“Selamat malam,” sapa sebuah suara dari arah pintu ruang baca yang terbuka. Membuat Lilia dan Keano secara bersamaan menoleh ke sana, mereka menjumpai William yang tersenyum sepajang dua milimeter, memandang mereka bergantian. “Selamat malam,” balas Lilia dan Keano. Pria itu memperhatikan Keano yang kembali sibuk dengan puzzle baru yang tadi ia belikan. “Bagaimana mainannya, Keano? Suka?” “Suka, Pa,” jawab bocah kecil itu. “Tapi apakah besok kalau Papa membelikan Keano lagi boleh yang ukurannya lebih besar?” pintanya. “Yang ini sedikit kekecilan.” William mengangguk tak keberatan, “Bisa, Sayang. Besok Papa belikan yang ukurannya lebih besar.” “Terima kasih, Papa.” William kemudian mendekat pada Lilia, berdiri di dekat sofa tempat ia duduk. “Apa yang kamu lakukan?” tanyanya, memandang buku yang ada di hadapan Lilia. “Hanya membaca buku saja,” jawab Lilia. “Sambil menemani Keano menyelesaikan puzzle barunya.” Sepasang alis lebat William berkerut saat pria itu memindai wajahnya.
Last Updated : 2025-01-10 Read more