Home / Rumah Tangga / Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin / 229. Yang Seharusnya Menjadi Milikmu Pasti Akan Kembali

Share

229. Yang Seharusnya Menjadi Milikmu Pasti Akan Kembali

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-02-10 16:32:41
Air mata Lilia tak mampu lagi dibendungnya. Kepalanya jatuh dengan layu dan itu membuat Tuan Alaric segera memeluknya.

“Tapi bukankah masih ada hal baik lain yang masih bisa kamu syukuri?” tanya beliau.

Tuan Alaric menghapus air mata di pipi Lilia dan mencoba menghibur hatinya yang tenggelam dalam gundah.

“Syukurlah kamu sudah bisa mengingat semuanya. Tapi satu hal juga yang harus kamu ketahui, Leo—“ Begitulah Tuan Alaric kadang memanggil anak perempuannya.

“Bahwa kita tidak mengatur seperti apa kehidupan ini berjalan,” tambahnya. “Ini bukan salahmu. Kamu meminta William untuk memberimu waktu karena keadaanmu memang sedang tidak baik, dan William tahu itu. Sayangnya … William harus berhadapan dengan situasi yang kurang beruntung. Itu bukan karena kamu meminta untuk tak menemuimu lalu semuanya menjadi seperti ini, tidak seperti itu, Nak ….”

Lilia masih menunduk, pipinya telah berubah menjadi muara air mata mengingat kembali nahasnya kondisi William saat ia melihatnya di tepi
Almiftiafay

kanebo keringnya udah basah belum? belum kan yaaa? ☺️ btw ini bonus 2 yaaa heheheh 🤗 terima kasih sudah membaca, 🤗 sampai jumpa besok lagi 🩷❤️

| 26
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Eva
Harus bagaimana Lilia menjelaskan ke Keano tentang keadaannya Papanya. Dia pasti akan sedih kalau tau ayahnya kecelakaan. Aahhhh yang pasti nggak sabar nunggu kelanjutan babnya
goodnovel comment avatar
meowza lee
SUKSES BESAR THOR.. SUKSES BESAR BIKIN SESENGGUKAN LAGIII (⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠_⁠_⁠_⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠-̩̩̩⁠)
goodnovel comment avatar
indina
tidak ada tambahan lagi kah???
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    230. Ditempa Keadaan Dan Dewasa Lebih Cepat

    Keano terlihat datang bersama dengan ibunya—Agni—dari luar. Lilia tak tahu dari mana. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah ... bagaimana ia nanti menjelaskan pada Keano bahwa ‘Papa’ yang ditanyakannya sejak kemarin itu tidak bisa datang? Sesal kembali memenuhi benak Lilia. Seandainya ia tak melarang William, apakah sekarang pria itu tidak akan terbaring tak berdaya seperti itu? Tetapi sebelum semua itu berlarut di dalam angannya, ada satu hal yang membuatnya semakin sedih. Yaitu saat Keano mengusap air matanya dan bertanya mengapa ia bersedih. “Jangan di sini, Mama,” ucap bocah kecil itu kembali. “Nanti Mama terkena hujan dan sakit.” ‘Maka dari itu kah kamu menggunakan punggung kecilmu itu untuk melindungi Mama?’ sahut Lilia dalam hati. “Ayo berdiri, Lia,” pinta sang Ibu seraya membantu Lilia bangun. Beliau kemudian menggandeng tangan Keano dan meminta anak serta cucunya itu untuk masuk karena kilat berubah mengerikan di luar. “Ada apa?” tanya Alya saat Lilia duduk di ruang k

    Last Updated : 2025-02-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    231. Di Mana William?

    “Tuan William sedang berhalangan hadir, Tuan,” jawab Giff setelah kebekuan beberapa detik menghampiri mereka. “Jadi Tuan William tidak bisa datang ke sini.” “Di mana memangnya William sekarang? Apa dia sedang sakit?” Cecaran itu membuat Giff menggelengkan kepalanya dengan cepat, “Maaf, saya tidak bisa memberi tahu Anda sekarang.” Kepala pemuda itu tertunduk di depan Nicholas sebelum ia saling mengedikkan dagu dengan Jovan seolah itu adalah ucapan pamitnya. Giff bergegas pergi meninggalkan ruang meeting, menyisakan Nicholas dan Jovan yang memandang punggungnya dengan curiga. “Apa dia bertingkah aneh menurutmu?” tanya Nicholas pada tangan kanannya itu. “Sepertinya begitu, Tuan. Kenapa Anda tidak langsung menghubungi Tuan William saja sekarang?” Nicholas menyetujui saran Jovan. Sembari berjalan meninggalkan ruang meeting, ia meraih ponselnya dari balik saku jas dan menghubungi William. Tapi tidak ada jawaban, sama sekali. Dadanya mendadak sesak. Ia tidak suka dengan situasi ini.

    Last Updated : 2025-02-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    232. Kita Belum Pernah Memulainya

    Nicholas berlutut untuk memeluk Keano dengan erat setelah bocah kecil itu berlari ke arahnya dengan menangis, tak bisa menahan harusnya. “Keano kangen dengan Uncle Nic,” isak keano seraya menjatuhkan dagunya di bahu Nicholas. “Uncle Nic datang ke sini?” Nicholas menganggukkan kepalanya, “Iya, Keano. Uncle juga kangen dengan kamu.” Suara Nicholas terdengar serak. Ia menarik dirinya dari Keano dan mengusap pipi keponakannya itu. “Uncle pikir tidak akan pernah bisa bertemu dengan kamu lagi,” katanya. “Syukurlah … syukurlah kamu baik-baik saja, Keano.” Sepasang mata Nicholas tampak mengembun, pria itu sekali lagi memeluk Keano dengan kelegaan yang besar. Bahkan … bukan hanya Keano saja yang dijumpainya. Tetapi juga seorang wanita yang berdiri di belakang bocah kecil itu dan menyeka air matanya yang berlinangan. Lilia. Nicholas bangun dari berlututnya dan mengangkat Keano ke gendongannya. Ia memandang Lilia yang tersenyum saat menyapanya. “Lilia?” sebutnya dengan tak percaya. “

    Last Updated : 2025-02-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    233. Meranggas Oleh Luka

    Lilia merasakan setitik air matanya jatuh. Saat ia menarik dirinya, buliran bening itu jatuh menimpa pipi William. Ia menyekanya dan mengusap rambut hitam William sekali lagi. Yang tak diduganya … rupanya William juga melakukan hal yang sama dengannya. Sekalipun sepasang mata pria itu tertutup, tapi Lilia melihat sudut netranya mengeluarkan air mata. “Kamu bisa mendengar kami, ‘kan?” tanya Lilia saat ia menunduk semakin dalam. “Mungkin kamu masih belum bisa menemukan jalanmu pulang sekarang, William … tapi sampai kapanpun, aku dan Keano akan menunggu kamu di sini.” Tidak ada jawaban, tentu saja bibir William mengatup rapat. Pria itu bergeming, menyuguhkan kebisuan yang semakin lama terasa semakin hebat. Genggaman tangan Lilia padanya masih belum terlepas. Rasanya dingin saat Lilia meletakkan telapak besarnya itu di pipinya agar sedikit memiliki kehangatan. Hela napasnya berat, bersaing dengan isak tangis yang coba ia tahan sekuat tenaga. Bibirnya tak henti merapalkan doa agar

    Last Updated : 2025-02-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    234. Karena Sebuah Kesepakatan

    “Tidak mungkin,” kata Gretha sebagai sebuah penolakan. “Mamaku bilang kalau Papaku sudah lama meninggal.” Pria bertato di lehernya itu tertawa selama beberapa detik. Ia menunduk sebelum kembali memandang Gretha yang sangat tak suka melihatnya. Ia sudah dibuat kesal dengan si Henry yang terus saja menghubunginya lalu mencoba mencari pelarian dengan pergi untuk melakukan sesuatu yang membuatnya senang. Tapi lihat saja yang ditemuinya di sini, seorang pria aneh yang mengaku sebagai ayahnya. ‘Kenapa semakin banyak orang yang tak sadar diri?’ batinnya kesal. “Mamamu itu berbohong, Gretha,” katanya. “Yang ada di hadapanmu ini benar-benar adalah ayahmu, ayah kandungmu. Setidaknya kamu tahu namaku, ‘kan?” Rahang Gretha mengetat. Ia hampir mengelak si pria bertato itu tetapi dia lebih dulu memperlihatkan layar ponselnya. Matanya dibuat melebar karena ada sebuah foto lama yang menunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah pria itu dan ibunya semasa muda. Tengah menggendong seorang anak peremp

    Last Updated : 2025-02-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    235. Tak Berlandaskan Cinta

    Gretha menggelengkan kepalanya, ia tak ingin memikirkannya lebih jauh dan beranjak pergi meninggalkan ruang makan. Meski kepalanya memintanya agar berhenti mengingat tentang pria bertato di lehernya itu, tetapi hatinya tidak bisa! Mana mungkin ia tak memikirkannya karena apa yang tadi dilihatnya itu adalah sesuatu yang sangat ingin diketahuinya? Selama ini ia ingin tahu seperti apa wujud ayahnya, lalu hari ini pria itu menampakkan batang hidung. Gretha mengembuskan napasnya saat melempar tas yang ia bawa ke atas ranjang dan duduk saat matanya terasa panas. “Aku pikir aku adalah anak seorang pria terhormat juga,” gumamnya seorang diri. “Aku pikir Mama bercerai dari Papa lalu menikah dengan Papa Alaric. Tapi sepertinya itu salah ….” Jika ia ingat-ingat dengan baik, Tuan Alaric pernah mengatakan sesuatu seperti … pernikahan yang dilakukan oleh ibunya dan beliau itu tidak berlandaskan cinta. ‘Apa yang Mama lakukan pada Papa Alaric sampai akhirnya pernikahan itu terjadi?’ batinnya me

    Last Updated : 2025-02-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    236. Satu Miliar Atau Terbongkar?

    Dadanya berdebar mendapatkan ajakan itu tetapi ia dengan cepat sadar. Ganata menarik tangan Bertha yang sesaat termangu. Tapi ia dengan cepat menepisnya, “Jangan kurang ajar!” peringat Bertha tak main-main. “Katakan saja apa maumu dan biarkan aku pergi dari sini!” “Kamu yakin?” tanya Ganata. “Kamu yakin tidak ingin melakukannya denganku? Jika kamu keberatan pergi ke hotel atau di penginapan, kita bisa melakukannya di dalam mobil dan—“ “Bicara yang benar!” potong Bertha dengan geram. Pria itu tertawa lirih memandang wajah Bertha yang memerah sebelum suaranya akhirnya terdengar. “Beri aku satu miliar atau akan aku katakan pada Alaric bahwa kamulah yang menyuruhku membunuh istrinya.” “Satu miliar? Kamu gila?!” Bertha berseru seraya merenggut kerah kemeja pria itu. “Bukankah itu jumlah yang sangat kecil dibandingkan dua puluh empat tahun kamu menikmati hidup menjadi Nyonya keluarga Roseanne?” .... Yang tak mereka—Bertha dan Ganata—ketahui … percakapan mereka itu dapat ditangkap m

    Last Updated : 2025-02-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    237. Putri Yang Beruntung Itu Salah Satunya Adalah Aku

    “Aah … sepertinya saya tahu kapan waktu yang Anda maksudkan itu,” tanggap Zain dengan bibir yang sama tersenyumnya. Mereka secara bersamaan menoleh pada pintu ruangan yang terbuka dan Lilia muncul dari dalam kamar rawat William. “Selamat pagi,” sapa Zain lebih dulu pada Lilia. “Selamat pagi, Pak Zain,” balasnya lalu pemuda itu beranjak pergi dari hadapannya dan membiarkan tempat itu menyisakan dirinya serta Tuan Alaric saja. “Apa Papa datang terlambat?” tanya Tuan Alaric seraya memandang Lilia yang menggeleng lebih dahulu. “Tidak, Pa. Ini malah masih sangat pagi.” “Sengaja, karena kamu pasti butuh persiapan untuk pergi ke preschool, ‘kan?” Lilia membenarkannya. Ia memang sejak semalam menunggu William di sini dan pagi hari ini ayahnya datang. Ia akan diantar oleh Zain kembali ke rumah untuk persiapan mengajar sebentar lagi. “Kenapa kamu keluar, Leo?” tanya Tuan Alaric. “Melihat Papa dan Pak Zain dari jendela, sepertinya membicarakan sesuatu yang serius jadi aku keluar.” “Han

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    266. Kita Ulangi Lagi

    "Karena aku pikir kamu melakukan sesuatu dengan Nicholas saat kamu pergi dengannya waktu itu," aku William, apa yang ia katakan sekarang sama dengan kebingungan yang tadi dilihat oleh Lilia sebelumnya saat pria itu menanyakan apakah ia masih perawan.Lilia tersenyum mendengar pengakuan itu, "Makanya saat itu kamu sangat marah padaku?" tanyanya. "Karena kamu berpikir aku dan Nicholas melakukan sesuatu di belakangmu padahal saat itu masih dalam suasana berduka?"William mengangguk sebagai jawaban, "Iya. Ternyata aku benar-benar terlalu jauh menuduhmu.""Apakah setelah ini kamu masih akan mengatakan bahwa aku dan Nich—""Tidak, Lilia ...."William menyentuh rahang kecilnya, menunduk membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendaratkan sebuah kecupan di sana."Apa rencanamu setelah ini, William?" tanya Lilia pada William yang mendekapnya dan membuat Lilia meringkuk di dada bidangnya."Melanjutkan laporan soal Gretha yang sudah membakar vila, dan membuktikan bahwa bukan aku yang sudah membua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    265. Masih Perawan

    Api yang membakar mereka telah padam ....Lilia masih terdiam, merasakan bunga yang tumbuh di sela-sela retakannya yang kini hampir tak lagi dijumpai sakitnya.Ia melihat William menarik dirinya, pria itu beranjak turun dari tempat tidur setelah membelai lembut rambut Lilia dan membisikkan ia akan kembali sebentar lagi.Lilia bisa melihat siluet tubuhnya yang sempurna, yang menghilang selama beberapa detik dari pandangannya sebelum ia kembali dalam balutan sleep wear berwarna gelap yang telah menutup tubuhnya."Kamu bisa bangun?" tanyanya pada Lilia yang masih terbaring tak berdaya dan belum lama menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Ia mengangguk dan menerima tangan William saat pria itu membantunya bangun."Kamu mau pakai gaun tidurmu yang tadi atau piyama yang aku ambilkan?" tawar William seraya menunjukkan pakaian tidur yang berwarna seperti miliknya, dan pada gaun tidur yang sebelumnya telah ia tanggalkan dan ia jatuhkan ke lantai."Yang manapun boleh," jawab Lilia lirih.Ia m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    264. Malam Pertama Kita

    "Ke ... napa kamu tanya seperti itu?" tanya Lilia dengan sekilas menyentuh pipinya, saat William berhenti bergerak dan urung melanjutkan yang ia lakukan."Aku pikir ini bukan yang pertama kali untukmu, Lilia.""Bagaimana bisa bukan yang pertama kali? Kamu yang pertama.""Sebentar—" Pria itu seperti baru menyadari sesuatu. "Lalu saat kamu pergi dengan Nicholas waktu itu, kamu tidak melakukan apapun dengannya?"Lilia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya."Lilia bisa melihat William menelan pahit tuduhan itu sebelum matanya terpejam penuh sesal."Maaf ... aku terlalu jauh menuduhmu," katanya. "Aku pastikan kamu menikmati malam ini, Lilia ...."Lilia menutup matanya saat William menciumnya, ia memindahkan tangannya dari bahu William, melingkarkan di lehernya saat pria itu memenuhi dirinya."Ahh ..." Air matanya lolos, bibir manis William mencoba mengalihkan perhatian dengan mengecup leher dan bahunya."Ergh ...." Tidak, ini masih belum berakhir, be

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    263. Mengukir Malam Bersamamu

    Ciumannya rasanya sangat manis, lebih manis dari ciuman-ciuman yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mungkin karena mereka telah saling memiliki, tanpa takut akan adanya sebuah perpisahan esok hari.Dari menit pertama sejak William mengangkatnya berpindah dari sofa, menuju ke menit-menit berikutnya sebelum akhirnya Lilia merasakan pria itu menarik diri darinya.Bibirnya terasa bengkak, tapi William masih belum usai sebab ia kembali mendaratkan satu kecupan lain untuknya."Aku matikan dulu lampunya," bisiknya pada Lilia yang akhirnya menguraikan kedua tangan kecilnya dari leher William teriring sebuah anggukan.William tersenyum saat ia beranjak turun dari ranjang, meninggalkan sejenak Lilia kemudian ruangan di dalam sana berganti menjadi hanya diterangi oleh lampu tidur saja.Pria itu kembali dan menunduk di atas Lilia.Suara baritonnya yang hangat menyinggahi indera pendengarnya saat bertanya, "Kamu sungguh baik-baik saja?"Maniknya yang gelap menerpa Lilia yang sekali lagi mengangg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    262. Wine After Wedding

    Malam harinya, 'setelah dipaksa' mendengar suara para sekretaris yang tak seburuk yang William tuduhkan, Lilia berjalan masuk ke dalam kamar di mana Keano beristirahat di sana. Bocah kecil itu terlelap dalam satu tempat yang sama dengan Alya yang menyambut kedatangan Lilia dengan senyumnya. Selagi di dalam ruangan tempat di mana para pemuda masih bersuka cita dan menghibur William, Tuan Alaric serta Nicholas, keheningan terjadi di dalam sini. "Ibu belum tidur?" tanyanya saat mendekat pada sang Ibu yang terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. "Ibu dibelikan kacamata baru oleh Papamu, jadi Ibu gunakan untuk membaca, sudah lama ibu tidak membaca," jawabnya. "Kamu mau melihat Keano?" "Dia sudah tidur?" Alya sekali lagi mengangguk, "Sudah, Nak. Pasti kelelahan setelah bermain bersama paman-pamannya tadi." "Kalau begitu Ibu istirahat juga, kita bertemu lagi besok pagi." Alya sekilas menunduk dan tersenyum, "Kenapa buru-buru? Ibu bisa mengurus Keano, kamu pergilah ke kamarmu!"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    261. Finally, We're Here

    William tak menjawab, ia hanya meraih tangan Lilia yang ada di pipinya dan memberinya remasan lembut, seolah itu adalah 'Iya' yang tak terlahirkan dalam lisan. Mereka saling pandang untuk beberapa lama hingga suara Jovan—sekretarisnya Nicholas—yang hari ini mereka jadikan sebagai pembawa acara dadakan meminta mereka agar duduk berhadapan dengan pemuka agama yang pagi hari ini akan menikahkan mereka. Dalam keheningan pagi dan khusyuk doa yang mereka lantunkan tanpa henti, akhirnya semuanya menjadi sempurna. "....dengan mas kawin uang senilai dua puluh satu ribu dolar Amerika dibayar tunai." "Bagaimana, Saksi?" "Sah." Delapan puluh hari dalam kekosongan Lilia, tentang ia yang tak mengenali orang lain selain dirinya dan ingatannya yang berhenti pada lima tahun lalu, ia telah memiliki hidupnya yang baru sekarang. Dalam penantian William yang penuh dengan luka dan kehilangan yang membelenggunya, dalam setiap angka di kalender yang ia lingkari hingga bulan demi bulan berlalu, ia telah

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    260. Wedding Day

    Waktu pernikahannya akan diberlangsungkan pada pagi hari, sekitar pukul delapan. Tadi pagi-pagi sekali—sekitar pukul tiga dini hari—Lilia, Keano dan Alya dijemput oleh Giff dan Zain untuk menuju ke hotel. Lilia dibawa masuk ke sebuah kamar hotel tersendiri oleh staf yang telah menunggunya di sana. Keano yang masih mengantuk digendong Giff masuk ke dalam kamar William. Lilia sudah melihat gaunnya sebelumnya, benar seperti tak ada bedanya dengan gaunnya yang hari itu ia lihat dilahap bara api. Gaun itu akhirnya ia kenakan setelah make up yang cantik dibubuhkan di wajahnya oleh seorang teman William yang secara khusus dimintanya ke sini. "Gaunnya pas dengan bentuk tubuhmu, Lilia," ucap wanita bernama Sherly itu. "Terima kasih." "Kamu juga memilih crown yang cocok untuk gaunnya." Lilia mengangguk dan tak bisa menahan senyumnya, atau sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan rasa harunya yang sangat besar ini? Satu demi satu prosesnya terlewati, dari make up hingga gaun yang te

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    259. H-1, Detak-detak Di Dadaku

    Setelah mengantar Keano dan Alya pulang ke rumah yang mereka tinggali, Alaric menuju ke hotel tempat ia beristirahat. Ia melepas coat yang ia kenakan saat berjalan memasuki lift bersama dengan Zain yang berjalan mengekor di belakangnya. "Kamu sudah memberikan bukti-bukti yang kita bicarakan kemarin pada William, Zain?" tanyanya setelah lift naik meninggalkan lobi. "Sudah, Tuan Alaric," jawab pemuda itu. "Saya sudah memberikannya tadi setelah hampir mengganggu Tuan William dan Nona Lilia di dalam." Alaric tersenyum mendengarnya sebelum ia menghela napas dengan lega. "Setidaknya sekarang kita bisa melihat mereka bahagia, dan mendampingi mereka sampai nanti pada hari pernikahan, dan selama-lamanya." "Benar." "Soal rumah baru dan rumah lama? Sudah kamu selesaikan juga?" imbuhnya. "Sudah, rumah barunya sesuai dengan permintaan Anda, dan rumah lamanya sudah terjual," jawab Zain. "Saya meminta pemilik barunya untuk menempatinya bulan depan. Seperti yang Anda katakan, kita masih harus

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    258. Cukup Tepati Janjimu

    William memandang Tuan Alaric cukup lama dengan keadaan bibir terbungkam. Dan itu membuat beliau berdeham seraya bertanya, "Kenapa, Nak?" William menghela dalam napasnya kemudian menggeleng, "Tidak, Pa," jawabnya. "Aku hanya ... senang karena mendapat sosok seorang Papa dari Alaric Roseanne dan bukan dari Adam Quist. Sejak menikah dengan Ivana, aku bisa melihat cinta tulus seorang ayah justru dari ayah mertuaku, dan Papa masih akan terus menjadi ayah mertuaku, selamanya." "Papa sudah pernah bilang, 'kan?" tanggap beliau. "Papa juga sedang melakukan penebusan kesalahan atas apa yang pernah Papa lakukan di masa lalu, kegagalan Papa melindungi Ivana dan ibunya jadi Papa melakukan apapun untuk bisa membuat Leonora bahagia. Dan karena dia adalah istrimu, jadi Papa juga akan melindungi kamu dan Keano." William mengangguk dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Pa," ucapnya. "Seperti yang Papa katakan, aku akan menyelesaikan apa yang sudah Papa mulai. Terima kasih sudah menjaga Lilia dan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status