Share

117. Bukan Benih Suamiku

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-01-09 14:15:44
Lilia seakan membeku di tempat ia berdiri. Tubuhnya meremang saat ia mengulang dalam hati, ‘A-anaknya Henry?!’

Ia tak salah dengar, ‘kan?

Kakinya seakan terpancang dengan lantai tempat ia berpijak.

Sedang Gretha yang ada di sana rupanya belum selesai bicara.

“Pergilah, Henry!” usir Gretha pada pria bersurai hitam itu. “Jangan mengikuti aku lagi! Aku bisa hidup tanpamu!”

“Tidak, Gretha,” jawab Henry sebagai sebuah penolakan. “Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Aku sudah melakukan apapun agar kamu memberiku kesempatan untuk bertanggung jawab,” tuturnya. “Aku lakukan semua yang kamu mau termasuk untuk membuat anak bernama Keano itu tenggelam.”

“Semua itu memiliki tujuan,” sangkal Gretha. “Aku memintamu melakukan itu untuk menyingkirkan Lilia agar perempuan itu dibenci William, bukan untuk memberimu kesempatan. Jadi berhenti mengikutiku!”

‘Jadi benar mereka saling mengenal?’ batin Lilia begitu mendengar pengakuan itu.

Ia tak pernah menyangka akan mendengar kebenaran dari pe
Almiftiafay

apakah kalian mau dilanjutkan?? xixixixxi 🤭 deg-degan tapi bukan degan 🥥 yahh 😹🤣 Thor kasih 1 lagi habis ini, tapi mau baca komentar akak semua dulu hhhh, See yaaaa ┌⁠(⁠・⁠。⁠・⁠)⁠┘⁠♪

| 23
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
diiiihhhh ngqrang,Lilia udh tau koq kebenarannya itu anak siapa,nggak usah memprovokasi orng² lah lu gretan... klo Lilia mau bongkar kebusukan lu tamat lah sudah riwayat lu...
goodnovel comment avatar
Eva
Padahal Lilia sudah tau kalau itu bukan anak William. Harusnya perbincangan sigaret sama Henry2 itu di rekam biar tau rasa sekalian kalau udah ada bukti. Ini tujuannya udah jelas sih, dia mau bikin Lilia malu di depan para walimurid. Kayanya sih begitu
goodnovel comment avatar
meowza lee
swmoga gretha sama henry gak tau kalau lilia nguping.. takut banget lilia jadi target merekaaa (⁠ꏿ⁠﹏⁠ꏿ⁠;⁠)
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    118. Tampak Sifat Aslinya

    Tujuannya menemui Lilia sudah sangat jelas sekarang. Gretha ingin menunjukkan kondisi dirinya ini pada semua orang. Bahwa apa yang ia terima itu disebabkan oleh William—dan barangkali ini adalah bentuk pembalasan atas sakit hatinya karena sebuah penolakan. Kalimat itu dikatakan dengan sangat lantang sehinga dapat didengar oleh semua orang yang ada di sana. Mengakibatkan kegaduhan tepat setelah Gretha selesai berucap. “Apa maksudnya itu?” sahut salah seorang suara ibu muda yang berdiri di dekat mereka, pertanyaan yang kemungkinan besar juga sedang dipikul oleh semua telinga yang mendengarnya. “Maksudnya suaminya menghamili Nona itu?” sambung yang lainnya. “Tunggu sebentar! Bukankah suami dari Bu Lilia adalah pria bernama Tuan William itu?” “Astaga! Jadi yang menghamili Nona itu adalah Tuan William? CEO Velox Corp?” “Apa yang sedang terjadi di depan kita ini?” Bisikan saling sahut, menyambung tanpa henti seperti pita mobius yang tak berujung. Pandangan mereka saling menghakimi

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    119. Istri Dari Tempat Pelacuran

    “Dari tempat pelacuran?” ulang salah seorang ibu muda di dekat Lilia. “Oh, astaga … apakah itu benar?” “Memalukan sekali! Padahal wajahnya terlihat baik, jadi dia berasal dari—“ “Ssht!” cegah wali murid lain agar mereka berhenti berprasangka. Gunjingan kembali terjadi, lebih berisik daripada sebelumnya. Lilia menoleh pada Gretha sehingga pandangan mereka bersirobok. Wanita itu mendekat padanya dengan dagu yang sedikit terangkat, menunjukkan sebuah tanda kemenangan yang besar. “Kamu pikir aku tidak tahu bagaimana caramu kembali ke rumah William, Lilia?” tanya Gretha saat tiba lebih dekat di hadapannya. “Itu karena kamu dibawa William pergi dari tempat pelacuran, benar?” Lilia tak begitu saja menjawabnya. Ia tercenung lebih dari enam puluh detik berlalu. Batinnya ditumbuhi oleh kemelut saat mempertanyakan, ‘Dari mana dia tahu?’ Apa Gretha mencari tahu dengan menemui ayah angkatnya—Arya? ‘Lalu pria itu menyebut bahwa aku dibawa pergi ke tempat Madam Savannah?” Lilia mendorong

    Huling Na-update : 2025-01-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    120. Sebuah Kunjungan

    “Selamat malam,” sapa sebuah suara dari arah pintu ruang baca yang terbuka. Membuat Lilia dan Keano secara bersamaan menoleh ke sana, mereka menjumpai William yang tersenyum sepajang dua milimeter, memandang mereka bergantian. “Selamat malam,” balas Lilia dan Keano. Pria itu memperhatikan Keano yang kembali sibuk dengan puzzle baru yang tadi ia belikan. “Bagaimana mainannya, Keano? Suka?” “Suka, Pa,” jawab bocah kecil itu. “Tapi apakah besok kalau Papa membelikan Keano lagi boleh yang ukurannya lebih besar?” pintanya. “Yang ini sedikit kekecilan.” William mengangguk tak keberatan, “Bisa, Sayang. Besok Papa belikan yang ukurannya lebih besar.” “Terima kasih, Papa.” William kemudian mendekat pada Lilia, berdiri di dekat sofa tempat ia duduk. “Apa yang kamu lakukan?” tanyanya, memandang buku yang ada di hadapan Lilia. “Hanya membaca buku saja,” jawab Lilia. “Sambil menemani Keano menyelesaikan puzzle barunya.” Sepasang alis lebat William berkerut saat pria itu memindai wajahnya.

    Huling Na-update : 2025-01-10
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    121. H-1 Wedding Day

    Zain tampak tercenung untuk beberapa lama. Pemuda itu bergeming dengan bibirnya yang terbuka tanpa suara hingga ia mengulangi apa yang baru saja disampaikan oleh Alaric. “Tes ... DNA?” “Iya, lihat apakah itu cocok denganku atau tidak,” jawab Alaric teriring kedua bahunya yang merosot. “Tapi jika boleh tahu, untuk apa Anda ingin melakukan tes kecocokan DNA antara Anda dan Nona Lilia, Tuan?” tanya pemuda itu, seperti tidak ingin memendam rasa penasarannya seorang diri. “Apa ada yang saya lewatkan di sini?” Alaric mengangguk, “Aku pikir dia adalah anakku yang hilang, Zain,” jawab Alaric. “Maksudnya Nona Leonora?” “Iya, Leonora yang hilang pada hari kecelakaan Agatha Countess, istriku terdahulu.” “Anda yakin?” Zain masih menunduk, mensejajarkan pandangannya pada sang tuan yang meremas erat setir bundar di hadapannya. “Ada beberapa kemiripan yang baru aku sadari,” ungkapnya. “Kamu harusnya juga ingat bagaimana perawat di rumah sakit mengatakan kami berdua mirip. Tanda lahir yang aku

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    122. Jangan Menjadi Bintang Sendiri ....

    ‘Oh Tuhan—‘ Lilia dengan cepat kembali menutup pintu saat asap yang mengepul dari luar itu memaksa untuk masuk. Bara apinya yang telah menghabisi setiap benda di luar pasti akan tiba di kamar ini sebentar lagi. Lilia berlari ke arah ranjang, mengangkat Keano yang tengah terlelap ke gendongannya. Ia dekap anak lelakinya itu dengan erat. “Ada apa, Mama?” tanya Keano dengan suara yang serak, bocah kecil itu pasti terkejut karena Lilia tiba-tiba menggendongnya. Lilia tak menjawabnya. Kepanikan melandanya dalam sesaat. Ia melangkah mundur hingga punggungnya nyaris membentur dinding. Suara pintu berderak akibat dilahap api. Suara retakannya semakin lama semakin nyaring. Ruangan yang tadinya sejuk telah berubah menjadi panas. Lilia menoleh ke arah jendela, ia berpikir masih bisa melarikan lewat jendela tersebut. Tapi saat ia membawa Keano ke sana, ia menjumpai bahwa dari arah luar apinya justru lebih besar. Kobarannya menjebak Lilia dan Keano, memerangkap mereka. Lilia berteriak me

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    123. Ketenangan Sebelum Badai

    William membuka matanya saat mendengar suara klakson yang datang dari belakang mobilnya. Sebuah mobil pemadam kebakaran melintas mendahuluinya. Bahkan bukan hanya satu melainkan tiga sekaligus, berpacu sangat laju membuat Giff yang duduk di balik kemudi memilih untuk mengalah dan membiarkan mereka berlalu lebih dulu. Sirinenya memecah keheningan jalan yang mengantar William menuju ke vila yang akan ia tuju. Ia baru saja memejamkan matanya selama sepuluh menit di kursi belakang sejak mereka keluar dari Velox Corp. William mengeluh kepalanya sedikit pusing dan sekretarisnya itu memintanya agar tidur saja selama perjalanan. Tapi baru beberapa saat hal itu ia lakukan, klakson mobil pemadam kebakaran mengejutkannya. “Apa ada kebakaran?” tanya William seraya memandang jendela yang menunjukkan keadaan di luar yang mula ia gelap—tanda ia sedikit lambat menepati janjinya pada Lilia dan Keano untuk kembali ke vila setelah lewat tengah hari. “Sepertinya begitu, Tuan William,” jawab Giff da

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    124. Hancur Berkeping-keping

    Para pemadam kebakaran dan tiga unit mobil yang ada di sana bahu-membahu memadamkan api. Jerit tangis orang-orang memenuhi telinga William, mengiringi tanya lantang yang keluar dari bibirnya, mencari Lilia dan Keano. “Kenapa mereka tidak ada di sini?” tanya William sekali lagi, kedua tangan besarnya merenggut kerah kemeja yang dikenakan oleh Giff, agar pemuda itu memberinya jawaban sebagai imbal balik karena telah mencegahnya untuk tak mendekat. “Mereka pasti ada di suatu tempat,” jawab Giff. “Tolong tenanglah! Tidak ada gunanya berlari ke sana! Anda hanya akan melukai diri Anda sendiri, William Quist!” Rahang tegas Giff mengetat, tegang seperti milik William. Tuannya itu mengatur napasnya yang sesak memburu, naik turun tanpa aturan hingga kedua tangannya yang mencengkeram kerah lehernya mengendur dan pergi dari hadapannya. William berjalan melewati Giff, membiarkan lengan mereka berbenturan saat ia melangkah dan memindai satu demi satu mereka yang ada di sana. Para pelayan milik

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    125. Waktu Telah Berhenti

    Langit malam seakan runtuh. Mata William terpejam dengan sebulir air mata setelah petugas pemadam kebakaran mengatakan hal itu. Bibirnya mengatup rapat, terpasung bisu tak mampu bicara. “Lalu apa yang akan dilakukan setelah ini, Pak?” tanya Giff karena William seperti terus akan bergeming selamanya. “Petugas forensik akan datang untuk melihat ke lokasi kejadian, Pak,” jawabnya. “Mereka akan mengidentifikasi untuk menemukan penyebab kebakaran terjadi. Mendengar dari keterangan beberapa saksi yang mengatakan bahwa Bu Lilia dan Keano berada di dalam kamar, seharusnya tulang mereka akan ditemukan di sana nanti. Petugas yang ada di lapangan akan memberitahu Anda.” “Baik, terima kasih.” Giff menundukkan kepalanya sedang pria berbalut seragam itu kemudian undur diri. Menyisakan Giff yang masih merangkul kuat-kuat bahu William yang dirasanya perlahan menegang. Keheningan yang tadi disuguhkannya hancur saat suara paraunya terdengar. “Tulang?” tanyanya hampir tak terdengar. “Dia

    Huling Na-update : 2025-01-12

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status