kami pulang dulu. Aku takut Talita marah karena kami lama,” ucapnya melambaikan tangan pada Emir.Dalam hati Emir ada rasa yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata saat Dimas dan si kembar ke dalam mobil. Tidak lama kemudian mobil itu melaju dan menghilan

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bertemu Ayah Kandung

    Satu tahun kemudian. Setelah berpikir panjang dan butuh waktu yang lama Emir akhirnya mengikuti saran Seno untuk mengganti wajahnya. Ia akan pulang kembali ke Indonesia dengan identitas yang baru.Hubungannya dan Dimas masih tetap baik. Lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu menepati janjinya menjaga Talita dan anak kembarnya. Walau semua keluarga melarang Dimas bersama Talita. Namun ia tetap berpura-pura sebagai suami untuk Talita, semua itu ia lakukan supaya tidak ada yang menganggu Talita dan kedua anak kembarnya. Musuh yang mengincar Emir masih berkeliaran di sekitar mereka. Arjuna masih curiga kalau Emir masih hidup.Kali ini Dimas janjian akan bertemu seseorang.Terkadang kedua pengasuh mereka kewalahan mengawasi Hasan, Hasna masih mau nurut kalau dilarang, tetapi kalau Hasan semakin dilarang semakin di lakukan, rasa ingin tahunya lebih besar dari adiknya. Kedua anak kembar itu tumbuh menjadi anak y

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Merindukanmu

    Emir masih di Batam, Pak Seno dan Brata yang memintanya datang untuk urusan pekerjaan yang akan mereka kerjakan bersama, sebab Emir juga ikut terlibat dalam menangani kasus yang pernah di pegang Pak Brata, sebelum ia di mutasi ke daerah.Tadinya kedua orang itu meminta akan bertemu Emir kembali di Singapura, tetapi, bapak dua anak itu tidak enak hati karena Pak Brata mantan atasannya yang selalu datang menjenguk, jadi Emir mengusulkan untuk bertemu di Batam, biar sama-sama enak. Seperti kita ketahui Batam ke Singapura sudah sangat dekat, tinggal menyebrang dengan kapal saja sudah sampai.Mereka setuju, baru juga Emir tiba di hotel dan akan makan siang di resto hotel, tetapi siapa yang menduga, kalau Talita juga ada di hotel tersebut , hotel yang sama dengan dengan Brata, karena Talita juga ada seminar di sana.Untung Brata mengenal Talita, jadi ia buru-buru menelepon Emir, meminta Emir menghindar, saat itu Talita masih mencari di halaman hotel sementara Emir bersembun

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pertemuan yang Tak Terduga

    Talita berdiri di trotoar luar hotel, matanya memindai setiap orang yang lewat. Jantungnya berdegup kencang, seakan firasatnya benar bahwa pria yang ia lihat tadi adalah Emir. Rasa rindu pada sang suami yang sudah meninggalkanya.‘Ya Allah aku sangat merindukannya, maafkan hamba kalau belum iklas. Hati ini rasanya berat untuk mengiklaskannya’ ucapnya dalam hati.Hatinya seolah-olah berkata kalau ia akab bertemu Emir di sana. Mulutnyah menolak namun hatinya berkata iya.“Tidak mungkin. Tapi … aku tidak bisa mengabaikan perasaanku,” gumamnya sambil terus berjalan ke arah yang ia kira menjadi tujuan pria itu pergi.Di sisi lain, Emir yang mengenakan topeng karet dan jaket hitam duduk di sebuah kafe kecil di pinggir jalan bersama anak buah Pak Brata. Mata Emir terus memperhatikan keluar jendela, waspada kalau Talita masih mencarinya.“Kamu harus berhati-hati, Emir. Talita wanita cerdas. Kalau dia tahu siapa kamu, penyamaran kita bisa hancur,” ujar Pak Brata di ujung teleponsambil menyer

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Memberi Waktu Sendiri

    Setelah pulang dari rumah orang tua Dimas, Talita dan Dimas hanya diam di dalam mobil.“Aku tidak ingin kamu pergi Mas,” ucap Talita kemudian.“Lalu kamu ingin aku melakukan apa?”“Ya jangan ikut ke tempat konflik itu, mereka kan sangat kejam,” ujar Talita.“Itu sudah jadi tugasku sebagai abdi negara Talita.”“Ya, tapi kenapa harus kamu?”“Bukan hanya aku, ada banyak orang yang akan ikut , itu sudah jadi tugas kami menjaga keamanan negara ini,” ujar Dimas.“Tapi kamu pergi saat kita ada masalah.”“Jangan khawatir , dengan begitu bunda tidak akan mengusik kamu lagi, aku juga tidak ingin kamu pergi dari rumah. Aku sudah berjanji pada Emir kalau aku akan menjaga kamu.”“Lalu bagaimana?”“Kamu tetap tinggal di rumah itu dengan anak-anak, biarkan aku yang pergi.”Talita tidak bisa bicara lagi, ia hanya diam, ia bahkan tidak tahu harus berkata apa, tetapi ia berpikir mungkin itu hal yang tepat untuk mereka, Dimas menepati janjinya.Setelah tiba di rumah, ia mengumpulkan pakaiannya da

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Menjaga Istri Orang Lain

    Emir terpaksa menceritakan semuanya pada Dimas, karena lelaki itu hampir menyerah, menghadapi sikap Talita.“Apa kamu punya waktu?” tanya Emir.“Besok, aku ingin istirahat beberapa hari”“Apa latihan di luar kota melelahkan?”“Latihan seberat apapun tidak pernah berarti untukku, yang membuatku tidak bisa berdaya tidak bisa menghadapi sikap dingin istrimu,” ucap Dimas.Emir memikirkan satu hal, ia baru ingat kalau Talita orang yang sangat patuh pada orang tua, terlihat dari sikapnya yang tidak bisa menolak pernikahan mereka berdua saat itu.“Ya, masih … apa orang tuamu menolak Talita?”Dimas diam, ia bahkan tidak memberikan waktu untuk Talita memberikan alasan.“Tunggu … apa bapak pikir orang tuaku menemui Talita lagi?”“Bisa jadi, kenapa kamu tidak bertanya pada Talita”“Kamu benar … mungkin bunda datang lagi membuat masalah, dia sudah pernah melakukannya juga.”Dimas terdiam, ia baru ingat, sehari setelah ia tiba di luar kota Farida kakaknya menelepon dan bertanya dirinya sedang d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status