Share

223. Pembuat Skandal Liar

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 14:01:32
“Papa menduga Gretha mendengar percakapan Papa dengan Zain,” imbuh Tuan Alaric saat Lilia menegang di tempat ia duduk. “Papa berfirasat buruk sehingga pergi ke vila itu dan menemukan kamu serta Keano ada di pinggir jalan dalam keadaan yang menyedihkan. Papa dan Zain menduga bahwa Gretha meminta seseorang untuk membakar vila itu.”

Lilia tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya. Satu-satunya hal yang ia ingat dengan jelas itu adalah saat ia terbangun di rumah sakit dan bertanya pada Tuan Alaric tentang apa yang terjadi padanya sehingga ia berada di sana tetapi ayahnya itu mengatakan bahwa—untuk saat itu—Lilia tidak perlu tahu.

Sepertinya Lilia akan menemui kebenarannya sekarang ….

“Karena Dokter mengatakan kehilangan ingatanmu akibat cedera serta bisa juga dipicu trauma akibat peristiwa kebakaran itu, maka Papa memutuskan untuk tidak mengatakannya. Apalagi soal kehamilan Gretha itu.”

Tuan Alaric mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia tersenyum pada Lilia yang kedua tangannya meraih can
Almiftiafay

apakah pada mau bonus? siap buat masuk ke dalam babak barunya? ☺️ komen like vote buat William Lilia Keano ya 🤗

| 22
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
putri palsu aja bangga. tunggu kehancuran mu sebentar lagi kereta
goodnovel comment avatar
Nissya
mau banget 5 juga boleh
goodnovel comment avatar
Eva
Silakan berbahagia dulu sebelum kesedihan dan kesengrsaraan menjemputmu gretha bertha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    224. Cinta Dan Luka Samar Bedanya

    Benar … Gretha sendiri lah yang menyebarkan berita tentang dirinya itu. Bahwa setelah ia bertemu dengan Henry malam itu, ia menghubungi pria itu kembali saat sudah tiba di rumah. ‘Ini adalah permintaanku yang terakhir padamu, Henry.’ Gretha ingat ia mengatakan itu pada Henry. ‘Aku ingin kamu besok datang ke Velox dan memotret apapun yang akan aku lakukan pada William.’ Henry yang bodoh—pikir Gretha—dan terbutakan oleh cintanya tentu saja menyanggupi apa yang ia minta. Maka keesokan paginya, Gretha datang ke Velox dan memeluk William di lobi. Tapi hal itu gagal ia lakukan gara-gara si tangan kanan William bernama Giff yang siaga. Reflek pemuda itu ia rasa lebih cekatan dari kecepatan cahaya dan berhasil menepisnya. Namun Gretha tak menyangka bahwa foto yang didapatkan oleh Henry saat memotretnya dari kejauhan itu justru memberi hasil yang lebih baik—jauh lebih baik daripada yang ia harapkan. Giff yang menepis dirinya dan William yang tampak tak peduli dengan keberadaannya itu t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    225. Di Tempat Kecil Itu Kita Bertemu

    Lilia terjaga begitu mendengar panggilan William. Ia menunduk dan membalas sapaan itu dengan mengatakan, “Selamat pagi.” “Selamat pagi, Lilia,” balasnya. “Duduklah.” Mereka kemudian duduk di tempat di mana di atas meja itu ada satu buket bunga mawar merah berukuran besar. “Kamu mau memesan apa?” tanya William setelah mereka berhadapan dengan dipisahkan oleh meja bundar. “Apa saja yang Anda pesan,” balas Lilia, sekilas mencuri pandang pada William yang samar menganggukkan kepalanya. “Apa Anda datang sendiri, biasanya Anda bersama dengan Pak Giff.” “Iya,” jawab William atas tanya Lilia. “Aku datang sendiri. Tadi Giff mengatakan padaku kalau dia bisa mengantarku tapi aku ingin pergi menemuimu sendiri.” Lilia turut mengangguk sebagai isyarat bahwa ia memahami ucapannya. “Maaf sudah memaksamu ke sini, Lilia.” “Tidak apa-apa, jadi apa yang ingin Anda katakan?” “Kamu sudah pasti tahu soal berita yang muncul itu,” jawab pria itu. “Melihatmu terasa sangat jauh seperti ini membuatku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    226. Yang Menghentikanku Hanyalah Kematian

    “Aku bisa menyingkirkan apapun penghalang yang ada di hadapanku yang menghambat caraku menujumu, Lilia. Tapi jika kamu ragu seperti ini, lalu bagaimana aku harus melanjutkannya?” Lilia mendapati gundah yang kentara dari cara William berucap. Meski Lilia telah mengatakan bahwa ia tidak ragu, tapi ucapannya tentang ‘ketakutannya akan orang-orang yang akan memandang sebelah mata William’ telah berbicara lebih banyak bahwa ia sebenarnya juga ragu melanjutkan hubungan mereka. “Aku sudah pernah kehilanganmu,” imbuh pria itu. “Apa aku harus kehilanganmu lagi sekarang?” “Tidak akan ada yang kehilangan,” tanggap Lilia dengan cepat, agar William tak merasakan kekecewaan yang lebih besar. “Saya hanya ingin Anda memberi waktu untuk saya menenangkan diri. Mungkin sampai situasinya kembali membaik, kita bisa membicarakan tentang Anda yang ingin kembali melamar saya.” William menghela dalam napasnya dan memberi anggukan, “Baiklah,” katanya. “Aku tidak akan memaksamu karena memang kamu ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    227. L'amour De Ma Vie Telah Membawa Semua Tentangmu Kembali

    Gambar yang muncul di dalam kepalanya itu satu demi satu seperti mencari tempat, dari yang semula tumpang tindih, kusut tak berbentuk dan berserakan menjadi tersusun pada alur mereka masing-masing. Lilia tak bisa membendung air matanya saat hal-hal yang semula abu-abu itu telah menjadi menjadi jelas. Dari awal … ‘Sayang Mama selama-lamanya’ yang pernah diingatnya dikatakan oleh Keano saat tangan bocah kecil itu diinfus di dalam sebuah kamar adalah hari di mana Lilia kembali ke rumah besar milik William setelah pria itu membawanya pergi dari tempat Madam Savannah. Di dalam kamar yang sama yang ia ingat saat William mengatakan ‘Aku mencintaimu, Lilia’ atau saat pria itu memintanya memanggil namanya berulang kali. William yang berlutut dan dengan matanya yang berbinar mengucap ‘Menikahlah denganku, Lilia’ dapat ditemukan di dalam ingatannya. Persis seperti yang dikatakan oleh Keano, atau seperti foto yang dilihatnya di ponsel milik William, pria itu benar melamarnya. Saat Lilia menye

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    228. Lacuna—Sesuatu Yang Hilang, Dan Itu Dirimu

    Jalanan dipenuhi oleh serpihan kaca mobil William yang hancur berkeping-keping. Berhamburan seperti kelopak-kelopak mawar merah yang tak lagi berwujud dalam kuntum. Entah apa yang dipikirkan oleh William di sepanjang jalan itu sehingga mobilnya menabrak truk besar pengangkut barang yang tampaknya berhenti dan dihantamnya dari belakang hingga mobilnya nyaris berbalik arah seperti itu. Bagian depannya mengalami kerusakan parah, pada kursi yang ada di balik kemudi atau bahkan di sampingnya. Tubuh Lilia meremang, panggilannya terhadap William yang tak mendapat balas itu seperti kidung pemanggil hujan, karena setelah itu … gerimis jatuh menimpa kepalanya. Hatinya sangat sakit saat ia mendekat pada William. Pria itu belum sepenuhnya menutup mata meski kepalanya bersimbah darah. Lehernya disangga c-collar oleh petugas medis yang turun ke lokasi kejadian. “William,” panggil Lilia dengan suara yang gemetar setelah menyadari bahwa firasatnya benar. Akhir pertemuan mereka pagi hari it

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    229. Yang Seharusnya Menjadi Milikmu Pasti Akan Kembali

    Air mata Lilia tak mampu lagi dibendungnya. Kepalanya jatuh dengan layu dan itu membuat Tuan Alaric segera memeluknya. “Tapi bukankah masih ada hal baik lain yang masih bisa kamu syukuri?” tanya beliau. Tuan Alaric menghapus air mata di pipi Lilia dan mencoba menghibur hatinya yang tenggelam dalam gundah. “Syukurlah kamu sudah bisa mengingat semuanya. Tapi satu hal juga yang harus kamu ketahui, Leo—“ Begitulah Tuan Alaric kadang memanggil anak perempuannya. “Bahwa kita tidak mengatur seperti apa kehidupan ini berjalan,” tambahnya. “Ini bukan salahmu. Kamu meminta William untuk memberimu waktu karena keadaanmu memang sedang tidak baik, dan William tahu itu. Sayangnya … William harus berhadapan dengan situasi yang kurang beruntung. Itu bukan karena kamu meminta untuk tak menemuimu lalu semuanya menjadi seperti ini, tidak seperti itu, Nak ….” Lilia masih menunduk, pipinya telah berubah menjadi muara air mata mengingat kembali nahasnya kondisi William saat ia melihatnya di tepi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    230. Ditempa Keadaan Dan Dewasa Lebih Cepat

    Keano terlihat datang bersama dengan ibunya—Agni—dari luar. Lilia tak tahu dari mana. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah ... bagaimana ia nanti menjelaskan pada Keano bahwa ‘Papa’ yang ditanyakannya sejak kemarin itu tidak bisa datang? Sesal kembali memenuhi benak Lilia. Seandainya ia tak melarang William, apakah sekarang pria itu tidak akan terbaring tak berdaya seperti itu? Tetapi sebelum semua itu berlarut di dalam angannya, ada satu hal yang membuatnya semakin sedih. Yaitu saat Keano mengusap air matanya dan bertanya mengapa ia bersedih. “Jangan di sini, Mama,” ucap bocah kecil itu kembali. “Nanti Mama terkena hujan dan sakit.” ‘Maka dari itu kah kamu menggunakan punggung kecilmu itu untuk melindungi Mama?’ sahut Lilia dalam hati. “Ayo berdiri, Lia,” pinta sang Ibu seraya membantu Lilia bangun. Beliau kemudian menggandeng tangan Keano dan meminta anak serta cucunya itu untuk masuk karena kilat berubah mengerikan di luar. “Ada apa?” tanya Alya saat Lilia duduk di ruang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    231. Di Mana William?

    “Tuan William sedang berhalangan hadir, Tuan,” jawab Giff setelah kebekuan beberapa detik menghampiri mereka. “Jadi Tuan William tidak bisa datang ke sini.” “Di mana memangnya William sekarang? Apa dia sedang sakit?” Cecaran itu membuat Giff menggelengkan kepalanya dengan cepat, “Maaf, saya tidak bisa memberi tahu Anda sekarang.” Kepala pemuda itu tertunduk di depan Nicholas sebelum ia saling mengedikkan dagu dengan Jovan seolah itu adalah ucapan pamitnya. Giff bergegas pergi meninggalkan ruang meeting, menyisakan Nicholas dan Jovan yang memandang punggungnya dengan curiga. “Apa dia bertingkah aneh menurutmu?” tanya Nicholas pada tangan kanannya itu. “Sepertinya begitu, Tuan. Kenapa Anda tidak langsung menghubungi Tuan William saja sekarang?” Nicholas menyetujui saran Jovan. Sembari berjalan meninggalkan ruang meeting, ia meraih ponselnya dari balik saku jas dan menghubungi William. Tapi tidak ada jawaban, sama sekali. Dadanya mendadak sesak. Ia tidak suka dengan situasi ini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    266. Kita Ulangi Lagi

    "Karena aku pikir kamu melakukan sesuatu dengan Nicholas saat kamu pergi dengannya waktu itu," aku William, apa yang ia katakan sekarang sama dengan kebingungan yang tadi dilihat oleh Lilia sebelumnya saat pria itu menanyakan apakah ia masih perawan.Lilia tersenyum mendengar pengakuan itu, "Makanya saat itu kamu sangat marah padaku?" tanyanya. "Karena kamu berpikir aku dan Nicholas melakukan sesuatu di belakangmu padahal saat itu masih dalam suasana berduka?"William mengangguk sebagai jawaban, "Iya. Ternyata aku benar-benar terlalu jauh menuduhmu.""Apakah setelah ini kamu masih akan mengatakan bahwa aku dan Nich—""Tidak, Lilia ...."William menyentuh rahang kecilnya, menunduk membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendaratkan sebuah kecupan di sana."Apa rencanamu setelah ini, William?" tanya Lilia pada William yang mendekapnya dan membuat Lilia meringkuk di dada bidangnya."Melanjutkan laporan soal Gretha yang sudah membakar vila, dan membuktikan bahwa bukan aku yang sudah membua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    265. Masih Perawan

    Api yang membakar mereka telah padam ....Lilia masih terdiam, merasakan bunga yang tumbuh di sela-sela retakannya yang kini hampir tak lagi dijumpai sakitnya.Ia melihat William menarik dirinya, pria itu beranjak turun dari tempat tidur setelah membelai lembut rambut Lilia dan membisikkan ia akan kembali sebentar lagi.Lilia bisa melihat siluet tubuhnya yang sempurna, yang menghilang selama beberapa detik dari pandangannya sebelum ia kembali dalam balutan sleep wear berwarna gelap yang telah menutup tubuhnya."Kamu bisa bangun?" tanyanya pada Lilia yang masih terbaring tak berdaya dan belum lama menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Ia mengangguk dan menerima tangan William saat pria itu membantunya bangun."Kamu mau pakai gaun tidurmu yang tadi atau piyama yang aku ambilkan?" tawar William seraya menunjukkan pakaian tidur yang berwarna seperti miliknya, dan pada gaun tidur yang sebelumnya telah ia tanggalkan dan ia jatuhkan ke lantai."Yang manapun boleh," jawab Lilia lirih.Ia m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    264. Malam Pertama Kita

    "Ke ... napa kamu tanya seperti itu?" tanya Lilia dengan sekilas menyentuh pipinya, saat William berhenti bergerak dan urung melanjutkan yang ia lakukan."Aku pikir ini bukan yang pertama kali untukmu, Lilia.""Bagaimana bisa bukan yang pertama kali? Kamu yang pertama.""Sebentar—" Pria itu seperti baru menyadari sesuatu. "Lalu saat kamu pergi dengan Nicholas waktu itu, kamu tidak melakukan apapun dengannya?"Lilia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya."Lilia bisa melihat William menelan pahit tuduhan itu sebelum matanya terpejam penuh sesal."Maaf ... aku terlalu jauh menuduhmu," katanya. "Aku pastikan kamu menikmati malam ini, Lilia ...."Lilia menutup matanya saat William menciumnya, ia memindahkan tangannya dari bahu William, melingkarkan di lehernya saat pria itu memenuhi dirinya."Ahh ..." Air matanya lolos, bibir manis William mencoba mengalihkan perhatian dengan mengecup leher dan bahunya."Ergh ...." Tidak, ini masih belum berakhir, be

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    263. Mengukir Malam Bersamamu

    Ciumannya rasanya sangat manis, lebih manis dari ciuman-ciuman yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mungkin karena mereka telah saling memiliki, tanpa takut akan adanya sebuah perpisahan esok hari.Dari menit pertama sejak William mengangkatnya berpindah dari sofa, menuju ke menit-menit berikutnya sebelum akhirnya Lilia merasakan pria itu menarik diri darinya.Bibirnya terasa bengkak, tapi William masih belum usai sebab ia kembali mendaratkan satu kecupan lain untuknya."Aku matikan dulu lampunya," bisiknya pada Lilia yang akhirnya menguraikan kedua tangan kecilnya dari leher William teriring sebuah anggukan.William tersenyum saat ia beranjak turun dari ranjang, meninggalkan sejenak Lilia kemudian ruangan di dalam sana berganti menjadi hanya diterangi oleh lampu tidur saja.Pria itu kembali dan menunduk di atas Lilia.Suara baritonnya yang hangat menyinggahi indera pendengarnya saat bertanya, "Kamu sungguh baik-baik saja?"Maniknya yang gelap menerpa Lilia yang sekali lagi mengangg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    262. Wine After Wedding

    Malam harinya, 'setelah dipaksa' mendengar suara para sekretaris yang tak seburuk yang William tuduhkan, Lilia berjalan masuk ke dalam kamar di mana Keano beristirahat di sana. Bocah kecil itu terlelap dalam satu tempat yang sama dengan Alya yang menyambut kedatangan Lilia dengan senyumnya. Selagi di dalam ruangan tempat di mana para pemuda masih bersuka cita dan menghibur William, Tuan Alaric serta Nicholas, keheningan terjadi di dalam sini. "Ibu belum tidur?" tanyanya saat mendekat pada sang Ibu yang terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. "Ibu dibelikan kacamata baru oleh Papamu, jadi Ibu gunakan untuk membaca, sudah lama ibu tidak membaca," jawabnya. "Kamu mau melihat Keano?" "Dia sudah tidur?" Alya sekali lagi mengangguk, "Sudah, Nak. Pasti kelelahan setelah bermain bersama paman-pamannya tadi." "Kalau begitu Ibu istirahat juga, kita bertemu lagi besok pagi." Alya sekilas menunduk dan tersenyum, "Kenapa buru-buru? Ibu bisa mengurus Keano, kamu pergilah ke kamarmu!"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    261. Finally, We're Here

    William tak menjawab, ia hanya meraih tangan Lilia yang ada di pipinya dan memberinya remasan lembut, seolah itu adalah 'Iya' yang tak terlahirkan dalam lisan. Mereka saling pandang untuk beberapa lama hingga suara Jovan—sekretarisnya Nicholas—yang hari ini mereka jadikan sebagai pembawa acara dadakan meminta mereka agar duduk berhadapan dengan pemuka agama yang pagi hari ini akan menikahkan mereka. Dalam keheningan pagi dan khusyuk doa yang mereka lantunkan tanpa henti, akhirnya semuanya menjadi sempurna. "....dengan mas kawin uang senilai dua puluh satu ribu dolar Amerika dibayar tunai." "Bagaimana, Saksi?" "Sah." Delapan puluh hari dalam kekosongan Lilia, tentang ia yang tak mengenali orang lain selain dirinya dan ingatannya yang berhenti pada lima tahun lalu, ia telah memiliki hidupnya yang baru sekarang. Dalam penantian William yang penuh dengan luka dan kehilangan yang membelenggunya, dalam setiap angka di kalender yang ia lingkari hingga bulan demi bulan berlalu, ia telah

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    260. Wedding Day

    Waktu pernikahannya akan diberlangsungkan pada pagi hari, sekitar pukul delapan. Tadi pagi-pagi sekali—sekitar pukul tiga dini hari—Lilia, Keano dan Alya dijemput oleh Giff dan Zain untuk menuju ke hotel. Lilia dibawa masuk ke sebuah kamar hotel tersendiri oleh staf yang telah menunggunya di sana. Keano yang masih mengantuk digendong Giff masuk ke dalam kamar William. Lilia sudah melihat gaunnya sebelumnya, benar seperti tak ada bedanya dengan gaunnya yang hari itu ia lihat dilahap bara api. Gaun itu akhirnya ia kenakan setelah make up yang cantik dibubuhkan di wajahnya oleh seorang teman William yang secara khusus dimintanya ke sini. "Gaunnya pas dengan bentuk tubuhmu, Lilia," ucap wanita bernama Sherly itu. "Terima kasih." "Kamu juga memilih crown yang cocok untuk gaunnya." Lilia mengangguk dan tak bisa menahan senyumnya, atau sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan rasa harunya yang sangat besar ini? Satu demi satu prosesnya terlewati, dari make up hingga gaun yang te

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    259. H-1, Detak-detak Di Dadaku

    Setelah mengantar Keano dan Alya pulang ke rumah yang mereka tinggali, Alaric menuju ke hotel tempat ia beristirahat. Ia melepas coat yang ia kenakan saat berjalan memasuki lift bersama dengan Zain yang berjalan mengekor di belakangnya. "Kamu sudah memberikan bukti-bukti yang kita bicarakan kemarin pada William, Zain?" tanyanya setelah lift naik meninggalkan lobi. "Sudah, Tuan Alaric," jawab pemuda itu. "Saya sudah memberikannya tadi setelah hampir mengganggu Tuan William dan Nona Lilia di dalam." Alaric tersenyum mendengarnya sebelum ia menghela napas dengan lega. "Setidaknya sekarang kita bisa melihat mereka bahagia, dan mendampingi mereka sampai nanti pada hari pernikahan, dan selama-lamanya." "Benar." "Soal rumah baru dan rumah lama? Sudah kamu selesaikan juga?" imbuhnya. "Sudah, rumah barunya sesuai dengan permintaan Anda, dan rumah lamanya sudah terjual," jawab Zain. "Saya meminta pemilik barunya untuk menempatinya bulan depan. Seperti yang Anda katakan, kita masih harus

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    258. Cukup Tepati Janjimu

    William memandang Tuan Alaric cukup lama dengan keadaan bibir terbungkam. Dan itu membuat beliau berdeham seraya bertanya, "Kenapa, Nak?" William menghela dalam napasnya kemudian menggeleng, "Tidak, Pa," jawabnya. "Aku hanya ... senang karena mendapat sosok seorang Papa dari Alaric Roseanne dan bukan dari Adam Quist. Sejak menikah dengan Ivana, aku bisa melihat cinta tulus seorang ayah justru dari ayah mertuaku, dan Papa masih akan terus menjadi ayah mertuaku, selamanya." "Papa sudah pernah bilang, 'kan?" tanggap beliau. "Papa juga sedang melakukan penebusan kesalahan atas apa yang pernah Papa lakukan di masa lalu, kegagalan Papa melindungi Ivana dan ibunya jadi Papa melakukan apapun untuk bisa membuat Leonora bahagia. Dan karena dia adalah istrimu, jadi Papa juga akan melindungi kamu dan Keano." William mengangguk dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Pa," ucapnya. "Seperti yang Papa katakan, aku akan menyelesaikan apa yang sudah Papa mulai. Terima kasih sudah menjaga Lilia dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status