Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 118 Rindu yang Tertahan

Share

Bab 118 Rindu yang Tertahan

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2025-01-21 11:56:19
Aina terdiam membisu, berdiri mematung di belakang pintu sambil mengurut dadanya. Bahunya naik turun menyesuaikan ritme desahan napasnya. Dia tidak menduga akan mengalami malam penuh ketegangan.

“Tidak, Damar. Jangan jatuh cinta padaku,” gumam Aina sambil menggelengkan kepala.

Matanya terpejam seakan sedang melakukan penyangkalan. Pernyataan Damar dan ulah keluarganya di pesta tadi benar-benar membuat Aina terkesima.

Ia sudah tahu jika Damar menyukainya, tapi Aina tidak mau menjalin sebuah hubungan dulu. Hatinya masih sakit, masih terluka selain itu ada sedikit benci dan penyesalan setiap Aina teringat kejadian malam penuh dosa bersama Damar.

Meski itu bukan murni kesengajaan, tapi tetap saja Aina merasa berdosa. Ia merasa telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya.

“Bunda, Bunda baru datang?”

Suara Zafran tiba-tiba menginterupsi lamunan Aina. Ia memang sedari tadi berdiri diam di balik pintu utama rumahnya dan belum kembali ke kamar.

Aina langsung tersenyum dan berjalan men
Aira Tsuraya

Hayooo... Aina bakal pilih siapa, nih? Damar atau balikan lagi ama Fakhri. Biar gak penasaran, kepoin update selanjutnya besok. Btw, for more info n spoiler, bisa ikuti akun sosmedku yang baru, ya. nama akunnya airatsuraya. Terima kasih yang sudah coment, review, kasih gift dan diamond. Maaf tidak bisa membalas satu persatu. So, happy reading.

| 12
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
maunya dih balikn...tp mslh sma wulan ,fahri mkn ribet...nunggu aja gimana baiknya thor melanjutkn
goodnovel comment avatar
Fafaah
tim fakhri aku mah
goodnovel comment avatar
Sumiaty Dasniar
kan perjanjian nya tidak menceraika.n. nah abaikan saja wulan nya biarin. nikah lagi sama yang lain. balas dendam yang baik kan...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 119 Aku Ingin Berubah

    “Sudah, Fakhri. Jangan seperti ini,” ujar Robby.Pria bermata sipit itu mengelus punggung Fakhri dengan lembut. Robby sudah berteman lama dengan Fakhri. Persahabatan mereka terjalin sejak SMA. Ia sangat mengenal sifat sahabatnya, tapi baru kali ini Robby melihat Fakhri sangat terpuruk.“Mungkin ini saatnya kamu untuk berubah. Lebih mengendalikan emosimu, mau mendengar orang lain dan lebih tegas dalam mengambil sikap. Aku yakin jika kamu berubah, kamu pasti bisa menghadapi semuanya lebih baik.”Fakhri membisu tampak sedang mencerna ucapan Robby. Kemudian perlahan dia mendongak menatap mata sipit pria di sampingnya ini.“Apa mungkin aku juga bisa mendapatkan Aina kembali?”Robby tidak menjawab. Ia tidak bisa berspekulasi tentang hal itu. Apalagi semua perbuatan Fakhri pada Aina sangat menorehkan luka di hati wanita cantik itu. Bahkan saat Robby bertemu Aina sebelum perceraian dulu masih terlihat luka mendalam di ra

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 120 Kasih Ibu

    “Aina?” ulang Bu Rahma.Wanita paruh baya itu sangat terkejut saat mendengar Bu Tika menyebut nama Aina. Memang sebelumnya Bu Rahma bahkan sudah merestui jika Aina bersama Damar. Hanya saja dia sedikit terkejut saat mendengar penjelasan Bu Tika tadi.Bu Tika tampak mengernyitkan alis memandang Bu Rahma dengan tatapan penuh tanya.“Iya, Aina. Apa kenal?”Bu Rahma hanya tersenyum tanpa memberi jawabab. Sesekali matanya melirik Fakhri. Fakhri tampak terdiam dan kini sudah menundukkan kepala. Samar Bu Rahma melihat wajah putra semata wayangnya itu berubah muram. Fakhri pasti juga shock mendengar hal ini.“Orangnya cantik, rambutnya hitam di bawah bahu, senyumnya menawan, sikapnya pun sangat sopan dan ramah. Aku suka sekali dengannya. Dia … .”Bu Tika kembali meneruskan ceritanya tentang Aina tanpa memperhatikan perubahan reaksi Bu Rahma dan Fakhri. Sepertinya wanita paruh baya itu terpesona dengan Aina.

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 121 Memperbaiki Hubungan

    “Saya tidak pergi, Bu. Saya hanya ---”Aina menjeda kalimatnya saat matanya tiba-tiba bertemu dengan netra coklat Fakhri. Aina buru-buru memalingkan wajah menghindar dari tatapan Fakhri. Fakhri terdiam, menunduk sambil menahan rasa yang bergejolak di dadanya. Ia tahu Aina masih membencinya dan tatapan mata Aina masih sama seperti terakhir kali bertemu.“Kalau tidak pergi. Ayo, duduk!! Kita sarapan dulu.” Suara Bu Rahma kembali menginterupsi lamunan Aina.Awalnya Aina masih bergeming di posisinya, tapi dia juga tidak enak sendiri. Perlahan Aina berjalan kemudian duduk di kursi makan bersebelahan dengan Zafran. Namun, sayangnya, posisi Aina kini malah berhadapan dengan Fakhri.Entah mengapa suasana meja makan pagi ini terlihat tegang. Hanya Bu Rahma dan Zafran yang tampak menikmati sarapan pagi. Sementara dua orang lainnya sibuk dengan ego mereka masing-masing.“Zafran mau pudding untuk pencuci mulut?” tawar Bu Rah

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 122 Ancaman Wulan

    “WULAN!! Kamu apa-apaan?” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut begitu melihat kehadiran Wulan yang tiba-tiba di rumah ibunya. Memang kemarin Fakhri sempat bilang hendak ke rumah Bu Rahma, tapi dia tidak bilang hendak menginap di sana. Selama ini Fakhri sudah tidak peduli dengan Wulan dan tak pernah berpamitan ke manapun ia pergi.Namun, tanpa sepengetahuan Fakhri. Semalam Wulan mendatangi apartemen Fakhri. Dia sangat terkejut saat tahu apartemen Fakhri kosong. Wulan menunggu semalaman, tapi Fakhri tak kunjung datang. Pagi ini dia memutuskan datang ke rumah Bu Rahma, tak disangka malah bertemu Fakhri sedang berbincang dengan Aina.“Jadi benar dugaanku, kamu sudah menemuinya secara diam-diam di belakangku, Mas!!”Mata Aina membola dengan wajah yang tegang menatap Wulan. Lagi-lagi istri Fakhri ini menuduhnya yang tidak-tidak. Aina sungguh menyesal datang ke rumah Bu Rahma pagi ini.“Kamu salah paham, Wulan. Aku dan Aina ga

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 123 Ibu versus Anak

    "Aku harap kamu ingat itu, MAS!!" ucap Wulan.Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Fakhri. Ia hanya membisu sambil menatap Wulan dengan penuh amarah. Wulan malah tertawa mengejek melihat reaksi Fakhri. Lagi-lagi dia merasa di atas angin. Tidak diduga semua yang diinginkan Wulan akan begitu mudah ia dapatkan.Tanpa berpamitan, Wulan sudah berlalu pergi meninggalkan Fakhri seorang diri. Mungkin lebih baik begitu dari pada Fakhri harus menahan amarah karena satu kamar dengan istrinya.“Ibu tidak melihat Wulan, Fakhri? Apa dia sedang tidur?” tanya Bu Rahma.Selang beberapa saat, Fakhri dan Bu Rahma tampak sedang asyik menikmati makan siang. Kali ini Bu Rahma bertanya karena hanya melihat Fakhri yang keluar kamar.“Wulan ditelepon mamanya, Bu. Makanya dia langsung ke sana,” jawab Fakhri bohong.Bu Rahma hanya diam sambil menganggukkan kepala, tapi tatapan mata wanita paruh baya itu terlihat penuh selidik ke arah Fakhri

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 124 Bu Hani Tahu

    “Damar!! Aina, buruan suruh masuk!!” Bu Hani sudah menyahut di belakang Aina.Aina tersenyum datar kemudian membuka lebih lebar pintu dan menyilakan Damar masuk. Mereka sudah duduk di ruang tamu saling berhadapan dan saling membisu.“Ibu buatkan minum dulu, ya!” Kembali suara Bu Hani memecah keheningan mereka.Damar tersenyum sambil menganggukkan kepala sementara Aina hanya menatap datar ibunya. Kembali keheningan terasa usai Bu Hani berlalu.“Kamu dari rumah Tante Rahma?” tanya Damar membuka pembicaraan.Aina tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Damar sudah tahu mengenai jadwal rutin Aina dan Zafran. Pria manis itu tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Apa kamu masih marah padaku, Aina?” Kembali Damar bersuara dan mengajukan pertanyaan.Aina mengernyitkan alis dan menggeleng dengan cepat. Aina tahu pasti Damar sedang membahas sikapnya usai pesta ulang tahun Bu Tika. Aina menghel

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 125 Cerita Aina

    “Tidak, Bu. Tidak seperti itu,” sangkal Aina.Aina tidak tahu jika sedari tadi Bu Hani mendengar percakapannya dengan Damar. Bu Hani tadi hendak mengantar minuman untuk Damar, tapi urung ia lakukan saat mendengar pembicaraan mereka.Aina melirik ke atas meja di samping ibunya. Ada sebuah baki berisi secangkir teh dan kudapan manis. Sepertinya Bu Hani hendak menyuguhkan minuman untuk Damar.“Lalu kalau tidak, kenapa Damar berkata seperti itu, Aina?”Aina tidak menjawab hanya menunduk membuat rambut hitamnya terjuntai menutupi sebagian wajahnya.“Selama ini Ibu berpikir Fakhri yang salah. Fakhri yang menyakitimu, tapi ternyata kamu yang lebih dulu melukai Fakhri. Wajar saja jika dia membalasnya. Teganya kamu, Aina. Teganya kamu membohongi kami semua,” imbuh Bu Hani.Belum ada jawaban keluar dari bibir Aina. Ia masih menunduk bahkan bahunya naik turun sibuk mengolah udara. Bisa dipastikan jika wanita cantik i

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 126 Sengkokol Ibu dan Anak

    “Ehmm … kok Zafran sudah bangun?” ucap Aina.Alih-alih menjawab pertanyaan Zafran, Aina malah balik bertanya. Ia sangat terkejut dengan kehadiran Zafran berserta pertanyaannya. Tidak ia duga jika Zafran mendengar pembicaraannya dengan Bu Hani.Zafran berdecak, wajahnya tampak kesal bahkan sudah memajukan bibirnya beberapa senti. Aina yakin Zafran akan kembali bertanya tentang hal yang sama padanya. Namun, tiba-tiba Bu Hani bangkit dan menghampiri Zafran.“Tadi Nenek bikin kue bolu kesukaan Zafran. Zafran mau, gak?”Zafran sontak tersenyum sambil menunjukkan gigi susunya. Kepalanya mengangguk kemudian menurut begitu saja saat Bu Hani membimbingnya meninggalkan Aina.Helaan napas lega lolos keluar dari bibir Aina. Ia bersyukur Bu Hani bisa mengalihkan perhatian Zafran. Mungkin mulai saat ini, dia harus berhati-hati membicarakan hal ini. Zafran memang harus tahu siapa ayahnya, tapi bukan sekarang.Senin pagi saat

    Huling Na-update : 2025-01-24

Pinakabagong kabanata

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status