Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kesayangan Tuan Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

133 Chapters

Bab 31 Ingin Membantu Dengan Syarat!

•• UD ENTERTAINMENT •• Ammar duduk di ruang kerjanya yang luas dan megah, dengan dinding berwarna abu-abu gelap melingkupi ruangan tersebut, menambah kesan serius dan profesional. Meja kerja berbahan kayu mahoni berukuran besar dan kursi kulit hitam yang empuk, menunjukkan kemapanan dan otoritas. Di atas meja, laptop keluaran terbaru dan berbagai dokumen penting tersusun rapi, menunjukkan kerapian dan ketertiban sang CEO. Rak buku yang tinggi di salah satu sudut ruangan berisi buku-buku tebal dan jurnal bisnis, mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan seorang Barra Malik Virendra. Di sepanjang dinding, terdapat beberapa lukisan hitam putih yang abstrak, menciptakan suasana yang artistik namun tetap sopan. Pencahayaan yang di atur dengan baik, menghasilkan semburat cahaya yang cukup terang untuk bekerja namun tidak menyilaukan mata. Di tengah ruangan, terdapat sebuah karpet tebal berwarna abu-abu yang melapisi lantai, menyerap setiap langkah kaki dan menciptakan suasana henin
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 32 Forum Rahasia!

~ Dua hari kemudian~ Olivia duduk di depan laptopnya dengan ekspresi serius yang menyelimuti wajahnya. Jari-jemarinya lincah mengetik di papan ketik, mencari informasi mengenai sindikat penculikan terorganisir yang dikenal kejam di Negara ini. Ia ingin mengetahui lebih dalam mengenai sindikat ini, bagaimana mereka melakukan aksi keji mereka dan apa yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut. Pikiran Olivia terus melayang pada Ibunya yang hilang delapan belas tahun lalu. Ia benar-benar harus bisa menemukan informasi mengenai orang yang diduga menyewa sindikat ini untuk menculik ibunya. Rasa penasaran dan keinginan untuk menemukan kebenaran, membuat Olivia tak bisa tidur nyenyak di tiap-tiap malamnya. Layar laptop menyala terang, menampilkan berbagai artikel dan berita mengenai sindikat tersebut. Olivia membaca setiap detail yang tersedia dengan penuh perhatian, mencatat poin-poin penting yang mungkin bisa membantunya mencari tahu lebih jauh. Sesekali, ia menemukan foto korba
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 33 Harus Merelakan Koleksi Kesayangan!

Olivia tertegun sejenak menatap tas branded kesayangan yang berada di pangkuannya. Kali ini, ia benar-benar harus merelakan koleksi kesayangannya itu untuk di jual. Keperluan mendesak mengharuskannya mengumpulkan uang dalam waktu singkat, dan menjual tas branded adalah pilihan yang di anggap paling tepat untuk saat ini. Sambil menghela napas, Olivia menggenggam tas itu erat-erat sebelum akhirnya meletakkannya kembali ke dalam kotak. Ia merapikan kotak tersebut, lalu mengambil selembar kertas dan menuliskan catatan tentang kondisi tas dan harga yang di harapkan. Setelah itu, Olivia berangkat ke toko tas mahal yang berada di pusat perbelanjaan mewah. Dengan langkah pasti dan wajah yang meyakinkan, Olivia menyerahkan kotak berisi tas kesayangannya itu kepada petugas toko. “Maaf, saya ingin menjual tas ini. Ini tas original dan masih dalam kondisi sangat baik.” Ujar Olivia. Petugas toko mengecek tas tersebut dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia lalu menawarkan harga yang ses
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 34 Meminjam Uang!

Gadis berhijab itu menarik napas dalam-dalam sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang kerja Barra. Saat di minta Syifa untuk segera masuk, ia pun akhirnya memberanikan diri melangkah. Langsung terlihat sosok Barra yang duduk di kursi kebesarannya di belakang meja kerja. Tak jauh darinya, Jefri sang Asisten pribadi, berdiri mendampingi. Jantung Olivia berdebar kencang, tak bisa di pungkiri bahwa ia merasa gugup berada di depan sang CEO yang terkenal dingin dan ekspresinya tak terbaca itu. Barra menatap Olivia dengan sorot mata tajam, sulit di artikan. Tatapan itu membuat bulu kuduk Olivia merinding, seolah-olah Barra bisa membaca isi hatinya yang paling dalam. Ruangan ini terasa sangat dingin, bahkan udara di sekitar mereka seolah-olah bisa memotong kulit. Olivia menelan ludahnya, berusaha menenangkan diri sebelum ia mulai bicara. “D-dikatakan pada saya bahwa Anda meminta saya datang kesini, Pak Barra?” Ujar Olivia dengan suara yang sedikit gemetar. Ia menyesali dirinya
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 35 Menikah Denganku!

“Informan saya terlanjur di ketahui mencari tau tentang penculikan ibu saya oleh mereka yang sekarang sudah banyak berganti dengan orang yang baru dan lebih muda.” Olivia melanjutkan, “Dia di kejar hingga nyawanya nyaris melayang kalau saja tidak berhasil kabur setelah di bantu oleh seseorang yang misterius, entah siapa? Itu sebabnya mulai saat ini saya dan dia gak bisa saling menghubungi dulu untuk sementara waktu yang tidak pasti.” “Saya mencari tau tentang kelompok sindikat ini. Saya berhasil masuk ke satu situs rahasia online tentang seluk-beluk sindikat ini. Sampai akhirnya saya di sarankan untuk menghubungi seseorang yang pernah menjadi bagian dari sindikat itu. Dari dia, saya bisa mendapatkan informasi dimana keberadaan ibu saya sekarang dan siapa yang membayar mereka udah menculik ibu saya. Dan juga apa motifnya.” Ujar Olivia dengan wajah tegang. “Lalu?” Barra menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan kedua tangan bersidekap dada. “Untuk bisa mendapatkan informas
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 36 Satu-satunya Cara!

Olivia terpaku, matanya membulat sempurna, tak mampu berkata-kata setelah mendengar ucapan dingin Barra yang baru saja menawarkan dirinya agar menikah dengan pria itu. Pikirannya berkecamuk, seolah tak mampu mencerna apa yang baru saja ia dengar. Sementara itu, Barra menatap tajam pada Olivia yang masih diam seribu bahasa, menunggu respon darinya. Jika wanita lain, sudah pasti mereka akan histeris dan berseri-seri jika mendapat tawaran menikah dengan seorang Barra Malik Virendra. Namun, Olivia tak seperti itu. Ia masih terdiam, menatap Barra dengan pandangan bingung. Barra sendiri sebenarnya tak ingin melakukan ini. Namun demi ibunya yang terus mendesaknya untuk menikah, ia terpaksa menawarkan sebuah pernikahan pada Olivia. Waktunya tak banyak karena Syafira hanya memberikan waktu dua minggu saja, dan sekarang sudah berlalu beberapa hari. Ia hanya ingin Syafira segera berobat, kesehatan wanita itu yang paling penting baginya saat ini. “Kenapa diam? Tidakkah kamu mau menjawab
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 37 Tak Ada Pilihan Lain!

“Kenapa Anda memilih saya? Anda bahkan sudah mencari tahu tentang saya sebelumnya secara mendalam.” Olivia pasang wajah serius, merasa di manfaatkan walaupun hatinya memang membenarkan jika tawaran Barra adalah satu-satunya jalan keluar baginya. “Saya rasa kamu memenuhi kriteria yang diinginkan ibu saya!” “Saya janda. Apa mungkin orang tua anda mau punya menantu seorang janda di saat anda bisa mendapatkan gadis yang belum pernah menikah!” “Itu biar saya yang mengurusnya, sekarang kamu cukup memberi jawaban ya atau tidak!” Tukas Barra, sorot matanya tetap dingin, sikapnya tenang tak berekspresi. “Jangan bilang anda akan membohongi orang tua anda bahwa saya belum pernah menikah. Saya yakin mereka tidak bodoh Pak. Mereka pasti akan mencari tau tentang saya!” Olivia ragu, tak yakin dengan rencana Bosnya tersebut. “Saya sudah katakan, biar itu semua menjadi urusan saya! Kamu tinggal membuat keputusan, akan menerima tawaran saya, atau menolak!” Tegas Barra lagi. Olivia terdiam. Ia mer
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 38 Persiapan Bertemu Tuan & Nyonya Virendra!

Olivia keluar dari gedung apartemennya dengan langkah terburu-buru. Ia menghampiri sebuah mobil yang terparkir di depan, tampak seorang pria sudah berdiri tegap di samping mobil mewah tersebut. “Pak Jefri, ada apa anda memintaku bersiap-siap?” Tanya Olivia setelah mendekati Asisten pribadi Barra itu. “Nona ikut saya sekarang. Pak Barra meminta saya untuk membawa Nona ke salon kecantikan agar penampilan Nona semakin mengesankan. Hari ini Pak Barra akan membawa Nona bertemu dengan Tuan dan Nyonya Virendra.” Ujar Jefri, seperti biasa dengan ekspresinya yang datar. “Bertemu orang tua Pak Barra? Sekarang?” Olivia terkejut. Dirinya belum mempersiapkan diri sama sekali. Jefri membukakan pintu mobil di bangku belakang. “Ayo, silahkan masuk Nona!” Pintanya santun namun tegas. Olivia yang berdiri terpaku, dengan penuh keterpaksaan dan keraguan, akhirnya masuk ke dalam mobil. Setelah menutup pintu mobil bagian Olivia dari luar, Jefri ikut masuk ke bangku depan, di sebelah sopir. Mobil se
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 39 Calon Menantu Idaman!

Olivia sendiri pun sebenarnya tak dapat membantah jika dirinya memang terlihat lebih baik setelah di make over oleh tangan terampil penata busana tadi. Ia berharap semoga saja pertemuan nanti berjalan lancar. Namun, di balik sedikit kelegaan yang ia rasakan, ada kekhawatiran yang menghantui pikirannya. Apakah keluarga Barra akan akan menerima dirinya seutuhnya, atau hanya karena penampilan semu yang kini ia kenakan? Seandainya saja kecantikan hatinya juga dapat dilihat oleh keluarga Barra, bukan hanya kecantikan fisiknya yang memukau... Kini Olivia pun sudah bersiap-siap untuk bertemu dengan orang tua Barra. Dengan hati berdebar dan langkah gontai, ia berjalan keluar dari pusat kecantikan itu, diiringi tatapan kagum dari para pegawai salon. “Pak Jef, aku udah selesai! Lalu sekarang?” Tanya Olivia pada Jefri yang telah kembali pada pembawaannya yang tegas dan profesional. “Kita langsung ke kediaman Tuan Virendra Nona. Pak Barra sudah lebih dulu di sana.” Jawab Jefri. “Aku gugup j
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 40 Kebahagiaan Nyonya Virendra!

Syafira tersenyum lebar saat ia membawa Olivia duduk di ruang keluarga, tepat di sampingnya. Gadis itu tampak cantik dengan hijab yang ia kenakan, menutup auratnya dengan sempurna. Di seberang mereka, Barra, putri Syafira yang selalu berekspresi dingin itu duduk berdampingan dengan Virendra, sang Ayah. Syafira tak bisa menutupi kebahagiaannya, mengetahui bahwa putranya yang selama ini tidak tertarik untuk menikah lagi, ternyata mampu memilih calon istri sesuai dengan yang ia minta yaitu seperti Olivia. Olivia merasa canggung dan gugup saat duduk di samping calon ibu mertuanya, lebih tepatnya mertua yang tak akan bisa selamanya menjadi bagian dari hidupnya. Ia memainkan ujung jilbabnya yang rapi, mencoba meredakan kegugupan yang ia rasakan. Sementara itu, Barra menatap Olivia dengan pandangan yang sulit di tebak. Hatinya merasa lega karena telah berhasil memilih calon istri yang sesuai dengan harapan ibunya, namun ia juga sedikit merasa bersalah pada Syafira dan Virendra, karen
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status