“Keano ….” Lilia memanggilnya dengan suara yang terasa serak. “Keano sudah membuat Mama terharu, terima kasih sudah peduli.” Lilia memeluk Keano saat itu juga. “Terima kasih,” bisiknya. “Terima kasih Keano sudah menghibur Mama dengan kalimat yang hangat, Sayang ….” “Sama-sama, Mama,” jawab bocah kecil itu. Saat Lilia menarik dirinya dari Keano, jari kecil Keano kembali menghapus air mata yang meleleh di pipi Lilia. “Jadi kenapa Mama bersedih?” tanyanya, kembali memperdengarkan suara manisnya. “Tadi Keano dengar Oma telepon Opa dan bilang kalau Mama ada di dalam kamar terus, makanya Keano ke sini.” “Ada sedikit masalah,” aku Lilia. “Tapi Keano tidak perlu khawatir karena nanti semuanya pasti akan membaik.” “Sungguh?” Lilia menganggukkan kepalanya dengan penuh keyakinan, “Iya, sungguh, Sayang ….” “Keano tidak mau kalau Mama bersedih. Keano sudah melihat Mama Iva sering bersedih dulu, jadi Keano tidak mau melihat Mama bersedih juga.” “Baik, Mama tidak akan bersedih,” tanggap Lili
Last Updated : 2025-02-09 Read more