Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 111 - Chapter 120

183 Chapters

Bab 111 Takut Melangkah

“IBU!!!” seru Aina.Ia tidak menduga Bu Rahma akan berkata seperti itu. Bu Rahma hanya tersenyum melihat reaksi Aina. Aina terdiam sesaat, menghela napas kemudian menghembuskannya perlahan. Untung saja baik Damar maupun anggota keluarga Aina tidak ada yang mendengar pembicaraan ini.“Saya belum berpikir ke arah sana, Bu. Mungkin untuk sementara waktu sendiri lebih baik,” imbuh Aina.Bu Rahma tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Ibu tahu, Aina. Pasti masih banyak luka di hatimu yang membuat trauma, tapi kamu masih muda. Masih cantik dan energik. Ibu yakin kamu berhak bahagia dengan pria lain di luar sana dan siapa tahu pria itu Damar.”Aina tidak menjawab hanya menundukkan kepala sambil memainkan jemari yang masih dalam genggaman Bu Rahma. Bu Rahma tersenyum memperhatikan.“Sebenarnya Ibu sangat tidak menginginkan perpisahanmu dengan Fakhri. Namun, Ibu juga tidak tega melihat kamu tersakiti terus.
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 112 Perhatian Mantan Ayah

“Tidak. Memangnya mau apa kamu ke sini?” ketus Aina.Fakhri yang tak lain sosok itu terdiam. Hanya helaan napas panjang yang terdengar keluar masuk dari mulutnya. Aina memperhatikan dengan sudut matanya. Ia sengaja tak mau melihat Fakhri dengan jelas.“Aku mau bertemu Zafran. Ini hari ulang tahunnya dan aku ingin memberi ini.” Fakhri berkata sambil menunjukkan sebuah paper bag berisi bungkusan besar kertas kado.Sepertinya usai bertemu dengan kliennya, Fakhri kembali ke kantor lalu saat jam pulang ia tidak pulang ke rumah. Melainkan ke mall untuk membelikan kado Zafran hingga akhirnya tiba di sini.“Dia sudah tidur.” Suara Aina masih terdengar ketus dan dingin.Fakhri berdecak sambil menatap Aina dengan datar. Posisi mereka masih di depan pintu dan sepertinya Aina tidak berniat menyuruh Fakhri masuk. Fakhri memaklumi sikap Aina, tapi sejujurnya dia sangat ingin bertemu Zafran.“Apa kamu tidak bisa me
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 113 Rahasia Wulan

“Wulan sudah pulang?” tanya Fakhri.Ia baru saja menapakkan kaki ke dalam rumah dan langsung bertanya seperti itu ke asisten rumah tangganya. Fakhri tidak melihat mobil Wulan di garasi dan itu sebabnya dia bertanya.“Belum, Pak,” jawab sang Asisten rumah tangga.Fakhri hanya mengangguk kemudian berjalan dengan lesu menuju kamar. Sang Asisten tergopoh mengikuti.“Pak, apa saya siapkan makan malam?” tanyanya.Fakhri menghentikan langkahnya menoleh sambil tersenyum. “Gak usah, Bi. Saya sudah makan.”Sang Art hanya mengangguk kemudian sudah berangsur pergi. Sementara Fakhri meneruskan langkahnya menuju kamar. Untuk beberapa saat dia tertegun saat kakinya tiba di pintu kamar.Kamar tidurnya merupakan bagian paling indah di rumah ini. Setiap sudut, dihiasi dengan interior yang indah nan estetik. Wulan memang pemuja keindahan dan tak suka jika hanya sederhana.Beda dengan kamar tidurnya
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 114 Kejahatan Wulan

“Apa Wulan meminum obat ini? Untuk apa?” gumam Fakhri.Dia masih bingung dengan hasil penemuannya. Fakhri hanya diam kemudian memutuskan menyimpan penemuannya. Ia melanjutkan aktivitasnya. Ia akan mencari tahu lebih lanjut hari ini.Pukul delapan saat Fakhri sedang asyik sarapan, tiba-tiba Wulan datang. Wanita cantik berkulit putih bak porselen itu tersenyum manis sambil berjalan gemulai mendekat ke Fakhri.“Mas, kamu belum berangkat?” tanya Wulan dengan ramah.Wajahnya tampak berseri-seri dengan rona merah bersemu di pipinya. Dia terlihat bahagia pagi ini dan Fakhri tidak tahu apa yang menyebabkan istrinya bahagia.“Dari mana kamu? Semalaman tidak pulang tanpa kabar. Apa kamu lupa jika sudah menikah?”Wulan langsung duduk di depan Fakhri dan terdiam memperhatikan.“Maaf, Mas. Kemarin Mama minta aku antar belanja ke luar negeri. Katanya mumpung ada diskon besar-besaran.”Fakhri ti
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 115 Bagai Buah Simalakama

“APA!!!??” seru Fakhri.Ia sangat terkejut saat mendengar penuturan Wulan. Tidak disangka proses keguguran Wulan kala itu disengaja. Padahal, gara-gara hal tersebut Fakhri terus menerus merasa bersalah. Tidak itu saja, bahkan gara-gara itu juga dia mengabaikan Aina.Wulan tersenyum penuh kemenangan sambil berulang menepuk bahu Fakhri. Sementara Fakhri hanya diam membisu. Lagi-lagi ada rasa berdesakan di dadanya membuat sakit yang amat sangat.“Iya, aku sengaja menggugurkannya. Aku tidak mau punya anak. Aku penganut paham childfree.”Fakhri tidak berkomentar hanya diam sambil menundukkan kepala semakin dalam. Wulan memang pacar pertamanya dan pernah menjalin hubungan dengannya sampai tiga tahun. Fakhri pikir dia sangat mengenal Wulan, tapi sepertinya dugaannya salah.“Aku tidak mau menjadi jelek, gendut dan kendor semua tubuhku. Lagipula punya anak itu merepotkan. Aku harus menyusuinya, mengganti popoknya belum lagi kal
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 116 Yang Tersakit dan Yang Sedang Berdebar

“A—apa maksudmu, Rob?” tanya Fakhri tersendat.Dia benar-benar lupa jika pernah membuat perjanjian seperti itu dengan Wulan. Lagi-lagi karena ia tidak bisa mengendalikan emosi, usai bercerai dengan Aina, banyak hal yang diminta Wulan saat itu. Tanpa banyak pikir panjang Fakhri mengiyakannya saja. Pikirannya kalut karena harus kehilangan Aina. Ia masih sibuk dengan kesedihannya dan tidak memperhatikan dengan seksama permintaan Wulan.“Fakhri, aku sudah mengingatkanmu berulang kali. Namun, kamu bilang iyakan saja permintaan Wulan. Apa kamu masih ingat?” Robby di seberang sana kembali bersuara.Fakhri hanya membisu. Ingatannya tumpang tindih, saling silang tak beraturan. Dia benar-benar melupakan momen itu. Mungkin benar dia pernah mengiyakan permintaan Wulan. Wulan memang sangat pintar memanfaatkan kesempatan. Ia sengaja melakukan hal tersebut di saat Fakhri lemah.“Jadi aku minta maaf. Aku tidak bisa melakukannya kecuali
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 117 Perasaan Damar

“Itu sebabnya kamu tidak mau dijodohkan dengan Melani?” imbuh Bu Tika.Belum sempat Damar menjawab ucapan mamanya, tapi wanita paruh baya itu kembali bersuara. Aina tampak terkejut mendengar pernyataan Bu Tika bahkan kini dia berulang menatap Damar penuh tanya.Damar menghela napas sambil memeluk Bu Tika. Kini semua perhatian sedang terpusat ke arahnya. Rasanya tidak mungkin Damar mengelak kemudian membuat malu mamanya.“Iya, Ma. Ini calon istriku.”Alih-alih menyangkal, Damar malah mengiyakan tebakan Bu Tika. Tentu saja suara riuh reda sudah menggema memenuhi suasana ruang tengah itu. Mata Aina membola seakan sedang mencari jawaban ke Damar. Namun, Damar malah memalingkan wajah seakan mencoba menghindari Aina.“Wah!! Syukurlah. Mama pikir kamu selamanya tidak akan menikah.”Senyum merekah di raut manis Bu Tika. Bahkan Pak Aldi, papanya Damar sudah ikut tersenyum mendengar ucapan istrinya. Semua yang ada d
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 118 Rindu yang Tertahan

Aina terdiam membisu, berdiri mematung di belakang pintu sambil mengurut dadanya. Bahunya naik turun menyesuaikan ritme desahan napasnya. Dia tidak menduga akan mengalami malam penuh ketegangan. “Tidak, Damar. Jangan jatuh cinta padaku,” gumam Aina sambil menggelengkan kepala. Matanya terpejam seakan sedang melakukan penyangkalan. Pernyataan Damar dan ulah keluarganya di pesta tadi benar-benar membuat Aina terkesima. Ia sudah tahu jika Damar menyukainya, tapi Aina tidak mau menjalin sebuah hubungan dulu. Hatinya masih sakit, masih terluka selain itu ada sedikit benci dan penyesalan setiap Aina teringat kejadian malam penuh dosa bersama Damar. Meski itu bukan murni kesengajaan, tapi tetap saja Aina merasa berdosa. Ia merasa telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. “Bunda, Bunda baru datang?” Suara Zafran tiba-tiba menginterupsi lamunan Aina. Ia memang sedari tadi berdiri diam di balik pintu utama rumahnya dan belum kembali ke kamar. Aina langsung tersenyum dan berjalan men
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 119 Aku Ingin Berubah

“Sudah, Fakhri. Jangan seperti ini,” ujar Robby.Pria bermata sipit itu mengelus punggung Fakhri dengan lembut. Robby sudah berteman lama dengan Fakhri. Persahabatan mereka terjalin sejak SMA. Ia sangat mengenal sifat sahabatnya, tapi baru kali ini Robby melihat Fakhri sangat terpuruk.“Mungkin ini saatnya kamu untuk berubah. Lebih mengendalikan emosimu, mau mendengar orang lain dan lebih tegas dalam mengambil sikap. Aku yakin jika kamu berubah, kamu pasti bisa menghadapi semuanya lebih baik.”Fakhri membisu tampak sedang mencerna ucapan Robby. Kemudian perlahan dia mendongak menatap mata sipit pria di sampingnya ini.“Apa mungkin aku juga bisa mendapatkan Aina kembali?”Robby tidak menjawab. Ia tidak bisa berspekulasi tentang hal itu. Apalagi semua perbuatan Fakhri pada Aina sangat menorehkan luka di hati wanita cantik itu. Bahkan saat Robby bertemu Aina sebelum perceraian dulu masih terlihat luka mendalam di ra
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 120 Kasih Ibu

“Aina?” ulang Bu Rahma.Wanita paruh baya itu sangat terkejut saat mendengar Bu Tika menyebut nama Aina. Memang sebelumnya Bu Rahma bahkan sudah merestui jika Aina bersama Damar. Hanya saja dia sedikit terkejut saat mendengar penjelasan Bu Tika tadi.Bu Tika tampak mengernyitkan alis memandang Bu Rahma dengan tatapan penuh tanya.“Iya, Aina. Apa kenal?”Bu Rahma hanya tersenyum tanpa memberi jawabab. Sesekali matanya melirik Fakhri. Fakhri tampak terdiam dan kini sudah menundukkan kepala. Samar Bu Rahma melihat wajah putra semata wayangnya itu berubah muram. Fakhri pasti juga shock mendengar hal ini.“Orangnya cantik, rambutnya hitam di bawah bahu, senyumnya menawan, sikapnya pun sangat sopan dan ramah. Aku suka sekali dengannya. Dia … .”Bu Tika kembali meneruskan ceritanya tentang Aina tanpa memperhatikan perubahan reaksi Bu Rahma dan Fakhri. Sepertinya wanita paruh baya itu terpesona dengan Aina.
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status