Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Kesayangan Tuan Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

133 Chapters

Bab 21 Divisi IT.

Olivia melangkah masuk ke ruangan IT dengan senyum cerah di wajahnya. " Assalamu'alaikum, semuanya!" Ucapnya memberi salam. Para staff IT yang sedang sibuk bekerja di depan komputer mereka masing-masing, serentak menoleh dan menjawab salam Olivia dengan penuh semangat. Di tangannya terlihat sebuah paper bag yang menarik perhatian rekan-rekan kerjanya itu. " Wa'alaikumsalam, Olivia cantik." Serempak mereka menjawab dengan senyum mengembang karena akhirnya bisa juga melihat sesuatu yang indah dan bening di ruangan tersebut. Ya, memang di bagian IT, di dominasi karyawan pria. Karena di perusahaan tempat Olivia bekerja, ruangan IT menjadi wilayah yang di kuasai oleh para karyawan pria. Bukan tanpa alasan, pekerjaan yang ada di divisi ini memang cukup berat dan menguras energi. Para karyawan harus sering kali lembur untuk mengejar deadline, terutama mereka yang bertugas di bagian teknis yang harus siap dengan IT support seperti hardware, software, jaringan dan sistem komputer, j
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 22 Nyonya Syafira Virendra.

" Iya, Pak Barra itu juga gak peduli sama cewek cantik. Bagi dia, yang paling cantik cuma mantan istrinya." Farhan tergelak. " Mantan istri?" Olivia terkejut mengetahui sang CEO pernah menikah dan gagal. Sama seperti dirinya. " Iya. Pak Barra itu pernah menikah, tapi dengar-dengar kabar, katanya di tinggalin istrinya. Istrinya minta cerai, gak tau kenapa?" Arya mengangkat kedua bahunya. " Mungkin dia selingkuh kali ya, makanya istrinya marah lalu minta cerai." Nanda pasang wajah julid. " Ah, masa sih Pak Barra selingkuh? Dia aja dingin sama semua cewek. Dia kayaknya cinta banget sama istrinya itu." Dafa membantah. " Kita gak tau apa masalahnya. Tapi yang jelas, setelah bercerai, Pak Barra jadi makin parah dinginnya. Kalau gak suka sama sesuatu, langsung emosi. Mungkin perceraian membuat dia depresi." Ungkap Farhan. Olivia masih terdiam. Dirinya juga mengalami perceraian, di abaikan, di selingkuhi, juga di usir keluarganya dari rumah, tapi tak sampai depresi hingga gampang
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 23 Langkah di Zaman Sekarang.

Siang, pukul 12.00 wib. Ini jam makan siang. Semua karyawan yang bukan di bagian pelayanan, bergegas mengisi perut ke ruang khusus makan para karyawan UD Entertainment. Ruang makan perusahaan itu tampak luas dan nyaman, dengan meja-meja panjang yang tertata rapi dan kursi ergonomis yang disediakan untuk para karyawan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan beberapa lukisan yang menampilkan pemandangan alam, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan. Di salah satu sudut, terdapat meja buffet yang berisi berbagai macam hidangan lezat, mulai dari makanan tradisional hingga internasional. Aroma menggoda dari masakan tersebut menggantung di udara, membangkitkan selera makan para karyawan yang sedang istirahat. Di sisi lain, terdapat stasiun minuman yang menyediakan aneka pilihan, mulai dari air mineral, jus buah, hingga kopi dan teh hangat. Para karyawan terlihat antusias mengambil porsi makanan mereka, mengobrol santai sambil menikmati hidangan yang telah disajikan. Dari wajah m
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 24 Calon Istri Permintaan Mommy.

Malam itu, Tuan Virendra, Ayah dari Barra Malik Virendra dan istrinya Syafira, sedang duduk di belakang mobil mewah yang melaju menuju restoran ternama di kota. Mereka berdua diundang untuk menghadiri makan malam penting bersama sahabat lama mereka, Dirgantara dan istrinya Sari. Maksud dari makan malam ini adalah untuk mengenalkan putra dan putri mereka satu sama lain dengan harapan menjodohkan keduanya. Syafira tampak gelisah di kursi belakang mobil, menyesuaikan gaun malam yang ia kenakan. Virendra yang menyadari kegelisahan istrinya, segera menggenggam tangan Syafira dan tersenyum menenangkan. "Tenang aja, sayang. Mereka sahabat kita, jadi gak perlu gugup," Ucap Virendra berusaha menenangkan istrinya. Syafira menghela napas panjang, kemudian tersenyum tipis. "Aku tau, sayang. Tapi aku gak yakin Barra mau datang. Selama ini kita selalu mengajak dia datang untuk berkenalan dengan Putri teman-teman kita, dan dia gak pernah datang." ungkap Syafira yang sudah pesimis duluan. "Kali
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 25 Tak Di Terima

Malam itu, Olivia duduk di meja makan di apartemennya yang sederhana, menikmati hidangan buka puasa yang telah ia siapkan sesudah sholat Maghrib tadi.Hidangan tersebut didominasi oleh berbagai jenis sayuran hijau segar dan buah-buahan yang beraneka warna.Olivia memandang piring di hadapannya dengan senyum puas, mengetahui bahwa ia telah menjalankan ibadah puasa sunat dengan baik pada hari Kamis ini.Meskipun hanya seorang diri di apartemen sederhananya, Olivia tetap merasa bersyukur. la mengambil sepotong pepaya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Rasanya manis dan segar, membuat Olivia tersenyum semakin lebar.la tahu bahwa hidupnya mungkin tampak sepi, namum la percaya bahwa Tuhan selalu ada di sisinya, memberinya kekuatan dan kebahagiaan.Olivia melanjutkan makan malamnya dengan penuh rasa syukur, menikmati setiap suapan salad sayuran dan buah yang ia makan. Ia merasa tenang dan damai, merasa bahwa hidupnya cukup lengkap meskipun ia hanya hidup sendiri. Tak ada orang tua, saudara
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 26 Ide Sang Sahabat!

Barra duduk dengan wajah frustasi di kursi kebesarannya di ruangan CEO tersebut.Pandangan matanya kosong, menatap hampa di depannya, sambil menggenggam kuat kedua tangannya di atas meja kerja.Permintaan Syafira agar dirinya harus membawa calon istri ke hadapan ibunya itu hanya dalam waktu dua minggu, membuat perasaannya kalut bercampur kesal.Barra menghela napas panjang, mencoba meredakan emosinya yang bergejolak. Baginya, permintaan ibunya itu seperti mimpi buruk yang tak terelakkan. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan calon istri dalam waktu yang begitu singkat?Dahi Barra berkerut, sorot matanya begitu nyalang menunjukkan kemarahan di dalam jiwa. Ia lalu berdiri, berjalan ke jendela, dan menatap langit yang mendung. Pikiran Barra melayang, mencari jalan keluar dari situasi yang kian terpojokkan.Entah berapa lama Barra terdiam di depan jendela, hingga suara pintu terbuka membuatnya menoleh, Asisten pribadinya, Jefri, masuk dengan wajah cemas."Pak Barra? Apa yang terjadi? Anda s
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 27 Gadis itu?

Ruangan Divisi IT dipenuhi dengan gemeretak keyboard dan bisikan kipas pendingin di dalam komputer yang tidak pernah berhenti bekerja. Staf IT duduk di meja yang diatur secara strategis, masing-masing dengan beberapa layar komputer yang menampilkan kode dan grafik yang rumit. Wajah mereka tampak fokus, mencerminkan konsentrasi yang mendalam untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Di sudut ruangan, Arya membungkukkan tubuhnya untuk merapikan kabel-kabel yang acak-acakan yang menjuntai di lantai, sementara yang lain mengangguk setuju saat menerima instruksi dari atasan mereka melalui headset yang terhubung ke komputer. Dinding ruangan dihiasi dengan papan tulis putih yang penuh dengan diagram dan catatan, menciptakan semacam peta pikiran yang menjadi bukti kerja keras mereka. Di antara kesibukan pekerjaan, ada aroma kopi yang kuat menyebar di udara, memberi semangat bagi mereka yang mulai merasa lapar menjelang makan siang ini. Setiap karyawan tampak bersemangat menjalan ruti
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 28 Keputusan Barra!

Barra tanpa sadar, masih tak melepas tatapannya pada Olivia. Menatap dengan intens. Olivia pun merasa semakin canggung, bingung, sedikit gugup karena khawatir ada yang salah pada dirinya hingga kenapa CEO dingin itu memandanginya begitu lekat sulit diartikan. Rangga yang telah jauh berjalan lebih dulu meninggalkan Barra dan Jefri, akhirnya tersadar juga jika dirinya hanya berjalan dan mengoceh seorang diri sedari tadi. la kembali tergesa-gesa mendekati Barra. "Bar, ayo kita jalan sekarang." ajaknya merasa heran melihat sahabatnya yang terpaku. la menyadarkan Barra dari lamunan pria itu, menepuk bahu Barra dan mengingatkan bahwa mereka harus segera pergi makan siang ke restoran yang telah direservasi. Barra tersentak dari lamunannya yang berusaha mengingat dimana pernah melihat Olivia. Ia mengangguk. Sadar bahwa telah membuat suasana menjadi tidak nyaman. Dengan langkah berat dan raut wajah penasaran, pria itu melanjutkan langkah bersama Rangga dan Jefri, namun matanya masih s
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 29 Berita Mengejutkan!

Olivia menatap piring kosong di meja makan, sisa-sisa makan siang yang baru saja ia selesaikan. Ruangan itu di penuhi oleh teman-teman kerja yang juga baru saja menghabiskan makan siang mereka. Semua tampak bercengkrama dan tertawa berbagi cerita tentang pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Mereka bersiap untuk kembali bekerja, melanjutkan rutinitas harian mereka, begitu pun Olivia dan rekan-rekannya di departemen IT. Di tengah-tengah keramaian itu, tiba-tiba ponsel di saku Olivia bergetar. Ia merogoh ponselnya dan melihat nama di layar, hatinya berdegup kencang. Itu adalah informan yang ia tugaskan untuk mencari keberadaan ibunya yang telah lama hilang. “Amal?”Lirih Olivia sambil melirik ke sekitar terlebih dahulu. kawan-kawannya tengah sibuk mengobrol satu sama lain.Dengan berbisik, Olivia menjawab panggilan telepon tersebut, berusaha agar tidak di dengar oleh rekan-rekan kerja di dekatnya.“Amal, apa ada informasi baru?”Tanya Olivia dengan suara penuh harap.“Ya, saya baru saja
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 30 Informasi Tentang Olivia!

Mobil Jefri berhenti di depan gerbang sebuah pekarangan rumah besar, kediaman Abian Stevano.la keluar dari dalam mobil, mendekati pos satpam penjaga. "Permisi, selamat siang." Sapanya pada sang penjaga."Ya, siang. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang satpam keluar dari posnya, menyambut kedatangan Jefri."Apa benar ini rumahnya Olivia Seraphina?" Tanya Jefri.Sang satpam terdiam sejenak. Dengan ragu, ia menjawab pertanyaan Jefri. "Ya benar. Maksudnya, ini rumah orang tuanya Non Olivia. Mas ini siapa ya?""Oh, saya temannya Olivia. Boleh saya bertemu dengannya?" Uji Jefri."Waduh, Non Olivia udah gak tinggal disini lagi." Jawab sang Satpam dengan tatapan sendu."Tinggal dimana ya? Boleh saya minta alamatnya?" Jefri sedikit heran dengan raut wajah Pria paruh baya itu."Saya juga ndak tau, Mas.""Siapa Pak Karyo?" Tanya seorang wanita yang tiba-tiba mendekati Satpam dan Jefei. Raut wajahnya menyelidik pada Asisten pribadi Barra itu."Oh ini Non Angel, ada temannya Non Oliv, nanyain
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status