Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 114 Kejahatan Wulan

Share

Bab 114 Kejahatan Wulan

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 11:00:20

“Apa Wulan meminum obat ini? Untuk apa?” gumam Fakhri.

Dia masih bingung dengan hasil penemuannya. Fakhri hanya diam kemudian memutuskan menyimpan penemuannya. Ia melanjutkan aktivitasnya. Ia akan mencari tahu lebih lanjut hari ini.

Pukul delapan saat Fakhri sedang asyik sarapan, tiba-tiba Wulan datang. Wanita cantik berkulit putih bak porselen itu tersenyum manis sambil berjalan gemulai mendekat ke Fakhri.

“Mas, kamu belum berangkat?” tanya Wulan dengan ramah.

Wajahnya tampak berseri-seri dengan rona merah bersemu di pipinya. Dia terlihat bahagia pagi ini dan Fakhri tidak tahu apa yang menyebabkan istrinya bahagia.

“Dari mana kamu? Semalaman tidak pulang tanpa kabar. Apa kamu lupa jika sudah menikah?”

Wulan langsung duduk di depan Fakhri dan terdiam memperhatikan.

“Maaf, Mas. Kemarin Mama minta aku antar belanja ke luar negeri. Katanya mumpung ada diskon besar-besaran.”

Fakhri ti

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ma E
Rasain Fahri karma dari Aina sedikit" sedang dijalani ya....puas banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 115 Bagai Buah Simalakama

    “APA!!!??” seru Fakhri.Ia sangat terkejut saat mendengar penuturan Wulan. Tidak disangka proses keguguran Wulan kala itu disengaja. Padahal, gara-gara hal tersebut Fakhri terus menerus merasa bersalah. Tidak itu saja, bahkan gara-gara itu juga dia mengabaikan Aina.Wulan tersenyum penuh kemenangan sambil berulang menepuk bahu Fakhri. Sementara Fakhri hanya diam membisu. Lagi-lagi ada rasa berdesakan di dadanya membuat sakit yang amat sangat.“Iya, aku sengaja menggugurkannya. Aku tidak mau punya anak. Aku penganut paham childfree.”Fakhri tidak berkomentar hanya diam sambil menundukkan kepala semakin dalam. Wulan memang pacar pertamanya dan pernah menjalin hubungan dengannya sampai tiga tahun. Fakhri pikir dia sangat mengenal Wulan, tapi sepertinya dugaannya salah.“Aku tidak mau menjadi jelek, gendut dan kendor semua tubuhku. Lagipula punya anak itu merepotkan. Aku harus menyusuinya, mengganti popoknya belum lagi kal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 116 Yang Tersakit dan Yang Sedang Berdebar

    “A—apa maksudmu, Rob?” tanya Fakhri tersendat.Dia benar-benar lupa jika pernah membuat perjanjian seperti itu dengan Wulan. Lagi-lagi karena ia tidak bisa mengendalikan emosi, usai bercerai dengan Aina, banyak hal yang diminta Wulan saat itu. Tanpa banyak pikir panjang Fakhri mengiyakannya saja. Pikirannya kalut karena harus kehilangan Aina. Ia masih sibuk dengan kesedihannya dan tidak memperhatikan dengan seksama permintaan Wulan.“Fakhri, aku sudah mengingatkanmu berulang kali. Namun, kamu bilang iyakan saja permintaan Wulan. Apa kamu masih ingat?” Robby di seberang sana kembali bersuara.Fakhri hanya membisu. Ingatannya tumpang tindih, saling silang tak beraturan. Dia benar-benar melupakan momen itu. Mungkin benar dia pernah mengiyakan permintaan Wulan. Wulan memang sangat pintar memanfaatkan kesempatan. Ia sengaja melakukan hal tersebut di saat Fakhri lemah.“Jadi aku minta maaf. Aku tidak bisa melakukannya kecuali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 117 Perasaan Damar

    “Itu sebabnya kamu tidak mau dijodohkan dengan Melani?” imbuh Bu Tika.Belum sempat Damar menjawab ucapan mamanya, tapi wanita paruh baya itu kembali bersuara. Aina tampak terkejut mendengar pernyataan Bu Tika bahkan kini dia berulang menatap Damar penuh tanya.Damar menghela napas sambil memeluk Bu Tika. Kini semua perhatian sedang terpusat ke arahnya. Rasanya tidak mungkin Damar mengelak kemudian membuat malu mamanya.“Iya, Ma. Ini calon istriku.”Alih-alih menyangkal, Damar malah mengiyakan tebakan Bu Tika. Tentu saja suara riuh reda sudah menggema memenuhi suasana ruang tengah itu. Mata Aina membola seakan sedang mencari jawaban ke Damar. Namun, Damar malah memalingkan wajah seakan mencoba menghindari Aina.“Wah!! Syukurlah. Mama pikir kamu selamanya tidak akan menikah.”Senyum merekah di raut manis Bu Tika. Bahkan Pak Aldi, papanya Damar sudah ikut tersenyum mendengar ucapan istrinya. Semua yang ada d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 118 Rindu yang Tertahan

    Aina terdiam membisu, berdiri mematung di belakang pintu sambil mengurut dadanya. Bahunya naik turun menyesuaikan ritme desahan napasnya. Dia tidak menduga akan mengalami malam penuh ketegangan. “Tidak, Damar. Jangan jatuh cinta padaku,” gumam Aina sambil menggelengkan kepala. Matanya terpejam seakan sedang melakukan penyangkalan. Pernyataan Damar dan ulah keluarganya di pesta tadi benar-benar membuat Aina terkesima. Ia sudah tahu jika Damar menyukainya, tapi Aina tidak mau menjalin sebuah hubungan dulu. Hatinya masih sakit, masih terluka selain itu ada sedikit benci dan penyesalan setiap Aina teringat kejadian malam penuh dosa bersama Damar. Meski itu bukan murni kesengajaan, tapi tetap saja Aina merasa berdosa. Ia merasa telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. “Bunda, Bunda baru datang?” Suara Zafran tiba-tiba menginterupsi lamunan Aina. Ia memang sedari tadi berdiri diam di balik pintu utama rumahnya dan belum kembali ke kamar. Aina langsung tersenyum dan berjalan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 119 Aku Ingin Berubah

    “Sudah, Fakhri. Jangan seperti ini,” ujar Robby.Pria bermata sipit itu mengelus punggung Fakhri dengan lembut. Robby sudah berteman lama dengan Fakhri. Persahabatan mereka terjalin sejak SMA. Ia sangat mengenal sifat sahabatnya, tapi baru kali ini Robby melihat Fakhri sangat terpuruk.“Mungkin ini saatnya kamu untuk berubah. Lebih mengendalikan emosimu, mau mendengar orang lain dan lebih tegas dalam mengambil sikap. Aku yakin jika kamu berubah, kamu pasti bisa menghadapi semuanya lebih baik.”Fakhri membisu tampak sedang mencerna ucapan Robby. Kemudian perlahan dia mendongak menatap mata sipit pria di sampingnya ini.“Apa mungkin aku juga bisa mendapatkan Aina kembali?”Robby tidak menjawab. Ia tidak bisa berspekulasi tentang hal itu. Apalagi semua perbuatan Fakhri pada Aina sangat menorehkan luka di hati wanita cantik itu. Bahkan saat Robby bertemu Aina sebelum perceraian dulu masih terlihat luka mendalam di ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 120 Kasih Ibu

    “Aina?” ulang Bu Rahma.Wanita paruh baya itu sangat terkejut saat mendengar Bu Tika menyebut nama Aina. Memang sebelumnya Bu Rahma bahkan sudah merestui jika Aina bersama Damar. Hanya saja dia sedikit terkejut saat mendengar penjelasan Bu Tika tadi.Bu Tika tampak mengernyitkan alis memandang Bu Rahma dengan tatapan penuh tanya.“Iya, Aina. Apa kenal?”Bu Rahma hanya tersenyum tanpa memberi jawabab. Sesekali matanya melirik Fakhri. Fakhri tampak terdiam dan kini sudah menundukkan kepala. Samar Bu Rahma melihat wajah putra semata wayangnya itu berubah muram. Fakhri pasti juga shock mendengar hal ini.“Orangnya cantik, rambutnya hitam di bawah bahu, senyumnya menawan, sikapnya pun sangat sopan dan ramah. Aku suka sekali dengannya. Dia … .”Bu Tika kembali meneruskan ceritanya tentang Aina tanpa memperhatikan perubahan reaksi Bu Rahma dan Fakhri. Sepertinya wanita paruh baya itu terpesona dengan Aina.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 121 Memperbaiki Hubungan

    “Saya tidak pergi, Bu. Saya hanya ---”Aina menjeda kalimatnya saat matanya tiba-tiba bertemu dengan netra coklat Fakhri. Aina buru-buru memalingkan wajah menghindar dari tatapan Fakhri. Fakhri terdiam, menunduk sambil menahan rasa yang bergejolak di dadanya. Ia tahu Aina masih membencinya dan tatapan mata Aina masih sama seperti terakhir kali bertemu.“Kalau tidak pergi. Ayo, duduk!! Kita sarapan dulu.” Suara Bu Rahma kembali menginterupsi lamunan Aina.Awalnya Aina masih bergeming di posisinya, tapi dia juga tidak enak sendiri. Perlahan Aina berjalan kemudian duduk di kursi makan bersebelahan dengan Zafran. Namun, sayangnya, posisi Aina kini malah berhadapan dengan Fakhri.Entah mengapa suasana meja makan pagi ini terlihat tegang. Hanya Bu Rahma dan Zafran yang tampak menikmati sarapan pagi. Sementara dua orang lainnya sibuk dengan ego mereka masing-masing.“Zafran mau pudding untuk pencuci mulut?” tawar Bu Rah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 122 Ancaman Wulan

    “WULAN!! Kamu apa-apaan?” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut begitu melihat kehadiran Wulan yang tiba-tiba di rumah ibunya. Memang kemarin Fakhri sempat bilang hendak ke rumah Bu Rahma, tapi dia tidak bilang hendak menginap di sana. Selama ini Fakhri sudah tidak peduli dengan Wulan dan tak pernah berpamitan ke manapun ia pergi.Namun, tanpa sepengetahuan Fakhri. Semalam Wulan mendatangi apartemen Fakhri. Dia sangat terkejut saat tahu apartemen Fakhri kosong. Wulan menunggu semalaman, tapi Fakhri tak kunjung datang. Pagi ini dia memutuskan datang ke rumah Bu Rahma, tak disangka malah bertemu Fakhri sedang berbincang dengan Aina.“Jadi benar dugaanku, kamu sudah menemuinya secara diam-diam di belakangku, Mas!!”Mata Aina membola dengan wajah yang tegang menatap Wulan. Lagi-lagi istri Fakhri ini menuduhnya yang tidak-tidak. Aina sungguh menyesal datang ke rumah Bu Rahma pagi ini.“Kamu salah paham, Wulan. Aku dan Aina ga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 266 Hampir Saja

    “Reza? Ada hubungan apa dia dengan Wulan?” tanya Fakhri.Baru tadi pagi Fakhri bertemu Reza dan sekarang dia sudah mendapat kabar jika Reza membantu memindahkan Wulan ke rumah sakit pusat kota.Robby tidak menjawab hanya mengendikkan bahu sambil mengaduk es jeruknya.“Entahlah …, tapi katanya mereka sempat pacaran usai kamu putus dengan Wulan. Bisa jadi Reza sengaja datang untuk menolongnya. Bagaimanapun dia masih mencintai Wulan.”Fakhri tersenyum hambar sambil menggelengkan kepala. Melihat reaksi Fakhri, membuat Robby penasaran.“Kenapa reaksimu seperti itu? Kamu tidak terlihat terkejut dengan kehadiran Reza.”Fakhri berdecak. “Aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi, bahkan dia menawarkan sebuah kerja sama denganku. Kelihatannya kerja samanya menguntungkan dan aku putuskan untuk bergabung dengannya.”Robby terperangah kaget mendengar penjelasan Fakhri.“Gila!! Di

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 265 Info Dari Robby

    “Semua baik-baik saja kan, Mas?” tanya Aina.Fakhri melihat Aina sedang mendongak menatapnya. Mereka sudah berdiri di depan lift yang masih tertutup saat ini. Kemudian sebuah senyuman terukir dengan indah di raut tampan Fakhri.“Iya, baik-baik saja, kok.”Aina tersenyum lega kemudian sudah melenggang masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka. Fakhri mengikuti dan sama seperti tadi, pria tampan itu terus merangkul bahu Aina. Tak lama mereka sudah berjalan keluar kantor menuju mobil Fakhri. Sepanjang perjalanan senyum lebar terus terlihat di wajah keduanya.Tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka dari dalam mobil. Seorang pria berwajah manis berkulit sawo matang menatap penuh cemburu dari balik kacamata hitamnya.“Siapa sebenarnya wanita itu?” gumam pria itu yang tak lain Reza, “apa dia mantan istrinya Fakhri?”Reza terdiam dengan jari yang mengetuk dagu. Matanya masih menatap jauh ke depan memperhatikan mobil Fakhri yang mulai berjalan meninggalkan gedung perkanto

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

    “Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 261 Ada Suka, Masih Ada Duka

    “Heh??” gumam Fakhri.Pria tampan itu terkejut saat mendengar ucapan Aina. Ia tidak menduga jika Aina akan berkata seperti ini. Apa mungkin penantiannya untuk bisa kembali rujuk akan terwujud?Aina tersenyum sambil mempererat genggamannya dan menatap Fakhri dengan lembut.“Aku bersungguh-sungguh. Aku ingin memberimu kesempatan.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan mata coklatnya yang berbinar indah. Tanpa banyak bicara, Fakhri mendekat, menarik dagu Aina dan langsung mencium bibirnya.Aina gelagapan mendapat serangan dari mantan suaminya. Namun, ia tidak menolak. Dengan rileks, Aina melingkarkan tangannya di leher Fakhri dan meneruskan pagutan mereka.Entah berapa lama mereka saling berbagi saliva, yang pasti keduanya kini tampak terdiam dengan bibir yang memerah. Sesekali terdengar desah napas memburu dari keduanya. Meski pagutan mereka sudah terurai, tapi keduanya masih bergeming dengan kening yang mene

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status