Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 112 Perhatian Mantan Ayah

Share

Bab 112 Perhatian Mantan Ayah

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 12:00:50

“Tidak. Memangnya mau apa kamu ke sini?” ketus Aina.

Fakhri yang tak lain sosok itu terdiam. Hanya helaan napas panjang yang terdengar keluar masuk dari mulutnya. Aina memperhatikan dengan sudut matanya. Ia sengaja tak mau melihat Fakhri dengan jelas.

“Aku mau bertemu Zafran. Ini hari ulang tahunnya dan aku ingin memberi ini.” Fakhri berkata sambil menunjukkan sebuah paper bag berisi bungkusan besar kertas kado.

Sepertinya usai bertemu dengan kliennya, Fakhri kembali ke kantor lalu saat jam pulang ia tidak pulang ke rumah. Melainkan ke mall untuk membelikan kado Zafran hingga akhirnya tiba di sini.

“Dia sudah tidur.” Suara Aina masih terdengar ketus dan dingin.

Fakhri berdecak sambil menatap Aina dengan datar. Posisi mereka masih di depan pintu dan sepertinya Aina tidak berniat menyuruh Fakhri masuk. Fakhri memaklumi sikap Aina, tapi sejujurnya dia sangat ingin bertemu Zafran.

“Apa kamu tidak bisa me

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Jangan lemah Aina.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 113 Rahasia Wulan

    “Wulan sudah pulang?” tanya Fakhri.Ia baru saja menapakkan kaki ke dalam rumah dan langsung bertanya seperti itu ke asisten rumah tangganya. Fakhri tidak melihat mobil Wulan di garasi dan itu sebabnya dia bertanya.“Belum, Pak,” jawab sang Asisten rumah tangga.Fakhri hanya mengangguk kemudian berjalan dengan lesu menuju kamar. Sang Asisten tergopoh mengikuti.“Pak, apa saya siapkan makan malam?” tanyanya.Fakhri menghentikan langkahnya menoleh sambil tersenyum. “Gak usah, Bi. Saya sudah makan.”Sang Art hanya mengangguk kemudian sudah berangsur pergi. Sementara Fakhri meneruskan langkahnya menuju kamar. Untuk beberapa saat dia tertegun saat kakinya tiba di pintu kamar.Kamar tidurnya merupakan bagian paling indah di rumah ini. Setiap sudut, dihiasi dengan interior yang indah nan estetik. Wulan memang pemuja keindahan dan tak suka jika hanya sederhana.Beda dengan kamar tidurnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 114 Kejahatan Wulan

    “Apa Wulan meminum obat ini? Untuk apa?” gumam Fakhri.Dia masih bingung dengan hasil penemuannya. Fakhri hanya diam kemudian memutuskan menyimpan penemuannya. Ia melanjutkan aktivitasnya. Ia akan mencari tahu lebih lanjut hari ini.Pukul delapan saat Fakhri sedang asyik sarapan, tiba-tiba Wulan datang. Wanita cantik berkulit putih bak porselen itu tersenyum manis sambil berjalan gemulai mendekat ke Fakhri.“Mas, kamu belum berangkat?” tanya Wulan dengan ramah.Wajahnya tampak berseri-seri dengan rona merah bersemu di pipinya. Dia terlihat bahagia pagi ini dan Fakhri tidak tahu apa yang menyebabkan istrinya bahagia.“Dari mana kamu? Semalaman tidak pulang tanpa kabar. Apa kamu lupa jika sudah menikah?”Wulan langsung duduk di depan Fakhri dan terdiam memperhatikan.“Maaf, Mas. Kemarin Mama minta aku antar belanja ke luar negeri. Katanya mumpung ada diskon besar-besaran.”Fakhri ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 115 Bagai Buah Simalakama

    “APA!!!??” seru Fakhri.Ia sangat terkejut saat mendengar penuturan Wulan. Tidak disangka proses keguguran Wulan kala itu disengaja. Padahal, gara-gara hal tersebut Fakhri terus menerus merasa bersalah. Tidak itu saja, bahkan gara-gara itu juga dia mengabaikan Aina.Wulan tersenyum penuh kemenangan sambil berulang menepuk bahu Fakhri. Sementara Fakhri hanya diam membisu. Lagi-lagi ada rasa berdesakan di dadanya membuat sakit yang amat sangat.“Iya, aku sengaja menggugurkannya. Aku tidak mau punya anak. Aku penganut paham childfree.”Fakhri tidak berkomentar hanya diam sambil menundukkan kepala semakin dalam. Wulan memang pacar pertamanya dan pernah menjalin hubungan dengannya sampai tiga tahun. Fakhri pikir dia sangat mengenal Wulan, tapi sepertinya dugaannya salah.“Aku tidak mau menjadi jelek, gendut dan kendor semua tubuhku. Lagipula punya anak itu merepotkan. Aku harus menyusuinya, mengganti popoknya belum lagi kal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 116 Yang Tersakit dan Yang Sedang Berdebar

    “A—apa maksudmu, Rob?” tanya Fakhri tersendat.Dia benar-benar lupa jika pernah membuat perjanjian seperti itu dengan Wulan. Lagi-lagi karena ia tidak bisa mengendalikan emosi, usai bercerai dengan Aina, banyak hal yang diminta Wulan saat itu. Tanpa banyak pikir panjang Fakhri mengiyakannya saja. Pikirannya kalut karena harus kehilangan Aina. Ia masih sibuk dengan kesedihannya dan tidak memperhatikan dengan seksama permintaan Wulan.“Fakhri, aku sudah mengingatkanmu berulang kali. Namun, kamu bilang iyakan saja permintaan Wulan. Apa kamu masih ingat?” Robby di seberang sana kembali bersuara.Fakhri hanya membisu. Ingatannya tumpang tindih, saling silang tak beraturan. Dia benar-benar melupakan momen itu. Mungkin benar dia pernah mengiyakan permintaan Wulan. Wulan memang sangat pintar memanfaatkan kesempatan. Ia sengaja melakukan hal tersebut di saat Fakhri lemah.“Jadi aku minta maaf. Aku tidak bisa melakukannya kecuali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 117 Perasaan Damar

    “Itu sebabnya kamu tidak mau dijodohkan dengan Melani?” imbuh Bu Tika.Belum sempat Damar menjawab ucapan mamanya, tapi wanita paruh baya itu kembali bersuara. Aina tampak terkejut mendengar pernyataan Bu Tika bahkan kini dia berulang menatap Damar penuh tanya.Damar menghela napas sambil memeluk Bu Tika. Kini semua perhatian sedang terpusat ke arahnya. Rasanya tidak mungkin Damar mengelak kemudian membuat malu mamanya.“Iya, Ma. Ini calon istriku.”Alih-alih menyangkal, Damar malah mengiyakan tebakan Bu Tika. Tentu saja suara riuh reda sudah menggema memenuhi suasana ruang tengah itu. Mata Aina membola seakan sedang mencari jawaban ke Damar. Namun, Damar malah memalingkan wajah seakan mencoba menghindari Aina.“Wah!! Syukurlah. Mama pikir kamu selamanya tidak akan menikah.”Senyum merekah di raut manis Bu Tika. Bahkan Pak Aldi, papanya Damar sudah ikut tersenyum mendengar ucapan istrinya. Semua yang ada d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 118 Rindu yang Tertahan

    Aina terdiam membisu, berdiri mematung di belakang pintu sambil mengurut dadanya. Bahunya naik turun menyesuaikan ritme desahan napasnya. Dia tidak menduga akan mengalami malam penuh ketegangan. “Tidak, Damar. Jangan jatuh cinta padaku,” gumam Aina sambil menggelengkan kepala. Matanya terpejam seakan sedang melakukan penyangkalan. Pernyataan Damar dan ulah keluarganya di pesta tadi benar-benar membuat Aina terkesima. Ia sudah tahu jika Damar menyukainya, tapi Aina tidak mau menjalin sebuah hubungan dulu. Hatinya masih sakit, masih terluka selain itu ada sedikit benci dan penyesalan setiap Aina teringat kejadian malam penuh dosa bersama Damar. Meski itu bukan murni kesengajaan, tapi tetap saja Aina merasa berdosa. Ia merasa telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. “Bunda, Bunda baru datang?” Suara Zafran tiba-tiba menginterupsi lamunan Aina. Ia memang sedari tadi berdiri diam di balik pintu utama rumahnya dan belum kembali ke kamar. Aina langsung tersenyum dan berjalan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 119 Aku Ingin Berubah

    “Sudah, Fakhri. Jangan seperti ini,” ujar Robby.Pria bermata sipit itu mengelus punggung Fakhri dengan lembut. Robby sudah berteman lama dengan Fakhri. Persahabatan mereka terjalin sejak SMA. Ia sangat mengenal sifat sahabatnya, tapi baru kali ini Robby melihat Fakhri sangat terpuruk.“Mungkin ini saatnya kamu untuk berubah. Lebih mengendalikan emosimu, mau mendengar orang lain dan lebih tegas dalam mengambil sikap. Aku yakin jika kamu berubah, kamu pasti bisa menghadapi semuanya lebih baik.”Fakhri membisu tampak sedang mencerna ucapan Robby. Kemudian perlahan dia mendongak menatap mata sipit pria di sampingnya ini.“Apa mungkin aku juga bisa mendapatkan Aina kembali?”Robby tidak menjawab. Ia tidak bisa berspekulasi tentang hal itu. Apalagi semua perbuatan Fakhri pada Aina sangat menorehkan luka di hati wanita cantik itu. Bahkan saat Robby bertemu Aina sebelum perceraian dulu masih terlihat luka mendalam di ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 120 Kasih Ibu

    “Aina?” ulang Bu Rahma.Wanita paruh baya itu sangat terkejut saat mendengar Bu Tika menyebut nama Aina. Memang sebelumnya Bu Rahma bahkan sudah merestui jika Aina bersama Damar. Hanya saja dia sedikit terkejut saat mendengar penjelasan Bu Tika tadi.Bu Tika tampak mengernyitkan alis memandang Bu Rahma dengan tatapan penuh tanya.“Iya, Aina. Apa kenal?”Bu Rahma hanya tersenyum tanpa memberi jawabab. Sesekali matanya melirik Fakhri. Fakhri tampak terdiam dan kini sudah menundukkan kepala. Samar Bu Rahma melihat wajah putra semata wayangnya itu berubah muram. Fakhri pasti juga shock mendengar hal ini.“Orangnya cantik, rambutnya hitam di bawah bahu, senyumnya menawan, sikapnya pun sangat sopan dan ramah. Aku suka sekali dengannya. Dia … .”Bu Tika kembali meneruskan ceritanya tentang Aina tanpa memperhatikan perubahan reaksi Bu Rahma dan Fakhri. Sepertinya wanita paruh baya itu terpesona dengan Aina.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status